BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1 BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bagi para pemerhati manajemen dan akuntansi. Schiper (2009) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi 2013)

BAB I pihak - pihak yang memiliki kepentingan antara pemilik dan manajemen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi untuk memperoleh laba yang maksimal demi memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I perusahaan dan arus kas masa depan. Informasi laba harus terlihat baik guna

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

PT Katarina Utama Tbk ( RINA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam. total saham, dengan harga penawaran Rp per lembar saham.

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. mendapatkan manfaat privat manajer atau meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan menyusun laporan keuangan sebagai bukti

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kinerja seseoarang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan bentuk dari pertanggungjawaban

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan. aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba (earning management) sering kali dianggap negatif oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Manajemen juga

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

P, 2016 PENGARUH BONUS PLAN, DEBT COVENANT DAN FIRM SIZE TERHADAP MANAJEMEN LABA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pengungkapan dan penyajian informasi secara akurat sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terkandung di dalamnya tidak menampilkan informasi yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Peningkatan kinerja. yang dapat diamati dari adanya pergerakan harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB I PENDAHULUAN. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui. informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelemahan. Wild et al. (2003) mengkritik bahwa akuntansi akrual

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek

BAB I PENDAHULUAN. distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. tambahan modal bagi perusahaan yang telah berada pada tahapan start up, karena

BAB I PENDAHULUAN. modal bagi perusahaan yang berada pada tahapan start up, karena pada tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses audit, seorang auditor salah satu kewajibannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan era globalisasi di Indonesia saat ini, banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan investor dalam menilai kinerja perusahaan yang go public. Menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. pembuat keputusan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. corporate governance. Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penipuan dan skandal keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Toshiba,

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholder. Adapun tujuan perusahaan antara lain untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian dewasa ini yang penuh dengan perubahan dan semakin kompetitif, perusahaan dan lembaga keuangan dituntut dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan. Selain itu, perusahaan juga harus menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Menurut singgih dkk (2010) Laporan keuangan menjadi sarana informasi yang diperlukan bagi pihak internal maupun pihak eksternal sebagai pertimbangan pengambilan keputusan, sehingga laporan keuangan yang telah diaudit merupakan suatu informasi penting dan akan dipublikasikan sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor dan kreditor, selain pihak-pihak yang berkepentingan lainnya seperti pemerintah dan masyarakat (Pradhana, 2013). Fitriyani dkk (2012) menyatakan pihak manajemen memiliki perbedaan kepentingan dengan pemilik perusahaan. Manajemen menginginkan penilaian kinerja yang baik yang ditunjukan dengan perolehan laba yang terus meningkat sehingga dapat meningkatkan insentif mereka, sedangkan pemilik perusahaan menginginkan manajemen dapat menjamin kepentingan mereka dan adanya peningkatan laba sebagai indikasi adanya pengembalian modal yang telah ditanamkan. Dengan adanya perbedaan ini sehingga menimbulkan tindakan untuk pengelolaan laba perusahaan. Healy dan Whalen (1999) memberikan alasan perusahaan melakukan manajemen laba meliputi ekspektasian dan penilaian pasar modal, kontrak dengan anggota akuntansi dan regulasi pemerintah. Sedangkan menurut Wibisono (2004) tindakan manajemen

laba sering dilakukan dengan cara menggeser pendapatan periode yang akan datang ke pendapatan periode sekarang atau menggeser periode yang sekarang ke periode yang akan datang. Laba menjadi penting karena banyak pihak yang menggunakannya sebagai tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja perusahaan (Dechow, 1994). Informasi laba ini sering menjadi target rekayasa tindakan manipulasi laba untuk memaksimumkan kepuasan manajer, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Hal ini berarti selama ada perbedaan antara pemilik dan manajemen, tindakan manajemen laba akan selalu terjadi. Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui antara lain Enron (2001), Merck (2001), World Com (2002), dan perusahaan lain khususnya di Amerika Serikat. Di Indonesia pun pernah terjadi tindakan earnings management, seperti PT Kimia Farma Tbk (2001) yang melakukan manipulasi penjualan, PT. Lippo Tbk (2002) yang menerbitkan laporan ganda dan PT Kereta Api Indonesia (2005) yang melakukan manipulasi laporan keuangan. Para akuntan publik, auditor internal perusahaan dan aparat penegak hukum sering tidak mampu mendeteksi teknik-teknik creative accounting ini. Kasus penyimpangan dana keuangan juga pernah terjadi pada PT. Katarina Utama Tbk (RINA) yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pemasangan, pengujian, dan uji kelayakan produk dan peralatan telkomunikasi. Pada Agustus 2010 lalu, salah satu pemegang saham Katarina, PT Media Intertel Graha (MIG), dan Forum Komunikasi Pekerja Katarina (FKPK) melaporkan telah terjadi penyimpangan dana hasil IPO yang dilakukan manajemen RINA. Dana yang sedianya akan digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja, serta menambah kantor cabang, tidak digunakan sebagaimana mestinya. Hingga saat ini manajemen perseroan belum melakukan realisasi sebagaimana mestinya. Dari dana hasil IPO

sebesar Rp. 33,66 miliar, yang direalisasikan oleh manajemen ke dalam rencana kerja perseroan hanya sebesar Rp. 4,62 miliar, sehingga kemungkinan besar adalah telah terjadi penyelewengan dana publik sebesar Rp. 29,04 miliar untuk kepentingan pribadi. Selain itu, Katerina diduga telah memanipulasi laporan keuangan audit tahun 2009 dengan memasukan sejumlah piutang fiktif guna memperbesar nilai aset perseroan (Syaif, 2010). PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) merupakan salah satu dari tiga perusahaan Grup Bakrie yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan atas sumber daya minyak, gas bumi dan mineral. Pada tahun 2011 lalu kasusnya mencuat, BUMI diduga telah melakukan penyelewengan pajak sebesar Rp 376 miliar, dari total ketiga perusahaan sebesar Rp 2,1 triliun. Kasus ini kembali ramai dibicarakan publik terkait pengakuan Gayus H. Tambunan tersangka korupsi pencucian uang di tiga perusahaan Grup Bakrie yang diduga menyetor US$ 7 juta atau sekitar Rp 65 miliar untuk membereskan persoalan tunggangan pajak mereka (Nugroho,2014). Penelitian empiris mengenai manajemen laba telah menemukan bahwa manajer telah bergeser dari manajemen laba akrual ke manajemen laba riil. Gunny (2005), Graham et al (2005), Roychowdhury (2006), Zang (2006), Cohen et al (2008), serta Cohen dan Zarowin (2008) menemukan bahwa manajer sudah bergeser menjauh dari manajemen laba akrual menuju ke manajemen laba riil setelah periode Sarbanes-Oxley Aet (SOX). Pergeseran dari manajemen laba akrual ke manajemen laba riil ini menurut Roychowdhury (2006) disebabkan karena: pertama, manipulasi akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian auditor atau regulatory scrutiny dibanding dengan keputusan keputusan riil, seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi. Kedua, mengandalkan pada manipulasi akrual saja membawa risiko. Hal ini disebabkan karena, jika realisasi akhir tahun yang defisit antara laba yang tidak

dimanipulasi dengan target laba yang diinginkan melebihi jumlah yang dimungkinkan untuk memanipulasi akrual setelah akhir periode fisikal maka laba yang dilaporkan akan turun dari target sehingga strategi berbasis akrual yang digunakan menjadi lemah. Jika target laba yang diinginkan tidak tercapai maka manajer dianggap tidak mempunyai kinerja yang baik sehingga kesempatan mendapatkan kompensasi akan hilang atau bahkan bisa berujung pada pemecatan manajer. Menurut (Ferdawati, 2009) melakukan manipulasi melalui aktivitas riil, merupakan jalan aman untuk mencapai target laba karena bisa dilakukan disepanjang periode operasi perusahaan sehingga kemungkinan laba kurang dari target bisa ditiadakan. Hal ini dikuatkan oleh (Fitriyani dkk, 2012) yang memberi bukti bahwa manajemen laba riil sulit dideteksi karena manipulasi ini terjadi sepanjang periode akuntansi dengan tujuan spesifik yaitu memenuhi target laba tertentu, menghindari kerugian dan mencapai target analyst forecast. Sedangkan menurut (Gunny, 2005) manajemen laba dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu: fraudalent, accruals management dan real earnings management. Dalam studi Roychowdhury (2003) memberi bukti bahwa manajemen laba dapat dilakukan dengan cara manipulasi akrual murni (accrual earnings management). Hal ini dilakukan melalui discretionary accrual atau dengan cara manipulasi aktivitas riil (real earnings management). Hal ini terjadi karena manajemen laba riil bisa tidak dapat dibedakan dari keputusan bisnis optimal dan lebih sulit untuk dideteksi, meskipun biayabiaya yang digunakan dalam aktivitas tersebut secara ekonomis siginifikan bagi perusahaan. Studi Ardiati (2003) dan Herawaty (2008), menggunakan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi. Dalam Ardiati (2003) kualitas audit merupakan variabel pemoderasi antara pengaruh manajemen laba terhadap return saham. Ardiati (2003) membuktikan pengaruh manajemen laba dan return saham lebih besar untuk perusahaan yang diaudit KAP Big 5

daripada perusahaan yang diaudit KAP non Big 5. Sedangkan Herawaty (2008) menggunakan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi antara earnings management dan nilai perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa earnings management yang positif dapat diperlemah dengan adanya Audit oleh KAP Big 4 dan kualitas audit merupakan variabel pemoderasi antara earnings management dan nilai perusahaan. Selanjutnya Chen et al (2005) yang dikutip dalam Hakim (2014), yang meneliti tentang hubungan antara kualitas auditor dengan manajemen laba menemukan bahwa klien dari KAP non big four melaporkan nilai discretionary accrual yang lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh klien dari KAP big four. Hasil penelitian ini sesuai dengan Sanjaya (2008) yang menyatakan bahwa KAP big four yang memiliki kualitas auditor yang berpengalaman dan jam terbang tinggi dapat mencegah manajemen laba. Hal ini didukung oleh pernyataan De Angelo (1981) yang menjelaskan bahwa auditor big four memberikan kualitas audit lebih baik dibandingkan auditor non big four, serta didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2014) yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani dkk (2012) yang meneliti tentang pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi yang terdaftar di BEI. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dalam hal periode waktu penelitian dan populasi perusahaan dengan data terbaru. Atas dasar tersebut judul penelitian yang akan diajukan adalah : Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Kualitas Audit Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraikan di atas, maka masalah pokok yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Apakah manajemen laba riil dan manajemen laba akrual berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014? 2. Apakah secara simultan kualitas audit dapat memoderasi pengaruh antara manajemen laba (baik laba riil maupun akrual) terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014? 3. Apakah secara parsial kualitas audit dapat memoderasi pengaruh antara manajemen laba riil terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014? 4. Apakah secara parsial kualitas audit dapat memoderasi pengaruh antara manajemen laba akrual terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1. Manajemen laba riil dan manajemen laba akrual berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 2. Secara simultan kualitas audit dapat memoderasi pengaruh antara manajemen laba (baik akrual maupun riil) terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 3. Secara parsial kualitas audit dapat memoderasi pengaruh antara manajemen laba akrual terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014. 4. Secara parsial kualitas audit dapat memoderasi pengaruh antara manajemen laba riil terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : a. Penulis : Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman dalam bidang audit. b. Perusahaan : Dapat memberikan kontribusi praktis Kantor Akuntan Publik dan profesi untuk merencanakan program profesional dan praktik manajemen untuk mendorong pekerjaan audit yang berkualitas. c. Penelitian Selanjutnya : Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian yang selanjutnya, serta menambah wacana keilmuan di bidang auditing terutama mengenai pengaruh manajemen laba terhadap kinerja perusahaan dengan kualitas audit sebagai variabel pemoderasi. d. Pihak lain : Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi, khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014 melalui website resmi BEI yakni www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Penelitian ini dilaksanakan sejak Maret 2015 sampai dengan 12 september 2015.