PRIHATIN SETIYANINGSIH

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLA VOLI PADA SISWA PUTERA EKSTRAKURIKULER MA DARUL MA ARIF PRINGAPUS KAB

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI SISWA PUTRA SMA PAWIYATAN DAHA KEDIRI TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari di dunia. Permainan ini bisa dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

TESIS. Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Teknologi Pendidikan. Oleh : SLAMET SUWONDO NIM. S.

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua kelompok yang akan saling bertanding, dimana setiap kelompok

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SKRIPSI. Oleh: Cahya Kusuma Padi NIM

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang di Indonesia.Permainan bolavoli dikenal di Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sarana rekreasi, pendidikan, prestasi, dan kesehatan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan yang diharapkan, maka semakin cakap orang tersebut

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

BAB I PENDAHULUAN. passing, smash, dan block (membendung). Penguasaan kelima teknik dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

FAIZAL HAQI NUSANTORO NPM

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI SISWA PUTRA SMP NEGERI 1 PAPAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KETEPATAN SERVIS ATAS PADA CLUB BOLAVOLI PUTRI PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2016 ARTIKEL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETEPATAN SMASH PADA KLUB BOLA VOLI PUTRI JUNIOR TULUNGAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melambungkan bola sebelum bola tersebut menyentuh lantai (volleying)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB II KAJIAN TEORI. sampai pada ketinggian 243 cm dari bawah ( kusus anak laki-laki ), untuk

Oleh : SASONO AJI NUGROHO NPM:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek.

I Made Suarsana, Addriana Bulu Baan. Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Ketepatan Smash dalam Permainan Bola Voli Club Sigma Palu

PENGARUH MODIFIKASI LATIHAN LOMPAT BALOK DAN LATIHAN BOLA GANTUNG TERHADAP KEMAMPUAN SMASH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE ATAS PERMAINAN BOLA VOLI. Awang Roni Effendi

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Bola voli merupakan suatu cabang olahraga yang berasal dari permainan

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR FKIP UNP Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. tingkat anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun wanita. Pada awal

Journal of Physical Education, Health and Sport

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETEPATAN SMASH PADA KLUB BOLA VOLI PUTRI JUNIOR KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

HUBUNGAN TINGGI RAIHAN DENGAN KETEPATAN SMASH OPEN ATLET BOLA VOLI PUTRA KLUB YUSO SLEMAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : FERY SENJA PRASETYO NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, setelah sepak bola.( Http//guruolahragaku.blogspot.com.materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL SMASH

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran akan berlangsung baik hingga mencapai hasil yang baik pula.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Menurut Nitisemito (dalam jurnal 2010), mendefinisikan latihan atau training

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

KONTRIBUSI TINGGI BADAN DAN TINGGI LOMPATAN TERHADAP SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI KLUB LAVENDOS VC KECAMATAN JAYA KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2016

Transkripsi:

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN DENGAN HASIL SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA PUTERA EKSTRAKURIKULER SMP NEGERI 9 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang Oleh : PRIHATIN SETIYANINGSIH 6301906022 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA 2007

S A R I Prihatin S., 2007. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan dengan Hasil Servis Bawah Bola Voli Pada Siswa Putera Ekstrakurikuler SMP Negeri 9 Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Kata Kunci : Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan dan Hasil Servis Bawah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1) apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah, 2) apakah ada hubungan antara panjang lengan dengan hasil servis bawah, 3) apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah, dan 4) apakah ada sumbangan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah. Metode penelitian menggunakan survei dengan teknik tes. Hipotesis penelitian adalah : 1) Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah, 2) Ada hubungan antara panjang lengan dengan hasil servis bawah, 3) Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah dan 4) Ada sumbangan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putera kelas IX SMP N 9 Semarang yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Variabel penelitian meliputi variabel bebas (prediktor) terdiri dari 1) kekuatan otot lengan (X 1 ), 2) panjang lengan (X 2 ), dan variabel tergantung (kriterium) atau Y adalah hasil servis bawah. Populasi penelitian sebanyak 30 orang, dengan menggunakan teknik total sampling diperoleh sampel sebanyak 30 orang. Data kemampuan penelitian diolah menggunakan teknik regresi tunggal dan regresi ganda menggunakan program SPSS versi 10, menggunakan taraf signifikansi 5 %. Hasil analisis data penelitian dengan uji F untuk rx 1 -Y = 10,811 Ftabel 4,20 atau signifikansi 0,003; uji F untuk rx 2 -Y = 4,880 Ftabel 4,20 atau signifikansi 0,036; dan rx 12 -Y = 7,773 Ftabel 3,25 atau signifikansi 0,002, dan sumbangan rx 12 terhadap Y sebesar 36,5%. Berdasar hasil uji F tersebut dapat disimpulkan 1) Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah, 2) Ada hubungan antara panjang lengan dengan hasil servis bawah, 3) Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah dan 4) Ada sumbangan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan terhadap hasil servis bawah. Berdasar pada simpulan kemampuan penelitian ini, disarankan kepada para guru sekolah SMP Negeri 9 Semarang, bahwa dalam pelatihan hasil servis bawah aspek kekuatan otot lengan dan panjang lengan, dapat dijadikan sebagai materi pendukung didalam penyusunan program latihan pada siswa, agar proses pelatihan melakukan servis bawah yang dilakukan dapat berhasil guna dan berdaya guna. ii

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada : Hari : Jum at Tanggal : 27 April 2007 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping Drs. Nasuka, M. Kes. Drs. Margono, M. Kes. NIP. 131485010 NIP. 131571553 Mengetahui : Ketua Jurusan PKLO FIK UNNES Drs. Wahadi, M. Pd. NIP. 131571551 iii

HALAMAN PENGESAHAN Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, pada : Hari : Senin Tanggal : 7 Mei 2007 J a m : 13.00 WIB Tempat : Ruang Ujian PKLO 1 Panitia Ujian Ketua, Sekretaris, Drs. Sutardji, MS. Drs. Wahadi, M. Pd. NIP. 130523506 NIP. 131571551 1. Drs. Joko Hartono, M. Pd. NIP. 131415251 2. Drs. Nasuka, M. Kes. NIP. 131485010 3. Drs. Margono, M. Kes. NIP. 131571553 iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (urusan dunia) maka bersungguh sungguhlah (dalam beribadah), dan hanya kepada Tuhan mu lah berharap (QS.Al - Insyirah ayat 6 8 ) PERSEMBAHAN : Skripsi ini kupersembahkan kepada : Ayahanda Warsono dan Ibunda Mursiam, Suamiku Mas Aji dan anakku Fajar, Djalu, Asa tercinta, Sahabat sahabatku seperjuangan jurusan PKLO FIK UNNES, dan Almamaterku Universitas Negeri Semarang. v

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dalam rangka menyelesaikan studi Strata - 1 di FIK UNNES. Pada kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi. 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang telah memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES. 4. Drs. Nasuka, M.Kes., dan Drs. Margono, M. Kes. selaku pembimbing yang banyak memberikan bimbingan sehingga penulisan ini berjalan lancar. 5. Kepala Sekolah dan teman-teman guru SMP Negeri 9 Semarang, yang telah memberikan ijin dan kemudahan kepada penulis untuk mengambil data penelitian. 6. Bapak dan Ibu Dosen FIK UNNES jurusan Kepelatihan Olahraga yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh studi. 7. Seluruh Siswa SMP Negeri 9 Semarang karena dengan segala kesadarannya mau menjadi sampel penelitian. 8. Teman-teman Jurusan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Harapan penulis semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara berikan kepada penulis mendapat ridlo dari Allah SWT dengan kebaikan yang berlebih. Amin. vi Semarang, April 2007 Penulis

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. SARI.. HALAMAN PERSETUJUAN.. HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.... 1.2. Permasalahan...... 1.3. Penegasan Istilah...... 1.4. Tujuan Penelitian..... 1.5. Manfaat Penelitian...... BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori.... 2.1.1. Teknik Permainan Bola Voli... 2.1.2. Jenis-jenis Servis... 2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Servis Bola Voli... 2.1.3.1 Kekuatan Otot Lengan....... 2.1.3.2 Panjang Lengan... 2.1.4. Hasil Servis Bawah Bola Voli... 2.2. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN..... 3.1. Populasi...... 3.2. Sampel dan Teknik Sampling......... i ii iii iv v vi vii ix x xi 1 1 7 8 11 11 13 13 13 19 19 22 23 30 31 32 33 33 34 vii

3.3. Variabel...... 3.4. Desain Penelitian........ 3.5. Teknik Pengumpulan Data... 3.6. Prosedur Penelitian... 3.7. Tes Servis Bola Voli... 3.8. Analisis Data... BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 4.1. Hasil Penelitian.. 4.1.1. Diskripsi Data... 4.1.2. Persyaratan Uji Analisis Regresi... 4.1.3. Uji Hipotesis... 4.2. Pembahasan..... BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan.. 5.2. Saran..... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 35 35 36 36 38 43 45 45 45 47 51 53 56 56 56 58 60 viii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Diskripsi Data Kekuatan Lengan...... 2. Diskripsi Data Panjang Lengan... 3. Diskripsi Data Hasil Servis Bawah Bola Voli... 4. Uji Normalitas Data.... 5. Uji Homogenitas Varians Data... 6. Rangkuman Uji Linieritas Data Penelitian Menggunakan Anava... 7. Rangkuman Uji Keberartian Model Garis Regresi Variabel Penelitian Menggunakan uji t... 8. Ringkasan Hasil Analisis Regresi antara Kekuatan Otot Lengan dan Panjang Lengan dengan Hasil Hasil servis bawah... 46 46 47 48 48 49 50 46 ix

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Persiapan Servis Bawah... 2. Eksekusi... 3. Gerakan Lanjutan... 4. Desain Penelitian... 5. Alat Push and Pull Dynamometer... 6. Alat Anthropometer... 7. Petak Sasaran Servis Bola Voli Laveage... 8. Bagan Langkah-langkah Pelaksanaan Tes dan Pengukuran... 19 20 21 35 39 40 42 43 x

LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Data Nama Sampel dan Hasil Pelaksanaan Tes... 2. Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Data Penelitian... 3. Uji Regresi Tunggal....... 4. Uji Regresi Ganda....... 5. Foto Anggota Sampel Penelitian 6. Instrumen Tes... 7. SK Pembimbing Skripsi... 8. Surat Keterangan Penelitian... 56 57 58 61 62 64 71 72 xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Seiring dengan kemajuan ilmu serta teknologi, kegiatan olahraga di Indonesia khususnya cabang bola voli mengalami perkembangan yang pesat. Semua ini tidak lepas dari perhatian pemerintah di bidang olahraga, hal ini terbukti dengan keikutsertaan Indonesia dalam pertandingan-pertandingan di tingkat regional, nasional ataupun internasional. Keikutsertaan tim bola voli di Indonesia di tingkat internasional dengan prestasi kurang menggembirakan. Pemerintah Indonesia dewasa ini sedang giat melaksanakan berbagai program pembangunan, diantaranya adalah bidang olahraga. Bidang olahraga mendapat perhatian serius terutama sekali pada upaya penyelenggaraan dan pembinaan atlet agar dapat berprestasi. Hal ini dapat terwujud karena adanya kerjasama yang baik antara lembaga-lembaga pemerintah, masyarakat, dan instansi terkait. Berkaitan dengan hal tersebut, bola voli sebagai salah satu cabang olahraga permainan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat. Permainan dilakukan dengan jalan melambungkan bola sebelum bola jatuh ke tanah (volleying). Bola voli menjadi cabang olahraga permainan yang menyenangkan karena dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi yang mungkin timbul di dalamnya, dapat 1

2 dimainkan dengan jumlah pemain bervariasi seperti voli pantai dengan jumlah pemain 2 orang, dan permainan dengan jumlah 6 orang yang biasa digunakan. Alasan lain yang menyenangkan adalah dapat dimainkan dan dinikmati berbagai usia dan tingkat kemampuan, dapat dimainkan di segala bentuk lapangan seperti rumput, kayu, pasir, ataupun permukaan lantai buatan, dapat dilakukan di dalam ataupun di luar gedung (Viera dan Fergusson,1996:1). Banyaknya pendirian perkumpulan bola voli, diharapkan dapat menumbuhkan persaingan yang sehat untuk meraih prestasi. Hakekat permainan bola voli adalah kegiatan jasmani yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri dan orang lain, yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara ksatria sehingga merupakan sarana pendidikan pribadi yang ampuh menuju peningkatan kualitas hidup yang lebih luhur, dimaksudkan bahwa dalam kegiatan kesegaran jasmani seseorang atau atlet diharuskan memiliki rasa percaya diri, tanpa mengharapkan bantuan orang lain dan sportif sesuai dengan apa yang diperoleh dalam pertandingan. Menurut Suharno HP yang dikutip oleh Sarnam mengatakan bahwa, bermain bola voli harus mendatangkan kegembiraan, kesenangan dan kebahagiaan hidup bagi orang yang melakukannya, manusia hidup pada dasarnya mencari kebahagiaan lahir dan batin baik di dunia dan di akherat. Takaran kebahagiaan di alam fana sangatlah subyektif, lewat bermain bola voli pun manusia dapat mencari kepuasan lahir dan batin. Permainan bola voli adalah suatu alat untuk mendidik manusia dalam usahanya menyempurnakan kualitas diri sebagai khalifah Allah di bumi. Diharapkan seorang pemain bola voli dapat tumbuh dan berkembang selaras, serasi dan seimbang antara

3 fisik, fikir, sikap mental sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional bangsa Indonesia. Pembinaan serta pengembangan olahraga sebagai bagian dari usaha peningkatan kesehatan jasmani dan rohani. Seluruh masyarakat guna pembentukan watak, disiplin dan sportifitas dan pengembangan prestasi olahraga dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Peningkatan prestasi olahraga untuk menuju pencapaian sasaran yang diharapkan dalam pembinaan olahraga diperlukan proses dan waktu yang lama. Di sekolah permainan bola voli dijadikan suatu kegiatan belajar dan dapat dilakukan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di waktu senggang, kini bola voli tidak hanya sebagai rekreasi, namun sudah menjadi bagian dari olahraga pendidikan. Sebagai olahraga pendidikan selain sebagai sarana pencapaian tujuan pendidikan, hal yang utama adalah sebagai penunjang pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, dan berperan dalam pembentukan kerjasama pada anak, serta pembinaan sportifitas dan pengembangan sifat-sifat lainnya. Semangat bertanding dan pembentukan mental dapat dikembangkan melalui pertandingan antar kelompok, antar kelas dan antar sekolah. Sekolah juga dilengkapi dengan kurikulum pendidikan jasmani di dalamnya memuat pembelajaran olahraga bola voli sebagai kurikulum wajib. Faktor-faktor kelengkapan yang harus dimiliki seseorang bila ingin mencapai prestasi yang optimal yaitu : 1) pengembangan fisik, 2) pengembangan teknik, 3) pengembangan mental, dan 4) kematangan juara. Kemudian faktor-faktor penentu

4 pencapaian prestasi olahraga meliputi aspek biologis terdiri dari : 1) potensi atau kemampuan dasar tubuh yang meliputi kekuatan, kecepatan kelincahan tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan kesehatan olahraga, 2) fungsi organ tubuh yang meliputi daya kerja jantung, daya kerja pernafasan, daya kerja panca indera, 3) struktur dan postur tubuh yang meliputi ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan bentuk tubuh, dan 4) gizi yang meliputi jumlah makanan yang cukup, nilai makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi makanan. Pembinaan yang dilakukan dalam pelaksanaan latihan, terkadang kurang seimbang dalam pemberian materi antara keterampilan teknik dasar bermain ataupun latihan kondisi fisik. Diumpamakan jika kedua hal tersebut dibandingkan, perbandingkan latihan yang tidak seimbang akan berpengaruh pada saat tampil dalam pertandingan maupun dalam hasil akhir program, sehingga harapan untuk meraih kemenangan kemungkinan kecil. Untuk itulah dalam upaya peningkatan prestasi olahraga perlu diusahakan pembinaan yang terarah dan berkelanjutan lewat pemanduan bakat, pembibitan, pendidikan serta pelatihan olahraga yang didasarkan pada ilmu pengetahuan secara efektif dan efisien sebagai sarana, mencapai prestasi optimal. Seperti halnya penulis menggambarkan keadaan siswa putra SMP Negeri 9 Semarang yang gemar mengikuti bola voli di sekolah, rata-rata memiliki postur tubuh yang lumayan tinggi, sehingga memunculkan ide bagi penulis sebagai bahan penelitian. Sejauh mana kemampuan siswa putra SMP Negeri 9 Semarang dalam melakukan servis bawah bola voli dengan postur tubuh yang memadai. Perlu juga

5 diupayakan langkah-langkah nyata mulai dari perbaikan metode latihan, peningkatan sarana prasarana, penggunaan peralatan yang baik dan standar, perhatian masalah gizi, tes dan pengukuran dalam olahraga sampai pada perhatian terhadap tim dokter dan psikolog yang diperlukan. Kemampuan atlet bola voli perlu ditingkatkan. Unsur-unsur yang meliputi kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerjasama dan pengalaman dalam bertanding (M. Yunus) 1992:61). Sebagai faktor pendukung untuk mempercepat tercapainya tujuan permainan bola voli antara lain, faktor endogen dan pemain yang terdiri dari : 1) kesehatan fisik dan mental, 2) bentuk tubuh sesuai cabang olahraga yang diikuti, untuk cabang bola voli diharapkan yang tinggi dan atletis, 3) punya bakat untuk bermain bola voli yang meliputi kemampuan fisik, teknik, dan taktik, 4) dimiliki sikap mental yang baik seperti sosial, disiplin, tekun, kreatif bertanggung jawab dan berkemauan keras. Menurut M. Yunus (1992:13) bahwa syarat-syarat bibit pemain bola voli yang baik antara lain memiliki syarat fisik, yaitu kesehatan yang baik, tidak memiliki cacat tubuh, postur tubuh tinggi, memiliki unsur kondisi fisik yang baik (kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, koordinasi kelentukan, power) dan secara fisiologis memiliki kemampuan kerja otot yang baik. Menurut Suharno HP (1985:9) bahwa syarat-syarat dalam pembibitan sesuai tuntutan anatomi atau somatis yang lengkap, tinggi badan 180 cm ke atas untuk putra dan 160 cm ke atas untuk putri, ukuran tangan yang panjang dan ramping tetapi harus memiliki daya ledak yang tinggi untuk pukulan dan bola dalam smes.

6 Dijelaskan oleh M. Yunus (1992:62) permainan bola voli adalah permainan tempo cepat sehingga waktu untuk bermain sangat terbatas apabila tidak sesuai teknik dasar yang sempurna, akan dimungkinkan kesalahan yang lebih besar. Servis merupakan salah satu teknik dalam permainan bola voli. Pada mulanya servis merupakan pukulan awal untuk memulai suatu permainan, tetapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk memperoleh nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Karena, sangat penting teknik servis dalam bola voli maka perlu syarat tertentu sebagai modal dalam melakukan servis di antaranya memiliki kondisi fisik yang memadai berupa kekuatan dan kecepatan. Sebab, untuk melakukan servis yang baik harus mempunyai keterampilan khusus. Misalnya kecepatan gerak lengan ketika memukul bola, kekuatan otot lengan untuk tenaga, ayunan lengan agar bola mampu melaju cepat dan keras. Menurut Harsono (1988:176) kekuatan otot lengan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Panjang lengan merupakan bagian tubuh sepanjang lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan berakhir pada ujung jari tengah. Menurut Beutelstahl (2005:8) servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Dalam penelitian ini faktor kondisi fisik yang akan dikaji adalah kekuatan otot lengan dan panjang tangan. Namun tingkat kondisi fisik dan anatomis seseorang berbeda-beda. Sedangkan untuk memperoleh bibit pemain bola voli yang baik perlu diketahui seberapa besar hubungan faktor-faktor tersebut di atas ikut berpengaruh

7 terhadap hasil permainan bola voli khususnya dalam pelaksanaan servis bawah. Adapun alasan pemilihan judul penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.1.1 Permainan bola voli termasuk bahan pembelajaran dalam kurikulum pendidikan SMP. 1.1.2 Teknik servis merupakan salah satu faktor penting dalam permainan bola voli yang berfungsi untuk pukulan pertama dimulainya permainan dan serangan awal bagi suatu regu 1.1.3 Hasil servis bola voli dapat dipengaruhi oleh kekuatan otot lengan dan panjang lengan 1.2 Permasalahan Penelitian ini dilakukan karena tertarik dengan permasalahan yang ada dalam cabang olahraga bola voli khususnya pada siswa putra SMP Negeri 9 Semarang. Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang akan diungkap pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.2.1 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah bola voli pada siswa putra SMP Negeri 9 Semarang? 1.2.2 Apakah ada hubungan antara panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli pada siswa putra SMP Negeri 9 Semarang? 1.2.3 Apakah ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli pada siswa putra SMP Negeri 9 Semarang?

8 1.2.4 Apakah ada sumbangan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan pada siswa putra SMP Negeri 9 Semarang? 1.3 Penegasan Istilah Untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan semula dan agar dalam penelitian ini tidak terjadi salah penafsiran istilah, maka perlu adanya penegasan istilah yang meliputi : Menurut Ucup Yusup (2000 : 40) seperti dikutip Imam Afendi (2002 : 8), kekuatan otot yang domaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan otot lengan yang membangkitkan tegangan terhadap suatu beban. Sedangkan panjang lengan dilakukan dari sendi bahu (os acromion) sampai ke ujung jari tengah panjang lengan merupakan bagian tubuh sepanjang lengan atas, lengan bawah, telapak tangan dan berakhir pada ujung jari tengah. 1.3.1 Hubungan Menurut Depdikbud (1995 : 358), hubungan adalah keadaan berhubungan atau sangkut paut. Suharsimi Arikunto (1998 : 251). Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. 1.3.2 Kekuatan Otot Lengan Kekuatan atau strength adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan (Harsono, 1988 : 176). Kekuatan otot adalah

9 kemampuan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam penggunaan otot untuk penerimaan beban sewaktu bekerja. Sajoto (1995:8) memberikan definisi tentang kekuatan yaitu komponen kondisi fisik seseorang yang berkaitan dengan kemampuan mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dominan dan sangat dibutuhkan di hampir semua cabang olahraga. Pelaksanaan berbagai macam keterampilan atau aktivitas gerak khususnya dalam berolahraga atau bermain bola voli, membutuhkan adanya unsur kekuatan. Seorang pemain bola voli harus terlebih dahulu memiliki dasar-dasar kekuatan yang baik. Dasar kekuatan yang baik akan memudahkan pelaksanaan gerak baik didalam memukul maupun didalam menyongsong bola, melangkah dan atau meloncat, dan gerakan lain yang diperlukan dalam permainan bola voli seperti smes dan membendung. Hal ini semakin tampak jelas dengan manfaat yang diperoleh dari adanya kekuatan yang baik, yaitu untuk mempermudah mempelajari teknik-teknik permainan serta mencegah kemungkinan terjadinya cedera. 1.3.3 Panjang Lengan Panjang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah : 1) tidak pendek, lanjut; 2) selama, seluruh; 3) menurut (Poerwadarminta, 1976:708). Lengan adalah anggota badan dari pergelangan sampai ke bahu (Poerwadarminta, 1976:585).

10 Berdasar pada pengertian tersebut panjang lengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keberadaan panjang lengan yang diukur dari ujung jari tangan sampai dengan pangkal bahu, yang digunakan dalam melakukan pukulan servis bawah permainan bola voli pada siswa putra SMP Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2006/2007. 1.3.4 Hasil Menurut Depdikbud (1991 : 343), Hasil dapat diartikan sesuatu yang diadakan, pendapatan, perolehan, buah, akibat kesudahan pertandingan. Yang dimaksud hasil dari penelitian ini adalah nilai berupa angka yang diperoleh dari suatu usaha atau pukulan servis bawah bola voli yang dilakukan berdasarkan ketentuan atau peraturan dari PBVSI 1.3.5 Servis Bawah Menurut Beautelstahl (2005 : 8), servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Jadi servis bawah adalah teknik servis bahwa bola dipukul dari bawah. Servis dalam penelitian ini menggunakan servis bawah yaitu jenis servis bahwa pukulan bola dilakukan dari bawah, sedangkan hasil pukulan tersebut arah laju bolanya bebas. Berorientasi pada beberapa penegasan istilah tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah bola voli, hubungan panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli serta hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli pada siswa putra SMP Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2006/2007.

11 1.4 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan hasil penelitian yang akan dicapai, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1.4.1 Hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah bola voli 1.4.2 Hubungan antara panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli. 1.4.3 Hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli. 1.4.4 Untuk mengetahui seberapa sumbangan dari kekuatan otot lengan dan panjang lengan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dalam menunjang hasil pukulan servis bawah. 1.5 Manfaat Penelitian Secara umum manfaat yang dapat diambil dari hasil pelaksanaan penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi ilmiah dalam pelatihan cabang olahraga bola voli. Selain hal itu hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi pelatihan bola voli baik didalam memilih atlet, pengembangkan pola latihan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dasar permainan bola voli, agar latihan yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Adapun secara khusu, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.5.1 Guru pendidikan jasmani, pelatih dan atlet untuk pengembangan pembelajaran bola voli terutama tentang teknik servis bawah.

12 1.5.2 Guru pendidikan jasmani dalam upaya peningkatan kondisi fisik siswa yang berkaitan dengan calon calon pemain bola voli. 1.5.3 Guru pendidikan jasmani digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap faktor faktor yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan bermain bola voli.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teknik Permainan Bola Voli Menurut Suharno HP (1985 : 1), permainan bola voli adalah cabang olah raga beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing masing regu terdiri dari 6 orang pemain dan di setiap lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh menggunakan seluruh anggota badan. Maksud dan tujuan dari permainan ini adalah menjatuhkan bola di lapangan lawan melewai atas net dengan syarat pantulan sempurna dan bersih sesuai dengan peraturan. Permainan dimulai dengan pukulan bola servis. Bola harus dipukul dengan satu tangan ke arah lapangan lawan melewati net. Setiap regu dapat memainkan bola sampai tiga kali pantulan untuk dikembalikan (kecuali perkenaan bola saat membendung). Dalam permainan bola voli hanya regu yang menang satu rally permainan memperoleh satu angka, hingga salah satu regu menang dalam pertandingan dengan terlebih dahulu mengumpulkan minimal dua puluh lima angka dan untuk set penentuan lima belas angka. Menurut M. Yunus (1992 : 68), Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola 13

14 dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan peraturan yang berlaku dalam bola voli untuk mencapai hasil yang optimal. Sedangkan menurut Suharno HP (1979 : 11), Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola voli. Untuk meningkatkan prestasi bola voli, teknik ini erat sekali hubungannya dengan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi permainan bola voli. Penguasaan teknik dasar merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya suatu regu dalam suatu pertandingan di samping unsur unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Menurut Suharno HP (1979 : 11), Syarat penting dalam penguasaan teknik dasar bola voli mengingat hal hal sebagai berikut : 1) Hukuman terhadap pelanggaran permainan yang berhubungan dengan kesalahan dalam melakukan teknik. 2) Karena terpisahnya tempat antara regu yang satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada terjadinya adanya sentuhan badan dari permainan lawan, maka pengawasan wasit terhadap kesalahan teknik ini lebih seksama. 3) Banyaknya unsur unsur yang menyebabkan terjadinya kesalahan kesalahan teknik ini antara lain : membawa bola, menyenduk bola, mendorong bola, mengangkat bola, pukulan rangkap dan bola tertahan.

15 4) Permainan bola voli adalah permainan cepat, artinya waktu untuk memainkan bola sangat terbatas, sehingga penguasaan teknik yang tidak sempurna akan memungkinkan timbulnya kesalahan kesalahan teknik yang lebih besar. 5) Penggunaan taktik taktik yang tinggi hanya dimungkinkan kalau penguasaan teknik dasar dan tinggi dalam permainan bola voli sudah cukup sempurna. Berdasarkan syarat penguasaan teknik dasar bola voli, maka teknik teknik dasar permainan bola voli dapat dibedakan sebagai berikut : 2.1.1.1. Servis Menurut M. Yunus (1992 : 69), servis merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan permainan, teknik saat ini hanya sebagai permukaan permainan, tapi jika ditinjau dari sudut taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu berhasil meraih kemenangan. Dieter Beutelstahl (2005 : 8) servis adalah sentuhan pertama dengan bola. Mula mula servis ini hanya dianggap sebagai pukulan permulaan saja, cara melempar bola untuk memulai permainan. Tetapi servis ini kemudian berkembang menjadi suatu senjata yang ampuh untuk menyerang. Jadi teknik dasar ini tak boleh kita abaikan, dan harus kita latih dengan baik terus menerus. 2.1.1.2. Passing Menurut M. Yunus (1992 : 79), passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan.

16 Passing menurut M. Yunus (1992:122) adalah pengoperan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Muv Dumphy (1997:18) dalam bukunya mengatakan bahwa passing adalah proses pengoperan bola pada pengumpan tim anda biasa disebut dengan pass. Jadi jelaslah bahwa awal sentuhan bola oleh seorang pemain dalam permainan bola voli, untuk dioperkan kepada teman seregunya yang biasanya adalah pengumpan untuk selanjutnya dimainkan di lapangan sendiri yaitu diumpankan pada smasher untuk melakukan serangan terhadap regu lawan. Berdasar pada macam teknik dasar passing dalam permainan bola voli, maka teknik passing dibedakan meliputi teknik passing atas dan teknik passing bawah. 2.1.1.3. Umpan (Set Up) Menurut M. Yunus (1992 : 101), umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu, yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash. 2.1.1.4. Smash Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan (M. Yunus, 1992 : 108). Sedangkan menurut bola Bonnie Robinson (1993 : 28), smash atau spike adalah memukul bola ke bawah dengan kekuatan yang besar. 2.1.1.5. Bendungan (Block) Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan (M. Yunus, 1992 : 119). Berdasar pada berbagai macam teknik dasar

17 permainan bola voli tersebut, pukulan servis merupakan upaya pukulan bola ke dalam permainan oleh pemain belakang kanan yang berada di daerah servis. Servis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Servis pertama pada set pertama, begitu juga pad aset penentuan dilakukan oleh suatu regu yang ditentukan dengan undian. 2) Set yang lainnya akan dimulai oleh regu yang tidak giliran servis pertama pada set terdahulu. 3) Apabila regu yang menang dalam permainan (rally) akan berhak mendapatkan angka dan berhak mendapatkan giliran servis dengan melakukan rotasi letak permainan bergerak dari posisi kanan depan ke posisi kanan belakang. 4) Wasit pertama mengijinkan untuk dilakukan servis sesudah dicek bahwa kedua regu telah siap dimainkan dan juga server berada dalam posisi pegang bola. 5) Waktu melakukan servis bola harus dipukul dengan satu tangan atau salah satu bagian dari lengan sesudah bola dilambungkan dari tangan. 6) Pada saat melakukan servis, server tidak boleh terkena lapangan (termasuk garis akhir) atau lantai di luar batas daerah servis. 7) Server harus memukul bola dalam 5 detik sesudah wasit pertama meniup peluitya untuk dilakukan servis. 8) Apabila servis dilakukan sebelum wasit meniup peluit, servis tersebut dibatalkan dan diulangi lagi.

18 9) Apabila sesudah bola dilambungkan atau terlepas, server membiarkan jatuh di lapangan tanpa tersentuh bola tersebut, itu sebagai satu persiapanservis. 10) Sesudah satu kali dilakukan persiapan servis, wasit memberikan hak kembali dilakukan servis tanpa menunda waktu, dan server harus melakukan selama tiga detik berikutnya. 11) Hanya satu kali persiapan servis yang diperkenankan untuk setiap melaksanakan servis 12) Pemain dari regu yang melaksanakan servis tidak boleh menghalangi, melalui pentabiran (menutupi pandangan) dari pandangan server atau arah datangnya bola. 13) Merupakan kesalahan servis apabila : a. Kesalahan posisi servis (salah rotasi) b. Servis tidak dilakukan secara benar (tidak berada di daerah servis) c. Pelanggaran peraturan tentang persiapan servis 14) Merupakan kesalahan servis setelah bola dipukul apabila : a. Bola disentuh pemain sendiri ketika dilakukan servis atau gagal melewati bidang tegak lurus dari net b. Bola keluar c. Terlintas di atas pentabiran perorangan atau berkelompok 15) Bila server salah servis dan lawan salah posisi adalah kesalahan servis dikenakan sangsi.

19 16) Jika pelaksanaan servis benar, tetapi setelah kemudian servis tersebut menjadi salah (keluar dan sebagainya) kesalahan posisi tersebut yang diutamakan dan adalah dikenakan sangsi. 2.1.2. Jenis Jenis Servis 2.1.2.1 Servis Tangan Bawah Servis tangan bawah adalah servis yang dilakukan dengan cara memukul bola dari bawah. 2.1.2.2 Servis Tangan Atas Servis tangan atas adalah servis yang dilakukan dengan cara bola dipukul di atas kepala Menurut Suharno HP, (1985 : 19), servis adalah sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai suatu serangan yang pertama kali bagi suatu regu. Untuk memperoleh keseragaman gerak teknik servis, maka dalam penelitian ini hanya menggunakan servis bawah bola voli. Mengenai pelaksanaan servis bawah bola voli ditunjukkan pada gambar 1, gambar 2, gambar 3 di bawah ini.

20 Keterangan : 1. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai 2. Berat badan terbagi dengan seimbang 3. Bahu sejajar dengan net 4. Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah 5. Pegang bola di depan tubuh 6. Gunakan telapak tangan terbuka 7. Mata ke arah bola Keterangan : 1. Ayunkan lengan ke belakang 2. Pindahkan berat badan ke kaki belakang 3. Ayunkan lengan ke depan 4. Pindahkan berat badan ke kaki depan 5. Pukul bola dengan pergelangan tangan terbuka 6. Pukul bola pada posisi setinggi pinggang 7. Jatuhkan tangan anda yang memegang bola 8. Pukul bola pada bagian tengah belakang 9. Konsentrasi pada bola

21 Keterangan : 1. Ayunkan lengan ke arah bagian atas net 2. Pindahkan berat badan ke kaki depan 3. Bergerak ke lapangan pertandingan 2.1.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Servis Bola Voli Menurut Beautelstahl (2005 : 8), servis merupakan sentuhan pertama dengan bola, mula mula servis ini sebagai pukulan permulaan kemudian berkembang menjadi senjata yang ampuh untu menyerang. Servis sebagai awal dari permainan berkembang menjadi suatu teknik yang dapat digunakan untuk penyerangan. Berbagai macam cara digunakan agar bola hasil servis itu menjadi sulit untuk diterima oleh lawan. Cara untuk mempersulit bola servis pada dasarnya dengan : a) Kecepatan, kurve dan belak belok jalannya bola, Untuk memperoleh bola yang bervariasi ditentukan oleh : (1) Keras atau pelannya pukulan, (2) Tinggi atau rendahnya bola hasil pukulan, dan (3) Membuat bola berputar atau tidak berputar dan

22 melayang; b) Penempatan bola diarahkan kepada titik titik kelemahan lawan, misalnya arah depan, belakang atau samping. 2.1.3.1. Kekuatan Otot Lengan Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang. Kekuatan adalah kemampuan dari otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitasnya (Suharno, HP., 1985:24). Sajoto (1995:8) memberikan definisi tentang kekuatan yaitu komponen kondisi fisik seseorang yang berkaitan dengan kemampuan mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dominan dan sangat dibutuhkan di hampir semua cabang olahraga. Pelaksanaan berbagai macam keterampilan atau aktivitas gerak khususnya dalam bermain bola voli, seorang pemain harus terlebih dahulu memiliki dasar kekuatan yang baik. Dasar kekuatan yang baik akan memudahkan pelaksanaan gerak baik didalam memukul maupun didalam menyongsong bola, melangkah dan atau meloncat, dan gerakan lain yang diperlukan dalam permainan bola voli. Hal ini semakin tampak jelas dengan manfaat yang diperoleh dari kekuatan yang baik yaitu untuk mempermudah mempelajari teknik serta mencegah kemungkinan terjadinya cedera.

23 Kekuatan (tenaga) menurut hukum Newton ke-2 dinyatakan sebanding dengan massa atau berat (m) dan waktu percepatan atau akselerasi (a) ; F = m.a (Bompa, 1983: 216). Konsekuensinya untuk meningkatkan kekuatan otot dapat dilakukan dengan mengatur atau memanipulasi salah satu atau kedua faktor penunjang tenaga (m / a atau m dengan a). Adapun pemanfaatan kekuatan dapat digambarkan sebagai berikut : m.a F m ma. a =.... m.a F m. a ma =.... (Bompa, 1983:216). dimana F m.a = tenaga maksimum; m ma = massa maksimum; dan a ma = percepatan maksimum. Bompa (1994:203) mengatakan bahwa kekuatan merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh seorang atlet, karena setiap kinerja dalam olahraga selalu memerlukan kekuatan. Harsono (1988:177) menyatakan bahwa kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena 1) kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik; 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet / orang dari kemungkinan cidera; dan 3) kekuatan dapat mendukung kemampuan kondisi fisik yang lebih efisien. Meskipun banyak aktivitas olahraga yang lebih memerlukan kelincahan, kelentukan atau fleksibilitas, kecepatan, daya ledak dan

24 sebagainya, namun faktor-faktor tersebut tetap dikombinasikan dengan faktor kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Berorientasi pada manfaat yang diberikan oleh kekuatan, para ahli memberikan definisi tentang kekuatan sebagai berikut : Annarino (1976:1) mengemukakan bahwa kekuatan diartikan sebagai kemampuan maksimum yang digunakan oleh otot atau sekelompok otot. Pate, dkk. (1984:299) menyatakan bahwa kekuatan otot didefinisikan sebagai tenaga yang dikerahkan sekelompok otot pada usaha tunggal yang maksimal. Selanjutnya kekuatan diartikan sebagai kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas seperti gerakan menahan atau memindahkan beban (Fox, dkk., 1986 : 237). Bompa (1994:264) mengatakan bahwa kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi tekanan eksternal dan internal. Willmore dan Costill (1994:68) mengemukakan bahwa kekuatan otot adalah kemampuan maksimal otot atau sekelompok otot untuk membangkitkan suatu tenaga terhadap suatu tahanan. Berdasar pendapat-pendapat sebelumnya. Adapun definisi kekuatan dalam Dictionary of Sport dibedakan menjadi dua yaitu kekuatan sebagai karakteristik gerak dan kekuatan sebagai kuantitas fisik (force). Sebagai karakteristik gerak pengertian kekuatan adalah kapasitas otot untuk berkontraksi tanpa mengalami perubahan posisi (isometric contraction), berkontraksi melalui pemendekan otot (concentric contraction), dan bereaksi melalui penguluran atau pemanjangan otot (eccentric contraction) (Willmore dan Costille, 1994:218).

25 Selanjutnya mengenai kuantitas fisik, pengertian kekuatan adalah ukuran mekanika gerak tubuh. Willmore dan Costill (1988:113) mendefinisikan kekuatan sebagai kemampuan maksimal untuk menggunakan atau menahan daya. Menurut M. Sajoto (1995:8) dikatakan bahwa kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang yang berkaitan dengan kemampuannya mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Berorientasi pada berbagai macam pengertian kekuatan otot tersebut di atas, kekuatan adalah tenaga yang dipakai untuk mengubah keadaan suatu gerakan atau gerakan dari suatu benda. Gerakan mendorong atau menarik dapat mengakibatkan suatu benda bergerak atau berubah arah, bergantung pada sifat fisik benda, besarnya kekuatan fisik tumpuan, dan arah kekuatan. Sebagian besar penampilan suatu keterampilan dalam olahraga melibatkan gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot, kekuatan gaya berat / atau kekuatan yang digunakan oleh sesuatu dari luar atau dari orang lain (Pate, 1984:181). Pengertian istilah kekuatan dalam aktivitas olahraga, dibedakan atas dua macam bentuk yaitu kekuatan dinamis dan kekuatan statis. Kekuatan dinamis adalah kekuatan otot yang dapat dilakukan dalam bentuk kerja yang jelas (nyata) seperti mengangkat beban. Kekuatan statis adalah kekuatan otot yang digunakan dalam gerakan yang tidak tampak nyata. Nossek (1982:31) membedakan jenis kekuatan menjadi dua macam yaitu kekuatan absolut dan kekuatan relatif. Kekuatan absolut menunjukkan

26 pada berat maksimum yang dapat diangkat seorang atlet, sedangkan kekuatan relatif adalah kekuatan maksimal yang mampu dilakukan namun dikaitkan dengan 1 KP (kilo pound) dari berat badan. Kekuatan relatif menurut Nossek (1988:31) dinyatakan dengan perhitungan rumus sebagai berikut : Kekuatan Relatif = Kekuatan Maksimum Berat Badan (Nossek, 1988:31) 1) Tipe Kontraksi Otot pada Kekuatan Tenaga maksimal yang dikerahkan oleh otot atau sekelompok otot sebagian besar bergantung pada jenis kontraksi otot yang digunakan. Nossek (1982 : 42) kerja otot-otot pada saat terjadi proses kekuatan diklasifikasikan menjadi dua yaitu kerja dinamis dan kerja statis. Janssen dan Fisher (1990:141); Fox dan Bowers (1992:112); dan Bompa (1993:21) membagi tentang kerja otot dalam proses kekuatan menjadi tiga macam kontraksi, yaitu kontraksi isotonik, kontraksi isometrik, dan kontraksi isokinetik. (1) Kerja otot dinamis (kontraksi isotonik) Kerja otot dinamis merupakan bentuk dari kontraksi isotonik, yaitu kerja otot yang bersifat aktif dan dilakukan dengan memendekkan atau memanjangkan otot. Bompa (1994:17) mengatakan bahwa kontraksi isotonik adalah pemendekan atau pemanjangan serat-serat otot dalam seluruh range gerakan. Lebih lanjut

27 dikatakan bahwa suatu kontraksi isotonik tidak pernah mencakup serat-serat otot yang persis sama dalam seluruh gerakan. Pada kontraksi isotonik terjadi dua mekanisme kontraksi yang berbeda, namun tetap dalam kesatuan suatu proses gerakan isotonik yaitu konsentrik dan eksentrik. Menurut Nossek (1982:42) kontraksi konsentrik adalah terjadinya proses dimana otot-otot memendek dengan cara-cara yang positif, sedangkan dalam kontraksi eksentrik otot-otot memanjang. Bompa (1994:21) menjelaskan bagaimana kontraksi konsentrik terjadi, yaitu gerakan dimana otot mengembangkan tegangan (tension) sambil memendek (kerja positif). Kontraksi eksentrik adalah suatu gerakan dimana otot mengembangkan tegangan sambil memanjang (kerja negatif). (2) Kerja otot statis (kontraksi isometrik) Kerja otot statis adalah bentuk dari kontraksi isometrik, yaitu kontraksi dimana pada saat dipakai panjang otot tetap (Pate, 1984:300). Janssen dan Fisher (1990:14); Bompa (1994:17) mengemukakan bahwa kontraksi isometrik adalah kontraksi yang diselesaikan dalam kondisi statis. Oleh karena itu tidak menimbulkan perubahan panjang otot atau sudut persendian disaat kontraksi terjadi atau berlangsung. (3) Kerja otot isokinetik (kontraksi isokinetik) Fox dan Bowers (1992:112) menyatakan bahwa kontraksi isokinetik adalah otot memendek bersamaan dengan tegangan maksimal bertambah pada seluruh

28 tingkat gerakan dalam kekuatan yang tetap (konstan). Kerja otot isokinetik mencakup resistensi yang sama dalam seluruh range gerakan. Namun demikian resistensi akan bervariasi bergantung pada sudut dorongan dan tingkat kelelahan (Bompa, 1994:17). Mengkaji pada manfaat dan kinerja otot dalam berkontraksi, maka kekuatan otot adalah salah satu komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, karena kekuatan merupakan daya penggerak utama setiap aktivitas fisik. Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet dari kemungkinan cidera, demikian pula kekuatan dapat membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. Meskipun banyak aktivitas olahraga yang memerlukan komponen kelincahan, kelentukan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi dan sebaginya, akan tetapi komponen-komponen tersebut masih harus dikombinasikan dengan komponen kekuatan. Jadi kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik. Latihan yang baik untuk meningkatkan kekuatan adalah latihan mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban itu bisa beban dari tubuh sendiri ataupun beban dari luar. Latihan tahanan harus dilakukan dengan kekuatan maksimal untuk menahan beban tersebut. Penambahan beban latihan yang dilakukan sedikit demi sedikit bertambah berat dengan prinsip secara overload progresif akan meningkatkan perkembangan otot, sehingga otot terjamin dan terhindar dari resiko terjadinya cidera. Gerak pukulan bola voli ketika melakukan servis bawah adalah hasil dari kontraksi otot sehingga berakibat adanya suatu tarikan pada tulang yang

29 menghasilkan gerakan yang berbeda beda. Pemendekan otot akan ditarik sehingga timbul suatu gerakan. Menurut pendapat Suharno, HP (1985 : 13), kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat suatu tekanan atau beban dalam pelaksanaan aktifitas. Servis bola voli termasuk gerak dasar ketrampilan untuk pengaturan benda (bola) dengan diberi tenaga gerak dengan cara pukulan ke arah bola tersebut. Hal ini merupakan kombinasi gerak otot bahu. Gerak merupakan unsur utama pada sebagian besar dalam olah raga. Sebuah benda akan bergerak apabila ada tenaga yang bekerja pada benda tersebut. Untuk dapat digerakkan maka tenaga yang bekerja pada benda harus lebih besar dari tenaga yang dimiliki oleh benda tersebut. Seperti halnya ketika melakukan pukulan servis bola voli, otot otot tangan, lengan dan bahu perlu dilatih artinya ikut dipersiapkan dan dimiliki bagi pemain bola voli. 2.1.3.2. Panjang Lengan Menurut Suharno HP (1985 : 9), pemain bola voli yang baik harus memiliki antara lain anatomis yang baik, tinggi badan 180 cm ke atas untuk putra dan 160 cm ke atas untuk putri. Pendapat tersebut dipertegas oleh M. Yunus (1992 : 12). Penjelasan di atas mempunyai pemikiran bahwa ukuran lengan seseorang menyesuaikan keadaan tinggi badan. Semakin tinggi badan seseorang, maka ukuran lengan akan bertambah pula. Lebih lanjut Suharno HP (1985 : 9), menjelaskan bahwa tangan panjang ramping tetapi harus memiliki daya ledak yang tinggi untuk pukulan bola voli.

30 Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan beruntung untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Bahwa tulang merupakan lengan dengan tuas panjang. Kemudian otot yang panjang dan langsing akan memungkinkan terjadi gerakan yang cepat dan luas. Karena lengan dengan tuas yang panjang dipengaruhi kecepatan gerakan dan kecepatan gerakan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar juga kecepatan yang diperoleh. Sehingga dengan lengan yang panjang diperoleh sumbangan dalam pelaksanaan pukulan bola servis. 2.1.4. Hasil Servis Bawah Bola Voli Berdasar pada landasan teori, tinjauan kinesiologi dan mekanika pelaksanaan gerakan servis bawah tersebut di atas, dapat di analisis bahwa dalam pelaksanaan servis bawah permainan bola voli dibedakan dalam 3 (tiga) aspek utama gerakan yaitu : 1) sikap permulaan, 2) sikap saat memukul, dan 3) sikap akhir setelah memukul. Mengkaji hal tersebut, maka rincian pelaksanaan servis bawah dalam permainan adalah sebagai berikut : 2.1.4.1.Hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah bola voli Agar supaya mampu melakukan pukulan servis bola voli seperti yang diharapkan yaitu pukulan itu dilakukan dengan berulang kali sepanjang permainan lalu diharapkan laju bola tetap cepat dan keras maka gerakan tersebut membutuhkan kekuatan yang berasal dari kumpulan otot otot lengan. Kekuatan otot lengan yang

31 memadai berpengaruh terhadap pukulan servis bisa diarahkan sampai ke belakang lapangan lawan. 2.1.4.2.Hubungan antara panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli Lengan yang berukuran panjang dapat berpengaruh terhadap kecepatan gerakan pukulan dan kecepatan itu sebanding dengan besarnya radius yaitu panjang lengan seseorang. Jadi makin panjang radiusnya makin besar pula kecepatan yang diperolehnya sehingga laju bola bertambah cepat, serta pukulan awal tersebut dapat sebagai serangan awal yang baik dari garis belakang. 2.2. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Sutrisno Hadi (2000 : 257), suatu hipotesis akan diterima kalau bahan bahan penyelidikan membenarkan pernyataan itu dan dia akan di tolak kalau salah atau palsu dan akan diterima kalau fakta fakta membenarkannya. Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan dan didukung dengan kerangka hasil hasil penelitian yang berkaitan maka dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut : 2.2.1 Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil servis bawah bola voli pada Siswa Putra SMP Negeri 9 Semarang 2.2.2 Ada hubungan antara panjang lengan dengan hasil servis bola voli pada Siswa Putra SMP Negeri 9 Semarang

32 2.2.3 Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan dengan hasil servis bawah bola voli pada Siswa Putra SMP Negeri 9 Semarang 2.2.4 Ada sumbangan dari kekuatan otot lengan dan panjang lengan pada Siswa Putra SMP Negeri 9 Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah langkah atau prosedur kerja sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan metode metode tertentu. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung pertanggungjawaban dari metode penelitiannya. Sehingga metodologi penelitian merupakan syarat pokok dalam sebuah penelitian, dengan tujuan agar pengetahuan yang diperoleh dari suatu penelitian dapat memiliki harga ilmiah yang tinggi. Penggunaan metodologi penelitian harus dapat mengarah pada penelitian, agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metode penelitian, yang meliputi : 3.1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108), populasi adalah keseluruhansubyek penelitian. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Pengertian di atas mengandung maksud bahwa populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan obyek penelitian dan keseluruhan dari individu itu harus memiliki paling tidak satu sifat yang sama. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut : 3.1.1 Usia rata rata antara 14 15 tahun 33