ANALISIS PERDAGANGAN KOPl INDON.ESIA Dl PASAR DALAM NEGERI DAN.INTERNASIONAL Oleb DWI WINDU SURYONO FAKULTAS PASCASARJANA INSTITUT PERTANAN BOGOR B O G O R 1991
RINGKASAN DWI WINDU SURYONO. Analisis Perdagangan Kopi Indone- sia Di Pasar Dalam Negeri dan internasional (Di bawah birnbingan BUNGARAN SARAGIH sebagai ketua, ACHMAD SURYANA dan H.R. SOEDARNO sebagai anggota). Penggalakkan ekspor komoditas nonmigas, diantaranya kornoditas pertanian dari subsektor perkebunan, yang beberapa tahun terakhir ini giat dilaksanakan Indonesia rnerupakan salah satu upaya untuk rnengatasi merosotnya peneri- maan ekspor komoditas migas. Usaha tersebut telah menun- jukkan hasilnya. Kopi merupakan komoditas ekspor penting dari subsektor perkebunan, yang nilai ekspornya menduduki urutan kedua setel ah karet. Indonesia merupakan negara penghasi 1 kopi terbesar ketiga di dunia, setelah Brazi 1 dan Kolornbia. Penel i tian ini secara umum bertujuan untuk rnengeta- - hui struktur ekspor kopi Indonesia serta penawaran dan perrnintaan kopi di dalam negeri, Adapun tujuan khususnya adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Indonesia, penawaran dan permintaan kopi di dalam negeri; mempelajari kaitan faktor-faktor ekonomi di pasar domestik dan internasional dengan harga kopi yang di terima petani.; dan rnenelaah struktur irnpor kopi dunia. Dengan demikian akan dapat ditentukan strategi ekspor
kopi yang lebih mantap dan peluang ekspor bagi kopi Indo- nesia, serta dampak peningkatan ekspor kopi terhadap pe- tani kopi sebagai penghasil utama kopi di Indoensia. Sebagai bahan analisis digunakan data sekunder dan ---... time series antara tahun 1966-1989, mengenai perkembangan harga kopi di tingkat petani, di pasar dalam negeri dan internasional; penawaran dan permintaan kopi di dalam negeri; volume ekspor kopi Indonesia; dan impor kopi dunia; serta faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya. Adapun model analisis kuantitatif yang digunakan adalah Model Harapan yang Disesuai kan yang hasi lnya dipakai da- lam Sistem Persamaan Simultan, untuk menganal isis Fungsi Penawaran dan Permintaan Kopi Di Dalam Negeri, serta Fungsi Ekspor Kopi Indonesia. Model ke-dua adalah Model Regresi Linier Berganda, untuk menganalisis Fungsi Harga Kopi yang Diterima Petani Kopi dan Fungsi Impor Kopi Dunia. Berdasarkan hasil analisis data yang ada, diperoleh beberapa ha1 penting sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian ini. Ekspor kopi Indonesia dipengaruhi oleh produktivitas lahan pertanaman kopi, gangguan keadaan alam dan sediaan (stok) kopi di dalam negeri tahun sebe- lumnya atau beda-kala satu tahun* Kebijaksanaan deva- luasi juga memberikan kontribusi yang nyata terhadap pe- ningkatan ekspor kopi Indonesia, sedangkan ekspor kopi tahun sebel umnya walaupun berpengaruh nyata tetapi ni lai
koefisiennya tidak memenuhi syarat sehingga tidak dapat digunakan untuk menentukan elastisitas harga jangka pan- jang terhadap ekspor kopi Indonesia. Jika diperhatikan, ha1 diatas menunjukkan bahwa produksi kopi Indonesia lebih ditujukan untuk ekspor karena laju peningkatan kon- sumsi kopi yang lebih kecil daripada produksi dan ekspor, serta daya serap pasar dalam negeri yang masi h keci 1. Akan tetapi, Indonesia dalam mengekspor kopi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor nonekonomi, sehingga pe- ningkatan ekspor yang dicapai masih belum memuaskan kare- na kenaikkan volume ekspor belum diimbangi secara propor- sional dengan nilai ekspor kopinya. Perubahan nilai tukar matauang, kebijaksanaan deva- luasi dan penawaran kopi di dalam negeri tahun sebelumnya memberi kan kontri busi nyata terhadap keragaman penawaran kopi di dalam negeri. Oleh karena nilai koefisien pena- waran kopi di dalam negeri tahun sebel umnya memenuhi asumsi, maka dapat ditentukan nilai elastisitas harga jangka panjang terhadap penawaran kopi di dalam negeri. Ternyata faktor-faktor ekonomi tidak berpengaruh, dan penawaran kopi di dalam negeri lebih ditentukan oleh faktor nonekonomi. Disamping itu faktor-faktor dari sisi pro- duksi lebih berpengaruh terhadap ekspor kopi Indonesia daripada penawaran kopi di dalam negeri, berarti produksi kopi Indonesia bukan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri melainkan untuk pasar internasi- onal. Adapun permintaan kopi di dalam negeri, walaupun
tergantung pada harganya tetapi nilai elastisitas harga terhadap permintaannya relatif kecil, yakni -0.07. Jum- 1ah penduduk Indonesia yang tidak berpengaruh terhadap permi ntaan kopi di dal am negeri di sebabkan ti ngkat kon- sumsi kopi per kapita yang masih sangat rendah, yaitu se- kitar 0.35 kg per tahun, dan laju kenaikan konsumsi kopi yang lebih kecil daripada pertumbuhan penduduk Indonesia. Dari segi pendapatan, sebagian besar konsumen kopi di Indonesia kemungkinan merupakan golongan masyarakat ber- pendapatan rendah. Hal-ha1 tersebut menunjukkan masih adanya potensi untuk dapat meningkatkan permintaan kopi di dalam negeri. Harga kopi yang diterima petani kopi hanya dipengaruhi oleh perubahan harga kopi di dalam negeri, berarti keberhasilan peningkatan ekspor kopi selama ini belum memberikan dampak positif terhadap harga kopi di tingkat petani. Untuk menaikkan harga kopi yang diterima petani kopi harus diciptakan peningkatan permintaan kopi di dalam negeri, dan masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas harus di rangsang untuk lebi h menyukai kopi sehingga konsumsi mereka terhadap kopi akan meningkat. Dikaitkan dengan hasi 1 anal isis pada permintaan kopi di dalam ne- geri, usaha menciptakan permintaan kopi yang lebih efek- tif adalah dengan rnelakukan kegiatan promosi untuk meng- ubah selera konsumen, terutama masyarakat berpendapatan tinggi dan menengah, tetapi bukan rnelalui promosi harga