2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banjir. Dibandingkan bencana lain, banjir menempati urutan pertama bencana

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAKTI SOSIAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah pada saat ini. Meningkatnya prasarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. kualitatif. Suatu saat nanti, air akan menjadi barang yang mahal karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan disekolah merupakan salah satu tempat yang dapat. digunakan sebagai komunikasi dan menularkan ilmu-ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hujan memiliki peranan penting terhadap keaadaan tanah di berbagai

ANALISA BANJIR KAB. ACEH SELATAN

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

DAS SUNGAI SIAK PROVINSI RIAU

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin terdapat kehidupan. Air tidak hanya dibutuhkan untuk kehidupan

IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI MANOKWARI TANGGAL 18 FEBRUARI Stasiun Meteorologi Nabire

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya.

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.5

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu tempat ke tempat lain. Pada kajian ini yang akan diangkat adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

SAATNYA BERBALIK HALUAN DALAM PARADIGMA PENGENDALIAN BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017 ANALISA PENYEBAB BANJIR DAN NORMALISASI SUNGAI UNUS KOTA MATARAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

Berilah tanda silang (X) huruf a, b,c, atau d pada jawaban yang paling tepat!

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah salah satu bencana yang cukup populer di Indonesia pada musim hujan karena beberapa wilayah di Indonesia sering mengalami bencana banjir. Dibanding dengan bencana lain, bencana banjir menempati urutan pertama bencana yang paling sering menimpa beberapa wilayah di Indonesia. Menurut Agung Laksono (2012) selama tahun 2012 terdapat 4.291 kasus banjir, kemudian puting beliung 1.998 kasus dan longsor 1.815 kasus. Peristiwa banjir setiap tahun berulang, namun permasalahan tersebut sampai saat ini belum terselesaikan. Banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia pada umumnya selalu dikaitkan dengan adanya aktifitas alih fungsi lahan yang marak terjadi di daerah hulu sungai. Namun, aktifitas manusia di daerah hulu sungai tidak begitu saja dapat mengganggu sistem aliran air. Banyak faktor lain yang bisa menyebabkan banjir di dataran rendah. Kecuali bila dilakukan penebangan dan alih fungsi lahan besar-besaran yang akan mengakibatkan tingginya tingkat erosi. Hal tersebut akan mengakibatkan banyaknya jumlah sedimen yang terkikis oleh hempasan air yang besar lalu terbawa oleh aliran air sungai yang mengakibatkan pendangkalan sungai di daerah hilir. Dengan terjadinya pengendapan di daerah hilir maka sungai tidak mampu menampung air yang besar dan bisa menyebabkan luapan air ketika hujan turun. Bencana banjir sering terjadi setiap musim hujan tiba di beberapa titik di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Kota Bandung dan Kabupaten Bandung termasuk di dalam Cekungan Bandung. Cekungan Bandung dulunya merupakan danau purba yang mengering setelah terjadi letusan Gunung Tangkuban Parahu. Cekungan Bandung meliputi wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, serta Kabupaten Sumedang. Karena Kabupaten Bandung merupakan bagian dari Cekungan Bandung maka daerah dataran rendah di wilayah tersebut rawan akan bencana banjir akibat akumulasi air dari dataran tinggi di sekelilingnya. Bencana

2 banjir tersebut sering terjadi di wilayah di Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk 3.142.193 jiwa pada akhir 2009 (Kabupaten Bandung Dalam angka, 2010). Salah satu wilayah di Kabupaten Bandung yang sering terjadi bencana banjir saat musim penghujan yaitu di Kecamatan Rancaekek. Banjir yang terjadi di Kecamatan Rancaekek adalah limpasan air di badan jalan, masyarakat setempat menyebut banjir ini dengan istilah banjir cileuncang. Menurut Bachtiar (2009), banjir cileuncang seharusnya tidak terjadi di Bandung. Bila melihat sifat alami air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air yang jatuh dipermukaan jalan akan segera mengalir ke pinggir jalan lalu masuk ke saluran drainase yang ada disepanjang pinggir jalan tersebut. Namun pada kenyataannya, setiap kali turun hujan dengan intensitas cukup tinggi, sering terjadi banjir cileuncang dibeberapa ruas jalan di Kabupaten Bandung. Tentunya banjir cileuncang ini menimbulkan berbagai masalah, diantaranya kemacetan lalu lintas, kerugian ekonomi, masalah kesehatan dan sebagainya. Pada saat terjadi banjir cileuncang laju kendaraan akan terhambat, terhambatnya arus lalu lintas tentunya akan menyebabkan terganggunya berbagai aktifitas masyarakat. Selain itu genangan air juga menimbulkan bau tidak sedap akibat air yang tercampur dengan sampah. Geografi sebagai ilmu yang menelaah relasi keruangan gejala juga membahas transportasi sebagai salah satu objek studinya. Dalam penelitian ini transportasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi mobilitas harian penduduk. Menurut Salim (1993 hlm 5) : Transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa alat bantu. Alat bantu tersebut dapat berupa tenaga manusia, binatang, alam ataupun benda lain dengan mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin.

3 Berdasarkan teori tersebut sarana transportasi disini sangat berpengaruh terhadap mobilitas sosial ekonomi masyarakat. Apabila banjir terjadi pada suatu pemukiman maka sudah pasti akan mengganggu mobilitas masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi banjir tersebut karena sarana transportasi yang masyarakat miliki ikut terendam banjir juga. Akibat banjir tersebut sarana transportasi yang masyarakat miliki akan mengalami kendala atau mengalami kerusakan pada beberapa bagian yang akan mengganggu mobilitas harian penduduk lalu pada akhirnya mempengaruhi keadaan sosial ekonomi masyarakat. Permasalahan banjir di Kabupaten Bandung tepatnya di Kecamatan Rancaekek merupakan masalah yang mulai disorot karena kerugian akibat banjir tersebut sudah sangat terasa bagi berbagai pihak khususnya bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Rancaekek. keadaan banjir tersebut sangat merugikan karena air bisa menggenang setinggi sekitar 50-70 cm. Hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan yang mengganggu aktifitas sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Rancaekek. Menurut data statistik Kecamatan Rancaekek, banjir terparah pernah terjadi pada bulan Januari 2010 di 4 desa yaitu Desa Linggar, Desa Sukamulya, Rancaekek Wetan, dan Desa Bojongloa. Akibat hujan deras, banjir Cileuncang kembali terjadi tepatnya pada hari jumat sore tanggal 11 april tahun 2014. Menurut Nashear (2014), banjir tersebut kembali menggenang di empat desa di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung yaitu Desa Linggar, Rancaekek Wetan, Desa Sukamulya, dan Desa Bojongloa. Camat Rancaekek Haris Taufik menuturkan, banjir tersebut terjadi karena hujan lebat yang mengguyur daerahnya serta adanya kiriman air dari Sumedang lantaran Sungai Cikeruh, Cikijing, dan Cimande meluap. Menurut bapak Haris, banjir mulai datang sekitar pukul 14.30 WIB dengan ketinggian air mencapai 30 cm hingga 1 meter. Bahkan, Jalan Dangdeur menuju kantor kecamatan juga saat itu ikut terendam sekitar 50 cm. Menurut salah seorang warga Desa Linggar, saat itu hujan memang cukup deras sejak pagi. Hal tersebut membuat intensitas air di Sungai Cikijing cukup

4 tinggi termasuk adanya kiriman air dari wilayah Sumedang. Hal tersebut menyebabkan bertambahnya debit air yang mengalir menuju sungai cikijing lalu meluap. Pada awalnya genangan banjir tersebut setinggi paha orang dewasa, tetapi genangan banjir terus bertambah tinggi dengan hujan deras yang terus terus mengguyur daerah Kecamatan Rancaekek. Salah satu solusi yang sudah dilakukan adalah dengan cara pengecoran jalan dengan maksud untuk menambah ketinggian permukaan jalan. Akan tetapi solusi seperti itu belum bisa mengatasi permasalahan banjir di Kecamatan Rancaekek. Padahal menurut Abubakar (1999), kondisi ideal jalan dapat dinyatakan sebagai kondisi yang mana peningkatan kondisi jalan lebih lanjut dan perubahan cuaca tidak akan menghasilkan pertambahan kapasitas. Kondisi jalan yang tidak ideal akibat banjir menyebabkan munculnya berbagai permasalahan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar titik banjir tersebut. Banjir cileuncang selalu terjadi di Kecamatan Rancaekek setiap musim hujan. Walaupun solusi peninggian jalan dari pemerintah sudah dilaksanakan, banjir cileuncang tetap terjadi. Dari permasalahan yang muncul akibat banjir tersebut akan dikaji dalam skripsi dengan judul Dampak Banjir Cileuncang Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan pemicu terjadinya banjir cileuncang di Kecamatan Rancaekek yang disebabkan oleh beberapa faktor yang akan berdampak pada kerugian sosial ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Rancaekek. C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka secara lebih rinci masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

5 1. Bagaimana dampak banjir cileuncang terhadap sarana dan prasarana masyarakat di Kecamatan Rancaekek? 2. Bagaimana dampak banjir cileuncang terhadap mobilitas harian masyarakat di Kecamatan Rancaekek? 3. Bagaimana dampak banjir cileuncang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Rancaekek? 4. Bagaimana respon masyarakat di Kecamatan Rancaekek dalam menghadapi masalah banjir cileuncang? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1. Untuk menganalisis dampak banjir cileuncang terhadap kondisi sarana dan prasarana masyarakat di Kecamatan Rancaekek 2. Untuk menganalisis dampak banjir cileuncang terhadap mobilitas harian masyarakat di Kecamatan Rancaekek. 3. Untuk menganalisis dampak banjir cileuncang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Rancaekek 4. Mengidentifikasi respon masyarakat terhadap bencana banjir di Kecamatan Rancaekek. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sebagai masukan data bagi lembaga atau instansi dalam hal pengelolaan lahan yang berkaitan dengan banjir. 2. Sebagai acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai dampak banjir. 3. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi instansi terkait. 4. Sebagai bahan pengayaan proses pembelajaran geografi di sekolah.

6 F. Definisi Oprasional Uraian mengenai konsep-konsep dalam judul penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Dampak Dampak adalah pengaruh dari suatu kejadian yang dapat mengakibatkan perubahan dari kondisi semula menjadi kondisi yang lain karena suatu penyebab. Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dampak banjir terhadap sosial ekonomi masyarakat. 2. Banjir Cileuncang Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan yang disebabkan oleh volume air yang meningkat. Cileuncang sendiri adalah istilah bahasa Sunda untuk menggambarkan terjadinya genangan air di suatu tempat akibat tidak lancarnya pembuangan atau aliran air tersebut. Arti cileuncang, menurut Kamus Lengkap Bahasa Sunda-Indonesia, adalah "air hujan yang tidak terserap tanah kemudian menggenang. Genangan adalah air yang terkumpul di suatu tempat dan tidak mengalir karena elevasinya lebih rendah dari sekitarnya". 3. Kondisi sosial ekonomi Kondisi sosial ekonomi adalah situasi dimana masyarakat menjalankan kegiatan sehari-hari untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Kegiatan dalam sosial ekonomi masyarakat adalah berbagai aktifitas yang dilakukan masyarakat untuk menjalankan aktifitas sosial dan aktifitas ekonomi. Jadi kondisi sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan penduduk yang dilihat dari : a. Mata pencaharian Mata pencaharian adalah sumber penghasilan atau pendapatan seseorang. Menurut kamus bahasa Indonesia, mata pencaharian dapat diartikan sebagai pekerjaan atau pencaharian utama yang dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. berbagai sumber penghasilan dapat diperoleh sesuai dengan kemampuan, keterampilan, pengetahuan dan pendidikan seseorang.

7 b. Pendapatan penduduk Pendapatan perorangan dibedakan atas pendapatan asli dan pendapatan turunan. Pendapatan asli adalah pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang langsung turut serta dalam prosesproduksi barang. sedangkan pendapatan turunan adalah pendapatan dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung turut serta dalam proses produksi. c. Mobilitas masyarakat Mobilitas masyarakat adalah suatu pergerakan hilir mudik masyarakat yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Frekuensi mobilitas yang dilakukan oleh masyarakat dapat berjumlah tinggi maupun rendah tergantung dengan kebutuhan yang diperlukan. Mobilitas masyarakat juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang tersedia. d. Kesehatan masyarakat Kesehatan masyarakat sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat tersebut. kesehatan adalah faktor utama masyarakat untuk melakukan aktifitas sosial ekonomi. Dalam penelitian ini tentunya banjir cileuncang akan menimbulkan berbagai macam penyakit yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. 4. Respon Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap banjir Cileuncang. Respon dalam penelitian ini yaitu tanggapan masyarakat terhadap banjir cileuncang, berupa tanggapan positif dan negative. Setelah mendapatkan hasil dari respon masyarakat maka akan diketahui tingkat kesiapan masyarakat di Kecamatan Rancaekek dalam menghadapi masalah banjir cileuncang yang sangat sering terjadi.

8 G. Hipotesis Menurut Sugiyono (2007:96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penenlitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. H1 : Terdapat pengaruh antara dampak banjir cileuncang terhadap kondisi sarana dan prasarana di Kecamatan Rancaekek. H0 : Tidak terdapat pengaruh antara dampak banjir cileuncang terhadap kondisi sarana dan prasarana di Kecamatan Rancaekek. 2. H1 : Terdapat pengaruh pembangunan antara dampak banjir cileuncang terhadap kondisi molitas harian di Kecamatan Rancaekek. H0 : Tidak terdapat pengaruh antara dampak banjir cileuncang terhadap mobilitas harian di Kecamatan Rancaekek. 3. H1 : Terdapat pengaruh antara dampak banjir cileuncang terhadap kondisi kesehatan di Kecamatan Rancaekek. H0 : Tidak terdapat pengaruh antara dampak banjir cileuncang terhadap kondisi kesehatan di Kecamatan Rancaekek.