BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajra Adha Barita, 2015

PERSEPSI PENGUNJUNG TENTANG FASILITAS WISATA DI OBJEK WISATA LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SITHY FATIMAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak objek pariwisata untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, bidang pariwisata pantai merupakan salah satu kegiatan atau hal yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dilihat dari sejarah atau proses perkembangannya pada masa yang lalu dapat diketahui bahwa kota-kota pada

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir ini, pariwisata menjadi sebuah kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL Menganti Resort Hotel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung TA LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PETA...

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI KECAMATAN CIGUDEG, KABUPATEN BOGOR. Oleh ;

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

BAB V PENUTUP. intensi berkunjung di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan data primer

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

Gambar 1. 1 : Keindahan Panorama Bawah Laut Pulau Biawak

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

METODE PENELITIAN. Menyan. Hal ini dilakukan karena dermaga tersebut menjadi pusat kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa jalan dan jembatan yang merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha. Pariwisata murupakan salah satu jenis industri yang bergerak dalam bidang jasa terkait dengan transportasi, jasa keramahan, tempat tinggal, makan, minum dan jasa bersangkutan lainnya. Pariwisata mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian suatu Negara, sebagai sarana penyedia lapangan kerja serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Lima Puluh Kota secara geografis, sangat strategis dalam pengembangan kepariwisataan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor : Pertama aksesbilitasnya terletak di pinggir Jalan Negara Padang - Pekan Baru, iklimnya yang sejuk, dan potensi sangat banyak seperti topografi yang berbukit dan bergunung yang memiliki banyak sungai, goa alam, air terjun serta dengan karakteristik alam yang sebagian besar masih cukup asli. Serta diperkuat oleh rencana strategis pengembangan Kabupaten Lima Puluh Kota yang bertujuan untuk Mewujudkan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai Sentra Agribisnis dan Pariwisata yang Berdaya Saing Didukung Pengembangan Infrastruktur yang Maju, Sinergis dan Berkelanjutan. Kabupaten Lima Puluh Kota mempunyai beberapa kelompok jenis wisata yaitu : Wisata Alam (33 objek), Wisata Budaya (6 Objek), Wisata Sejarah (9 Objek) dan Wisata Arkeologi (4 Objek). Lembah Harau merupakan lembah yang subur terletak di Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Berada sekitar 138 km dari Padang dan sekitar 47 km dari Bukittinggi atau sekitar 18 km dari Kota Payakumbuh dan 6 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota. Tempat ini dikelilingi batu granit terjal berwarna-warni dengan ketinggian 100 1

2 sampai 300 meter. Kawasan wisata Lembah Harau ini terbentuk akibat adanya patahan turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Lembah Harau merupakan cagar alam seluas 669 hektar, yang menjadi salah satu wisata andalan di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan potensi wisata yang sangat menonjol dan unik, mulai dari sisi sejarah sampai dengan keindahan dan ke khasan objek wisatanya. Akan tetapi pengembang terhadap wisata Lembah Harau belum sepenuh hati di kembangkan oleh pemerintah, terbukti dengan kurangnya fasilitas dan promosi terhadap kawasan wisata tersebut. Padahal kawasan wisata Lembah Harau memiliki potensi yang besar untuk di kembangkan, mulai dari air terjun, kebun binatang, serta kondisi hutannya dan panorama yang alamnya yang sangat indah. Pada tahun 2014 jumlah wisatawan yang mengunjungi Kawasan Wisata Lembah Harau yaitu 139.600 orang, dimana 137.963 orang merupakan wisatawan nusantara dan 1.626 orang wisatawan asing yang berasal dari berbagai negara baik asia maupun eropa. Lembah Harau ini terdiri dari tiga kawasan yaitu Kawasan Aka Barayu, Kawasan Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang. Kawasan Aka Barayun memiliki keindahan air terjun dan kolam renang ditambah nuansa alam yang asri. Selain itu juga berpotensi untuk pengembangan olah raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan mampu memantulkan suara (echo). Di sini juga terdapat fasiltas penginapan berupa homestay lengkap dengan fasilitasnya. Dinding curam bukan hanya menjadi daya tarik bagi fotografer, disisi lain pagar tebing cadas yang curam telah menciptakan relief cantik sekaligus menantang terutama bagi penyuka olahraga panjat tebing, dimana terdapat 30 lokasi panjat tebing di kawasan wisata Lembah Harau ini. Kecuraman tebing di tempat ini mencapai 90 derajat dengan ketinggian yang mencapai 150 hingga 200 meter. Dengan potensi yang dimiliki oleh kawasan wisata Lembah Harau maka perlu adanya kajian khusus tentang Studi Penilaian Sarana dan Prasarna Kawasan Wisata Lembah Harau Berdasarkan Persepsi Wisatawan, sehingga potensi yang ada dapat dimanfaatkan secara baik dan layak bersaing dengan wisata yang ada di Sumatera Barat dimasa yang akan datang.

3 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis menyederhanakan permasalahan dan memperjelas arah penelitian sesuai dengan judul yang telah di kemukakan diatas. Maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut : a. Belum tertatanya sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata Lembah Harau, seperti bangunan warung jajanan yang berada dekat dengan objek wisata air terjun. Sehingga mengurangi keindahan pesona air terjun yang ada di kawasan wisata Lembah Harau. b. Minimnya sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan wisata di kawasan wisata Lembah Harau, terbukti belum adanya fasilitas keamanan, wc umum yang memadai, angkutan penghubung antar objek wisata, dan sarana kebersihan. Dilihat dari permasalahan diatas maka timbul pertanyaan yang dapat dijadikan bahan dalam penyusunan penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau? 2. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau? 3. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau? 1.3 Tujuan dan Sasarana 1.3.1 Tujuan Dilihat dari latar belakang dan rumusan permasalahan yang mendasari pemikiran dalam Penelitian ini adalah untuk Menilai Sarana dan Prasarana di Kawasan Wisata Lembah Harau Berdasarkan Persepsi Wisatawan. 1.3.2 Sasaran Adapun sasaran Penelitian ini adalah: a. Identifikasi ketersediaan sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau. b. Identifikasi kondisi sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau. c. Mengidentifikasi persepsi wisatawan terhadap sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau.

4 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Secara spasial, ruang lingkup studi penelitian ini diorientasikan pada kawasan wisata Lembah Harau, secara geografis terletak antara 0 0 36 08 Lintang Utara dan 100 0 39' 03" Bujur Timur yang secara administrasi Kabupaten Lima Puluh Kota berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kecamatan Pangkalan KB Sebelah Selatan : Kota Sarilamak Sebelah Barat : Kecamatan Mungka Sebelah Timur : Kecamatan Harau 1.4.2 Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pembahasan tentang studi penilaian sarana dan prasarana kawasan Lembah Harau berdasarkan persepsi wisatawan meliputi: Identifikasi yang dilakukan terhadap wilayah kajian yaitu mengukur pelayanan sarana dan prasarana terhadap wisatawan di kawasan wisata Lembah Harau. Adapun pembahasan yang dikaji dalam materi tersebut sebagai berikut: a. Mengidentifikasi ketersediaan sarana dan prasarana dalam menopang kegiatan wisatawan yang berwisata kawasan wisata Lembah Harau. b. Mengidentifikasi kondisi sarana dan prasarana kawasan wisata Lembah Harau. c. Mengidentifikasi persepsi wisatawan terhadap pelayanan sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau.

5 1.5 Kerangka Berfikir Kebijakan : RTRW Kab. 2011-2031 RIPPDA 2009-2023 UU No. 10 Tahun 2009 Latar Belakang : Kawasan wisata Lembah Harau merupakan salah satu wisata unggulan di Kabupaten Lima Puluh Kota, pada tahun 2014 jumlah pengunjung mencapai 139.589 orang. Dengan jumlah pengunjung yang tergolong besar, ini merupakan salah satu bukti bahwa kawasan Lembah Harau memiliki potensi untuk lebih di kembangkan terutama pada sektor sarana dan prasarana. Rumusan Masalah: - Minimnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata di kawasan wisata Lembah Harau. - Belum tertatanya sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau Tujuan : Menilai Sarana dan Prasarana di Kawasan Wisata Lembah Harau Berdasarkan Persepsi Wisatawan Sasaran :. a. Identifikasi ketersediaan sarana dan prasarana kawasan wisata Lembah Harau. b. Identifikasi kondisi sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau. c. Mengetahui persepsi wisatawan terhadap pelayanan sarana dan prasaraan di kawasan wisata Lembah Harau Observasi Ketersediaan Sarana prasarana Kondisi Sarana prasarana Persepsi Wisatawan Kuisioner Analisis Tingkat Pelayanan Analisis Persepsi Wisatawan Kesimpulan Rekomendasi

6 1.6 Metodologi Terdapat beberapa metode penelitian yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam Penelitian ini. Dalam metodelogi ini meliputi metode pendekatan penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis. 1.6.1 Pendekatan Penelitian Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka di buat kerangka pendekatan yaitu berawal dari potensi dan permasalahan pada kawasan wisata Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Melalui survey pengumpulan data lapangan yang berupa potensi dan masalah yang berkaitan dengan saran dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau, serta penelaahan studi pustaka yang memuat studi penilaian saran dan prasarana kawasan wisata Lembah Harau berdasarkan persepsi wisatawan. 1.6.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan penelitian, pengumpulan data ini sangat penting dalam metode ilmiah yang di lakukan karena data yang dikumpulkan akan digunakan di dalam penelitian, data yang dikumpulkan harus cukup akurat untuk digunakan. Keakuratan data tersebut dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambilan data tersebut cukup akurat. Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk kajian terhadap studi penilaian sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau berdasarkan persepsi wisatawan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : a. Metode pengumpulan data primer Metode pengumpulan data primer yaitu survey yang dilakukan langsung ke lapangan dengan mengamati kondisi eksisting yang ada dilapangan yang menjadi sasaran di dalam penelitian. Dalam survey primer ini dilakukan dengan beberapa cara, yaitu antara lain : Observasi lapangan, merupakan cara pengambilan data dengan menggunakan indera penglihatan atau dengan kata lain yaitu pengambilan data dengan cara mengamati langsung daerah yang dikaji, dimana data yang di observasi adalah berupa kondisi eksisiting sarana dan prasarana kawasan wisata Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota.

7 Wawancara, yaitu proses pengambilan data atau dengan kata lain merupakan cara pengamatan untuk dapat memperoleh keterangan dimana dengan melakukan tanya jawab dengan responden yang terkait. Kuisioner, yaitu cara pengamatan untuk memperoleh pengamatan dengan menyalurkan kuisioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab oleh responden untuk dapat menambah keterangan data yang di butuhkan dengan purposive sampling yaitu : - Sugiyono (2001:61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono (2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. b. Metode pengumpulan data sekunder Metode pengumpulan data sekunder yaitu berupa survey yang dilakukan untuk mendapatkan data-data yang akan digunakan untuk penelitian tersebut. survey ini dilakukan dengan pengumpulan data-data dari instansi yang terkait di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kecamatan Harau. Data-data yang dibutukan pada instansi adalah data RTRW Kabupaten Lima Puluh Kota, RIPPDA Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Lima Puluh Kota Dalam Angka, monografi Kecamatan Harau, data pola ruang dan struktur ruang Kabupaten Lima Puluh Kota, serta data pariwisata yang berhubungan dengan kawasan wisata Lembah Harau dan data penunjang lainnya. 1.6.3 Metode Analisis Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menyimpulkan berdasarkan data, observasi dan teori untuk menjelaskan gambaran tentang kondisi sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau. Tujuannya untuk menjelaskan bagaimana persepsi wisatawan terhadap sarana dan

8 prasarana kawasan wisata Lembah Harau berdasarkan pada standar sarana dan prasarana untuk kawasan wisata. Penilaian untuk menentukan nilai dari bobot indikator dilakukan dengan menggunakan analisis skala litkert yaitu data yang diperoleh melalui hasil kuesioner, diolah dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan tabulasi silang (Crosstabulation). Data yang terkumpul dilakukan kategorisasi dengan Analisis Skala Likert, yaitu dengan kategori penilaian. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penyajian Penelitian ini sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB IV PENDAHULUAN terdiri dari bab-bab pembahasan Bab ini menjelaskan latar belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran, ruang lingkup, Metodelogi Penelitian dan sistematika penyajian. TINJAUAN TEORI Membahas kajian teori yang berkaitan dengan penelitian dan akan dijadikan sebagai dasar atau acuan dalam melakukan proses analisis. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Membahas tentang gambaran umum mengenai kondisi fisik sumberdaya di kawasan wisata Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota dan karakteristik di wilayah Penelitian. ANALISIS Menjelaskan analisis persepsi wisatawan terhadap sarana dan prasarana di kawasan wisata Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Menjelaskan hasil yang di dapat dari hasil analisis berupa kesimpulan dan rekomendasi..