PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC.

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 34 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE CLASS CONCERN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP ADABIAH PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE JEOPARDY REVIEW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 KERINCI TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE TRADING PLACES

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG Luchsyah Asdianti 1, Mukhni 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP BUNDA PADANG. Endah 1, Susi Herawati 1

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONSSTUDENT HAVETERHADAP HASIL BELAJAR SISWAKELAS XI IPS SMAN 1KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 14 PADANG.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BOWLING KAMPUS DISERTAI


PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BERBAGI PENGETAHUAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 28 PADANG

PENERAPAN METODE SQ3R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SAWAHLUNTO

PENERAPAN STRATEGI FIRE-UP DENGAN PEMBERIAN REWARD DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SALO KABUPATEN KAMPAR Nur Annisa 1

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKA 1-7 PADANG.

Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

PENERAPAN STRATEGI MEROTASIKAN PERTUKARAN PENDAPAT KELOMPOK EMPAT ORANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X IPA SMAN 3 PADANG.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN REACT DENGAN BELAJAR AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN AKTIF TIPE BINGO REVIEW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 13 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN INOVATIF TEKNIK GALLERY WALK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 X KOTO DIATAS Lucia Cipta Agustin 1,

Keywords: Math Learning Outcome,Student s Learning Activity, Learning Starts With A Question

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTsN KAYU KALEK PESISIR SELATAN ARTIKEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PENGARUH TEKNIK CAWAN IKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Alit Verfitasari Aryaningrum Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Sebelas Maret. Abstrak

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX SMPN 5 SIJUNJUNG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

Ilham Ilahi 1. Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE

Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PADANG

Tri Pandi Putra NIM

Keyword : Everyone Is A Teacher Here, Learning Activity, Speedtest, Study Result.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DISERTAI TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 RETEH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI BOWLING

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 22 PADANG

PERSETUJUAN ARTIKEL. Oleh: Indriyani Nalole Jurusan Pendidikan Ekonomi. Nip Nip

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 29 PADANG

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

Galih Wangi, Hernawan. Abstract

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

Eko Kurniadi 1, Mukhni 2, Niniwati 1

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

Oleh Saryana PENDAHULUAN

Transkripsi:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Widia Ningsih 1, Niniwati 1, Fazri Zuzano 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta E-mail: ningsihwidia49@yahoo.com Abstract Learning active strategy is one of strategy that can used to increase the activity and students, outcome of study is listening team. The purpose of this research was to know students, activity and students, outcome of study that its learning used learning active strategy of listening team to the students at XI IPA SMA Negeri 5 Padang. The design of this research was experiment and the instrumen of this research was observation sheet of students, activity and outcome of study in the test. Based on the table page 40 showed that listening team was not going because observer less observed the students, outcome of mathematics study in the place. After it was done to analize the study result students by using the active learning strategy type of listening team was better than by using expository method to the students of six grades IPA SMAN 5 Padang. Key words: active learning, listening team, activity of study, study result Pendahuluan Matematika merupakan ratunya ilmu pengetahuan, selain itu matematika sangat berperan penting bagi kehidupan bersama, namun lebih penting lagi untuk siswa karena matematika sering dijumpai di setiap jenjang pendidikan. Untuk itu mutu pendidikan harus ditingkatkan guna mencapai keprofesional guru sebagai pendidik. Mengingat pentingnya peranan matematika dalam kehidupan bersama, maka seorang guru harus mampu menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan untuk membuat siswa senang belajar matematika. Seorang guru harus mampu menggunakan metode dan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran dan menguasai keterampilan dasar mengajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2013 pada kelas XI IPA 4 SMA Negeri 5 Padang dalam proses pembelajaran guru tidak banyak menggunakan metode ceramah tetapi guru menggunakan pemberian tugas berupa soal. Guru menyuruh siswa yang namanya dipanggil untuk mengerjakan soal dipapan tulis. Dari beberapa siswa yang dipanggil ada dapat menyelesaikan soal dengan baik dan

ada juga siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Bagi siswa yang belum dapat menyelesaikan soal tersebut guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menyelesaikan soal itu dan memberi nasehat untuk memperhatikan temannya yang mengerjakan soal itu di papan tulis. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menarik serta menggunakan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran perlu ada interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa lainya. Dalam hal ini tercipta dengan adanya komunikasi yang baik, salah satunya mendengarkan antara satu dengan yang lainya. Ada salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu listening team. Listening team merupakan aktivitas, yang merupakan cara untuk membantu siswa agar tetap terfokus dan siap siaga selama berlangsungnya pengajaran dengan menggunakan ceramah. Tim pendengar merupakan kelompok-kelompok yang bertanggung jawab untuk mengklarifikasi materi pelajaran. Adapun langkah dari strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team ini yaitu: guru membagi siswa menjadi empat tim, masing masing tim diberi tugas sebagai penanya, penyetuju, pembantah dan pemberi contoh. Proses pembelajaran dalam strategi Listening Team, pertama guru menyajikan pengajaran berbasis ceramah Anda. Setelah selesai, berikan waktu bagi tim untuk menyelesaikan tugasnya dan menyampaikan hasil diskusinya menurut masing-masing perannya. Diantara strategi pembelajaran aktif yang dikemukakan oleh Silberman salah satunya adalah strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team. Dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team diharapkan siswa mampu melaksanakan dan memahami masing-masing tugas yang menjadi tugasnya masing-masing. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team pada pembelajaran Matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang. 2

Berikut langkah-langkah yang dikemukakan oleh Silberman (2013:121-122) sebagai berikut: 1. Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berilah tim-tim tersebut tugas berikut: Tim Peran Tugas 1 Penanya Setelah pengajaran berbasisceramah, ajukan setidaknya dua pertanyaan tentang materi yang dibahas. 2 Penyetuju Setelah pengajaran berbasis ceramah, katakan hal-hal mana yang mereka setujui (atau dirasa membantu) dan jelaskan alasannya. 3 Pembantah Setelah pengajaran berbasis ceramah, beri komentar tentang hal mana yang tidak mereka setujui (atau tidak banyak membantu) dan jelaskan alasanya. 4 Pemberi contoh Setelah pengajaran berbasis ceramah, berilah contoh atau penerapan khusus dari materi pelajaran. 2. Sajikan pengajaran berbasis ceramah Anda. Setelah selesai, berikan waktu bagi tim untuk menyelesaikan tugasnya. 3. Perintahkan tiap tim untuk menanyakan, menyetujui dan sebagainya. Anda mesti mendapatkan lebih banyak partisipasi siswa ketimbang yang Anda bayangkan. Pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran. Guru adalah fasilitator, siswa merupakan objek sekaligus subjek dan mereka bersama-sama saling mengisi kegiatan, belajar aktif dan kreatif. Di dalam belajar aktivitas diperlukan sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Sardiman (2012:101) mengemukakan bahwa aktivitas belajar siswa yang secara garis besar dapat dikelompokkan atas 8 kelompok, yaitu: a. Visual activities seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, dan mengamati percobaan, perkerjaan orang lain. b. Oral activities seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, 3

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan intrupsi. c. Listening activities seperti mendengarkan uraian, mendengarkan percakapan, mendengarkan diskusi, musik dan mendengar pidato. d. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities seperti mengambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi model mereparasi, bermain, berkebun, bertenak. g. Mental activities seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan. h. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tegang dan gugup. Dari delapan kelompok aktivitas belajar dikemukakan oleh Paul B. Diedrich diatas maka penulis hanya mengambil tiga kelompok aktivitas yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu visual activities,oral activities, dan mental activities dan dalam proses pembelajaran ada enam kelompok aktivitas tersebut yang dapat diamati secara langsung. Enam aktivitas belajar yang diamati dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 1: Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Jenis Aktivitas yang diamati Aktivitas Visual Activities Siswa memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran Oral Siswa berdiskusi Activities dengan timnya Siswa mengajukan pertanyaan Siswa menjawab pertanyaan tin lain Mengemukakan pendapat pada diskusi tim Mental Menyelesaikan Activities soal-soal latihan dengan baik Metode Ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan kepada guru sebagai pemberi informasi. Tetapi, pada metode ekspositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus-menerus berbicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, dan waktu-waktu diperlukan saja. Suherman (2003:203) mengemukakan bahwa Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari seseorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran, menerangkan materi dan memberi contoh soal disertai tanya jawab. Pada metode ekspositori siswa juga diberi kesempatan bertanya mengenai hal yang belum dimengerti dan menyalin 4

kedalam buku catatan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian soal-soal latihan yang tidak dipahami siswa secara klasikal dengan menyuruh satu atau dua orang siswa untuk menjawab dipapan tulis.setelah selesai satu pokok bahasan diberi tes hasil belajar kepada siswa mengenai materi yang terdapat dalam pokok bahasan tersebut. Hasil belajar merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran. Dengan demikian hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran dan dapat dinyatakan dalam nilai. Arikunto, (2008:117) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar inteklektual, b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap, c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak. Dalam hasil belajar ini belajar matematika yang dimaksudkan adalah hasil belajar yang berhubungan dengan aspek kognitif, yaitu melihat kemampuan akademis dan intelektual siswa setelah mengalami proses pembelajaran aktif tipe Listening Team METODOLOGI Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian eksperimen. Berdasarkan jenis penelitian diatas maka dalam penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team dan kelas kontrol adalah kelas yang pembelajarannya dengan menggunakan metode ekspositori. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang. Setelah dilakukan uji normalitas dari kelima kelas populasi didapatkan 2 data hasil belajar berdistribusi nomal dan 3 kelas data hasil belajar yang tidak berdistribusi normal. 3 kelas data hasil belajar dibuang, namun 2 kelas data hasil belajar yang berdistribusi normal maka dijadikan sebagai kelas sampel penelitian. Untuk menentukan sampelnya tidak secara random sampling lagi, tetapi cara pengambilan sampelnya secara Purposive sample atau sampel bertujuan, dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Kelas eksperimennya adalah kelas XI IPA 2 dan kelas kontrolnya adalah kelas XI IPA 5. Untuk menyimpulkan data yang diperoleh dari hasil belajar, dilakukan analisis secara statistik. Sebelum melakukan 5

uji hipotesis dengan t-test terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan analisis data maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 2 : Data Hasil Tes Belajar Siswa Kelas Jumlah siswa Eksperimen 28 0,14268 0,1922 Kontrol 32 0,1668 0,1822 Dari perbandingan dan, ternyata pada kedua kelas sampel diperoleh, sehingga disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil belajar siswa kedua sampel homogen atau tidak. Dalam hal ini di uji : dimana dan adalah variansi masing-masing sampel. Uji homogenitas variansi ini dapat digunakan rumus : Kemudian dihitung harga F dengan melihat tabel distribusi F dengan taraf nyata α = 0,10 dan dk pembilang = 27 serta dk penyebut = 31, maka ( ) 2,34. Kriteria pengujian adalah terima H o jika. Dari hasil perhitungan ( ) tersebut diperoleh ( ) dan 2,70. Karena didapat dari hasil perhitungan ( ) yaitu 2,34 maka hipotesis H o : σ 1 2 = σ 2 2 ditolak dengan taraf nyata α = 0,01. Kesimpulannya adalah data tes akhir pada kedua kelas sampel memiliki variansi tidak homogen. Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang tidak homogen. Uji perbedaan rata-rata bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari kedua kelas sampel. Untuk menguji hipotesis digunakan uji t-test dengan hipotesis : dan : berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas dengan uji yaitu Untuk menguji hipotesis digunakan uji. 6,22 = 0,73 = 0,23 = ( ) = 1,70 ( ) = 1,68 jika 1,69 Kriteria pengujian adalah : tolak jika 1,69.karena = 6,22 maka di tolak. Jelas bahwa = 6,22 ada dalam daerah penerimaan dalam taraf yang nyata 0,05., dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team lebih 6

baik dari hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ekspositori. HASIL dan PEMBAHASAN Berdasarkan tes akhir siswa maka diperoleh hasil ketuntasan kelas eksperimen dan kelas kontrol mencapai ketuntasan belajar yaitu kelas eksperimen 28,57% sedangkan kelas kontrol 0 %, dan tingkat ketuntasan pada kelas eksperimen tinggi dari pada kelas kontrol. Kriteria pengujian adalah : tolak jika 1,69.karena = 6,22 maka di tolak. Jelas bahwa = 6,22 ada dalam daerah penerimaan dalam taraf yang nyata 0,05., dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team lebih baik dari hasil belajar siswa dengan menggunakan metode ekspositori. Aktivitas siswa Dalam kelas Eksperimen ada observer yang mengamati aktivitas siswa, setiap pertemuan ada observer, observer yang mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran berbeda setiap pertemuan hal ini disebabkan untuk mengkondisikan situasi dari observer tersebut. Observer mengamati akativitas siswa berdasarkan indikator yang akan diamati. Pencapaian persentase aktivitas dapat dilihat dari deskripsi data aktivitas siswa. Grafik Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran 120 100 80 60 40 20 0 Keterangan 1. Siswa memperhatikan guru menjelaskan materi pelajaran 2. Siswa berdiskusi dengan tim nya 3. Siswa mengajukan pertanyaan 4. Siswa menjawab pertanyaan tim lain 5. Mengemukakan pendapat pada diskusi tim 6. Menyelesaikan soal-soal latihan dengan baik Hasil belajar Setelah dilakukan analisis data dan pengujian hipotesis terhadap hasil belajar siswa, maka diperoleh tingkat kepercayaan 90 % ( pada = 0,01), dengan demikian hipotesis hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe listening team lebih baik dari menggunakan metode ekspositori pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang. Series 1 Series 2 Series 3 Series 4 Series 5 Series 6 Dari hasil analisis data terlihat bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah 65,89 dan kelas kontrol adalah 63,34 hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kelas 7

eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Dilihat dari segi ketuntasan belajar secara individu maka diperoleh kelas eksperimen nilai siswa yang diatas atau sama dengan KKM yang diterapkan sekolah 82 adalah 8 orang atau 28,57 % sedangkan kelas kontrol sebanyak 0 atau 100 % yang tidak tuntas tidak mencapai KKM. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai diatas KKM lebih banyak daripada kelas kontrol. Berdasarkan pengujian uji diperoleh 6,22 dengan taraf kepercayaan 90%, sedangkan = 1,70 dan = 1,68.Terima jika 1,70 1,68 dan tolak dalam hal lainnya. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang baik ada faktor penyebabnya karena siswa ditempat penelitian mampu dalam meneyelesaikan tes akhir dengan baik, bukan pengaruh penerapan strategi listening team. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Padang yang pembelajarannya menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Listening Team lebih baik dari pada menggunakan metode ekspositori., 2) Aktivitas siswa terlihat perkembangannya dari pertemuan ketiga dan keempat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar EvaluasiPendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman, A. M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Silberman, Melvin. 2013. Active Learning. Bandung: 101 cara belajar Siswa Aktif. Nuansa Cendikia. Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 8