Wind speed data analysis for predictions of sea waves in Bitung Coastal Waters

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di :

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

PEMODELAN TINGGI GELOMBANG UNTUK PENENTUAN TINGKAT KERENTANAN PESISIR KABUPATEN SUKABUMI. Ankiq Taofiqurohman

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG PADA RENCANA BANGUNAN PELABUHAN DI TANJUNG BONANG, KABUPATENREMBANG Radhina Amalia, Warsito Atmodjo, Purwanto*)

KAJIAN BEBERAPA ALTERNATIF LAYOUT BREAKWATER DESA SUMBER ANYAR PROBOLINGGO

BAB III LANDASAN TEORI

Model Distribusi Data Kecepatan Angin dan Pemanfaatannya dalam Peramalan Gelombang di Perairan Laut Paciran, Jawa Timur

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

POLA ANGIN PEMBANGKIT GELOMBANG YANG BERPENGARUH ATAS MORFOLOGI DAN BANGUNAN PANTAI DI SEKITAR MAKASSAR

ANALISA PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP SEBARAN GUMUK PASIR DI PANTAI PARANGTRITIS TAHUN

SYSTEM PLANNING. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 4. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

BAB IV ANALISIS DATA

VARIASI BULANAN GELOMBANG LAUT DI INDONESIA MONTHLY OCEAN WAVES VARIATION OVER INDONESIA

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KERUSAKAN PANTAI DI PANTAI PAMARICAN KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN ABSTRAK

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN DIO MEGA PUTRI

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

PERENCANAAN PERLINDUNGAN PANTAI TANJUNG NIPAH, KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN. Dio Mega Putri 1, A. Perwira Mulia Tarigan 2 ABSTRAK

Kondisi arus permukaan di perairan pantai: pengamatan dengan metode Lagrangian

Run-up dan Overtopping Gelombang Pada Off-shore Breakwater di Pantai Tirtamaya, Indramayu AgungWindadi *, HeryosoSetiyono *, SugengWidada * )

POLA ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT DI TELUK BAYUR. Yosyea Oktaviandra 1*, Suratno 2

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI 3.1. Tahap Persiapan 3.2. Metode Perolehan Data

ANALISIS HIDROOSEANOGRAFI PERAIRAN KEERA KABUPATEN WAJO. Abstrak

BAB III DATA DAN ANALISA

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDUGAAN TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN PADA ZONA ALUR PELAYARAN DIPERAIRAN TANJUNGPINANG

POLA TRANFORMASI GELOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL RCPWave PADA PANTAI BAU-BAU, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV ANALISIS DATA

KAJIAN PENJALARAN DAN TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN TANJUNG KELIAN KABUPATEN BANGKA BARAT

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

ANALISIS KARAKTERISTIK OMBAK PERAIRAN PANTAI DELTA MUARA SUNGAI SADDANG PERIODE Alexander Kondo, 1) Sakka, 2) dan D.A.

ANALISA ANGIN ZONAL DALAM MENENTUKAN AWAL MUSIM HUJAN DI BALI BAGIAN SELATAN

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MANGGAR BARU

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG UNTUK ANALISA EFEKTIVITAS LAYOUTBREAKWATER DI PELABUHAN PENDARATAN IKAN LARANGAN, KABUPATEN TEGAL

Pola Angin Pembangkit Gelombang yang Berpengaruh atas Morfologi dan Bangunan Pantai di Sekitar Makassar

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISSN: Volume I Edisi 1/Desember 2014

Pengaruh Perubahan Layout Breakwater Terhadap Kondisi Tinggi Gelombang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

Perencanaan Layout dan Penampang Breakwater untuk Dermaga Curah Wonogiri

LONGSHORE CURRENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP TRANSPORT SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI SENDANG SIKUCING, KENDAL

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

KARAKTERISTIK ARUS DI PERAIRAN SEKITAR KAWASAN KELURAHAN SARIO TUMPAAN TELUK MANADO

OSEA OGRAFI FISIKA PERAIRA TELUK AMURA G ME URUT PERIODE UMUR BULA

STUDI POLA TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN KOTA TEGAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut Jawa. - Sebelah Timur : Berbatasan dengan DKI Jakarta. Kabupaten Lebak.

Pola Arus di Perairan Paciran Jawa Timur pada Musim Peralihan Awal

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

KAJIAN PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN LAMONGAN

Gambar 4.1 Air Laut Menggenangi Rumah Penduduk

Kajian Ovetopping akibat run-up gelombang pada breakwater di perairan balongan indramayu, jawa barat

BAB III METODOLOGI 3.1 PERSIAPAN PENDAHULUAN

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

Perhitungan Potensi Energi Angin di Kalimantan Barat Irine Rahmani Utami Ar a), Muh. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

DINAMIKA TRANSFORMASI GELOMBANG MENGGUNAKAN MODEL CMS-WAVE (COASTAL MODELLING SYSTEM - WAVE) DI PANTAI BOOM TUBAN, JAWA TIMUR

Pola Angin Musiman di Perairan Malang Selatan, Jawa Timur

PENDAHULUAN. I.2 Tujuan

Transkripsi:

Aquatic Science & Management, Edisi Khusus 1, 35-39 (Mei 013) Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/index ISSN 337-4403 e-issn 337-5000 jasm-pn0000 Wind speed data analysis for predictions of sea waves in Bitung Coastal Waters Analisis data kecepatan angin untuk peramalan gelombang laut di Perairan Pantai Bitung Joanes E. Koagouw 1 *, Gybert E. Mamuaya, Adrie A. Tarumingkeng, and P.A. Angmalisang 1 Program Studi Ilmu Perairan, Program Pascasarjana, Universitas Sam Ratulangi.Jl. Kampus Unsrat Kleak, Manado 95115. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi *E-mail: engelmdo@gmail.com Abstract: Coastal area of Bitung Municipality is one of the economical activities centers in North Sulawesi Province such as for land-uses and the exploitation of natural resources. Those activities are exaggerating day bay day and tended to be uncontrollable. The excess of those conditions, it has been recorded the change of waves in Bitung waters that has impacts to coastal areas and can affect the utilization of coastal and marine resources. This research was aimed to observe waves altitude variations in Bitung waters with Svedrup Munk and Bretchsneider (SMB) method that had been used to predict waves altitudes. The results showed that the wind speed during West Season was 0.33 m and were dominant to the East, while during East season was 0.91m from South-East to North-West, and then on transition period (March to May) was 1.08m from South-East to East. The results of those wind speed to the waves altitudes in Bitung waters is discussed in this paper Keywords: waves; Bitung Municipality; Svendrup-Munk-Bretcheider. Abstrak: Pesisir pantai Kota Bitung merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi (misalnya pemanfaatan lahan dan eksploitasi sumberdaya) di Provinsi Sulawesi Utara. Aktivitas tersebut semakin hari semakin meningkat dan memiliki kecenderungan tidak terkontrol. Akibat dari keadaan tersebut, telah terjadi perubahan fenomena gelombang di perairan Bitung yang berdampak pada keberadaan daerah pesisir pantai di mana hal ini dapat mengganggu aktivitas pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi tinggi gelombang di perairan Bitung dengan menggunakan metode Svedrup Munk and Bretchsneider (SMB) yang biasa digunakan untuk peramalan tinggi gelombang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan angin pada Musim Barat sebesar 0,33 meter dan dominan ke arah Timur, sementara pada Musim Timur sebesar 0,91 meter dari arah Tenggara ke Barat Laut, serta pada Musim Peralihan (antara bulan Maret-Mei) adalah sebesar 1,08 meter dari arah Tenggara dan Timur. Pengaruh kecepatan angin tersebut terhadap gelombang laut di perairan Bitung dibahas dalam tulisan ini Kata-kata kunci: gelombang; Kota Bitung; Svendrup-Munk-Bretcheider. PENDAHULUAN Pemahaman dasar meteorologi laut dan pesisir merupakan komponen penting dalam perencanaan dan pengembangan pembangunan wilayah pesisir dan di lepas pantai. Pertimbangan meteorologi yang paling penting berkaitan dengan dominan peran angin dalam pembangkitan gelombang (Resio et al., 003). Beberapa jenis gelombang/ombak yang terjadi di laut dapat diklasifikasikan berdasarkan pada daya pembangkitnya. Gelombang laut yang disebabkan oleh angin (gelombang angin), daya tarikan bumi-bulan-matahari (gelombang pasangsurut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal. Gelombang yang 35 biasanya terjadi dan dikaji dalam bidang teknik pantai adalah gelombang angin dan pasang-surut (Triatmodjo, 1999). Ada dua sistem pengukuran angin secara matematis yaitu dengan Eulerian dan Langrange yang bebas, yang memberikan informasi tentang atmosfir dan arus laut, untuk prakiraan cuaca lebih menggunakan sistem Eulerian karena lebih khusus untuk memprediksi cuaca di suatu daerah (Wells, 01). Salah satu perbedaan penting antara gelombang panjang dan gelombang pendek dihitung kecepatan orbital (Scheffiner, 00). Daerah pantai Bitung dan sekitarnya merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang selalu diikuti dengan kecenderungan laju pertumbuhan penduduk yang pesat sehingga memberi dampak pada keseimbangan lahan dan alam.

Di Laut Maluku khusus di sepanjang pantai Bitung, yang merupakan tempat para nelayan mencari ikan di laut serta kegiatan pembangunan lainnya, terkadang keadaan cuacanya tidak menentu, yang disebabkan oleh badai (gelombang laut tiba-tiba). Minimnya informasi serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengaruh keadaan cuaca, membuat kinerja yang dilakukan masyarakat tidak optimal. Fenomena laut dalam hal tinggi gelombang laut sangat mempengaruhi efesiensi dan keselamatan kerja di laut, oleh karena itu diperlukan informasi tentang variasi dan karakteristik pola distribusi arah dan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di sekitar pantai Bitung. Informasi cuaca seperti kecepatan dan arah angin berhubungan secara linier dengan besaran gelombang laut. Secara meteorologis kondisi angin di Sulawesi Utara berhembus secara periodik minimal setiap 3 bulan dan periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah setiap setengah tahun. Secara umum pola angin di Indonesia, terbagi menjadi tiga golongan, yaitu musim barat (Oktober-April), musim timur (April-Oktober), dan musim peralihan (Maret-Mei dan September-November) (Wyrtki, 1961). Dalam menetapkan data gelombang untuk jangka panjang terlalu mahal untuk dilaksanakan, maka digunakan data angin yang tersedia. Dari analisis data arah dan kecepatan angin di pesisir pantai Bitung ini dipakai untuk perencanaan bangunan pantai serta dapat memberikan gambaran distribusi arah dan kecepatan angin yang tepat serta dalam peramalan tinggi gelombang signifikan. MATERIAL DAN METODE Penelitian ini dilakukan di sekitar daerah Laut Maluku (pantai Bitung dan sekitarnya) (Gambar 1) dengan menggunakan data angin hasil pengamatan selama 11 tahun periode 006-011. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data kecepatan angin maksimum dan arah pada saat kecepatan terbesar pada ketinggian 10 m yang merupakan data harian yang diambil dari Stasiun Meteorologi Maritim Bitung. Untuk mendapatkan pola angin digunakan dicari arah angin yang dominan pada kecepatan maksimum dengan diklasifikasikan pada setiap musim, untuk tinggi gelombang dengan metode literatur yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data. Aquatic Science & Management, Edisi Khusus 1 (Mei 013) 36 Salah satu hal yang penting pada data angin yang akan menjadi peramalan gelombang di pantai adalah fetch. Fetch adalah adalah panjang daerah di mana angin dapat berhembus dengan kecepatan dan arah konstan. Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh daratan yang mengelilingi laut. Di dalam pembentukan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Fetch rerata efektif diberikan oleh persamaan berikut : F eff X i α F eff = X i cos cos... (1) di mana : fetch rerata efektif : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch. : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan 6 0 sampai sudut sebesar 4 0 pada kedua sisi dari arah angin (Triatmodjo, 1999) Data yang dikumpulkan dibuat tabel series dan dianalisis dengan mengunakan metode SMB (Svendrup-Munk-Bretcheider). Dalam menetapkan data gelombang berhubung data gelombang untuk jangka panjang sulit atau terlalu mahal untuk dilaksanakan, maka digunakan data angin. Di sini akan dilaksanakan peramalan gelombang (hindcasting) dengan metode SMB (Svedrup, Munk and Bretchsneider, 1958). Hasil peramalan gelombang ini berupa tinggi gelombang signifikan dan periode gelombang. Formulasi metode SMB adalah sebagai berikut: Untuk kondisi fetch limited gh m 0 = 3 gf 1,6 10 1/ U...(1.4) A gt m =,857 10 1 gf 1/3...(1.5) gt = 6,88 gf 1/3...(1.6) Untuk kondisi fully developed gh m 0 =,4331 10 1...(1.7) gt m = 8,134...(1.8) gt = 7,88 10 4...(1.9) Untuk kondisi shallow water wave

Koagouw: Wind speed data analysis for prediction of sea waves in Bitung Coastal Waters H = 0,83 tan 0,53 gd 3/4 tan T = 0,00565 gf tan 0,53 gd 1/ 7,54 tan 0,833 gd 3/8 tan 0,00379 gf tan 0,833 gd 1/ g...(.0) g...(.1) di mana : F : panjang fetch (m) g : percepatan gravitasi (g = 9.81 m/s ) Hm 0 : tinggi gelombang hasil peramalan Tm : periode gelombang puncak : kecepatan angin yang sudah dikoreksi t : lama angin berhembus (Cerc, 1984) Hasil pengolahan kecepatan angin akan didapatkan nilai tinggi gelombang (H) dan periode (T). Proses pengolahan data yang meliputi analisis data angin data angin yang didapat diolah dan disajikan dalam bentuk diagram yang disebut dengan mawar angin (windrose). Langkah-langkah untuk membuat windrose yaitu data angin dikelompokkan berdasarkan arah dan kecepatannya, kemudian didapatkan prosentase untuk tiap-tiap arah dan kecepatannya, dan disajikan dalam bentuk tabel sehingga dapat membuat gambar mawar angin berdasarkan tabel tersebut. Dalam melakukan analisis data gelombang beberapa tahapan untuk mencari tinggi gelombang yang didapat diolah sehingga menjadi waverose yaitu data gelombang dikelompokkan berdasarkan arah dan tinggi gelombangnya, dicari prosentase untuk tiap-tiap arah dan tinggi gelombangnya, dan disajikan dalam bentuk tabel dan dibuatkan waverose berdasarkan tabel tersebut, sehingga akan terlihat tinggi gelombang yang dominan pada periode-periode tertentu. Dalam menganalisis data dilakukan secara deskriptif, membandingkan tinggi gelombang yang dibangkitkan oleh angin terhadap kecepatan angin sebagai pembangkit gelombang, dan menguraikan hasil penelitian sehingga diperoleh informasi-informasi mengenai tinggi gelombang maksimum dan minimum, perbandingan tinggi gelombang untuk setiap musim, perbandingan antara tinggi gelombang terhadap prosentase kejadian gelombang, dan musim di mana terjadinya gelombang besar. Gambar 1. Lokasi penelitian dan pengambilan data 37

Aquatic Science & Management, Edisi Khusus 1 (Mei 013) Gambar. Mawar angin musim barat tahun 001-011. Gambar 4. Mawar angin peralihan I tahun 001-011. Gambar 3. Histogram arah dan kecepatan angin musim barat Gambar 5. Histogram arah dan kecepatan angin peralihan HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk tinggi gelombang laut pada saat musim Pada umumnya kecepatan angin yang dominan peralihan adalah 0,91 meter. Untuk musim timur yang merupakan kebalikan dari musim barat di yang ditunjukkan pada Gambar dan Gambar 3 mana matahari mulai bergeser ke belahan bumi pada musim barat di wilayah pesisir pantai Bitung utara maka antara bulan Maret-Mei yang kecepatan maksimum dominan 7-11 knot bergerak dari arah timur dengan dengan persentase di atas 34,9% dan kecepatan di atas knot hanya 3,% pada arah barat serta yang terendah dengan kecepatan di bawah 1 knot yang dikategorikan calm ditunjukkan dengan Gambar 5 distribusi kecepatan angin pada mawar angin 7-11 knot dengan persentase 44,5% dengan dominan arah tenggara dan kecepatan angin di atas knot persentase 1% dengan arah barat dengan tinggi gelombang 1,08 sebesar 0,44 %. Sebagaimana diketahui posisi meter. matahari yang berada di belahan bumi selatan sehinga terbentuknya angin yang bergerak dari Asia ke benua Australia di daerah pesisir pantai Bitung mempunyai tinggi gelombang 0,33 meter. Untuk musim peralihan I antara bulan Maret- Mei yang ditunjukkan dengan Gambar 4 distribusi kecepatan angin pada mawar angin 7-11 knot dengan persentase 3,3% dan kecepatan angin di atas knot persentase 3% dengan arah tenggara. 38

Koagouw: Wind speed data analysis for prediction of sea waves in Bitung Coastal Waters REFERENSI Gambar 6. Mawar angin musim timur tahun 001-011. Gambar 7. Histogram arah dan kecepatan angin musim timur KESIMPULAN Dari hasil perhitungan pengolahan kecepatan angin untuk peramalan tinggi gelombang pada saat musim barat tinggi gelombang signifikan 0,3 meter dan arah angin dominan bergerak ke arah timur, pada saat musim timur tinggi gelombang signifikan 1,81 meter dengan arah tenggara dan pada saat masa peralihan bulan Maret-Mei tinggi gelombang mencapai 0,91 meter. Ucapan terima kasih. Penulis mengucapakan terima kasih kepada pihak BMKG khususnya Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Bitung yang telah membantu menyediakan data kecepatan angin. C.E.R.C., (1984) Shore Protection Manual, US Army Coastal Engineering Research Center, Washinton (SPM, 1984), pp. 4-7. DEMIRBILEK, Z. and VINCENT, C. L. (00) Coastal and Hydraulics Laboratory (CHL). Vicksburg: Engineer Research and Development Center. KURNIAWAN, R., HABIBIE, M. N. and SURATNO. (011) Variasi Bulanan Gelombang laut di Indonesia. Jurnal BMKG, 1(3). MUHTADI, A. (009) Kajian beberapa alternatif layout breakwater Desa Sumber anyar probolinggo. Neutron, 9(1). RESIO, D.T., BRATOS, S. M. and THOMPSON, E.F. (003) Meteorology dan Wave Climate. Vicksburg: Engineer Research and Development Center. SCHEFFINER, N.W. (00) Water Levels and Long Waves, Coastal and Hydraulics Laboratory. Vicksburg: Engineer Research and Development Center (CHL). SUGIANTO, D.N. (010) Model Distribusi Data Kecepatan Angin dan Pemanfaatannya dalam peramalan gelombang di Peraiaran laut Pacitan Jawa Timur. Ilmu Kelautan, 15, 43-15. SHAHIDI, A. ETEMAD., KAZEMINEZHAD, M.H. and MOUSAVI, S.J. (009) On The Prediction of Wave Parameters Using Simplified Methods. Portugal: Lisbon. THOMPSON, E.F. (00) Hydrodynamic Analysis and Design Conditions.Coastal and Hydraulics Laboratory. Vicksburg: Engineer Research and DevelopmentCenter. TJASYONO, B. (006) Meteorologi Indonesia 1: Karateristik dan Sirkulasi Atmosfer. Bandung: BMG. TRIATMODJO, B. (1999) Teknik Pantai. Yogyakarta: Beta Offset. WELLS, N.C. (01). The Atmosphere and Ocean A Physical Introduction Third Edition.Wiley- Blackwell.A John Wiley & Sons, Ltd. WYRTKI, K. (1961) Physical Oceanography of Southeast Asean Waters. Naga Report. I.. The University of California. California: La Jolla. Diterima: April 013 Disetujui: 9 April 013 39