BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Health locus of Control dengan Perilaku berisiko terhadap kesehatan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yaitu kepribadian, yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (X) dengan perilaku caring perawat sebagai variabel terikat (Y). Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. duavariable yaitu rasa bersalah sebagai variabel (X) dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif jenis ex post facto atau disebut juga penelitian non-eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hipotesis yang telah dibuat. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasinya (Azwar, 200 4). Penelitian ini menghubungkan tiga variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu variabel atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2010). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap bisnis multi level marketing dengan pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing pada ibu rumahtangga. B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel bebas (X) : persepsi terhadap bisnis multi level marketing Variabel terikat (Y) : pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing C. Defenisi Operasional 1. Persepsi terhadap bisnis multi level marketing Persepsi terhadap bisnis multi level marketing adalah proses penafsiran terhadap bisnis multi level marketing yang dilakukan individu melalui proses seleksi, penilaian dan pemberian tanggapan baik positif maupun negatif. Dengan indikator yaitu : a. Seleksi yaitu penyampaian oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya rangsangan. 28

29 b. Penilaian yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. c. Reaksi berupa penarikan kesimpulan dan tanggapan terhadap informasi yang ditunjukkan dengan tingkahlaku. 2. Pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing Pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing adalah proses mengidentifikasikan alternatif yang ada melalui proses pemahaman, perancangan, dan pemilihan tentang bisnis multi level marketing yang paling sesuai dengan nilai dan tujuan individu untuk mendapatkan solusi dari masalah tertentu. Dengan indikator yaitu: a. Pemahaman merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. b. Perancangan merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan atau solusi yang dapat diambil. c. Pemilihan merupakan pemilihan diantara berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai. D. Sampel Penelitian 1. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang memiliki karakteristik dari populasi tersebut. Sampel yang diambil haruslah representatif, artinya sampel harus mencerminkan dan memiliki sifat populasi (Azwar, 2010). Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi peneliti menggunakan rumus slovin (dalam Prasetyo & Jannah, 2010) sebagai berikut:

30 n = N 1+Ne 2 Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Nilai kritis (batas ketelitian) Data yang diperoleh peneliti dari kantor bisnis multi level marketing PT. Orindo Alam Ayu Pekanbaru (Oriflame) terdapat 632 ibu rumahtangga yang menjadi member. Berdasarkan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar 10%, maka sampel penelitian ini berjumlah 86 orang, penjabarannya dapat dilihat sebagai berikut: n = N 1+Ne 2 n = 632 1+( 632 x(10%) 2 ) n = 632 1+( 632 x0,01) n = 632 1+ 6,32 n = 632 7,32 n = 86,33 = 86 orang 2. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik sampling yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang di pandang memiliki kaitan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat sampel yang diketahui sebelumnya (dalam Hadi, 2004). Yang menjadi kriteria utama sampel dalam penelitian ini adalah :

31 - Member bisnis multi level marketing - telah menjadi member selama 1 tahun - Ibu rumah tangga E. Pengumpulan Data 1. Alat Ukur Untuk memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan variabel yang diteliti, maka dibuat suatu skala psikologi. Skala adalah serangkaian pernyataan yang bermuatan pernyataan yang harus dijawab oleh subjek penelitian yang berhubungan dengan suatu masalah yang ingin diketahui (dalam Hadi, 2004). a. Skala Persepsi terhadap bisnis Multi Level Marketing Skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing disusun berdasarkan teori persepsi dari Sobur (2003) dan teori multi level marketing dari Clothier (2002). Skala ini menggunakan modifikasi skala Likert yang dibuat dalam empat alternatif jawaban. Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favourable yaitu pernyataan yang mendukung teori, diberi nilai sebagai berikut: nilai 4 (empat) jika jawaban SS (sangat setuju), nilai 3 (tiga) jika jawaban S (setuju), nilai 2 (dua) jika jawaban TS (tidak setuju), nilai 1 (satu) jika jawaban STS (sangat tidak setuju). Sedangkan pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan unfavourable yaitu pernyataan yang tidak mendukung teori, diberi nilai sebagai berikut: nilai 1 (satu) jika jawaban SS (sangat setuju), nilai 2 (dua) jika jawaban S (setuju), nilai 3 (tiga) jika jawaban TS (tidak setuju), nilai 4 (empat) jika jawaban STS (sangat tidak setuju).

32 Berikut ini blue print sebaran aitem skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing untuk diuji cobakan dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Blue print skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing (X) (Untuk try-out) No. Aspek Favorable Unfavorable 1. Seleksi 4,7,10,13,16,21,39 1,19,22,25,28,31,34 14 2. Interpretasi 2,5,8,11,14,17,20 23,26,29,32,36,38,40 14 3. Reaksi 24,27,30,33,35,37 3,6,9,12,15,18 12 Total 20 20 40 b. Skala Pengambilan Keputusan mengikuti Bisnis Multi Level Marketing Skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing disusun berdasarkan teori pengambilan keputusan dari Engel dkk (1995) dan teori multi level marketing dari Clothier (2002). Skala ini menggunakan modifikasi skala Likert yang dibuat dalam empat alternatif jawaban. Pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan favourable yaitu pernyataan yang mendukung teori, diberi nilai sebagai berikut: nilai 4 (empat) jika jawaban SS (sangat setuju), nilai 3 (tiga) jika jawaban S (setuju), nilai 2 (dua) jika jawaban TS (tidak setuju), nilai 1 (satu) jika jawaban STS (sangat tidak setuju). Sedangkan pernyataan dalam skala yang mengandung kecenderungan unfavourable yaitu pernyataan yang tidak mendukung teori, diberi nilai sebagai berikut: nilai 1 (satu) jika jawaban SS (sangat setuju), nilai 2 (dua) jika jawaban S (setuju), nilai 3 (tiga) jika jawaban TS (tidak setuju), nilai 4 (empat) jika jawaban STS (sangat tidak setuju). Berikut ini blue print sebaran aitem skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing untuk diuji cobakan dapat dilihat pada tabel 3.2

33 Tabel 3.2 Blue print skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing (Y) (Untuk try-out) No. Indikator Favorable Unfavorable 1. Pemahaman 1,4,7,10,13,16,19 22,25,28,31,34,37,40 14 2. Perancangan 21,24,27,30,33,36,39 2,5,8,11,14,17,20 14 3. Pemilihan 3,6,9,12,15,18 23,26,29,32,35,38 12 Total 20 20 40 2. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian ini dilaksanakan, alat ukur yang digunakan harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini guna mendapatkan aitem-aitem yang layak sebagai alat ukur. Uji coba alat ukur ini diberikan pada 70 subjek yang terdiri dari ibu rumahtangga yang menjadi member bisnis multi level marketing. Selanjutnya skala diskoring, kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17,0 For Windows. 3. Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Penentuan kesahihan kriteria menurut Azwar (2009) menyatakan bahwa skala psikologi yang digunakan untuk indeks daya diskriminasi minimal adalah 0,30. Dengan demikian item yang koefisiennya < 0,30 dinyatakan gugur, sedangkan item yang dianggap sahih adalah item dengan koefisien korelasi 0,30. Untuk mengetahui apakah skala yang dibuat sesuai dengan tujuan pengukurannya, maka dilakukan uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution

34 (SPSS) 17,0 For Windows, dengan cara menghubungkan atau mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya. Hasil perhitungan uji validitas untuk variabel persepsi terhadap bisnis multi level marketing (X) dari 40 aitem yang telah diuji coba terdapat 35 aitem yang memiliki korelasi aitem total di atas 0,30 yaitu berkisar antara 0,337 sampai 0,825 dengan kata lain terdapat 35 aitem yang dianggap valid, sedangkan sisanya 5 aitem dinyatakan gugur. Berikut ini tabel 3.3 yang menunjukkan blue print skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing yang valid dan yang gugur setelah di lakukan uji coba. Tabel 3.3 Blue print skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing (X) Hasil try out (valid dan gugur) No. Aspek Valid Gugur F UF F UF 1. Seleksi 7,16 1,19,22,25 4,10, 39 14 28,31,34 13,21 2. Interpretasi 2,5,8,11, 23,26,29,32 14 14,17,20 36,38,40 3. Reaksi 24,27,30, 3,6,9,12, 12 33,35,37 15,18 Total 15 20 4 1 40 Hasil perhitungan uji validitas untuk variabel pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing (Y) dari 40 aitem yang telah diuji coba terdapat 34 aitem yang memiliki korelasi aitem total di atas 0,30 yaitu berkisar antara 0,320 sampai 0,903 dengan kata lain terdapat 34 aitem yang dianggap valid, sedangkan sisanya enam aitem dinyatakan gugur. Berikut ini tabel 3.4 yang menunjukkan blue print skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing yang valid dan yang gugur setelah di lakukan uji coba.

35 Tabel 3.4 Blue print skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing (Y) Hasil try out (valid dan gugur) No. Aspek Valid Gugur F UF F UF 1. Pemahaman 1,10,13,16,19 22,31,34,37,40 4,7 25,28 14 2. Perancangan 21,24,27,30, 2,5,8,11,14,20 36 17 14 33,39 3. Pemilihan 3,6,9,12,15,18 23,26,29,32,35,38 12 Total 17 17 3 3 40 Setelah mendapatkan jumlah item yang valid maupun yang gugur, maka tabel 3.5 dan 3.6 yang terlampir di bawah ini adalah blue print skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing (X) dan skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing (Y) untuk penelitian. Tabel 3.5 Blue print skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing (X) (Untuk Penelitian) No. Aspek Favorable Unfavorable 1. Seleksi 6,13 1,16,18,21,24,27,30 9 2. Interpretasi 2,4,7,9,11,14,17 19,22,25,28,32,34,35 14 3. Reaksi 20,23,26,29,31,33 3,5,8,10,12,15 12 Total 15 20 35 Tabel 3.6 Blue print skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing (Y) (Untuk penelitian) No. Aspek Favorable Unfavorable 1. Pemahaman 1, 8,11,14,16 19,26,29,31,34 10 2. Perancangan 18,21,23,25,28,33 2,4,6,9,12,17 12 3. Pemilihan 3,5,7,10,13,15 20,22,24,27,30,32 12 Total 17 17 34

36 b. Uji Reliabilitas Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2010). Azwar (2007) guna mengetahui koefisien reli abilitas alat ukur dalam penelitian ini, maka penelitian menggunakan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 for window. Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap aitem skala persepsi terhadap bisnis multi level marketing (X) diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,939 sedangkan koefisien reliabilitas skala pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing (Y) sebesar 0,959. F. Teknik Analisis Data Metode analisa data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap bisnis multi level marketing dengan pengambilan keputusan mengikuti bisnis multi level marketing adalah teknik analisis korelasi product moment. Untuk mempermudah dalam perhitungan, maka peneliti menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17,0 For Windows. G. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Orindo Alam Ayu (Oriflame) Pekanbaru pada tanggal 1 Juli 2014 sampai dengan 7 Juli 2013. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

37 Tabel 3.7 Jadwal Penelitian No. Jenis Kegiatan Masa Pelaksanaan 1. Pengajuan Synopsis November 2013 2. Penunjukan pembimbing skripsi 28 November 2013 3. Penyusunan proposal penelitian Desember 2013 April 2014 4. Seminar proposal 21 Mei 2014 5. Revisi proposal penelitian Mei 2014 Juni 2014 6. Uji coba (Try Out) 19-26 juni 2014 7. Penelitian 1-7 Juli 2014 8. Pengolahan dan analisa data 8-15 Juli 2014 9. Penyusunan dan konsultasi laporan skripsi per-bab 16-23 Juli 2014 10. Ujian hasil penelitian 13 Agustus 2014 11. Ujian munaqasah 10 September 2014