Algoritma Pengenalan Ekspresi Wajah Menggunakan Wavelet Neural Networks

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SISTEM PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION (STUDI KASUS PADA DATABASE MUG)

Facial Expression Recognition By Using Fisherface Methode With Backpropagation Neural Network


PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB I PENDAHULUAN. penelitian di dunia pendidikan. Dilaporkan sekitar 25-60% mahasiswa drop-out

Karakteristik Spesifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

SINTESA EKSPRESI WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN RADIAL BASIS FUNCTION NETWORK

ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN POLA WAYANG KULIT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

KLASIFIKASI SIDIKJARI DENGAN PEMROSESAN AWAL TRANSFORMASI WAVELET Minarni *

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

IMPLEMENTASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS(PCA) DAN IMPROVED BACKPROPAGATION

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN SUARA MENJADI TEKS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMILIHAN WARNA LIPSTIK BERDASARKAN INFORMASI USIA DAN WARNA KULIT DENGAN MENGGUNAKAN METODA ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

ALGORITMA BACKPROPAGATION PADA JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN POLA WAYANG KULIT

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

Aplikasi Pengenalan Citra Chord Gitar Menggunakan Learning Vector Quantization (LVQ)

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Penerapan Metode Single-Layer Feed-Forward Neural Network Menggunakan Kernel Gabor untuk Pengenalan Ekspresi Wajah

Identifikasi Gender Berdasarkan Citra Wajah Menggunakan Deteksi Tepi dan Backpropagation

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Prediksi Nilai Tukar Petani Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Segitiga Fuzzy-Neural Network untuk Mengenali Pola dari Model Input Data yang Berdistribusi

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

ANALISIS DEKOMPOSISI WAVELET PADA PENGENALAN POLA LURIK DENGAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PENGENALAN EKSPRESI WAJAH MENGGUNAKAN WAVELET GABOR DAN BACKPROPAGATION

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

PENGENALAN GENDER MEMANFAATKAN WAJAH MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI NEAREST NEIGHBOR

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Pengolahan data merupakan proses awal yang dilakukan dalam program RBFNN sebelum masuk pada proses pelatihan (training) dan pengujian (testing).

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai deteksi wajah dengan Differential Evolution Based Neural Network

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hardisk 80 GB Perangkat lunak Window XP Profesional MATLAB 7.0.1

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

PROGRAM APLIKASI PENGENALAN EKSPRESI WAJAH SECARA REAL TIME DENGAN METODE BACK PROPAGATION DAN WAVELET HAAR

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

1. Pendahuluan Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang revelan dengan penelitian yang akan. antara metode Kohonen Neural Network dengan metode Learning ng Vector

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS

Klasifikasi Identitas Wajah Untuk Otorisasi Menggunakan Deteksi Tepi dan LVQ

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

BAB 2 Landasan Teori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia dengan menggunakan metode Gabor Filter dan Algoritma

1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Algoritma Pengenalan Ekspresi Wajah Menggunakan Wavelet Neural Networks Z. Abidin Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail : zaenalabidin.indonesia@gmail.com Abstrak Ekspresi atau mimik adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang merupakan hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah serta dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Melalui ekspresi wajah, maka dapat dipahami emosi yang sedang bergejolak pada diri individu. Ekspresi wajah merupakan salah satu karakteristik perilaku. Penggunaan sistem teknologi biometrika dengan karakteristik ekspresi wajah memungkinkan untuk mengenali mood atau emosi seseorang. Komponen dasar sistem analisis ekspresi wajah adalah deteksi wajah, ekstraksi data wajah, dan pengenalan ekspresi wajah. Metode integral projection digunakan untuk sistem dekteksi wajah. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan untuk menentukan arsitektur yang optimal, dilakukan inisialiasi parameter dan beberapa parameter dilakukan variasi. Dari percobaan awal ditentukan jumlah neuron pada wavelet layer adalah 13, dengan jumlah epoch = 500, target error = 0,01, dan learning rate 0.25, menghasilkan = 0,106463, dengan durasi masa training adalah 38,1543 detik. Tingkat pengenalan ekspresi wajah masih sangat rendah yaitu sebesar 15,0235 dengan rincian sbegai berikut. Jumlah citra training data set yang berhasil dikenali adalah 20 dari 140 citra (14,29), sementara citra testing data set yang berhasil dikenali adalah 12 dari 73 citra (16,44). Kata kunci Ekspresi Wajah, Transformasi Wavelet, Wavelet Neural Network 1. PENDAHULUAN Ekspresi atau mimik adalah salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang merupakan hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah serta dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah mengungkapkan pikiran yang sedang melintas pada diri seseorang. Sebagai contoh, sebuah senyum mengungkap keramah-tamahan dan kasih-sayang; mengangkat alis mata menunjukkan ekspresi heran; mengernyitkan dahi menunjukkan ketakutan dan kegelisahan. Semua emosi dan berbagai macam tingkah manusia diekspresikan dalam emosi yang berbeda yang tergambar di wajah [9]. Paul Ekman, seorang psikolog Amerika juga menyatakan bahwa manusia mempunyai ekspresi wajah yang universal [4]. Saat ini teknologi biometrika telah banyak sekali digunakan. Teknologi biometrika diterapkan dengan menggunakan karakteristik pembeda (distinguishing traits). Secara umum karakteristik pembeda itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu karakteristik fisiologis atau fisik, dan karakteristik perilaku. Ekspresi wajah merupakan salah satu karakteristik perilaku. Penggunaan sistem teknologi biometrika dengan karakteristik ekspresi wajah memungkinkan untuk mengenali mood atau emosi seseorang. Pengenalan ekspresi wajah berbasis komputer sendiri merupakan salah satu bidang ilmu yang selalu aktif dikaji sepanjang waktu. Beberapa metode pengenalan ekspresi wajah telah banyak dikembangkan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan yang berkaitan dengan ekspresi wajah diantaranya dilakukan oleh Lekshmi dan Sasikumar [11], yang melakukan analisis ekspresi wajah dengan menggunakan metode Gabor Wavelet Transform (GWT) dan DCT, serta jaringan Radial Basis Function (RBF) digunakan sebagai classifier. Bashyal dan Venayagamoorthy [3], melakukan pengenalan ekspresi wajah dengan menggunakan Gabor wavelet dan LVQ. Kulkarni [10], mengembangkan sistem cerdas pengenalan mood menggunakan database yang besar denga sistem committee neural network. Deng et al. [6], mengembangkan sebuah penelitian yang membandingkan metode bank tapis gabor lokal dan global dengan pendekatan PCA+LDA. Ma dan Khorasani [14] melakukan penelitian dengan menggunakan 2-D discrete cosine transform (DCT) dan jaringan syaraf feedforward dengan satu layer tersembunyi. Abidin dan Harjoko [1] melakukan penelitian dengan menggunakan fisherface sebagai ekstraksi ciri dan backpropagation neural network sebagai classifier. Beberapa penelitian yang disebutkan di atas hampir semuanya menggunakan neural network (NN) yang dikombinasikan beberapa metode. Faktor kunci penggunaan NN adalah karena sifatnya yang mampu melakukan pembelajaran dan generalisasi, pemetaan nonlinear, dan komputasi paralel [7]. Pada umumnya pendekatan pemecahan masalah menggunakan NN membutuhkan sejumlah neuron. Selain itu, NN kadang terjebak pada sebuah lokal minimum error sehingga tingkat konvergensi jaringan menjadi lambat. Menurut Abiyev dan Kaynak [2] untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki NN, pendekatan yang sesuai adalah dengan fungsi wavelet yang diterapkan pada struktur NN. Fungsi wavelet disini digunakan sebagai fungsi aktivasi pada lapisan tersembunyi dari NN. Kombinasi antara neural networks dan wavelet menghasilkan model hybrid yang dikenal dengan dengan wavelet neural networks (WNN). Sampai saat ini masih sedikit artikel yang membahas secara rinci berkaitan dengan WNN untuk pengenalan pola, beberapa diantaranya adalah Lin [11], Yonghui dan Rui [16]. Kebanyakan dari penelitian yang ada adalah ISBN 978-602-14724-4-6 147

penggunaan transformasi wavelet untuk melakukan dekomposisi dan ekstraksi ciri. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimana menentukan model wavelet neural networks yang optimal? (2) Berapa persen tingkat akurasi yang dihasilkan dari pendekatan metode yang diusulkan dalam mengidentifikasi ekspresi wajah sebuah citra? Beberapa hal yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah: citra yang digunakan adalah citra ekspresi wajah, citra yang digunakan adalah citra static single person, di mana dalam citra tersebut hanya terdapat satu objek saja, posisi wajah yang digunakan dalam penelitian ini frontal, dan tidak terhalang sebagian oleh objek lain, dengan latarbelakang yang seragam atau tidak terdiri banyak variasi warna, pengenalan wajah tidak bergantung pada struktur wajah, budaya, etnis, warna kulit, umur, dan jenis kelamin. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Analisis dan Kebutuhan Sistem Masalah yang akan diselesaikan adalah pengenalan ekspresi wajah yang dilakukan dengan mengenali pola dari citra wajah. Ekspresi yang akan dikenali adalah ekspresi netral plus 6 ekspresi dasar wajah yaitu: senang, sedih, marah, terkejut, takut dan jijik. Setiap citra direpresentasikan dalam bentuk matriks, di mana baris dan kolom menunjukkan sebuah titik pada citra serta kesesuaian nilai elemen matriks mengidentifikasikan level pada titik tersebut [8]. Representasi citra dalam bentuk matriks memiliki dimensi yang besar, sehingga proses komputasi membutuhkan waktu proses yang lama sehingga diperlukan reduksi dimensi matriks untuk meminimalisir waktu proses. Dalam penelitian ini digunakan transformasi wavelet untuk mereduksi dimensi. Pengenalan ekspresi wajah didasari pada pengenalan pola dengan menggunakan jaringan syaraf wavelet (Wavelet Neural Networks / WNN). Proses pengenalan ekspresi wajah dilakukan dengan membandingkan citra input dengan citra yang telah dilatih oleh sistem. Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1) Proses dokumentasi citra digital dari database JAFFE. Citra yang digunakan untuk penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 bagian yakni citra untuk pelatihan (training data set) dan citra query (testing data set). Data citra diperoleh dari database JAFFE [13] yang terdiri dari 213 gambar ekspresi wajah dari 10 subyek wanita Jepang. Setiap subyek berpose 3 sampai 4 untuk 6 ekspresi wajah + 1 netral. Setiap gambar memiliki format *.tiff, dengan mode warna grayscale dan memiliki ukuran 256 256 piksel. Rincian pembagian data citra yang akan digunakan untuk pelatihan dan pengujian dapat dilihat pada Tabel 1. Pembagian data citra mengikuti pola penelitian sebelumnya[1]. Tabel 1. Rincian pembagian data citra Jumlah Citra Latih Jumlah Citra Uji Total Citra 140 73 213 2) Pre-Processing Citra Tahap pre-processing citra diawali dengan otomatisasi deteksi wajah, yaitu dengan mendeteksi daerah wajah dan melakukan normalisasi ukuran. Proses deteksi wajah menggunakan metode integral projection yaitu dengan menjumlahkan piksel perbaris dan perkolomnya. Kemudian menentukan titik-titik minimum lokal untuk menentukan batas wajah [1]. Citra yang berhasil dideteksi tadi dinormaliasi ukurannya menjadi 130 114 piksel. Selanjutnya dilakukan histogram equalization untuk melakukan perluasan kontras citra, serta masking untuk menutup bagian sudut-sudut citra sehingga mengurangi variasi yang timbul pada bagian-bagian tersebut. Berikutnya melakukan dekomposisi wavelet menggunakan beberapa keluarga wavelet yaitu wavelet Haar, Daubechies(2), dan Coiflet(1). Data akan didekomposisi pada level 3. Gambar 1. Ilustrasi proses dekomposisi citra Setelah melalui proses dekomposisi, dimensi citra akan berubah seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Dimensi citra dari tiap level dekomposisi Level Dekomposisi Dimensi Citra 0 (Original) 130 114 1 65 57 2 33 29 3 17 15 proses dekomposisi merupakan proses pengolahan data (sinyal) dengan teknik downsampling menggunkan transformasi wavelet. Pada proses ini terjadi pemisahan sinyal frekuensi tinggi yang dapat dianggap sebagai noise (dalam transformasi wavelet dinamakan koefisien detail (cd) dan frekuensi rendah (dalam transformasi wavelet dinamakan koefisien approksimasi (ca)). Bagian sinyal yang akan digunakan adalah koefisien aproksimasi, karena bagian koefisien detil merupakn noise yang menyertai sinyal. 3) Proses pelatihan untuk citra training data set. 4) Pengujian sistem pengenalan ekspresi wajah baik untuk citra training data set maupun citra query. 2.2 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini akan dibuat sistem pengenalan ekspresi wajah menggunakan program MATLAB R2009a. Citra yang digunakan untuk tahap awal adalah citra statis yang terdiri dari satu orang, dengan background homogen. Citra yang digunakan berasal dari database JAFFE. Tahapan dalam perancangan sistem pengenalan ekspresi wajah ini adalah sebagai berikut. 148 ISBN 978-602-14724-4-6

1) Sub sistem registrasi / input citra Pada sub sistem ini, terdiri dari sistem deteksi, preprocessing, dan ektraksi ciri, serta penyimpanan di ciri citra ekspresi wajah ke dalam database. Mulamula citra dimasukkan ke sistem, kemudian dilakukan deteksi wajah dengan menggunakan metode integral projection. Jika wajah berhasil ditemukan, selanjutnya dilakukan proses normalisasi ukuran, histogram equalization, masking, serta transformasi wavelet. dari transformasi wavelet tersebut disimpan ke dalam database. Jika wajah tidak ditemukan, maka masukkan citra ekspresi wajah yang lain. 2) Sub sistem pelatihan wavelet neural networks (WNN) Citra training data set yang telah disimpan di database selanjutnya diolah dengan menggunakan sistem pelatihan WNN. Struktur arsitektur jaringan syaraf tiruan merujuk pada arsitektur yang diusulkan oleh Veitch [15]. Layer terdiri dari 3, yaitu input layer, wavelet layer, dan output layer. Fungsi aktivasi yang digunakan pada input-wavelet layer adalah fungsi Mexican-hat yang merupakan bentuk turunan kedua dari fungsi Gaussian. Pemilihan fungsi ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh Lin [12], bahwa fungsi Mexican-hat terdiri dari satu parameter sehingga proses pengontrolan dapat dilakukan dengan mudah. Sekilas proses pelatihan sama seperti jaringan syaraf tiruan backpropagation, yang membedakan adalah fungsi aktivasi pada layer tersembunyi menggunakan fungsi wavelet, sehingga layer tersembunyi tersebut diberi istilah wavelet layer. Bobot pelatihan disimpan dan nantinya digunakan pada tahap proses pengenalan ekspresi wajah. Keluarga wavelet didefinisikan seperti pada persamaan berikut [5]. dengan adalah skala dan adalah translasi. Fungsi Mexican-hat diekspresikan oleh persamaan berikut. Oleh karena itu, fungsi aktivasi neuron wavelet ke-j dengan input data ke-i direpresentasikan sebagai berikut. Gambar 2. Struktur WNN yang diusulkan oleh Veitch [15] 2.3 Perancangan antarmuka Antarmuka merupakan media interaksi antara sistem dengan pengguna. Perancangan antarmuka dilakukan untuk membangun sistem yang user friendly sehingga akan memberikan kemudahan kepada pengguna sistem. Antarmuka sistem ini juga digunakan untuk melakukan pengujian dari metode pendekatan yang digunakan. Sistem pengenalan ekspresi wajah yang akan dikembangkan terdiri dari 3 form/figure yaitu figure untuk melakukan input citra ekspresi wajah, figure untuk melakukan pembelajaran / pelatihan WNN, dan figure pengenalan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengukuran Evaluasi Unjuk Kerja Sistem Pengukuran evaluasi unjuk kerja dari sistem pengenalan ekspresi wajah, digunakan dua parameter, yaitu recognition rate. Recognition rate adalah perbandingan antara jumlah wajah yang berhasil dikenali ekspresinya dengan benar dengan jumlah seluruh wajah yang ada. 3.2 Pengaruh Transformasi Wavelet Terhadap Unjuk Kerja Sistem Jaringan Saraf Tiruan Proses pelatihan dilakukan sebanyak 6 kali dengan melakukan perubahan terhadap parameter jaringan syaraf tiruan. Parameter jumlah neuron hidden yang akan diujicoba adalah 13, dan 60. Sedangkan untuk learning rate dipilih nilai 0,75 dan 0,25. Target error akan diset dengan 0,01 dan jumlah maksimum epoh adalah 500. pengujian dengan melakukan variasi parameter terhadap jaringan syaraf tiruan dapat dilihat pada Tabel 3, 4, dan 5. 3) Sub Sistem Pengenalan Ekspresi Wajah Langkah terakhir setelah dilakukan proses pelatihan dan penyimpanan bobot adalah proses pengenalan. Pada sub sistem pengenalan, konsepnya sama seperti pada sub sistem registrasi, yang dilanjutkan dengan sistem feedforward, dimana pada proses feedforward digunakan bobot jaringan syaraf tiruan wavelet hasil dari pelatihan WNN. Keluaran WNN selanjutnya dibandingkan dengan target. ISBN 978-602-14724-4-6 149

Tabel 3. pengujian dengan transformasi Haar wavelet Waktu (detik) Berhasil Dikenali CL CNL 5 0,25 0,121648 16,5528 20 10 14,085 5 0,75 0,114036 15,4571 20 12 15,0235 13 0,25 0,106463 38,1543 20 12 15,0235 13 0,75 0,113557 37,7224 20 12 15,0235 Tabel 4. pengujian dengan transformasi Daubechies(2) wavelet Waktu (detik) Berhasil Dikenali CL CNL 5 0,25 0,122336 15,9672 20 11 14,554 5 0,75 0,112008 15,5666 20 12 15,0235 13 0,25 0,110575 38,095 20 12 15,0235 13 0,75 0,108597 37,3738 20 11 14,554 Tabel 5. pengujian dengan transformasi Coiflet(1) wavelet Waktu Berhasil Dikenali (detik) CL CNL 5 0,25 0,121404 16,1267 20 11 14,554 13 0,75 0,112717 15,585 20 11 14,554 5 0,25 0,105287 39,0004 20 10 14,085 13 0,75 0,105511 37,991 20 10 14,085 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu untuk menentukan arsitektur yang optimal, dilakukan inisialiasi parameter dan beberapa parameter dilakukan variasi. Dari percobaan awal ditentukan jumlah neuron pada wavelet layer adalah 13, dengan jumlah epoch = 500, target error = 0,01, dan learning rate 0.25, menghasilkan = 0,106463, dengan durasi masa training adalah 38,1543 detik. Tingkat pengenalan ekspresi wajah masih sangat rendah yaitu sebesar 15,0235 dengan rincian sbegai berikut. Jumlah citra training data set yang berhasil dikenali adalah 20 dari 140 citra (14,29), sementara citra testing data set yang berhasil dikenali adalah 12 dari 73 citra (16,44). DAFTAR PUSTAKA [1] Abidin, Z, dan Harjoko, A., 2012, A Neural Network based Facial Expression Recognition using Fisherface. International Journal of Computer Applications, 59,11, 30-34. [2] Abiyev, R.H., dan Kaynak, O. 2008. Identification and Control of Dynamic Plants Using Fuzzy Wavelet Neural Networks. IEEE International Symposium on Intelligent Control. San Antonio, Texas, USA, September 3-5, 1295-1301. [3] Bashyal, S., dan Venayagamoorthy, G.K., 2007, Recognition of Facial Expressions Using Gabor Wavelets and Learning Vector Quantization, Engineering Application of Artificial Intelligence. http://dx.doi.org/10.1016/j.engappai.2007.11.010, 2007, diakses 2 Januari 2010. [4] Dalgleish, T., dan Power, M. 1999. Handbook of Cognition and Emotion. John Wiley & Sons Ltd,New York. [5] Daubechies, I., 1992, Ten Lectures on Wavelets, Society for Industrial and Applied Mathematics, Philadelphia: SIAM. [6] Deng, H.B., Jin, L.W., Zhen, L.X., dan Huang, J.C., 2005, A New Facial Expression Recognition Method Based On Local Gabor Filter Bank and PCA plus LDA, International Journal of Information Technology, 11, 11, 86 96. [7] Fausett, L. 1994, Fundamentals of Neural Networks: Architectures, Algorithms, and Applications. Prentice-Hall. New Jersey. [8] Gonzalez, R.C., dan Woods, R.E., 2008, Digital Image Processing, 3 rd ed., Prentice-Hall Inc., New Jersey. [9] Herlina, 2010, Isyarat Wajah (Facial Sign), Handout, Jurusan Psikologi UPI, Bandung, http://file.upi.edu/direktori/a20-20fip/jur.20psikolo GI/19660516200012220-20HERLINA/IP- TM920FACIAL 20SIGN.pdf, diakses 20 Oktober 2010. [10] Kulkarni, S.S., 2006, Facial Image Based Mood Recognition Using Committee Neural Networks, Thesis, Department of Biomedical Engineering University of Akron. [11] Lekshmi V., P., dan Sasikumar, M., 2008, A Neural Network Based Facial Expression Analysis using Gabor Wavelets, World Academy of Science, Engineering and Technology, Vol. 42, 563 567. 150 ISBN 978-602-14724-4-6

[12] Lin, C.J., 2006, Wavelet Neural Networks with a Hybrid Learning Approach. Journal of Information Science and Engineering, Vol. 22, 1367 1387. [13] Lyons, M., Akamatsu, S., Kamachi, M., dan Gyoba, J., 1998, Coding Facial Expression with Gabor Wavelet, World Academy of Science, Engineering and Technology, 42, 563 567. [14] Ma, L. dan Khorasani, K., (2004), Facial Expression Recognition Using Constructive Feedforward Neural Network, IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics, Vol. 3, No. 34, 1588 1595. [15] Veitch, D, (2005), Wavelet Neural Networks and their application in the study of dynamical systems, Disertasi, University of York: UK. [16] Yonghui Pan, dan Rui Fan. 2012. A Wavelet Neural Networks License Recognition Algorithm and Its Application. Journal of Computer, Vol 7, No. 7, 1583 1590. ISBN 978-602-14724-4-6 151