BAB I PENDAHULUAN. cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

Ari Kusyono A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas berupa pekerjaan yang harus diselesaiakan. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia akan tetapi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Progdi. Pendidikan Biologi. Disusun oleh : M. MIRZA A

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. membekali setiap sumber daya manusia dengan pengetahuan, kecakapan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai induvidu- individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

BAB I PENDAHULUAN. interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi. yang tersusun dalam suatu kurikulum pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kelangsungan peradaban di seluruh dunia. Di Indonesia, tujuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

A UMS - Copy SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan. negara dan bangsa, sebab pendidikan bisa meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metodemetode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah, 2003:10). Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan, oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih efektif. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik 1

2 dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama bagi anak didik), dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik atau lebih maju). IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Izzatin, 2008). Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SMK memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melihat proses pembelajaran IPA yang selama ini berlangsung di SMK bahwa pada proses pembelajaran yang terjadi masih banyak berfokus kepada guru sebagai sumber utama pengetahuan (transfer pengetahuan dari guru ke siswa). Ternyata hal ini merupakan salah satu kelemahan proses

3 pembelajaran di sekolah-sekolah, artinya pembelajaran yang dilakukan oleh para guru kurang adanya dalam melibatkan dan mengembangkan proses kemampuan berfikir siswa yaitu dalam melibatkan keenam proses jenjang berfikir lainnya diantarnya mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi, siswa didorong agar dapat menguasai sejumlah materi pelajaran dan kemampuan yang dimiliki siswa, pada akhirnya mampu mengingat fakta-fakta dalam jangka pendek sehingga dapat mengaplikasikan fakta-fakta ke dalam perbuatan, mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya (Bloom, dalam Tatang 2010). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Banyudono pada kelas XI TKJ 1(Tehnik Komputer Jaringan) dengan jumlah siswa 35 orang, ditemukan beberapa kelemahan atau kendala pembelajaran, antara lain: 1). 17 orang atau 48,57% siswa mengalami kejenuhan saat proses pembelajaran di kelas; 2). 20 orang atau 57,14% siswa cenderung pasif dalam pembelajaan; 3). 15 orang atau 42,85% siswa sering membuat keramaian di dalam kelas; 4). 8 orang atau 22,85% siswa hasil belajarnya kurang standar KKM yaitu < 65; 5). 25 orang atau 71,42% siswa kurang berani dalam mengungkapkan pendapat, jawaban maupun mengajukan pertanyaan; 6) metode pembelajaran yang digunakan guru masih monoton yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Kelemahan atau kendala pembelajaran tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

4 Bertolak dari beberapa kendala tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian berkaitan dengan pengembangan interaksi kelompok dan kerjasama serta upaya peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dan guru mata pelajaran IPA di sekolah tersebut, peneliti mengajukan solusi berupa penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran yang dimaksud dengan menggunakan strategi Problem Based Learning (PBL). Strategi pembelajaran Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran (Nurhadi, 2004:109). Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari penyajian kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri (Kusnandar, 2009:254-255). Selain itu, Susento (2009) mengatakan bahwa pendekatan pembelajaran berbasis masalah adalah konsep pembelajaran yang membantu

5 guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Tujuan PBL adalah menantang siswa mengajukan permasalahan dan juga menyelesaikan masalah yang lebih rumit dari sebelumnya, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompakan siswa dalam kelompok. Siswa SMA/SMK dalam perkembangannya telah mampu berpikir operasional serta lebih afektif dan kreatif. Perkembangan kognitif siswa SMK kelas XI sudah berada pada tahap operation konkrit ke formal operation. Pada tahap ini siswa sudah berpikir logis, siswa juga sudah mulai berani untuk berpendapat dan sudah mulai mengerti arti pentingnya sebuah kebersamaan. Pembelajaran berbasis masalah diharapkan lebih efektif, karena siswa akan lebih aktif dalam berpikir dan memahami materi secara berkelompok dan siswa dapat lebih mudah menyerap materi pelajaran, serta kematangan pemahaman terhadap jumlah materi pelajaran. Berdasarkan masalah yang ditemukan di kelas XI TKJ 1, yaitu 1). 17 orang atau 48,57% siswa mengalami kejenuhan saat proses pembelajaran di kelas; 2). 20 orang atau 57,14% siswa cenderung pasif dalam pembelajaran; 3). 15 orang atau 42,85% siswa sering membuat keramaian di dalam kelas; 4). 8 orang atau 22,85% siswa hasil belajarnya kurang standar KKM yaitu < 65; 5). 25 orang atau 71,42% siswa kurang berani dalam mengungkapkan

6 pendapat, jawaban maupun mengajukan pertanyaan; 6) metode pembelajaran yang digunakan guru masih monoton yaitu dengan menggunakan metode ceramah, maka masalah-masalah tersebut akan diselesaikan melalui pembelajaran berbasis masalah, karena model pembelajaran ini memberikan peluang bagi siswa untuk melibatkan kecerdasan majemuknya, sehingga diharapkan dengan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa (Wena, 2008:96). Hasil penelitian Mirza (2009: 70) diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 0,83 atau 83 %. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang meliputi kemampuan afektif dan kognitif. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mencoba mengadakan penelitian tentang UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN MELALUI STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS XI TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011. B. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah di dalam penelitian dan menanggulangi terjadinya perluasan masalah serta mempermudah dalam memahami masalah, maka dibatasi sebagai berikut :

7 1. Subyek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun Ajaran 2010/2011. 2. Obyek penelitian Obyek dalam penelitian ini yaitu pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada pokok materi dampak pencemaran lingkungan. 3. Parameter penelitian Parameter yang digunakan sebagai berikut: a) Aspek Afektif Partisipasi siswa dalam pembelajaran ditunjukkan dengan keaktifan mereka untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. b) Aspek Kognitif Hasil belajar siswa dalam aspek kognitif setelah menerapkan strategi Problem Based Learning dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65. c) Aspek Psikomotorik 1) Keterampilan siswa mengukur konsentrasi (ph) zat tercemar dengan menggunakan kertas indikator. 2) Keterampilan siswa mendaur ulang sampah anorganik (plastik) menjadi barang yang bernilai ekonomis.

8 C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok materi dampak pencemaran lingkungan pada siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2010/2011? D. Tujuan Penelitian Bertolak dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok materi dampak pencemaran lingkungan melalui strategi Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas XI TKJ 1 SMK Negeri 1 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2010/2011. E. Manfaat Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan agar hasilnya dapat bermanfaat : 1. Bagi guru : a. Berkesempatan menerapkan model pembelajaran yang dikembangkan. b. Berkesempatan melakukan modeling, sehingga tidak kesulitan saat mengimplementasikan.

9 2. Bagi siswa atau peserta didik : a. Dapat mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan penyelidikan, dan keterampilan pemecahan masalah. b. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapatnya, menggalang kerjasama dan kekompokkan dalam kelompok. c. Dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). d. Dapat menjadikan pebelajar yang mandiri dan independen. 3. Bagi mahasiswa peneliti : a. Mendapat pengalaman melakukan analisis kebutuhan, mengembangkan instrumen, strategi pembelajaran, melakukan seleksi materi. b. Mendapat pengalaman langsung pelaksanakan pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada peningkatan hasil belajar siswa. c. Memberi bekal mahasiswa sebagai calon guru untuk siap melaksanakan tugas dilapangan sesuai kebutuhan di lapangan (stakeholder). 4. Bagi sekolah : Dapat memberikan informasi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan berhubungan dengan banyaknya model pembelajaran yang digunakan yang berhubungan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan.