BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

PROKRASTINASI AKADEMIK DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. tulis ilmiah atau skripsi merupakan persyaratan wajib bagi mahasiswa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

PENDAHULUAN. Mahasiswa yang menjalani kuliah di kampus ada yang merasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. usia 18 hingga 25 tahun (Santrock, 2010). Pada tahap perkembangan ini, individu

BAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. Di era globalisasi saat ini, sungguh tak asing lagi berbicara mengenai dunia

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian beban studi, praktikum, PKLI dan skripsi. Namun, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Self Efficacy adalah keyakinan seseorang dalam mengkoordinasikan keterampilan dan kemampuan untuk mencapai

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal, yaitu dan tahun (Monks, dkk.,

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN PADA TEMAN SEBAYA DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lulus dari mata kuliah tersebut. selalu menilai negatif, tidak mengikuti ujian, belum mengambil mata kuliah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni,

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai Universitas yang memiliki semboyan Wacana Keilmuan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa yang akan datang. Pembahasan tentang pendidikan tentu tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia (2005). Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi semakin diperbaharui dan sumber daya manusia dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap mahasiswa memiliki keinginan untuk lulus dari perguruan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini khususnya dalam melatih kemampuan verbal, kuantitatif, berpikir

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. yang bervariasi. Manusia terkadang merasa semangat untuk melakukan sesuatu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semestinya dia sandang, yaitu motivasi berprestasi. Idealnya setiap mahasiswa harus

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami berbagai hal yang kurang menyenangkan dan ada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual dan ilmu pengetahuan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh individu setelah lulus SMA. Individu yang melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi akan menyandang status yang berbeda dari siswa menjadi mahasiswa. Perubahan status pun diikuti oleh perbedaan sistem pendidikan di perkuliahan dengan sekolah. Salah satunya ialah syarat kelulusan pada perkuliahan dengan membuat karya ilmiah dalam bentuk laporan yang disebut sebagai skripsi. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang berupa tulisan wajib mahasiswa untuk mencapai jenjang akademis tertentu (Wasito, Bala, Wismanto, dkk, 1990: 101). Darmono & Hasan (2002: 10) menyatakan penyelesaian skripsi hanya memerlukan waktu 16 minggu atau satu semester. Namun pada kenyataannya, skripsi kerap menjadi beban bagi mahasiswa. Hingga saat ini, tak jarang ditemukan mahasiswa yang mengalami kesulitan pengerjaan skripsi dan membutuhkan waktu lebih dari yang ditentukan untuk menyelesaikan skripsi. Sebuah artikel yang berjudul Ada Apa dengan Skripsi Mahasiswa? mengungkapkan mudah bagi mahasiswa untuk menyelesaikan matakuliah sesuai semester, namun saat penyusunan skripsi akan memakan waktu lama hingga tak jarang ada label bagi sesepuh bagi mahasiswa yang telah lama di kampus (Kompasiana, 2011, para. 1). Mata kuliah skripsi di Fakultas Psikologi UKWMS terbagi atas dua matakuliah yang terpisah, dan ditempuh dalam dua semester yang berbeda. Mata kuliah proposal skripsi dan mata kuliah skripsi (Fakultas Psikologi 1

2 Program Studi Psikologi, 2011: 19). Mata kuliah proposal skripsi menugaskan mahasiswa untuk menyusun bab I - bab III dari keseluruhan penyusunan skripsi. Mata kuliah skripsi menugaskan mahasiswa untuk melakukan pengambilan data, dan penyusunan bab IV bab V dari keseluruhan mata kuliah skripsi. Kenyataannya banyak ditemui mahasiswa yang menyelesaikan mata kuliah skripsi lebih dari 2 semester. Data yang diperoleh dari tata usaha (TU) Fakultas Psikologi W idya Mandala Surabaya menunjukkan pada tahun 2013, terdapat 6 orang mahasiswa angkatan 2009 mengulang proposal skripsi dan 5 orang mahasiswa mengulang skripsi. Angkatan 2010 terdapat 11 orang mahasiswa mengulang proposal skripsi dan 17 orang mahasiswa mengulang skripsi. Penundaan dalam istilah psikologi disebut sebagai prokrastinasi. Akan tetapi tidak semua penundaan yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai prokrastinasi (Ferrari, 2010). Suatu penundaan dikatakan prokrastinasi jika dilakukan secara sengaja baik untuk memulai atau mengakhiri suatu tugas untuk menghindari kesulitan yang dihadapi sehingga berdampak mengalami keterlambatan (Steel, 2011: 3). Ferarri, Jhonson & McGown (1995: 48) mengemukakan bahwa prokrastinasi ditinjau dari bentuknya dibedakan menjadi 2 kategori, yakni; prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non akademik. Prokrastinasi non akademik ialah penundaan yang dilakukan pada jenis pekerjaan diluar area akademik seperti tugas rumah tangga, tugas kantor, dan lain sebagiannya. Prokrastinasi akademik ialah penundaan atas tugas-tugas dalam area akademik seperti tugas perkuliahan dan tugas sekolah. Untuk itu, penundaan terhadap pengerjaan skripsi merupakan prokrastinasi akademik.

Hal ini dikarenakan skripsi merupakan salah satu bentuk laporan ilmiah, maka dapat dikatakan skripsi termasuk tugas akademik. Fenomena prokrastinasi akademik ini juga terlihat pada mahasiswa Fakultas Psikologi Univeristas Katolik Widya Mandala Surabaya melalui wawancara yang dilakukan pada tiga mahasiswa berikut. Pada informan X terlihat penundaan yang dilakukan secara sengaja untuk menghindari kesulitan dalam hal mencari teori, meskipun awalnya memiliki keinginan untuk menyelesaikannya dengan segera. Akan tetapi kenyataannya X melakukan penundaan yang menyebabkannya harus mengulang di semester depan. sebenarnya pengen cepet selesai kayak uda buat rencana mau kerjanya kapan aja dan kalau bisa lulus semester ini, tapi teori yang aku pakai untuk skripsi ku tu susah buat di cari, buku-bukunya susah buat di dapet. Karena susah itu jadi malas dan ditunda dan ngulang semester depannya. Klo untuk ke perpustakaan lain untuk mulai nyari buku sih belum, soalnya akunya juga males buat ke sana. Mungkin karena terlalu banyak jalan-jalan bareng teman ya.. jadinya juga males buat nyari teorinya. Tapi akhirnya waktu uda mau kumpul aku jadi tambah gopoh ngerjainnya kadang kek stres gitu. Pas uda gak sempat ya akhirnya aku ngulang. (X, angkatan 2009) Hasil wawancara yang diperoleh melalui informan Y menyatakan penundaan yang dilakukan terhadap pengerjaan skripsi dilakukan karena malas (secara sengaja) dikarenakan mengalami kesulitan dalam menemukan variabel dan teori sehingga menyebabkan Y meninggalkan tugas mengerjakan skripsi dan mengulang semester berikutnya. karena aku sendirinya emang males sih buat ngerjainnya,apalagi nyari variabel dan teorinya susah makanya jadi susah buat ngerjainnya. Jadinya tak tinggal aja dulu dan aku ngulang buat semester depannya. Capek juga nyarinya apalagi sambil ngambil matakuliah lainnya. Belom lagi ngerjain tugas kuliah lain. (Y, angkatan 2010) 3

4 Melalui wawancara yang dilakukan pada informan X dan Y, terlihat bahwa penundaan yang dilakukan tidak memberi dampak positif melainkan menunjukkan adanya dampak negatif seperti mengulang pengerjaan skripsi pada semester berikutnya. Prokrastinasi merupakan perilaku maladaptif yang dilakukan individu untuk mencari zona nyaman (Ferrari, 2010: 17). Prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa tidak menjadi lebih baik dari sisi psikologis maupun kehidupan nyata. Sisi psikologis, pada informan X terlihat penundaan yang dilakukan awalnya untuk mencari zona nyaman yaitu untuk menghindari kesulitan yang dialami saat proses penulisan skripsi, namun pada kenyataannya ketika deadline pengumpulan informan X merasa stress dan putus asa sehingga memutuskan untuk menyerah dan mengulang pengerjaan skripsi pada semester selanjutanya. Fenomena inipun membuktikan teori yang diungkapkan oleh Steel (2011: 3) bahwa prokrastinasi dapat menyebabkan keterlambatan seperti pada informan X yang mengulang pengerjaan skripsi di semester berikutnya mengalami keterlambatan pengumpulan dan keterlambatan kelulusan. Berdasarkan pembahasan diatas, disimpulkan prokrastinasi bukanlah cara yang tepat bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan skripsi karena akan membawa sejumlah dampak buruk yang merugikan diri sendiri. Hal inipun menjadi salah satu alasan untuk dilakukannya penelitian ini agar mahasiswa dapat memahami dampak buruk terhadap perilaku prokrastinasi. Burka & Yuen (2008: 2) menyatakan terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku prokrastinasi, antara lain: pertama, faktor internal berupa kecemasan, stress, ketakutan dan kondisi fisik (kelelahan). Kedua, faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan berupa

5 dukungan atau tekanan yang diperoleh dari hubungan dengan orang lain, atau tempat tinggal individu tersebut. Lebih lanjut, hasil penelitian Handayani & Suharnan (2012: 118) berjudul Konsep diri, Stress dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa mengungkapkan bahwa faktor internal ( kecemasan, stress, ketakutan dan lainnya) dalam melakukan prokrastinasi juga dapat dipengaruhi oleh dukungan sosial. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima maka individu dapat terhindar dari stress, dan kecemasan. Burka & Yuen (2008: 254-255) menyarankan salah satu faktor eksternal penting yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi ialah dukungan sosial. Pernyataan yang sama juga diungkap oleh peneliti yang bernama Steel (2011) juga menyarankan adanya penerimaan dukungan sosial seperti pada anak remaja yang dapat diperoleh melalui peer groups untuk menghindari terjadinya prokrastinasi. Berdasarkan pernyataan kedua ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan dukungan sosial yang diterima dapat mempengaruhi individu agar terhindar dari prokrastinasi. Dukungan sosial merupakan bentuk komunikasi verbal dan nonverbal antara dua orang atau lebih yang mampu memberi perasaan nyaman pada individu dan perasaan bahwa ia mampu mengendalikan keadaan yang ada (Mattson & Hall, 2011: 181-182). Sama halnya dengan Gottlieb (dalam Smet, 1994: 135) yang menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki manfaat emosional yang memberi efek perilaku yang positif pada si penerima. Dengan adanya dukungan sosial dapat membuat individu merasa aman karena menerima bantuan, penghargaan dan kepedulian dari orang sekitarnya (Sarafino, 1990, dalam Smet, 1994: 136). Berdasarkan definisi

beberapa ahli, maka peneliti menyimpulkan dukungan sosial merupakan merupakan bentuk komunikasi verbal dan non verbal dalam bentuk informasi, penghargaan, materi atau emosional yang diperoleh melalui teman sebaya sehingga memberi pengaruh positif seperti rasa nyaman bagi penerima. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 2 (dua ) mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala juga membuktikan adanya dukungan sosial yang diperoleh dari teman dapat membantu menghindari prokrastinasi. Berikut hasil wawancara pada 2 (dua) mahasiswa. Informan A mengungkapkan bahwa adanya dukungan dari teman berupa bantuan langsung seperti mencarikan buku acuan yang diperlukan dan semangat yang diberikan dari teman lainnya membuatnya merasa semangat dan yakin dapat mengerjakan skripsi hingga selesai tepat pada waktunya. iya, pernah sih terpikir buat berhenti ngerjain skripsinya garagara susah buat dapet subjek, sama teori. Tapi untung ada teman lain yang kasih semangat kayak bilang kamu pasti bisa masa orang lain bisa kamu gak bisa, kamu kan pinter pasti bisa. Jadi agak tenang terus jadi yakin kalau bisa. Terus ada juga teman yang bantuin nyariin buku terus dipinjemin ke aku. Jadinya ngerasa terbantu buat ngerjainnya kayak ngerasa yakin bisa selesain akhirnya tak kerjain sampe selesai tepat waktu. (A, angkatan 2009) Hasil wawancara yang dilakukan pada informan B menceritakan bahwa kesulitan menemukan subjek atau teori ketika proses pengerjaan skripsi membuatnya berpikir untuk mundur dan berhenti mengerjakan skripsi, namun hal tersebut tidak dilakukannya karena ada bantuan dari teman yang memberikan informasi, mencarikan referensi buku dan 6

semangat yang membuat B memiliki semangat untuk mengerjakan skripsi dan tidak berhenti mengerjakannya. kadang pas lagi kesusahan nyari buku buat teori atau subjek atau pas gak punya ide buat ngetik laporan, pas gitu ya ada kepikiran buat mundur terus malas buat ngerjainnya.gak sempat dilakukan sih soalnya banyak teman bantu kek ngasi informasi web buku di google. Malah kadang aku di anterin temenku buat ke perpustakaan bareng atau buat ketemu dosen. Liat temenku bantuin gitu aku sendiri juga ngerasa kalau aku pasti bisa jadi semangat buat ngerjainnya. (B, angkatan 2010) Steel (2011) menyarankan adanya penerimaan dukungan sosial bagi anak remaja melalui peer groups untuk menghindari terjadinya prokrastinasi. Hal ini seiring dengan teori Santrock (1998: 211) menyatakan bahwa salah satu aspek penting dalam kehidupan mahasiswa adalah dukungan sosial dari teman sebaya. Hal ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan mahasiswa yang berada pada tahap remaja akhir yang sedang mengalami peralihan menjadi dewasa (Gunarsa & Gunarsa 2008: 128). Pada tahap tersebut, mahasiswa memiliki orientasi untuk membangun hubungan sosial terhadap lingkungan sekitar seperti teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis. Dengan begitu, dukungan dari teman sebaya menjadi hal penting yang dapat membantu mahasiswa terhadap perilaku prokrastinasi dikarenakan tahap perkembangan pada mahasiswa dan salah satu faktor ekternal prokrastinasi ialah dukungan sosial. Banyak penelitian sebelumnya yang meneliti tentang prokrastinasi akademik mahasiswa namun memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Penelitian sebelumnya meneliti hubungan prokrastinasi akademik dengan variabel lain ataupun meneliti dukungan sosial dari pihak lain (bukan dari mahasiswa/teman sebaya). 7

8 Penelitian sebelumnya menghubungkan prokrastinasi akademik dengan self-control, task aversiveness maupun dukungan sosial dari keluarga. Berikut pemaparan penelitian penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan di Universitas Surabaya oleh Ursia, Siaputra & Sutanto (2013: 17) yang berjudul Prokrastinasi Akademik dan Self-Control pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Unversitas Surabaya, membahas 3 variabel, yakni TMT (implusiveness, expectancy, value), self-control, dan prokrastinasi akademik. Hasil yang diperoleh ialah TMT (expectancy, value) berbanding lurus dengan self-control dan berbanding terbalik dengan prokrastinasi akademik, TMT (impulsiveness) berbanding terbalik dengan self-control dan berbanding lurus dengan prokrastinasi akademik. Premadyasari (2012) juga melakukan penelitian mengenai prokrastinasi di Universitas Surabaya dengan judul Prokrastinasi dan Task Aversiveness Tugas Makalah pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif task aversiveness dengan prokrastinasi. Korelasi ini diperoleh dengan menggunakan alat ukur TMT (expectancy, value). Aspek kognisi task aversiveness berhubungan dengan expectancy dan aspek emosi task aversiveness berhubungan dengan value. Nurhayati & Kuswardani ( 2008: 32) melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Penelitian ini membahas hubungan dukungan sosial yang diterima melalui keluarga terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa. Hasil penelitian menemukan hubungan negatif yang signifikan antara

9 dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima maka semakin rendah prokrastinasi akademik yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima maka semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dilakukan. Penelitian ini dengan judul Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Widya Mandala Surabaya. Ketertarikan peneliti mengenai hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan prokrastinasi akademik, didasarkan pada teori Santrock (1998: 211) yang menyatakan salah satu aspek terpenting dalam tahap perkembangan mahasiswa ialah dukungan sosial teman sebaya. 1.2. Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan ingin melihat hubungan antara dukungan sosial dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, dengan batasan masalah yang meliputi: a. Subjek penelitian ialah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang sedang mengambil matakuliah proposal skripsi atau skripsi lebih dari 1 semester. b. Penelitian yang dilakukan ialah penelitian kuantitatif dengan mengggunakan uji hubungan

10 1.3. Rumusan Masalah Penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara ilmiah hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan referensi bagi ilmu psikologi pendidikan khususnya prokrastinasi akademik dan dukungan sosial. 1.5.2. Manfaat praktis a. Bagi Subjek Penelitian Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mahasiswa yang sedang mengambil skripsi agar dapat mengetahui gambaran mengenai hubungan antara prokrastinasi akademik dan dukungan sosial teman sebaya sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan dukungan sosial yang ada untuk terhindar dari prokrastinasi akademik.

11 b. Bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Diharapkan dengan memahami pentingnya pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap prokrastinasi pengerjaan skripsi, mahasiswa dapat saling memberi dukungan pada mahasiswa lainnya yang mengalami kesulitan selama proses pengerjaan proposal skripsi atau skripsi. c. Bagi Orangtua Dengan penelitian ini diharapkan orangtua dapat memahami dampak dari prokrastinasi terhadap pengerjaan skripsi dan memahami dukungan yang diperlukan mahasiswa dalam pengerjaan skripsi. d. Bagi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Diharapkan dengan adanya penelitian, mahasiswa Fakultas Psikologi dapat memahami dampak prokrastinasi dan pentingnya dukungan sosial teman sebaya sehingga angka mahasiswa yang melakukan prokrastinasi dapat diminimalisir. e. Bagi Penelitian Selanjutnya Dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dan prokrastinasi akademik.