93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang


Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

Kata kunci: Meja pengikisan, Ergonomi, Usulan perbaikan, Pengembangan produk, Ulrich-Eppinger

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

USULAN PERBAIKA STASIUN KERJA MENCANTING DENGAN ANALISIS KELUHAN MUSKULOSCELETAL (Studi Kasus: Industri Batik Gress Tenan)

PERBAIKAN STASIUN PEMOTONGAN BAHAN BAKU MELALUI PERANCANGAN ALAT BANTU PEMOTONG SPON DENGAN MENGGUNAKAN METODE KREATIF DI IKM PERMATA

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Gambar I.1 Workstation aktual pengoperasian mesin CNC Router

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB V HASIL DAN ANALISA

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

TUGAS AKHIR PENILAIAN POSTUR KERJA PADA PEKERJA PENGGULUNGAN TEH DI PT. RUMPUN SARI KEMUNING I DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA (RAPID UPPER LIMB

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Universitas Indonesia

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pemarutan Tepung Tapioka

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan pembuatannya lebih mudah. Sedangkan kain ini tenun motif

EVALUASI ERGONOMI MENGGUNAKAN METODE RULA (RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT) UNTUK MENGIDENTIFIKASI ALAT BANTU PADA MESIN ROASTING KOPI

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

STUDI RESIKO KERJA OPERATOR LABORATORIUM PENGUJIAN AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE QEC (QUICK EXPOSURE CHECK) (STUDI KASUS PT.

BAB II LANDASAN TEORI

e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4463

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR KERJA PENYEBAB CUMULATIVE TRAUMA DISORDERS

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

MODUL I DESAIN ERGONOMI

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

Metode dan Pengukuran Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DYEING TABLE CONCEPT DEVELOPMENT TO IMPROVE RULA SCORE AT COLOURING WORKSTATION RUMAH BATIK KOMAR USING FRAMEWORK ULRICH-EPPINGER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

USULAN PERBAIKAN UKURAN MEJA PEWARNAAN DI STASIUN KERJA PEWARNAAN BATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (STUDI KASUS RUMAH BATIK KOMAR) 1 Rama Abdurrafi Mutaqi, 2 Rino Andias Anugraha, 3 Yusuf Nugroho Doyoyekti, 4 Dwindo Lanang Yudhismara 1,2,3,4 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 rama.mutaqi@gmail.com, 2 pak.rino@gmail.com, 3 doyoyekti2010@gmail.com, 4 win.yudhismara@gmail.com Abstrak Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Penyebab utama terjadinya MSDs adalah postur tubuh yang salah. Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. Batik Komar merupakan badan usaha milik perseorangan yang dimiliki oleh H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds. yang bergerak dibidang produksi kain batik. Produk unggulan yang diproduksi Batik Komar diantaranya batik cap dan batik tulis. Salah satu kegiatan pada perusahaan Batik Komar adalah kegiatan pewarnaan kain batik yang sebelumnya telah dilakukan proses pembatikan. Alat yang digunakan operator dalam proses pewarnaan batik berupa meja kerja dengan ukuran 176 x 80.5 x 155.5 cm. Observasi yang dilakukan dengan menggunakan alat kerja eksisting terdapat posisi canggung operator berupa punggung membungkuk lebih dari 30 o dan posisi lengan terangkat melebihi bahu operator. Washington State Department of Labor and Industries (WISHA) mendeskripsikan bahwa bekerja dengan posisi leher atau punggung membungkuk dengan sudut lebih dari 30 o tanpa dukungan selama lebih dari total 2 jam dalam sehari sebagai postur canggung. Hasil penelitian postur kerja operator yang sedang melakukan proses pewarnaan dengan menggunakan RULA (Rapid Upper Limb Assessment) diperoleh skor assessment sebesar 5. Nilai ini mengindikasikan bahwa postur kerja operator berada dalam posisi yang berbahaya sehingga memerlukan perbaikan. Keywords MSDs, Batik Komar, Meja Pewarnaan, Batik, RULA I. PENDAHULUAN Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan discus invertebralis. Pada dasarnya MSDs dapat terjadi dengan dua cara : Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh periode waktu yang lama, yang dihubungkan dengan aktivitas yang terus-menerus. Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat. Sumber penelitian (Arief, 2009), menyatakan bahwa MSDs disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: 1. Pengulangan gerakan yang terus-menerus 2. Kekuatan (force) 3. Mechanical stress 4. Postur tubuh 5. Getaran 6. Temperatur 7. Tekanan yang disebabkan oleh keadaan luar Postur tubuh adalah posisi bagian dari tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain yang dihubungkan oleh sudut sambungan. Postur tubuh merupakan salah satu faktor yang paling sering dihubungkan dengan faktor risiko MSDs (Arief, 2009). Standardisasi (Arief, 2009) menyatakan, postur tubuh manusia harus berada dalam keadaan netral. Zona netral lengan atas dan bahu adalah posisi santai dengan bahu sejajar dengan lantai dan pada bidang yang sama lengan berada disamping. Bekerja dengan posisi lengan yang jauh dari tubuh, (overextended) dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya cedera. Postur tubuh dan faktor-faktor memposisikan tubuh seperti memutar batang tubuh, menaikkan posisi bahu, memutar/menengokkan kepala, mengangkat siku lengan sering dihubungkan dengan peningkatan risiko gejala MSDs. 93 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

Batik Komar merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industry batik dimana memfokuskan bisnisnya pada produksi batik. Salah satu proses yang terdapat pada Batik Komar yaitu proses pewarnaan. Secara garis besar, proses pewarnaan meliputi aktivitas sebagai berikut : dukungan selama lebih dari total 2 jam dalam sehari sebagai postur canggung (www.lni.wa.gov, 2013). Menurut NIOSH (2013) postur canggung dapat menimbulkan risiko pekerjaan seperti kerusakan traumatif Musculoskeletal Disorders (MSDs) yaitu gangguan dari otot, tendon, ligamen, sendi, tulang rawan, dan cakram tulang belakang. RULA merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk menganalisis postur kerja dalam ilmu ergonomi. RULA telah mengklasifikasikan postur kerja berdasarkan nilai-nilai yang telah ditentukan, adapun nilai-nilai RULA sebagai berikut: TABEL 1 KLASIFIKASI NILAI RULA Skor Level Tindakan RULA Tindakan 3-4 2 Penyelidikan lebih lanjut 5-6 3 Perubahan diperlukan segera 7 4 Perubahan diperlukan segera Peneliti mengamati bahwa postur kerja operator saat ini sangat berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan bagi operator. Hal ini dapat terlihat dari hasil score level perhitungan RULA untuk kedua postur kerja opertaor selama melakukan proses pewarnaan batik. Gambar 1 Kegiatan Mencelup Kain Gambar 3 Simulasi Postur 1 Tubuh Sisi kanan Operator Workstation Pewarnaan Gambar 4 Simulasi Postur 1 Tubuh Sisi Kiri Operator Workstation Pewarnaan Gambar 2 Kegiatan Meniriskan Kain Hasil observasi di lapangan menunjukan, alat kerja yang digunakan operator saat ini berupa meja kerja yang memiliki dimensi 176 x 80.5 x 155.5 cm mengakibatkan operator mengalami posisi membungkuk sebesar 34.37 derajat dan posisi lengan terangkat melebihi bahu, sedangkan Washington State Department of Labor and Industries (WISHA) mendeskripsikan bahwa bekerja dengan posisi leher atau punggung membungkuk dengan sudut lebih dari 30 o tanpa Usulan Perbaikan Ukuran Meja Pewarnaan Di Stasiun Kerja Pewarnaan Batik Dengan Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Studi Kasus Rumah Batik Komar) Rama Abdurrafi Mutaqi, Rino Andias Anugraha, Yusuf Nugroho Doyoyekti, Dwindo Lanang Yudhismara (hal 93 98) 94

Gambar 5 Simulasi Postur 2 Tubuh Sisi Kiri Operator Workstation Pewarnaan Fasilitas kerja eksisting pada sistem kerja eksisting, yang dalam hal ini adalah meja operator, bersama dengan antropometri operator saling berhubungan dalam membentuk postur kerja operator. Postur kerja operator pada sistem kerja eksisting menimbulkan hasil penilaian yang tidak baik dari analisis RULA eksisting pada postur kerja operator workstation pewarnaan. Fasilitas kerja eksisting dalam sistem kerja eksisting menyebabkan operator yang memiliki ukuran tubuh atau antropometri tertentu mengalami postur kerja yang tidak baik, yang dibuktikan dengan score RULA sistem kerja eksisting. Data antropometri operator Postur kerja eksisting Data ukuran meja pewarnaan eksisting RULA Score Eksisting Gambar 6 Simulasi Postur 2 Tubuh Sisi Kanan Operator Workstation Pewarnaan TABEL 2 HASIL SKOR RULA EKSISTING No. Variabel Score Level Keterangan RULA 1. Postur Tubuh 1 Sisi 6 3 Penyelidikan lebih lanjut, Kanan segera dilakukan Sisi Kiri 6 3 perbaikan 2. Postur Tubuh 2 Sisi 5 3 Penyelidikan lebih lanjut, Kanan segera dilakukan Sisi Kiri 5 3 perbaikan Gambar dan tabel diatas bahwa nilai RULA untuk masingmasing postur kerja berada pada interval tinggi yaitu pada kategori berbahaya. Nilai RULA yang tinggi mengindikasikan diperlukannya perbaikan secepatnya. Data antropometri Indonesia Metode kerja Kebutuhan operator Activity Score Level Perancangan meja pewarnaan Spesifikasi teknis Konsep produk alternatif Konsep produk terpilih Usulan perbaikan meja pewarnaan Real System Model Data ukuran kain batik Postur kerja baru Rancangan Desain Produk Alternatif II. METODOLOGI PENELITIAN Simulasi Mekanisme Kerja dan Proses Assembly Penelitian yang bertujuan untuk mengatasi postur tubuh canggung yang dialami oleh operator pewarnaan ini bermula dari pengamatan awal sistem kerja eksisting di workstation pewarnaan Rumah Batik Komar. Hal yang diamati pada pengamatan awal meliputi ukuran fasilitas kerja yaitu meja kerja eksisting yang digunakan operator, range ukuran kain batik yang dikerjakan, data antropometri operator, dan gambaran postur kerja operator. Score RULA dari postur kerja operator juga dapat diketahui dengan menilai postur kerja eksisting. Prototipe Gambar 7 Model Konseptual Score RULA pada sistem kerja eksisting memberikan rekomendasi mengenai tindakan selanjutnya yang harus dilakukan. Hasil penilaian RULA pada operator 1 dan operator 2 di workstation pewarnaan dengan score RULA 6, merekomendasikan penyelidikan lebih lanjut dan segera dilakukan tindakan perbaikan. Penelitian ini akan dilakukan 95 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

tindakan perbaikan berupa perancangan spesifikasi teknik berupa ukuran untuk meja kerja usulan pada workstation pewarnaan. III. ANALISIS SISTEM Sistem pemecahan masalah ini terbagi dalam 6 tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap pengolahan data, yang terakhir adalah tahap analisis dan kesimpulan. Sistematika pemencahan masalah ini pun mengacu pada fase-fase yang ada di dalam proses pengembangan produk Ulrich-Eppinger. Sistematika pemecahan masalah penelitian ini akan dijelaskan pada Gambar 8. IV. HASIL ANALISIS A. Penentuan Spesifikasi Teknis Ukuran Meja Pewarnaan Batik Penentuan spesifikasi teknik meja dan kursi kerja usulan dibuat berdasarkan tabel data antropometri orang Indonesia. Ukuran yang telah ditentukan akan diperagakan manikin pada simulasi menggunakan software CATIA V5R19 untuk melihat postur kerja manikin pada saat mencoba meja kerja usulan. Studi Pendahuluan Studi Lapangan Pendahuluan Studi Literatur Perumusan Masalah Penetapan Tujuan Penelitian Gambar 9 Keterangan Bagian Meja (a) Pengumpulan Data Identifikasi Kebutuhan Data dan Cara Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder 1. Ukuran M eja Kerja Existing 2. Postur Kerja Eksisting Operator pewarnaan 3. Data Anthropometri Operator pewarnaan 1. Profil Perusahaan 2. Ukuran kain Analisis RULA kondisi eksisting pada operatof pewarnaan Perancangan Ukuran Meja Kerja Usulan Berdasarkan Data Antropometri Pengolahan Data Simulasi Usulan Simulasi Postur Kerja Ope rat or Me nggun akan Usulan Ukuran Meja Analisis RULA Pada Simulasi Usulan Spesifikasi Teknis Berupa Ukuran Meja Kerja Usulan Mission Statement Analisis & Kesimpulan Analisis Hasil Pengolahan Data Kesimpulan dan Saran Gambar 10 Keterangan Bagian Meja (b) Gambar 8 Sistematika Pemecahan Masalah Usulan Perbaikan Ukuran Meja Pewarnaan Di Stasiun Kerja Pewarnaan Batik Dengan Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Studi Kasus Rumah Batik Komar) Rama Abdurrafi Mutaqi, Rino Andias Anugraha, Yusuf Nugroho Doyoyekti, Dwindo Lanang Yudhismara (hal 93 98) 96

Tinggi alat = tinggi bahu ke lantai persentil 5 = 136.3 cm Tinggi Meja = Tinggi siku (4 x 2.54cm) = 100.3 10.16 = 90.14 cm Panjang meja kerja = panjang kain + allowance = 142.5cm + 10cm = 152.5cm Lebar meja usulan = panjang jangkauan maksimum + allowance = 67.3 + 20 = 87.3cm Gambar 14 Hasil RULA Postur 2 Usulan Sisi Kanan Gambar 11 Spesifikasi Teknis Meja Usulan B. Analisis RULA pada Simulasi Postur Kerja dengan Menggunakan Spesifikasi Teknis Meja Kerja Usulan Gambar 15 Hasil RULA Postur 2 Usulan Sisi Kiri Gambar 12 Hasil RULA Postur 1 Usulan Sisi Kanan Gambar 13 Hasil RULA Postur 1 Usulan Sisi Kiri Gambar diatas menunjukan bahwa terjadi penurunan level risiko dengan menggunakan metode RULA. Postur kerja saat mencelupkan kain batik sebelum menggunakan alat bantu untuk kedua operator memiliki skor 6 dengan level risiko sedang dan postur kerja saat meniriskan kain batik kedua operator memiliki skor 6 dengan level risiko sedang. Kedua postur kerja tersebut mengalami penurunan skor menjadi 4 dengan level risiko rendah setelah menggunakan alat dengan spesifikasi usulan. Penurunan level risiko ini terjadi karena terdapat perubahan postur kerja operator sebelum dan setelah perancangan. Rancangan meja kerja yang baru membuat operator tidak perlu membungkukan badan pada saat proses pencelupan zat warna serta tidak memerlukan mengangkat tangan bagian atas melebihi bahu atau lebih dari 90 derajat pada postur kerja meniriskan kain batik. Hal ini dipengaruhi oleh dimensi meja kerja, khususnya pada tinggi maksimal dan tinggi meja yang sudah disesuaikan dengan dimensi tubuh. Spesifikasi teknis meja kerja usulan dapat menghasilkan postur tubuh operator yang lebih baik. Meja kerja baru pada proses pewarnaan memiliki level risiko yang rendah terhadap cedera musculosketal dibandingkan dengan postur kerja awal. Hal ini disebabkan oleh desain meja kerja yang lebih ergonomis sehingga memungkinkan operator bekerja dengan postur tubuh yang lebih baik. 97 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014

V. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini telah menghasilkan spesifikasi teknis meja kerja pada proses pewarnaan kain batik yang dapat memperbaiki postur kerja canggung operator sehingga mampu mengurangi potensi terjadinya cedera musculoskeletal. 2. Penilaian dengan menggunakan metode RULA pada postur kerja setelah menggunakan meja kerja usulan, terjadi penurunan level risiko dibandingkan dengan meja kerja eksisting. Penurunan level risiko tersebut adalah postur pencelupan kain batik serta postur penirisan kain batik. DAFTAR PUSTAKA [1] Bruce P. Bernard.(1997, Jul). Muscoloskeletal Disorders and Workplace Factors. http://www.cdc.gov/niosh/pdfs/97-141.pdf [2] Nurmianto. E, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Prima Printing, Surapa, Surabaya, 2004. [3] Ginting. R, Perancangan produk, Graha ilmu, Jakarta, Indonesia, 2009. [4] Sutalaksana, I. Z., Angga Wisastra, R. & Tjakraatmadja, J. H, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Bandung: ITB, 2006. [5] Ulrich. K. T. & Steven D. E, Product Design and Development, New York: McGraw-Hill Education, 2008 Usulan Perbaikan Ukuran Meja Pewarnaan Di Stasiun Kerja Pewarnaan Batik Dengan Menggunakan Metode Rapid Upper Limb Assessment (Studi Kasus Rumah Batik Komar) Rama Abdurrafi Mutaqi, Rino Andias Anugraha, Yusuf Nugroho Doyoyekti, Dwindo Lanang Yudhismara (hal 93 98) 98