BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

I. PENDAHULUAN. ini adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. optimal. Hal ini tercermin dari berbagai kesulitan yang muncul pada. yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

YUNICA ANGGRAENI A

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rasa puas ini (atau lebih tepat barangkali. membangkitkan rasa ingin tahu lebih lanjut yang memerlukan pemuas.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 tahun 2003)

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka hadapi dalam sebuah teori common sense menyatakan bahwa,

BAB I. kedewasaan. Purwanto (2007: 10) menyatakan pendidikan ialah pimpinan yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

ZULFA SAFITRI A54F100040

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA MATERI PEMBELAJARAN ATURAN SINUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI MAN TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid.

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

I. PENDAHULUAN. Pada kurikulum biologi SMP materi sistem gerak yang dipelajari di kelas VIII,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CTL DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menyentuh segala aspek kehidupan dan melahirkan

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihafal, melainkan pelajaran biologi membutuhkan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam (Yusuf, 2006:16). Mata pelajaran IPA khususnya Biologi merupakan mata pelajaran yang masih dianggap sulit oleh sebagian siswa di SMP karena bersifat abstrak. Hal ini juga dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru Biologi di SMPN 1 Bandar Lampung, diketahui bahwa beberapa konsep biologi siswa kurang dipahami, salah satunya konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup. Hal ini dikarenakan guru dalam proses belajar mengajar masih menggunakan metode konvensional, yaitu proses belajar mengajar masih berjalan searah. Guru masih bersifat dominan dan siswa hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru.

2 Berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran biologi SMPN 1 Bandar Lampung diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran ciri-ciri makhluk hidup, antara lain: (1) Metode yang digunakan oleh guru yaitu metode ceramah sehingga siswa merasa jenuh karena guru belum pernah menggunakan metode lain; (2) Faktor keterlibatan siswa kurang optimal disebabkan karena kegiatan pembelajaran berpusat pada guru; (3) Guru menganggap siswa sulit memahami materi pokok ciri-ciri makhluk hidup karena penyampaiannya selama ini kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan rata-rata nilai tes formatif siswa pada materi pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup pada semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 adalah 5,3. Hasil belajar tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di sekolah tersebut yaitu 6,4. Oleh karena itu, untuk mengajarkan ciri-ciri makhluk hidup diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan siswa. Salah satu pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Pendekatan kontekstual atau lebih dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Nurhadi, Yasin dan Senduk, 2004: 4).

3 Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama, yaitu: 1) constructivism (konstruktivisme, membangun, membentuk), 2) questioning (bertanya), 3) inquiry (menyelidiki, menemukan), 4) learning community (masyarakat belajar), 5) modeling (pemodelan), 6) reflection (refleksi atau umpan balik), dan 7) authentic assessment (penilaian yang sebenarnya). Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual apabila menerapkan ketujuh komponen tersebut dalam pembelajarannya (Nurhadi, Yasin dan Senduk, 2004: 31). Pendekatan kontekstual menekankan pada tingginya aktivitas siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, belajar dengan kelompok, kemampuan berpikir kritis, transfer pengetahuan, informasi dikumpulkan, dianalisis dan disintesis dari berbagai sumber dan sudut pandang. Selain itu, siswa didorong untuk mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya dan bagaimana mencapai. Diharapkan mereka sadar bahwa yang mereka pelajari itu berguna bagi kehidupannya nanti (Nurhadi, Yasin, dan Senduk, 2004: 6). Belajar dengan kelompok merupakan suatu strategi belajar mengajar dimana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7 siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru. Martin (dalam Roestiyah, 2004: 15) memberikan pengertian belajar kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang

4 diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut. Belajar dalam kelompok dapat dibedakan menjadi dua hal, yaitu belajar dalam kelompok besar dan belajar dalam kelompok kecil. Menurut pendapat Graicunas dalam Mukhtar (2002: 79) belajar dalam kelompok besar adalah suatu pembelajaran dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 6-7 siswa, sedangkan belajar dalam kelompok kecil yaitu suatu pembelajaran secara kelompok dengan anggota 4 orang atau kurang. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka melalui pendekatan kontekstual diupayakan agar situasi belajar yang muncul adalah situasi belajar yang menyenangkan dan membuat siswa menjadi tertarik dengan materi yang dipelajari, sehingga interaksi antara guru dengan murid tidak dijalin dengan komunikasi yang kaku seperti orang yang serba tahu dengan anak yang serba tidak tahu. Siswa merasa tidak mengalami tekanan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru tidak lagi sebagai pelaku utama kegiatan belajar mengajar, tetapi siswa yang berperan aktif dengan guru yang bertindak sebagai pembimbing dan mengarahkan siswa dalam belajar. Proses pembelajaran tidak lagi berorientasi pada bagaimana guru mengajar, tetapi lebih ditekankan pada bagaimana siswa belajar dan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ekowati (2006: 87) diketahui bahwa dengan menggunakan pendekatan CTL hasil belajar siswa meningkat karena dalam kegiatan pembelajaran materi Sistem Pencernaan pada siswa kelas VIII

5 semester ganjil SMPN 1 Bandar Lampung siswa dilibatkan secara langsung. Selain itu berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nasehudin (2009: 57) diketahui bahwa dengan menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Merujuk pada hasil penelitian tersebut diduga pendekatan CTL dapat diterapkan dalam pembelajaran konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup. Dengan demikian, melalui pendekatan kontekstual, maka diharapkan tercipta pembelajaran yang produktif dan lebih baik sehingga hasil belajar IPA khususnya Biologi kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung menjadi meningkat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan penerapan CTL dengan kelompok besar dan kelompok kecil terhadap hasil belajar IPA Biologi materi pokok ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung? 2. Manakah yang lebih baik antara hasil belajar IPA Biologi materi pokok ciriciri makhluk hidup pada siswa yang diterapi CTL dengan kelompok besar dan CTL dengan kelompok kecil? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

6 1. Pengaruh penerapan pembelajaran CTL dengan kelompok besar dan kelompok kecil terhadap hasil belajar biologi materi pokok ciri-ciri makhluk hidup pada siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. 2. Mengetahui manakah hasil belajar biologi yang lebih tinggi pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup antara siswa yang menggunakan pembelajaran CTL dengan kelompok besar dibanding siswa yang menggunakan pembelajaran CTL dengan kelompok kecil. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru biologi, sebagai: (a) informasi tentang efektivitas pendekatan CTL, (b) alternatif strategi dalam pembelajaran IPA Biologi. 2. Bagi sekolah, dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA Biologi. 3. Bagi siswa, (a) dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (b) memberikan pengalaman belajar dalam kelompok E. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut:

7 1. Hasil belajar (yang terdiri atas aspek kognitif, afektif dan psikomotor) IPA khususnya Biologi siswa diperoleh dari nilai tes formatif yang diberikan selama penelitian. 2. Materi pokok yang diajarkan kepada siswa selama penelitian adalah Ciri-ciri Makhluk Hidup. 3. Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata sehingga mampu mendorong siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII semester genap SMPN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010 F. Kerangka Pikir Biologi termasuk dalam salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa SMP. Melalui proses pembelajaran kontekstual, keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sangat diperhatikan. Dalam pembelajaran kontekstual peran guru di dalam kelas tidak mendominasi melainkan siswa yang harus aktif dalam bekerja. Guru hanya berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran akan membuat materi yang dipelajari lebih lama diingat oleh siswa, karena siswa melakukan dan bekerja sendiri sehingga terjadi proses berpikir terhadap materi yang baru diterima.

8 Pada pembelajaran kontekstual, materi yang disampaikan bukan merupakan sesuatu yang harus dihafalkan tetapi sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh siswa. Siswa harus mengkonstruksi pengetahuan dalam benak mereka sendiri. Dengan demikian maka siswa akan lebih mudah memahami pelajaran sehingga mereka menjadi lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Dengan sistem pembelajaran ini, siswa akan dibentuk melalui kelompok-kelompok, sehingga akan bekerja sebagai sebuah tim dan siswa akan memiliki kesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran yang akan memungkinkan mereka akan merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Melalui penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual diharapkan hasil belajar biologi siswa akan meningkat dan siswa dapat lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran serta memiliki kemampuan penguasaan materi yang dalam. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebasnya adalah pembelajaran kontekstual dan variabel terikatnya adalah hasil belajar. Hubungan antara kedua variabel tersebut ditunjukkan pada diagram berikut ini: X1 Y X2

9 Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Keterangan: X1 = pendekatan kontekstual dengan kelompok besar; X2 = pendekatan kontekstual dengan kelompok kecil; Y = hasil belajar Biologi siswa. G. Rumusan Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H1 = Ada perbedaan yang signifikan dari pembelajaran kontekstual dengan kelompok besar dan kelompok kecil terhadap hasil belajar Biologi siswa dalam materi pokok ciri-ciri makhluk hidup. H0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan dari pembelajaran kontekstual dengan kelompok besar dan kelompok kecil terhadap hasil belajar Biologi siswa dalam materi pokok ciri-ciri makhluk hidup. 2. H1 = Hasil belajar Biologi siswa dalam materi pokok ciri-ciri makhluk hidup dengan menggunakan pembelajaran kontekstual dengan kelompok besar lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran kontekstual dengan kelompok kecil. H0 = Hasil belajar Biologi siswa dalam materi pokok ciri-ciri makhluk hidup dengan menggunakan pembelajaran kontekstual dengan kelompok besar lebih rendah dibandingkan pembelajaran kontekstual dengan kelompok kecil.