Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif

dokumen-dokumen yang mirip
Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

Kususiyah, Urip Santoso, dan Rian Etrias

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN ITIK BALI SEBAGAI SUMBER PLASMA NUTFAH TERNAK (GROWTH CHARACTERISTICS OF BALI DUCK AS A SOURCE OF GERMPLASM) ABSTRACT

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

PENDUGAAN UMUR BERDASARKAN PERGANTIAN BULU PADA ITIK BETINA LOKAL PERIODE INDUKAN SKRIPSI NOVI GIANTI LOKOLLO

Yosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian

Bibit niaga (final stock) itik Alabio meri umur sehari

PERFORMA PRODUKSI ITIK BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN

PROGRAM VILLAGEBREEDING PADA ITIK TEGAL UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI TELUR: SELEKSI ITIK TEGAL GENERASI PERTAMA DAN KEDUA ABTRACT ABTRAK

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PERTUMBUHAN STARTER DAN GROWER ITIK HASIL PERSILANGAN RESIPROKAL ALABIO DAN PEKING

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

Pengaruh Pemberian Pakan Terbatas terhadap Produktivitas Itik Silang Mojosari X Alabio (MA): Masa Pertumbuhan sampai Bertelur Pertama

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN FINISHER PERIOD

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PROGRAM PEMBIBITAN ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN: SELEKSI PADA POPULASI BIBIT INDUK ITIK ALABIO

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

RESPON PENGGANTIAN PAKAN STARTER KE FINISHER TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAN PERSENTASE KARKAS PADA TIKTOK. Muharlien

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

INTERAKSI ANTARA BANGSA ITIK DAN KUALITAS RANSUM PADA PRODUKSI DAN KUALITAS TELUR ITIK LOKAL

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

PRODUKTIVITAS ITIK ALABIO DAN MOJOSARI SELAMA 40 MINGGU DARI UMUR MINGGU

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

Pengaruh Genotipa dan Kadar Aflatoksin dalam Ransum pada Karakteristik Awal Bertelur Itik Lokal

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

USAHA PEMBESARAN ITIK JANTAN DI TINGKAT PETANI DENGAN PENINGKATAN EFISIENSI PAKAN

Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara

PENGARUH PENGGUNAAN IKAN PIRIK (LEIOGNATHIDAE) KERING DAN SEGAR TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL PADA PEMELIHARAAN INTENSIF

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

Bibit niaga (final stock) itik Mojosari meri umur sehari

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Gambar 1. Itik Alabio

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

Bibit niaga (final stock) itik Mojosari dara

I. PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

KERAGAAN PRODUKSI TELUR PADA SENTRA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN (SPAKU) ITIK ALABIO DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA, KALIMANTAN SELATAN

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

PENGARUH PEMBERIAN PROTEIN KASAR DENGAN TINGKAT YANG BERBEDA TERHADAP PERFORMAN AYAM KAMPUNG

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PEMANFAATAN BEKICOT SAWAH (TUTUT) SEBAGAI SUPLEMENTASI PAKAN ITIK UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS ITIK PETELUR DI DESA SIMOREJO-BOJONEGORO

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TERBATAS TERHADAP PENAMPILAN ITIK SILANG MOJOSARI X ALABIO (MA) UMUR 8 MINGGU

Lampiran 1 Gambar cara pengukuran, corak dan pola warna bulu itik Alabio

BOBOT BADAN BERBAGAI JENIS AYAM SENTUL DI GABUNGAN KELOMPOK TANI TERNAK CIUNG WANARA KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Jantan...Rina Ratna Dewi.

PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN X KAMPUNG BETINA HASIL SELEKSI GENERASI KEDUA (G2)

OPTIMALISASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TERNAK AYAM LOKAL PENGHASIL DAGING DAN TELUR

Performa Itik Albino Jantan dan Betina bedasarkan Pengelompokan Bobot Tetas

PERFORMA ITIK LOKAL (Anas Sp) YANG DIBERI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA PAKAN DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN INTENSIF

A. Kesesuaian inovasi/karakteristik lokasi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AMPAS TAHU DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS ENTOK (Muscovy duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN

RESPON PERTUMBUHAN ANAK ITIK JANTAN TERHADAP BERBAGAI BENTUK FISIK RANSUM (GROWTH RESPONSE OF MALE DUCK RESULTING FROM DIFFERENT SHAPE OF RATIONS)

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

PENENTUAN UMUR JUAL ANAK ITIK PENGGING SEBAGAI PENGHASIL DAGING. (Deremination For Pengging Male Duck Selling Age as Meat Producing)

SKRIPSI BERAT HIDUP, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS, GIBLET

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner ARGONO R. SET10K0 1 dan ISTIANA 2

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelompok Tani Ternak Rahayu merupakan suatu kelompok peternak yang ada di

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENGALENGAN IKAN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BROILER. Arnold Baye*, F. N. Sompie**, Betty Bagau**, Mursye Regar**

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PENGGUNAAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr) SEBAGAI SUMBER ENERGI DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN ITIK LOKAL JANTAN (Anas platyrhynchos)

Transkripsi:

Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betina yang Dipelihara secara Intensif Performance of Male and Female Talang Benih Duck Growth Reared Intensively Kususiyah dan Desia Kaharuddin Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Jalan Raya Kandang Limun, Bengkulu. Telp. (0736) 2170 pst.219. ABSTRACT Talang Benih duck is one germ plasm belong to Bengkulu Province, needing more information for its development. A research was conducted to evaluate growth performance of male and female Talang Benih ducks reared intensively. Fifty male and 50 female day old ducks (DODs) were reared in 10 cages (10 ducks per cage). Weight of DOD, duck weight, increase in body weight, feed consumption and feed convertion were observed. Results showed that weight of male and female DODs were similar, with average of 40.77 g. After 20 weeks, weight of male duck (8642 g) was heavier than weight of female duck (8573 g). Feed consumption for 0-20 weeks by male duck (1533 g) was significantly heavier that those by female duck (1378 g). Feed convertion of male ducks was 5.91, being more efficient than those of female (6.41). Key words: Talang Benih duck, growth performance ABSTRAK Itik Talang Benih sebagai salah satu plasma nutfah Provinsi Bengkulu perlu terus diteliti. Informasi mengenai ciri-ciri fisik Itik Talang Benih sudah cukup banyak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi performans pertumbuhan Itik Talang Benih jantan dan betina yang dipelihara secara intensif. Penelitian ini menggunakan anak itik umur sehari (DOD) Talang Benih sebanyak 50 ekor jantan dan 50 ekor betina yang dipelihara dalam. 5 petak kandang (10 ekor per kandang). Variabel yang diukur adalah berat DOD, berat badan, pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat DOD dan konsumsi ransum itik Talang Benih jantan dan betina tidak berbeda nyata (T<t0.025), dengan rataan berat DOD 40,77 g. Konsumsi ransum Itik Talang Benih jantan umur 0-20 minggu sebesar 8641,55 g ekor -1 ; dan betinanya sebesar 8573,40 g ekor -1. Berat badan Itik Talang Benih jantan pada umur 20 minggu sebesar 1532,58 g; adalah nyata (T>t0,025) lebih tinggi dibanding berat betinanya yaitu 1377,64 g. Konversi ransum Itik Talang Benih jantan sebesar 5,91, nyata (T>t 0,025) lebih baik dibanding betinanya yaitu 6,41. Kata kunci: Itik Talang Benih, Performans Pertumbuhan PENDAHULUAN Itik Talang Benih merupakan salah satu plasma nutfah Bengkulu. Menurut Daryanto (2005), Itik Talang Benih pada mulanya terdapat di Desa Talang Benih, Curup, Kabupaten Rejang Lebong; namun saat ini telah tersebar luas di Kota Bengkulu dan sekitarnya. Menurut Warnoto dan Kaharuddin (2000), itik lokal Talang Benih mempunyai perbedaan karakteristik fenotip dengan itik-itik lokal Indonesia lainnya yang telah cukup populer seperti Itik Tegal, Alabio, Mojosari dan lainnya. Ciri spesifik Itik Talang Benih adalah bentuk tubuh kompak padat berisi mirip enthok (Muscopy sp), leher dan kaki relatif pendek dan besar, kepala relatif besar, warna bulu sebagian besar hitam keunguan dengan belang putih pada bagian perut, ujung sayap dan leher bagian depan (Warnoto dan Zain, 1997). Selanjutnya Warnoto dan Kaharuddin (2000) menyatakan bahwa terdapat tiga pola warna bulu pada Itik Talang Benih, yaitu pola warna bulu hitam, Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 1, Januari Juni 2008 5

putih, dan coklat dengan penyebaran sifat karakter fenotip warna sirip renang, warna paruh, dan warna shank dengan penyebaran yang luas. Sampai saat ini sistem pemeliharaan Itik Talang Benih pada umumnya adalah secara semi intensif (Sukminiarti, 2007), itik diumbar untuk mendapatkan pakan tambahan di lingkungan sekitar setelah diberi pakan pada pagi hari. Penelitian Itik Talang Benih seputar ciri-ciri fisik telah cukup banyak, namun penelitian dasar tentang performans pertumbuhan Itik Talang Benih yang dipelihara secara intensif belum cukup informasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi performans pertumbuhan Itik Talang Benih jantan dan betina sejak anak itik umur sehari (DOD; Day Old Duck) sampai memasuki masa produksi (umur 20 minggu). Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi lebih banyak mengenai performans itik lokal khas Bengkulu ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama 20 minggu; mulai tanggal 9 Juni sampai 26 Oktober 2006, berlokasi di kandang Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Alat yang digunakan adalah 10 buah petak kandang yang dilengkapi dengan brooder, tempat pakan dan tempat minum, timbangan, serta alat pendukung lainnya. Bahan yang digunakan 50 ekor DOD jantan, 50 ekor DOD betina, bahan penyusun ransum meliputi jagung giling, dedak, dan konsentrat layer khusus (KLK). Masing-masing 50 ekor DOD jantan dan 50 ekor DOD betina didistribusikan ke dalam 5 petak kandang secara acak sehingga dibutuhkan 10 petak kandang pemeliharaan. Ransum yang diberikan selama penelitian disesuaikan dengan umur pemeliharaan. Pada umur 0-2 minggu diberi ransum dengan kandungan protein 21 %, umur 2-7 minggu dengan kandungan protein 18%, dan umur 7-20 minggu dengan kandungan protein ransum17% (Srigandono, 1986). Kandungan nutrisi dan komposisi bahan penyusun ransum yang digunakan ditampilkan pada Tabel 1. dan Tabel 2. Tabel 1. Kandungan nutrisi bahan penyusun ransum Bahan Penyusun Ransum Protein (%) Serat Kasar (%) Ca(%) P(%) Energi Metabolis (kkal/kg) Dedak 10,45 19,34 0,37 0,92 1856 Jagung 8,55 2,42 0,29 0,44 3105 KLK 31,67 9,83 10,87 1,28 2800 Variabel yang diamati adalah: berat badan, pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan konversi ransum. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji-t (Astuti, 2007). Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan antara Itik Talang Benih jantan dan betina, ditampilkan grafik pertumbuhannya Tabel 2. Komposisi Bahan Penyusun Ransum Berdasarkan Umur Bahan Penyusun Umur 0-2 minggu Umur 2-7 minggu Umur 7-20 minggu Ransum Dedak (%) 27 30,50 31,50 Jagung (%) 21 31 34,50 KLK (%) 52 38,50 34 Protein (%) EM (kkal/kg) 21,08 2609,44 18,00 2606,97 17,00 2068,24 Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Berat DOD DOD diperoleh dari hasil penetasan sendiri. Setelah menetas dan kering bulu, DOD ditimbang untuk kemudian dilakukan sexing dengan metode kloaka. Rataan berat DOD jantan dan betina ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Berat DOD, konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan konversi ransum Itik Talang Benih jantan dan betina selama 0-20 minggu (rataan±standar deviasi) Variabel Pengamatan Jantan Betina Berat DOD (g/ekor) 40,86±5,18a 40,54±5,42a Konsumsi ransum (g/ekor) 8641,55±50,50a 8573,40±90,84a Pertambahan berat badan (g/ekor) 1461,12±52,90 1337,06±29,69 Konversi ransum 5,91±0,22 6,41±0,19 Keterangan: Huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) Hasil uji-t menunjukkan bahwa, berat DOD Itik Talang Benih jantan dan betina tidak berbeda nyata (T<t 0,025). Terlihat dari Tabel 3. bahwa keragaman berat DOD Itik Talang Benih jantan maupun betina cukup besar, dengan berat DOD jantan berkisar antara 32,5 g-46,3 g dan berat DOD betina berkisar 31,0 g- 44,3 g. Meski tidak berbeda secara nyata (T<t 0,025), rataan berat DOD itik Talang Benih jantan (40,86 g) lebih tinggi dibanding betinanya (40,54 g). Hal ini sesuai dengan Brahmantyo (2003) yang menunjukkan bahwa berat DOD itik jantan Pegagan (42,94-43 g) lebih tinggi dari DOD betinanya (37-38,16 g). Adidarma (2003) juga menunjukkan bahwa berat DOD jantan Itik Mandalung (37,84 g) lebih tinggi dibanding DOD betinanya (36,21 g). Sementara itu pada Itik Bali, Susanti (1998) melaporkan bahwa berat DOD jantan (47,3g- 48g) lebih rendah dibanding DOD betinanya (47,8g-50,1g). Berat Badan Itik Talang Benih Berat badan itik diukur setiap minggu untuk melihat perbedaan pertumbuhan antara jantan dan betina. Gambar 1. memperlihatkan pertumbuhan Itik Talang Benih jantan dan betina selama 20 minggu. Berat Badan (g) 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Umur (minggu) jantan betina Gambar 1. Grafik pertumbuhan Itik Talang Benih jantan dan betina Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 1, Januari Juni 2008 7

Terlihat dari Gambar 1. bahwa grafik berat badan Itik Talang Benih jantan dan betina pada umur 0-4 minggu relatif sama, selanjutnya mulai umur 5 minggu sampai 20 minggu berat badan Itik Talang Benih jantan lebih tinggi dibanding betinanya. Rataan berat badan yang dicapai Itik Talang Benih jantan pada umur 20 minggu adalah 1532,58 g, sedangkan pada betina 1377,64 g. Capaian berat badan Itik Talang Benih pada umur 20 minggu ini masih lebih rendah bila dibandingkan berat badan Itik Pegagan; sebagaimana dilaporkan Brahmantyo (2003) bahwa berat badan Itik Pegagan jantan (1784,06 g) lebih tinggi bila dibanding berat badan betinanya (1679,43 g) pada umur 20 minggu. Konsumsi ransum Pemberian ransum selama penelitian ditambah air, sehingga agak basah guna memudahkan itik makan dan mengurangi tercecernya pakan selama makan. Rataan konsumsi ransum selama 20 minggu ditampilkan pada Tabel 3. Hasil uji-t menunjukkan bahwa konsumsi ransum Itik Talang Benih jantan tidak berbeda secara nyata (T<t 0,025) dibandingkan dengan betinanya. Namun demikian terlihat dari Tabel 3. bahwa rataan konsumsi ransum Itik Talang Benih jantan (8641,55 g ekor -1 ) selama 20 minggu lebih tinggi dibandingkan dengan betinanya (8573,40 g ekor -1 ). Hal ini sesuai dengan pendapat Srigandono (1986), Wahju (1992), dan Brahmantyo (2003) bahwa konsumsi ransum itik jantan lebih tinggi dibandingkan dengan betinanya. Capaian konsumsi ransum Itik Talang benih jantan dan betina pada penelitian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan konsumsi ransum Itik Pegagan, sebagaimana dilaporkan oleh Brahmantyo (2003) bahwa konsumsi ransum Itik Pegagan jantan umur 0-20 minggu adalah (9359,80 g ekor -1 ), sedangkan betinanya sebesar 8841,60 g ekor -1. Pertambahan Berat Badan Capaian rataan pertambahan berat badan selama 20 minggu disajikan pada Tabel 3. Hasil uji-t menunjukkan bahwa pertambahan berat badan Itik Talang Benih jantan (1461,12 g ekor -1 ) nyata (T>t 0,025) lebih tinggi bila dibandingkan dengan betinanya (1337,06 g ekor -1 ). Lebih tingganya pertambahan berat badan Itik Talang Benih jantan dibanding betinanya ini disebabkan oleh konsumsi ransum, dimana sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3. bahwa konsumsi ransum Itik Talang Benih jantan selama 20 minggu (8641,55 g ekor -1 ) meskipun tidak berbeda secara nyata, adalah lebih tinggi dibanding betinanya (8573,40 g ekor -1 ). Konversi Ransum Nilai konversi ransum diukur untuk memberikan gambaran seberapa banyak ransum yang diperlukan untuk menaikkan berat badan pada satuan yang sama. Rataan konversi ransum selama 20 minggu pemeliharaan ditampilkan pada Tabel 3. Hasil uji-t menunjukkan bahwa konversi ransum Itik Talang Benih jantan (5,91) nyata (T>t 0,025) lebih rendah dibanding betinanya (6,41). Hal ini menunjukkan bahwa Itik Talang Benih jantan lebih efisien dalam menggunakan ransum dibanding betinanya. Konversi ransum Itik Talang Benih pada penelitian ini masih lebih tinggi bila dibandingkan nilai konversi ransum pada Itik Pegagan sebagaimana ditunjukkan oleh Brahmantyo (2003) bahwa konversi ransum Itik Pegagan jantan selama 20 minggu (4,9) lebih rendah dibanding betinanya (6,2). SIMPULAN Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berat anak Itik Talang Benih jantan umur sehari (DOD) adalah 40,86 g dan betinanya adalah 40,58 g. Konsumsi ransum Itik Talang Benih umur 0-20 minggu sebesar 8641,55 g ekor -1 ; dan betinanya yaitu 8573,40 g ekor -1. Berat badan Itik Talang Benih jantan pada umur 20 minggu sebesar 1532,58 g; adalah lebih tinggi dibanding betinanya yaitu 1377,64 g. Konversi ransum Itik Talang Benih jantan sebesar 5,91; adalah lebih baik dibanding betinanya yaitu 6,41. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini didanai oleh program hibah kompetisi A2 Jurusan Peternakan batch Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih 8

II tahun anggaran 2006. Kami mengucapkan terimakasih kepada Sdr. Ferry Sinaga yang telah membantu dalam penetasan telur serta saudara Abdul Join Ginting yang telah terlibat selama pemeliharaan. DAFTAR PUSTAKA Adidharma, Y. 2003.Ciri-ciri fisik telur tetas Itik Mandalung dan rasio jantan betina yang dihasilkan. Jurnal Panduan Lokakarya Nasional Unggas Air. Balitnak. Bogor. Hal : 63-66 Astuti, M. 2007. Pengantar Ilmu Statistik untuk Peternakan dan Kesehatan Hewan. Binasti Publisher. Bogor. Brahmantyo, B. 2003. Karakteristik pertumbuhan Itik Pegagan umur 0-20 minggu sebagai plasma nutfah. Jurnal Veteriner. 5(3):45-47. Daryanto. 2000. Arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan potensi itik local Talang Benih. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Propinsi Bengkulu. Srigandono, B. 1986. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta. Sukminiarti, N. 2007. Populasi dan manajemen pemeliharaan Itik Talang Benih di Kelurahan Talang Benih Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong. Skripsi. Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu. Susanti, T. 1999. Karakteristik pertumbuhan Itik Bali sebagai plasma nutfah ternak. Jurnal Lokakarya Nasional Unggas Air. BPT. Ciawi. Bogor. Wahju, J. 1992. Ilmu Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta. Warnoto dan Zain, B. 1997. Karakteristik Pola Warna Bulu dan Warna Kerabang Telur Itik Lokal Talang Benih. Prosiding Seminar Pengembangan IPPTP. Bengkulu. Warnoto dan D. Kaharuddin. 2000. Analisis Produktivitas Itik Lokal Talang Benih di Provinsi Bengkulu. Laporan Penelitian. Jurusan Peternakan. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 1, Januari Juni 2008 9