8 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2008 hingga Maret 2009 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB Darmaga. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih semangka tanpa biji kultivar Long Dragon dan kultivar New Lucky, pasir, campuran tanah, pasir, dan kompos (3:2:1) (v/v), arang sekam, kokopit, asam askorbat (kadar asam askorbat 99%) (10 ppm), dan kertas merang. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat pengecambah benih tipe IPB 72-1, gunting kuku, boks plastik (mika), dan gembor.. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri atas dua percobaan terpisah menggunakan kultivar yang berbeda. Percobaan 1 Percobaan ini dilakukan pada kultivar Long Dragon menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor: Faktor pertama adalah jenis media perkecambahan yaitu: 1. Pasir (M1) 2. Campuran tanah, pasir, dan kompos (3:2:1) (M2) 3. Arang sekam (M3) 4. Kokopit (M4) Faktor kedua adalah perlakuan pra perkecambahan benih semangka tanpa biji: 1. Kontrol tanpa skarifikasi (P1) 2. Skarifikasi (P2), 3. Benih dipriming -6 bar pada media tanam 2 hari (P3), 4. Benih diskarifikasi dan dipriming -6 bar pada media tanam 2 hari (P4),
9 5. Benih tanpa skarifikasi dilembabkan dengan air pada kertas merang 2 hari (P5), 6. Benih diskarifikasi dan dilembabkan dengan air pada kertas merang 2 hari (P6), 7. Benih tanpa skarifikasi dan dilembabkan dengan asam askorbat pada kertas merang 2 hari (P7) 8. Benih diskarifikasi dan dilembabkan dengan asam askorbat pada kertas merang 2 hari (P8) Percobaan ini dilakukan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 96 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 35 butir benih ( 25 butir untuk pengujian viabilitas, 10 butir untuk pengujian kadar air) sehingga kebutuhan benihnya adalah 3 360 butir benih. Model rancangan sebagai berikut: Y ij = µ + i + j + () ij + ij Y ij µ =Rataan umum i j () ij =Pengaruh interaksi jenis media ke-i dan perlakuan pra perkecambahan ke-j ij =Respon pengamatan jenis media perkecambahan ke-i dan =Pengaruh pengamatan jenis media perkecambahan ke-i =Pengaruh pengamatan =Pengaruh galat percobaan pengamatan jenis media ke-i dan Apabila terdapat pengaruh nyata terhadap hasil uji F hitung, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995). Percobaan 2 Percobaan dua dilakukan pada kultivar New Lucky menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor: Faktor pertama adalah jenis media perkecambahan yaitu: 1. Campuran tanah, pasir dan kompos (3:2:1) (M1) 2. Kokopit (M2)
10 Faktor kedua adalah perlakuan pra perkecambahan benih semangka tanpa biji: 1. Kontrol tanpa skarifikasi (P1) 2. Skarifikasi (P2), 3. Benih tanpa skarifikasi dilembabkan dengan air pada kertas merang 2 hari (P3), 4. Benih diskarifikasi dan dilembabkan dengan air pada kertas merang 2 hari (P4), 5. Benih tanpa skarifikasi dan dilembabkan dengan asam askorbat pada kertas merang 2 hari (P5) 6. Benih diskarifikasi dan dilembabkan dengan asam askorbat pada kertas merang 2 hari (P6) Percobaan ini dilakukan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 35 butir benih (25 butir untuk pengujian viabilitas, 10 butir benih untuk pengujian kadar air) sehingga kebutuhan benihnya adalah 1 260 butir benih, Model rancangan sebagai berikut: Y ij µ i j Y ij = µ + i + j + () ij + ij () ij ij =Respon pengamatan jenis media perkecambahan ke-i dan Apabila terdapat pengaruh nyata terhadap hasi uji F hitung, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995) =Rataan umum =Pengaruh pengamatan jenis media perkecambahan ke-i =Pengaruh pengamatan =Pengaruh interaksi jenis media ke-i dan perlakuan pra perkecambahan ke-j =Pengaruh galat percobaan pengamatan jenis media ke-i dan
11 Pelaksanaan Percobaan Perlakuan Pra Perkecambahan 1. Perlakuan skarifikasi Perlakuan skarifikasi dilakukan dengan menggunakan gunting kuku. Benih semangka tanpa biji yang telah disiapkan, diretakkan pada sisi yang jauh dari hilum. Hal ini bertujuan agar air dan oksigen dapat masuk untuk memudahkan proses perkecambahan. 2. Perlakuan pelembaban dengan air pada kertas merang Benih semangka tanpa biji di kecambahkan pada media kertas merang yang telah dilembabkan selama 2 hari. Setiap kertas merang berisi 35 benih. Pada umur 2 HST, sebanyak 10 benih diambil untuk diukur kadar airnya dan 25 benih yang lainnya ditanam pada boks plastik berisi media perkecambahan yang telah disiapkan. 3. Perlakuan asam askorbat Media yang digunakan adalah kertas merang yang direndam dalam asam askorbat 10 ppm. Benih semangka tanpa biji yang telah disiapkan ditanam dalam media tersebut. Setiap media berisi 35 butir benih. Setelah 2 hari, sebanyak 10 benih diambil untuk diukur kadar airnya dan 25 benih yang lainnya ditanam pada boks plastik berisi media perkecambahan yang telah disiapkan. 4. Perlakuan priming pada media -6 bar Media tanam ditentukan kadar airnya dengan cara dilembabkan dan ditekan pada tekanan -6 bar dengan bantuan pressure plate extractor. Selanjutnya diukur pula kadar airnya pada tekanan tersebut dan pada kondisi kering udara sehingga dapat dihitung jumlah air yang harus ditambahkan untuk mencapai kelembaban pada tekanan osmotik tersebut. Cara menghitung kadar air tersebut adalah: A=W x M1- M2 100-M2 M1 = kadar air media tanam pada kondisi tekanan osmotik pada tekanan -6 bar. M2 = kadar air media tanam pada kondisi kering udara. A = jumlah air yang ditambahkan (g) W = berat media pada tekanan osmotik yang ditentukan (g)
12 Persiapan media perkecambahan Media tanam yang digunakan adalah pasir (M1), campuran tanah pasir, dan kompos dengan perbandingan v/v 3:2:1(M2), arang sekam (M3), kokopit (M4). Masing-masing media kemudian ditaruh ke dalam kotak plastik. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap kadar air (KA) benih setelah perlakuan pra perkecambahan, viabilitas potensial dengan tolok ukur daya berkecambah (DB), dan vigor benih dengan tolok ukur kecepatan tumbuh (K CT ) serta vigor bibit dengan tolok ukur panjang akar (PA), panjang hipokotil (PH), tinggi bibit (TB), dan jumlah daun (JD). Pengamatan awal perkecambahan dimulai saat benih mengalami imbibisi. Kadar Air 1. Kadar Air (KA) Benih diambil secara acak pada media optimasi 2 HST sebanyak 10 butir pada setiap ulangan, kemudian benih ditimbang berat basahnya (BB), setelah itu benih dimasukkan ke dalam oven 105 o C selama 18 jam. Setelah 18 jam benih ditimbang berat keringnya (BK) dan dihitung kadar airnya dengan rumus: KA= BB-BK X 100% BB KA=Kadar air BB= Berat basah BK= Berat kering Pengamatan Viabilitas Potensial Benih (Vp) Parameter Viabilitas Potensial diukur dengan tolok ukur daya berkecambah benih 2. Daya Berkecambah (DB) Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur penting embrio. Parameter diukur berdasarkan hitungan hari ke 5 dan ke-7, dengan rumus: DB = KN 5+ KN 7 x 100% benih yang ditanam DB = Daya Berkecambah KN 5= Jumlah kecambah normal hari ke-5 KN 7= Jumlah kecambahn normal hitungan ke-7
13 Pengamatan Vigor Kekuatan Tumbuh 3. Kecepatan Tumbuh (%etmal -1 ) Kecepatan Tumbuh (K CT ) diukur berdasarkan jumlah tambahan kecambah normal setiap hari/etmal selama kurun waktu perkecambahan. t K CT = d 0 K CT = Kecepatan Tumbuh t = Kurun waktu perkecambahan d = Tambahan persentase kecambah normal per etmal Pengamatan Vigor Bibit 4. Panjang Akar Panjang akar diukur dari titik tumbuhnya akar hingga ujung akar terpanjang. Dihitung pada 14 HST. 5. Panjang Hipokotil Panjang hipokotil diukur dari kotiledon sampai batang yang tumbuh diatas permukaan tanah pada 14 HST 6. Tinggi Bibit Tinggi bibit diukur dari titik tumbuh daun sampai batang yang tumbuh diatas permukaan tanah pada 14 HST 7. Jumlah Daun Jumlah daun pada 14 HST