PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 0710 ALIAGA IV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII A

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

Peningkatan Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Percontohan pada Siswa Kelas I SD Karya Thayyibah Baiya

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

I. PENDAHULUAN. pelajaran geografi di SMA merupakan indikasi bahwa selama ini proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pairs Hare Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V SD Inpres Duyu

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun pendidikan nonformal. Salah satu upaya untuk mengatasi

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bambang Supriyanto 36

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN X. Pilemon Poly Maroa, Charles Kapile, dan Abdul Hamid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

Kata kunci: Model kooperatif tipe STAD, Hasil Belajar.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. agar berperan secara aktif serta partisipatif.

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MONGKRONG, WONOSEGORO

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Palu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

I. PENDAHULUAN. dan psikomotor dimana terdapat grafik peningkatan dalam masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi

IMPLEMENTASI METODE MAKE A MATCH DALAM PENDEKATAN SAINTIFIKMATA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS IV SDN KEBONSARI 01 JEMBER

Transkripsi:

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN MODEL KOOPERATIF DAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 0710 ALIAGA IV Dermawati, S.Pd Guru SD Negeri 0710 Aliaga IV Kabupaten Padang Lawas Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial, aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn, serta untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif dengan discovery (penemuan terbimbing). Penelitian ini menggunakan penilaian proses, penilaian hasil belajar siswa serta refleksi pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 0710 Aliaga IV kelas V semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 19 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan discovery ini ternyata mampu; 1) meningkatkan interaksi sosial antar siswa; 2) meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar; dan 3) meningkatkan hasil prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Penerapan model pembelajaran kooperatif dan Discovery dalam pelajaran PKn sangat perlu diterapkan karena dapat meningkatkan daya interaktif siswa terhadap siswa lain, serta siswa dengan guru di kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV, hal ini ditunjukkan dari data nilai rata-rata, nilai minimum maupun nilai maksimum dari pra PTK dengan Nilai siklus I dan siklus II. Aktivitas dan respon siswa terhadap model pembelajaran Kooperatif dan Discovery dalam pelajaran PKn kelas V di SD Negeri 0710 Aliaga IV ini tergolong positif. hal ini dapat diketahui dari hasil rata-rata penilaian proses pembelajaran dari segi minat serta sikap siswa yang meningkat dari pra PTK dan setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Penerapan model pembelajaran Kooperatif dan Discovery dalam pelajaran PKn kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata penilaian hasil kerja siswa yang semakin meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. Kata-kata kunci : pembelajaran kooperatif dan discovery; interaksi sosial; aktivitas siswa; dan prestasi belajar siswa. Pendahuluan Salah satu tujuan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan kehidupan bangsa yang cerdas maka jalan yang ditempuh adalah melalui pendidikan. Hal ini selaras dengan fungsi pendidikan nasional yang tercantum yang tercantum pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang menyebutkan bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 32

Pendidikan yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan kehidupan bangsa dan menjalankan fungsi pendidikan nasional adalah melalui pendidikan yang bermutu dalam setiap jenjang pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Negara Indonesia menggantungkan masa depan dan cita-citanya untuk maju dan berkembang kepada generasi penerus bangsa. Generasi penerus bangsa diharapkan dapat mewujudkan semua harapan bangsa Indonesia salah satunya dengan jalan pendidikan. Dengan pendidikan, generasi penerus bangsa dapat ikut berperan serta dalam memajukan bangsa, karena pendidikan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk watak dan tingkah laku generasi penerus bangsa dalam kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi kehidupan generasi penerus bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dan dibutuhkan siswa untuk membentuk watak dan tingkah laku manusia sebagai warga negara Indonesia. Tujuan mata pelajaran PKn pada dasarnya adalah menjadikan warga negara yang cerdas dan baik serta mampu mendukung keberlangsungan bangsa dan negara (Ubaedillah, dkk. 2008: 4). Misi mata pelajaran PKn adalah membentuk warga negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia serta kesadaran berbangsa, bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bertanggungjawab terhadap kemanusiaan (Subagyo 2007: 4). PKn memiliki nilai sebagai mata pelajaran yang membawa misi pendidikan nilai dan moral karena materi pelajaran yang ada di dalam PKn merupakan konsepkonsep nilai Pancasila dan UUD 1945 dan memiliki sasaran akhir terwujudnya nilainilai tersebut dalam perilaku nyata kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, proses pembelajaran PKn menuntut terlibatnya emosional, intelektual dan sosial dari guru dan siswa sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami (kognitif) tetapi juga dihayati (afektif) dan dilaksanakan (psikomotor) dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini masih ada beberapa siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang mudah dan kurang mementingkan aspek penalaran dibandingkan dengan mata pelajaran eksakta seperti matematika. Hal itu dapat dibuktikan dengan keseriusan siswa dalam menerima pelajaran di kelas, siswa lebih memperhatikan guru saat memberikan pelajaran matematika dibandingkan dengan saat memberikan pelajaran PKn. Selain itu, ada beberapa guru SD yang kurang memperhatikan karakteristik siswanya dan menggunakan model pembelajaran yang kurang variatif sehingga siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran di kelas. Dalam hal ini guru masih menerapkan pendekatan konvensional yang membuat siswa pasif dalam pembelajaran, akibatnya siswa kurang tertarik dan bosan dalam mengikuti pelajaran PKn, sehingga mata pelajaran PKn diremehkan dan tidak disukai oleh siswa. Hal itu ditunjukkan dengan hasil belajar PKn yang belum memuaskan dan belum mampu menunjukkan sikap dan tingkah laku siswa sebagai warga negara Indonesia yang cerdas dan baik. Hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa kondisi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV belum sesuai dengan harapan guru. Hal ini ditunjukkan dari hasil pembelajaran PKn yang telah dilakukan selama ini dengan menggunakan model pembelajaran ceramah. Adapun sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran ceramah ini, antara lain : (1) siswa kesulitan untuk memahami konsep akademik dalam menggambarkan sesuatu yang abstrak; (2) 33

suasana belajar menjadi membosankan bagi siswa; (3) tidak adanya interaktif sosial siswa dengan siswa lainnya; (4) siswa kesulitan dalam mengungkapkan ide/gagasan yang dimilikinya; (5) guru sulit mengukur pemahaman serta penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan; (6) waktu yang diperlukan untuk menerangkan materi ajar lebih lama. Suasana belajar seperti ini semakin menjauhkan peran PKn dalam upaya penerapan nilai-nilai PKn di dalam bermasyarakat serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Kondisi pembelajaran PKn yang cenderung bersifat guru sentris sehingga siswa hanya menjadi objek pembelajaran, sehingga guru merasa telah mentransfer pengetahuan kepada siswa tetapi siswa belum merasa belajar. Dengan analisis permasalahan tersebut dapatlah diformulasikan solusi masalah yang dihadapi dengan cara, merubah penggunaan metode pembelajaran yang lain yang lebih memfokuskan keaktivan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah maupun pengungkapan ide-idenya, sehingga dalam hal ini siswa berperan sebagai subjek. Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti peningkatan interaksi sosial dan aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran kooperatif dan discovery di kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas Tahun Ajaran 2014/2015? Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus melalui 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus I dan siklus II masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pembelajaran, pertemuan kedua digunakan untuk pembelajaran dan tes formatif. Setiap 34 pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Adapun gambaran model untuk masingmasing tahap adalah sebagai berikut (Arikunto 2009: 18). Subyek penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran PKn di kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV, antara lain : siswa kurang aktif, aktivitas yang masih siswa rendah, serta hasil / prestasi belajar siswa belum optimal. Teknik pengumpulan data adalah kegiatan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Cara pengambilan data dapat diambil melalui: a. Tes formatif yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. a. Lembar observasi dari aktivitas siswa dan interaksi sosial b. Angket yang diisi oleh siswa kelas IV untuk menilai aktivitas pembelajaran kooperatif dan discover yang telah dilaksanakan oleh guru. Pembelajaran kooperatif dan discovery dikatakan berhasil dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar PKn apabila: 1. Hasil belajar siswa a. Mencapai rata-rata kelas sekurangkurangnya 64 b. Persentase tuntas klasikal sekurangkurangnya 60% siswa yang mendapatkan skor 61 (KKM Sekolah). 2. Aktivitas belajar siswa a. Ketidakhadiran siswa maksimal 10% b. Keberanian siswa dalam mengajukan atau menjawab pertanyaan lebih dari 50% c. Keterlibatan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif teknik make a match lebih dari 75%. Pembahasan dan Hasil Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan pada bab pendahuluan,

maka paparan hasil penelitian mengacu pada permasalahan yaitu : 1) interaksi siswa; 2) aktivitas belajar siswa; 3) prestasi belajar siswa, 4) respon siswa, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dan Discovery dalam mata pelajaran PKn di kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV tahun ajaran 2014/2015. Data interaksi dan aktivitas siswa diperoleh dengan menggunakan lembar / instrumen penilaian proses pembelajaran pada pra PTK, siklus I kurang memuaskan. Hali ini dapat diketahui dari hasil data penilaian proeses pembelajaran yang telah dilakukan. Dari data di atas dapat diuraikan dan digambarkan tentang peningkatan rata-rata daya interaksi serta aktivitas ke dalam tabel data per siklus. Data penilaian Proses pembelajaran kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV mata pelajaran PKn pada siklus I, Jumlah Siswa 19 orang yang dilaksanakan 8 september 2014. interaksi, aktivitas belajar serta hasi belajar siswa setelah melihat data persiklus telah mengalami peningkatan yang baik, terbukti sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) hasil yang diperoleh belum optimal yaitu 1) rata-rata daya serap nilai interaksi siswa adalah 54 %, setelah dilakukan PTK menjadi 65 % (siklus I) dan 75% (siklus II); 2) nilai rata-rata minat siswa terhadap pelajaran PKn dari sebelum pra PTK yang hanya 59%, pada siklus I meningkat menjadi 61% dan pada siklus ke II menjadi 75%; 3) nilai rata-rata sikap siswa juga mengalami peningkatan dari 57% sebelum diadakanya PTK, menjadi 61% pada PTK siklus I, dan 81% pada pelaksanaan ptk siklus II. Pada hasil belajarpun mengalami peningkatan, kalau kita melihat dari data hasil belajar siswa serta membandingkan dari pra PTK, samapi dengan pelaksanaan siklus II sebagai kelanjutan dari pelaksanaan perbaikan dari siklus I, yang mana pada 35 hasil belajar pada pra PTk siswa mendapatkan hasil belajar kategori kurang ada 4 orang (21%), setelah melaksanakan PTK pada siklus I menjadi 3 orang (16%) dan pada siklus II siswa yang tergolong nilai hasil pembelajarannya kurang menjadi 0 (0%). Kesimpulan Berdasarkan hasil PTK dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dan Discovery, dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Penerapan model pembelajaran kooperatif dan Discovery dalam pelajaran PKn sangat perlu diterapkan karena dapat meningkatkan daya interaktif siswa terhadap siswa lain, serta siswa dengan guru di kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV, hal ini ditunjukkan dari data nilai rata-rata, nilai minimum maupun nilai maksimum dari pra PTK dengan Nilai siklus I dan siklus II. b. Aktivitas dan respon siswa terhadap model pembelajaran Kooperatif dan Discovery dalam pelajaran PKn kelas V di SD Negeri 0710 Aliaga IV ini tergolong positif. hal ini dapat diketahui dari hasil rata-rata penilaian proses pembelajaran dari segi minat serta sikap siswa yang meningkat dari pra PTK dan setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II. c. Penerapan model pembelajaran Kooperatif dan Discovery dalam pelajaran PKn kelas V SD Negeri 0710 Aliaga IV dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata penilaian hasil kerja siswa yang semakin meningkat dari siklus ke siklus berikutnya. d. Penerepan model pembelajaran kooperatif dan discovery ini, sebagai seorang guru harus dapat menyesuaikan dengan materi ajar yang akan diajarkan

terhadap siswa. karena melihat kelemahan yang ada yaitu tidak semua materi dapat menerapkan model pembelajaran ini. e. Penerapan model pembelajaran kooperatif dan discovery ini secara kontinyu agar siswa terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran ini. Saran Adapun saran dalam penelitian ini adalah: a) Penerapan model pembelajaran Kooperatif dan Discovery ini perlu dikembangkan lagi dengan bantuan media pembelajaran berupa alat peraga lebih dari satu untuk setiap kali pertemuan pembelajaran. b) Motivasi dari guru terhadap siswa, perlu ditingkatkan lagi agar kemampuan siswa dalam berinteraksi antar siswa, dengan guru menjadi lebih hidup, sehingga suasana belajar menjadi suatu pengalaman yang dapat diterapkan dilingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, karena siswa dapat lebih leluasa dalam menyampaikan ide / gagasan yang dimilikinya. c) Dari pihak sekolah perlu memberikan dukungan pelaksanaan model pembelajaran Kooperatif dan Discovery ini, agar aktivitas dan krativitas serta hasil belajar siswa dapat lebih dikembangkan dalam kehidupan seharihari. Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Standar Isi. Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional. Santyasa, I Wayan (2010). Teknik Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja : Undiksha. UU No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : DPR dan Presiden RI. Wardhani,I.G.A.K, Wihardit (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Cet9-Ed 1. Jakarta : Universitas Terbuka Daftar Pustaka Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional. 36