BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Individu yang terhimpun dalam masyarakat (society) merupakan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budi Setiawan Marlianto, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Duvall dan Logam (dalam Ihromi 1999 : 54 ) mengatakan keluarga adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu akan melewati beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap pasangan yang telah menikah tentu saja tidak ingin terpisahkan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hukuman adalah menciptakan pribadi anak yang disiplin karena dengan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

2016 PERANAN POLA ASUH PENGURUS PANTI ASUHAN DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL ANTAR ANAK

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. non-formal, dan informal (ayat 3) (Kresnawan, 2010:20).

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

BAB I PENDAHULUAN. angkatan bersenjata untuk menjaga keamanan dan kedaulatannya 1. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN. anugerah manusia sebagai mahluk sosial, baik secara internal ( sosial untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat untuk perkembangan anak. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu organisasi tentunya tidak terlepas dari sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebuah negara dengan wilayah yang sangat luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (TNI) merupakan komplemen untuk mendukung tugas-tugas TNI, oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3703)

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu unsur sosial yang paling awal mendapat dampak dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. pemberian sanksi atas perbuatan pidana yang dilakukan tersebut. 1. pidana khusus adalah Hukum Pidana Militer.

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku di masyarakat (Shochib, 2010). keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama di mana anak dapat

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI, dalam pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kolektif bagi tujuan-tujuan kolektif. Politik juga melekat dalam lingkungan hidup

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara profesional serta produktif. Konsep pengembangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai mahluk sosial, manusia akan senantiasa berinteraksi dengan mahluk lain sehingga aktivitas-aktivitas sosial mereka dapat terpenuhi. Interaksi sosial yang menjadi syarat utama terjalinnya aktivitas-aktivitas sosial dipahami sebagai hubungan yang terjadi antar individu dengan individu lainnya, ataupun hubungan yang terjadi antara individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok dimana hubungan tersebut ditandai dengan adanya kontak sosial dan komunikasi. Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan senantiasa membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya. Dalam rangkaian perjalanan hidupnya manusia secara alamiah tidak dapat hidup sendiri, manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia yang lain sehingga dengan sendirinya manusia telah terlibat dalam kelompok. Didalam kelompok inilah proses sosialisasi berlangsung dan manusia belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam berbagai kelompok sosial dimana manusia menjadi anggotaanggotanya seperti keluarga, teman sepermainan, organisasi profesi dan lain sebagainya, setiap anggotanya saling berinteraksi antara satu dengan yang lain baik melalui kontak langsung maupun secara tidak langsung. Proses interaksi ini sangat penting untuk mencapai tujuan bersama. Persoalan yang sangat penting dalam kehidupan berkelompok agar tetap menjaga eksistensi sebuah kelompok adalah bagaimana solidaritas sosial yang terbangun diantara anggota kelompok tersebut sebagai suatu keseluruhan. Dalam kelompok harus muncul kesadaran kolektif sebagai anggota kelompok sehingga antara sesama anggota kelompok

tumbuh perasaan-perasaan atau sentimen atas dasar kesamaan sehingga dapat tercipta rasa solidaritas sosial dan bisa mencapai tujuan bersama. Didalam solidaritas sosial, lingkungan memiliki peranan penting dalam mempengaruhi bentuk interaksi anak. Lingkungan masyarakat biasa umumnya akan mengedepankan gotong-royong dan musyawarah dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau menyelesaikan permasalahan, sedangkan lingkungan militer lebih keras lagi dengan kedisiplinan dan sifat otoriter yang menjadi ciri khas militer. Militer adalah berperilaku tegas dalam segala hal, kaku, dan otoriter selain itu juga sikap disiplin yang sangat kuat karena merupakan sikap seorang pemimpin sipil. Di dalam keluarga militer kecenderungan sifat otoriter muncul dikeluarga akan jauh lebih kuat karena memang jalur komando ala militer kadangkala diberlakukan oleh pimpinan dikeluarga itu dengan konsep militer, sehingga dalam memimpin keluarga akan terlihat kaku dan itu sama dengan yang dilakukan didalam lingkungan militer. Di Indonesia pasukan militer dikenal dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). TNI terdiri dari tiga angkatan perang yakni, TNI angkatan darat (AD), TNI angkatan laut (AL) dan TNI angkatan udara (AU). TNI AD memiliki batalyon berdasarkan kecabangan (korps)nya masing- masing. Batalyon infanteri merupakan salah satu batalyon dari korps infanteri yang ada ditubuh TNI AD. Batalyon infateri (Yonif) adalah satuan dasar tempur yang terdiri dari suatu markas, kompi markas, beberapa kompi senapan, dan kompi senapan dan kompi bantuan yang dapat merupakan bagian taktis dari brigade infanteri dan dapat juga berdiri sendiri dangan tugas takstis dan administrasi. Batalyon Infanteri 121/Macan Kumbang (Yonif 121/MK) adalah salah satu Batalyon infanteri dibawah komando Brigade Infanteri 7/Rimba Raya sejak 12 April 2007, bersamaan dengan diaktifkannya kembali Brigif 7/RR. Sebelumnya Yonif/SMB berada di bawah komando Korem 022/Pantai Timur. Batalyon ini dibentuk pada 6 Juli 1962.Markas komando berkedudukan di Galang, Kabupaten Deli Serdang.

Asrama militer merupakan salah satu fasilitas yang diberikan Pemerintah untuk menunjang profesionalisme para prajurit militer. Asrama militer adalah kompleks pemukiman yang dihuni oleh sejumlah pasukan militer berserta dengan keluarga masing-masing prajurit militer. Asrama Yonif 121/ Macan Kumbang merupakan salah satu asrama yang dihuni oleh pasukan TNI AD dari korps infanteri. Secara umum lingkungan pekerjaan membentuk sebagian kepribadiaan orangtua (suami dan istri). Para orangtua yang menjadi pegawai negeri, anggota militer atau wiraswasta, rata-rata membawa pola hidup pekerjaan ke dalam keluarga. Pola hidup ini akan berkaitan erat dengan nilai yang ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya sehingga anak menginternalisasikan karakter yang diberi lingkungan dan orang tua kedalam dirinya. Anak merupakan bagian dari masyarakat yang juga melakukan interaksi terhadap sesamanya.interaksi anak meliputi proses sosialisasi yang mendalam, interaksi anak itu terwujud dalam hubungan vertikal dan hubungan horizontal, hubungan sosial vertikal melibatkan orang orangtua sedangkan hubungan sosial horizontal melibatkan teman sepermainan (kelompok)nya. Interaksi anak cenderung tidak sama pada setiap lingkungan, karena setiap lingkungan memiliki masyarakat dengan latar belakang yang berbeda, baik latar belakang pendidikan, kebudayaan dan pekerjaan. Seperti halnya lingkungan masyarakat biasa berbeda dengan lingkungan yang berlatar belakang militer. Lingkungan masyarakat biasa yang bersifat heterogen dalam memberikan didikan lebih demokratis dan fleksibel terhadap anak, sedangkan lingkungan militer yang bersifat homogen dalam memberikan didikan dapat saja lebih bersikap tegas, mengajarkan disiplin, tanggung jawab, sopan santun kepada orang lain serta akan lebih memperhatikan setiap perubahan dalam perkembangan anaknya dan prestasi dalam pendidikan. Pada dasarnya kehidupan diasrama militer memiliki perbedaan dengan kehidupan masyarakat biasa. Di lihat dari kehidupan militer yang hidup dalam suasana kedisiplinan tinggi. Sebagai contoh pukul 07.00 wib para prajurit atau

orangtua yang sebagai anggota militer harus pergi dinas dan apel pagi dan juga pada saat sore pukul 15.00 wib mereka yang anggota TNI harus melakukan apel sore dan itu wajib dilakukan setiap hari senin-jumat. Demikian juga dengan istrinya mereka harus mengikuti perkumpulan atau Persatuan Istri Tentara (Persit). Anak dalam keluarga militer dapat saja di didik dengan kedisiplinan dan tanggung jawab yang tinggi, tidak lain karena latar belakang pekerjaan, nilai-nilai yang dianut oleh orang tua sehingga anak harus mematuhi norma-norma yang diterapkan dalam keluarga. Setiap anak dalam keluarga militer, baik anak laki-laki maupun perempuan di bimbing untuk berprilaku disiplin dan tanggung jawab sejak kecil, tidak lebih karena di masa usia anak-anak dan remaja keluarga sangat menentukan pola prilaku anak, dimana sejak masa itu anak memperhatikan, melihat dan memahami apa yang menjadi pola kehidupan di dalam keluarga. Terlebih jika anak telah beranjak ke usia remaja, anak di tuntut untuk memiliki mental disiplin dan tanggung jawab yang matang. Pedoman disiplin dan tanggung jawab yang matang ini menjadi bekal agar anak dapat hidup teratur dan memiliki moral yang baik. Dalam latar belakang pekerjaan sebagai anggota militer terdapat jenjang karir dan kategori kepangkatan yang dapat diperoleh berdasarkan pendidikan, prestasi dan perjuangan ketika berperang. Secara jelas dapat saja setiap orang tua menghargai kerja keras dan prestasi yang diperoleh anaknya dan menghukum jika anak melanggar otoritas yang diberikan oleh orang tua. Hukuman tidak lain memberikan pendidikan dan tanggung jawab pada anak. Lingkungan asrama secara tidak langsung membatasi baik anak maupun orang tua dalam ruang lingkup norma, layaknya lingkungan asrama militer setiap tamu yang datang wajib lapor kepada petugas piket yang berjaga dan batasan waktu bertamu. Di sini jelas terlihat bahwa selain norma yang berlaku di rumah, semua penghuni asrama juga harus patuh terhadap peraturan yang berlaku di asrama militer. Peraturan-peraturan tersebut bagi tamu yang datang seperti meminta izin dengan petugas yang sedang berjaga, meninggalkan kartu tanda penduduk (KTP) dan untuk penghuni asrama seperti melakukan razia perlengkapan surat-surat kendaraan setiap bulannya.

Anak tentara juga sering disebut sebagai anak kolong, anak kolong adalah sebutan sehari-hari untuk anak tentara. Istilah ini pertama muncul pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia dikarenakan keadaan tangsi (barak) anggota KNIL yang sangat memprihatinkan. Tentara yang berkeluarga ditempatkan pada asrama dengan ukuran kecil dan berhimpitan. Karena ukuran ruangan yang kecil, seringkali tidak cukup untuk ditempati lebih dari satu tempat tidur. Akibatnya anak-anak terpaksa tidur dibagian bawah kolong. Pola pendidikan disiplin yang diterapkan dalam keluarga tentara menjadi akar dari sikap keras anak-anak tentara dalam pergaulan antar sesamanya. Sama halnya kehidupan di lingkungan asrama militer selain menutut disiplin yang tinggi, juga karena harus hidup dalam segala keterbatasan didalam asrama, mendapat didikan yang keras dari orangtuanya dan belum lagi perasaan was-was apabila orangtuanya diberangkatkan untuk bertugas ke medan pertempuran dengan resiko pulang tinggal nama (meninggal dunia) membuat para anak tentara memiliki perasaan senasib-sepenanggungan dengan anak tentara lainnya di dalam asrama sehingga terbentukketerikatan dan menumbuhkan rasa solidaritas antar anak. Melalui latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti seperti apa interaksi dan solidaritas sosial anak TNI dilingkungan asrama Yonif 121/Macan Kumbang Desa Jaharun Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan topik atau judul penelitian. Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana bentuk interaksi dan solidaritas sosial anak TNI diasrama Yonif 121/Macan Kumbang Desa Jaharun Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang?

2. Apa faktor-faktoryang ada dan ikut mempengaruhi interaksi dan solidaritas anak TNI diasrama Yonif 121/Macan Kumbang Desa Jaharun Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk interaksi dan solidaritas sosial anak TNI diasrama Yonif 121/Macan Kumbang di Desa Jaharun Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.Serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi dan solidaritas anak TNI di asrama Yonif 121/Macan Kumbang. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan ilmiah bagi mahasiswa ilmu sosial dan masyarakat. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi konstribusi bagi ilmu Sosiologi. 1.4.2Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis agar dapat meningkatkan kemampuan akademis, terutama dalam hal pembuatan karya ilmiah tentang Interaksi Sosial Anak TNI di asrama TNI Yonif 121/Macan Kumbang Desa Jaharun Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. 1.5 Defenisi Konsep Penelitian ini adalah mengenai Interaksi sosial anak TNI diasrama Yonif 121/Macam Kumbang yang berlokasi di Desa Jaharun Kecamatan Galang

Kabupaten Deli Serdang. Agar penelitian ini tetap pada fokus penelitian dan tidak menimbulkan penafsiran ganda pada kemudian hari maka penelitian ini perlu dibuat defenisi konsep. Adapun yang menjadi defenisi konsep pada penelitian ini yaitu : 1. Anak TNI Anak TNI yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak berusia 3-17 tahun dengan klasifikasi pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA yang dilahirkan dari keluarga TNI dimana ayah merupakan anggota TNI, atau ibu anggota TNI, atau kedua orangtuanya merupakan anggota TNI yang bertempat tinggal di asrama Yonif 121/Macan Kumbang. 2. Interaksi Anak Interaksi anak adalah hubungan sosial yang dilakukan anak terhadap lingkungan sekitarnya baik antar individu, individu dengan kelompok dan antar kelompok. Didalam penelitian ini yang dimaksud dengan interaksi anak adalah pola atau bentuk hubungan timbal-balik yang dilakukan oleh anak terhadap anak seusianyayang terjadi antar sesama anak TNI yang menetap di Asrama Yonif 121/Macan Kumbang. 3. Anak Kolong Anak kolong adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak tentara yang tinggal diasrama hal ini dikarenakan sejarah kehidupan anak tentara dimasa lampau yang tidur dibawah kolong karena minimnya kapasitas ruangan rumah asrama.. 4. Solidaritas Sosial Solidaritas sosial adalah adanya rasa saling percaya, cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan rasa sepenanggungan diantara individu sebagai anggota kelompok karena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut bersama.