BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Nugroho,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Jatuh pada lanjut usia merupakan salah satu isu utama untuk masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lama semakin bertambah besar. Proporsi penduduk lanjut usia (lansia) yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi usia lanjut dini yaitu berkisar antara tahun, dan lansia yang

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan kesehatan nasional dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu kejadian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

LEMBAR KUISIONER. Judul Penelitian : Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Risiko Jatuh Pada

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 6

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. terbagi dalam dua tahap yaitu lanjut usia awal (early old age) yaitu usia 60-70

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

FALL RISK ASSESSMENT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. Masa tua merupakan masa yang paling bahagia. Yaitu masa dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Seseorang yang melewati fase dewasa usia 60 tahun ke atas dalam kehidupannya dikatakan sebagai lanjut usia.

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga. memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut Busse, EW, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan memperbaiki. diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Lansia/Lanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 60

Ratna Wulandari. Program Studi DIII Keperawatan Blitar. Poltekkes Kemenkes Malang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Population Prospects: the 2015 Revision, pada

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH DENGAN RIWAYAT JATUH PADA LANJUT USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

PENDAHULUAN. Peringkat IV di bawah Cina, India, dan Amerika Serikat Sensus BPS 1998 UHH pria = 63 tahun, dan wanita = 67 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkakan kesadaran, kemauan

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN RISIKO JATUH PADA LANSIA TERHADAP KEJADIAN JATUH DI RW.06

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan jumlah lansia juga terjadi di negara Indonesia. Persentase penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pada tahun 2000, dua di antara tiga orang lanjut usia (lansia) di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia mencapai usia 66,2 tahun, tahun 2008 UHH penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. lansia hidup sehat, mandiri, dan produktif. Kemandirian dan produktivitas lansia tercermin dari Activities

HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DENGAN RISIKO JATUH PADA LANSIA DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 60 tahun ke atas (Undang-Undang No.13, 1998, dalam Padila, 2013). Aging process (proses penuaan) dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang diberikan umur panjang, hanya cepat dan lambatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak, remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun (Khalid, 2012). Memasuki masa tua berarti mengalami perubahan secara fisik maupun psikis, perubahan fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh pada aktivitas sosial mereka, secara umum akan berpengaruh pada lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kesehatan pada lansia dapat diupayakan antara lain dengan nutrisi, 1

2 olahraga, istirahat, lingkungan yang aman dan nyaman. Dukungan tersebut, diharapkan umur harapan hidup lansia akan meningkat. Menurut perkiraan dari biro sensus Amerika Serikat, jumlah populasi lansia diproyeksikan akan naik 414%, suatu angka tertinggi diseluruh dunia lebih dari 500 juta lanjut usia (Lansia) dengan umur rata-rata 60 tahun dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 akan mencapai 1.2 Miliyar. Berdasarkan survei masyarakat di Amerika Serikat didapatkan sekitar 30 % lansia umur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang. Insiden jatuh di masyarakat Amerika Serikat pada umur lebih dari 65 tahun dengan ratarata jatuh 0,6/orang, sekitar 1/3 lansia umur lebih dari 65 tahun menderita jatuh setiap tahunnya dan sekitar 1/40 memerlukan perawatan dirumah sakit. Kejadian jatuh pada lansia baik di institusi dan di rumah angka kejadiannya mencapai 50% kejadian jatuh terjadi setiap tahunnya, dan 40% diantaranya mengalami jatuh berulang prevalensi jatuh tampaknya meningkat sebanding dengan peningkatan umur lansia yang tinggal di institusi (panti) mengalami jatuh lebih sering dari pada yang berada di komunitas, mereka secara khas lebih rentan dan memiliki lebih banyak disabilitas. Kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik (Kanne,dkk, 1994, dalam Nugroho, 2012).

3 Berdasarkan penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11.4% atau tercatat sekitar 28.8 juta orang, balitanya tinggal 6.9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia (BPS, 2007). Insiden jatuh di Indonesia tercatat dari 115 penghuni panti sebanyak 30 lansia atau sekitar 43.47% mengalami jatuh. Kejadian jatuh pada lansia dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizziness, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata, tersandung benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang dan lain-lain (Darmojo, 2004). Jatuh merupakan masalah fisik yang sering terjadi pada lansia, dengan bertambahnya usia kondisi fisik, mental, dan fungsi tubuh pun menurun. Jatuh dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor intrinsik dimana terjadinya gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, langkah yang pendek-pendek, kekakuan sendi, kaki tidak dapat menapak dengan kuat, dan kelambanan dalam bergerak, sedangkan faktor ekstrinsik diantaranya lantai yang licin dan tidak merata, tersandung oleh benda-benda, kursi roda yang tidak terkunci, penglihatan kurang, dan penerangan cahaya yang kurang terang cenderung gampang terpeleset atau tersandung sehingga dapat memperbesar risiko jatuh pada lansia (Nugroho, 2012).

4 Jatuh dan kecelakaan pada lansia merupakan penyebab kecacatan yang utama. Jatuh adalah kejadian secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk dilantai. Penyebab jatuh pada lansia adalah penyakit yang sedang diderita, seperti hipertensi, stroke, sakit kepala/pusing, nyeri sendi, reumatik dan diabetes. Perubahan-perubahan akibat proses penuaan seperti penurunan pendengaran, penglihatan, status mental, lambatnya pergerakan, hidup sendiri, kelemahan otot kaki bawah, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan. Faktor lingkungan terdiri dari penerangan yang kurang, bendabenda dilantai (tersandung karpet), tangga tanpa pagar, tempat tidur atau tempat buang air yang terlalu rendah, lantai yang tidak rata, licin serta alat bantu jalan yang tidak tepat. Jatuh (falls) merupakan suatu masalah yang sering terjadi pada lansia (Maryam, 2010). Faktor risiko jatuh meliputi faktor intrinsik dan ekstrinsik, faktor intrinsik antara lain sistem saraf pusat, demensia, gangguan sistem sensorik, gangguan sistem kardiovaskuler, gangguan metabolisme, dan gangguan gaya berjalan. Faktor ekstrinsik meliputi lingkungan, aktifitas, dan obat-obatan, selama proses menua, lansia mempunyai konsekuensi untuk jatuh salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah instabilitas yaitu berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah jatuh. Jatuh dianggap sebagai konsekuensi alami tetapi jatuh bukan merupakan bagian normal dari proses penuaan (Stanley, 2006).

5 Hasil penelitian yang dilakukan Ediawati, (2012) tentang Gambaran tingkat kemandirian Activity Of Daily Living (ADL) dengan risiko jatuh pada lansia di PSTW Mulia Jakarta Timur menujukan lansia yang memiliki tingkat kemandirian sekitar (97.9%) dalam melakukan ADL pada indeks katz, dan risiko jatuh sekitar (44.1%) pada skala morse falls. Penelitian yang dilakukan Tuti, (2011) tentang Proporsi dan faktor risiko kejadian jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Unit Abiyoso, Pakem, Sleman, Yogyakarta Bahwa lansia yang mengalami kejadian jatuh sebanyak 24 orang (52,2%). Menurut penelitian yang dilakukan Aristo, (2007) tentang Hubungan Tes Timed Up And Go Dengan Frekuensi Jatuh Pada Pasien Lanjut Usia Di Semarang, didapatkan dari 54 subjek penelitian 55,5% atau 30 pasien mengalami jatuh dalam setahun terakhir. Panti Werdha Wisma Mulia merupakan unit kerja sosial dari Yayasan Bina Daya Wanita Kowani, di Kelurahan Jelambar Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. Lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, khusus lanjut usia yang berumur 60 tahun keatas dan masyarakat umum.

6 Berdasarkan Informasi perawat dan pengelola panti, lansia yang tinggal di panti pernah mengalami jatuh. Insiden jatuh yang teridentifikasi oleh petugas panti selama 6 bulan terakhir tercatat sekitar 12 orang atau (27.2%) pertahunya dan jatuh berulang sekitar 30%. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 5 orang lansia, 3 atau (60%) diantaranya mengatakan pernah jatuh, belum diketahui secara pasti apa saja penyebab faktor risiko kejadian jatuh pada lansia di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat. Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian jatuh pada lansia. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada lansia, mengidentifikasi faktor risiko dilakukan untuk mencari adanya faktor intrinsik risiko jatuh, keadaan lingkungan rumah yang berbahaya yang dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan dilakukan untuk berpindah tempat dan pindah posisi, penilaian postural sangat diperlukan untuk mengurangi faktor penyebab terjadinya risiko jatuh, serta mengatur atau mengatasi fraktur situasional dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaaan rutin kesehatan lansia secara periodik (Mariyam, 2010). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis beralasan mengambil judul penelitian tentang. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Risiko Jatuh Pada Lansia Di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat.

7 B. Rumusan Masalah Jatuh adalah suatu kejadian secara tiba-tiba dan tidak disengaja yang mengakibatkan seseorang terbaring atau terduduk dilantai (Maryam, dkk, 2010). jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi, penyebabnya adalah multi-faktor, serta banyak yang berperan didalamnya, baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik. Pencegahan risiko jatuh pada lansia misalnya dengan memindahkan benda berbahaya, ruangan tidak gelap, lantai tidak licin dan lain-lain. Penilain risiko jatuh pada lansia harus dilakukan dengan menggunakan Morse Falls Scale, peningkatan jumlah penduduk lansia berdampak pada masalah-masalah yang ditimbulkan seperti yang diuraikan diatas salah satunya adalah risiko jatuh. Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Faktor-Faktor Apa Saja Yang Berhubungan Dengan Risiko Jatuh Pada Lansia Di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko jatuh pada lansia di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat.

8 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi faktor intrinsik risiko jatuh pada lansia di Panti Wedha Wisma Mulia Jakarta Barat. b. Mengidentifikasi faktor ekstrinsik risiko jatuh pada lansia di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat. c. Mengidentifikasi faktor situasional risiko jatuh pada lansia di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat. d. Menganalisa faktor intrinsik (gangguan jantung, gangguan anggota gerak, gangguan SSP, gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran) yang berhubungan dengan risiko jatuh. e. Menganalisa faktor ekstrinsik (alat bantu berjalan dan lingkungan) yang berhubungan dengan risiko jatuh. f. Menganalisa faktor situasional (aktivitas dan riwayat penyakit) yang berhubungan dengan risiko jatuh. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah terdiri dari: 1. Bagi Intitusi Pendidikan Sebagai bahan informasi untuk mengetahui analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko jatuh pada lansia di Panti Werdha Wisma Mulia jakata Barat, dan sebagai sumber bacaan bagi mahasiswa keperawatan, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan, bahan kajian, atau pengembangan terhadap ilmu keperawatan khususnya keperawatan gerontik.

9 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga dan masyarakat bahwa kejadian jatuh pada lanjut usia berhubungan erat dengan faktor kondisi lingkungan fisik rumah yang membahayakan sehingga keluarga dan masyarakat dapat memodifikasi kondisi lingkungan fisik rumah yang baik dan aman bagi lanjut usia dalam mencegah kejadian jatuh pada lanjut usia. 3. Bagi Petugas Panti Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pengelola panti untuk mempersiapkan tingkat pengamanan, pencegahan jatuh pada lansia dengan mempertahankan tingkat keamanan lansia, dan untuk memberikan tindakan pelayanan safety serta memberikan asuhan keperawatan pada lansia sesuai standar operasional panti. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, memberikan kritik dan saran, serta tambahan informasi guna memecahkan masalah atau mencari solusi untuk menurunkan faktor risiko yang dapat menyebabkan jatuh pada lansia.