LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUNGO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 13 TAHUN 2001 T E N T A N G SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI BENGKULU TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNAGI TENGAH NOMOR 30 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR: 10 TAHUN 2000 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2000 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PEKON (APBP)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG BAGI HASIL PAJAK KABUPATEN KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2007 T E N T A N G KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2007

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 9 TAHUN 2O15 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Menimbang : a. Mengingat : 1.

PEMERIN-TAH KABUPATEN SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR: 8 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 14/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2000 T E N T A N G PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 13 TAHUN 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA Menimbang : a. bahwa pengaturan Keuangan Desa diperlukan guna memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pemerintahaan desa ; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 67, 68, 72 dan Pasal 73 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ) saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan pelaksanaan pemerintahan desa ; c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut di atas, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Keuangan Desa :

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat ( LNRI Tahun 1968 Nomor 31, TLNRI Nomor 2851 ); 2. Undang Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 34 Tahun 2000 ; 3. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas dan Bersih Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( LNRI Tahun 1999, Nomor 75, TLNRI Nomor 3851 ) ; 4. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 5. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor 125, TLN Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 (LNRI Tahun 2005 Nomor 38, TLNRI Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (LNRI Tahun 2005 Nomor 108, TLNRI Nomor 4548); 7. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah ( LNRI Tahun 2004 Nomor 126, TLNRI Nomor 4438 ) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah ( LNRI Tahun 2001 Nomor 118, TLNRI Nomor 4138 ) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( LNRI Tahun 2001 Nomor 119, TLNRI Nomor 4139 ) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pedoman pengelolaan keuangan Daerah ( LNRI Tahun 2005 Nomor 140, TLNRI Nomor 4578 ) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( LNRI Tahun 2005 Nomor 158, TLNRI Nomor 4587 ) ; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah ( LDKP Tahun 2005 Nomor 3 Seri E, TLDKP Nomor 3 ); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA dan BUPATI PURWAKARTA Menetapkan MEMUTUSKAN : : PERATURAN DAERAH TENTANG KEUANGAN DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : 1 Daerah adalah Kabupaten Purwakarta; 2 Peraturan adalah Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta;

3 Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 4 Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 5 Bupati adalah Bupati Purwakarta; 6 Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Purwakarta; 7 Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 8 Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa ; 9 Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ; 10 Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BAMUSDES adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ; 11 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD, adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 12 Perimbangan Keuangan Kabupaten dan Desa adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBD yang dialokasikan kepada desa.

13 Dana Alokasi Umum Desa, yang selanjutnya disingkat DAU Desa, adalah dana bantuan pemerintah Kabupaten kepada Desa yang bersumber dari bagian perolehan Pajak Daerah, bagian perolehan retribusi daerah, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima Pemerintah Kabupaten, yang dialokasikan dengan tujuan keadilan dan pemerataan kemampuan keuangan desa untuk membiayai kebutuhannya. 14 Dana Khusus Alokasi Desa, yang selanjutnya disingkat DAK Desa, adalah dana bantuan pemerintah Kabupaten kepada Desa untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan Pemerintah Kabupaten. 15 Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat Pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah daerah dan Pembangunan Daerah. 16 Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan, 17 Peraturan Desa adalah peraturan perundang undangan yang dibuat oleh BAMUSDES dan Kepala Desa ; 18 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ) selanjutnya disingkat APBDes adalah anggaran tahunan dari program pemerintahan dan pembangunan desa yang dijabarkan dan diterjemahkan dalam angka angka rupiah, yang mengandung perkiraan target pendapatan dan perkiraan batas tertinggi belanja desa. 19 Sumber Pendapatan Desa adalah sumber penerimaan desa yang berasal dari Pendapatan Asli Desa, bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten dan sumbangan dari pihak ketiga maupun pinjaman desa.

BAB II Kedudukan Keuangan Desa Pasal 2 (1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ), bantuan Pemerintah dan bantuan Pemerintah Daerah; (2) Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ); (3) Penyelenggaraan urusan pemerintah yang diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) ; (4)Penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan. BAB III SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA Bagian Kesatu Pendapatan Desa Pasal 3 (1) Sumber pendapatan desa terdiri atas : a. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah ; b. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten ; c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten ; d. Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan ; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

(2) Bantuan keuangan dari Pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten sebagaimana ayat (1) huruf d disalurkan melalui kas desa ; Bagian Kedua Kekayaan Desa Pasal 4 Kekayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a terdiri atas : a. Tanah Kas Desa ; b. Pasar Desa ; c. Pasar hewan ; d. Tambatan Perahu ; e. Bangunan Desa ; f. Pelelangan ikan yang dikelola oleh desa ; dan g. Lain lain kekayaan milik desa. Bagian Ketiga Dana Alokasi Umum Desa ( DAU ) Pasal 5 (1) Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten untuk desa paling sedikit 10 % ( sepuluh per seratus ). ; (2) Bagian dana perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah terdiri dari dana bagi hasil pajak dan sumber daya alam ditambah DAU setelah dikurangi belanja pegawai diberikan secara bertahap. Pasal 6 Dana dari kabupaten diberikan langsung kepada desa untuk dikelola oleh pemerintah desa 30 % ( tiga puluh per seratus ) digunakan untuk operasional Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dan 70 % ( tujuh per seratus ) digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 7 (1) Bagi hasil pajak daerah kabupaten paling sedikit 10 ( sepuluh perseratus ) untuk desa dan dari retribusi kabupaten sebagian diperuntukan untuk desa. (2) Alokasi bagi hasil pajak dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 8 (1) Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh propinsi atau kabupaten tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh pemerintah desa. (2) Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Pasal 9 (1) Pemberian hibah dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e, tidak mengurangi kewajiban kewajiban pihak penyumbang kepada desa. (2) Sumbangan yang berbentuk barang, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Sumbangan yang berbentuk uang dicantumkan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ). Bagian Ketiga Dana Alokasi Khusus Desa ( DAK ) Pasal 10 (1) Pemerintah Daerah dapat memberikan DAK Desa bagi desa desa tertentu untuk membiayai kegiatan yang sudah ditentukan Pemerintah Daerah ;

(2) Pengaturan lebih lanjut mengenai penggunaan DAK Desa akan diatur dalam Peraturan Bupati. BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Bagian Kesatu Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pasal 11 (1) APBDes terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaananggaran. (2) Rancangan APBDes dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan. (3) Kepala Desa bersama BAMUSDES menetapkan APBDes setiap tahun dengan Peraturan Desa. Pasal 12 (1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. (2) Dalam melaksanakan kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Desa dapat melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan kepada perangkat desa. (3) Pedoman pengelolaan keuangan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan bupati. Pasal 13 (1) Pengelolaan APBDes meliputi penyusunan anggaran, pelaksanaan, penatausahaan, keuangan dan perubahan serta perhitungan anggaran (2) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa disampaikan 1 ( satu ) kali dalam 1 ( satu ) tahun dalam musyawarah BAMUSDES.

Bagian Ketiga Evaluasi Rancangan APBDes Pasal 14 (1) Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang telah disetujui bersama antara BAMUSDES dan Kepala Desa sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa paling lama 3 ( tiga ) hari disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati melalui Camat untuk di evaluasi. (2) Hasil evaluasi Bupati terhadap Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lama 20 ( dua puluh) hari kepada Kepala Desa (3) Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melampaui batas waktu dimaksud, Kepala Desa dapat menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes menjadi Peraturan Desa. Bagian Keempat Penetapan APBDes Pasal 15 (1) Kepala Desa bersama dengan BAMUSDES menetapkan APBDes setiap Tahun Anggaran dengan Peraturan Desa dan selambat lambatnya 1 ( satu ) bulan setelah ditetapkannya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) Kabupaten; (2) Peraturan Desa dimaksud agar disampaikan kepada Bupati paling lambat 14 ( empat belas ) hari setelah ditetapkan dan tembusannya disampaikan kepada Camat. Bagian Kelima Perubahan Anggaran Desa Pasal 16 Apabila dalam tahun anggaran yang bersangkutan terjadi perubahan baik pendapatan maupun belanja,maka Kepala Desa diharuskan membuat perubahan Anggaran

Pasal 17 (1) Perubahan APBDes ditetapkan dengan Peraturan Desa; (2) Penetapan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan segera setalah perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) Kabupaten ditetapkan. Bagian Keenam Perhitungan Anggaran Desa Pasal 18 1. Selambat lambatnya 3 ( tiga ) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran, Kepala Desa wajib menetapkan Peraturan Desa tentang perhitungan APBDes 2. Peraturan Desa dimaksud ayat (1) disampaikan kepada Bupati melalui Camat selambat lambatnya 1 ( satu ) bulan setelah ditetapkan. BABIV PENDAPATAN DAN BELANJA DESA Bagian Kesatu Pendapatan Pasal 19 Rincian Sumber Pendapatan Desa terdiri : 1. Pendapatan Asli Desa meliputi : a. Hasil Usaha Desa ; b. Hasil Kekayaan Desa 1. Tanah Kas Desa 2. Pasar Desa 3. Bangunan Desa 4. Obyek Rekreasi yang diurus oleh Desa 5. Pemandian Umum yang diurus oleh Desa 6. Hutan Desa 7. Lumbung Desa 8. Tambatan Perahu 9. Lain lain kekayaan milik desa c. Pungutan Desa d. Hasil swadaya dan partisipasi

e. Hasil gotong royong f. Tempat pemancingan di sungai g. Tempat pelelangan ikan yang dikelola oleh desa h. lain lain pendapatan Asli Desa yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan 2. Bantuan dari Pemerintah Kabupaten meliputi : a. Bagian dari perolehan pajak dan retribusi daerah b. Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten 3. Bantuan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi 4. Sumbangan dari pihak ketiga : a. Bantuan dari dermawan b. Sumbangan lain yang tidak mengikat 5. Pinjaman Desa terdiri dari pinjaman kepada : a. Bank Pemerintah Unit Desa b. Bank Swasta Unit Desa c. Pinjaman lain yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan Pasal 20 1. Sumber pendapatan desa sebagaimana pasal 19 dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat desa yang bersangkutan 2. Sumber pendapatan desa dimaksud Pasal 19 dikelola melalui APBDes Bagian Kedua Belanja Pasal 21 1. Pos Penerimaan APBDesa: 1.1 Pos sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu 1.2 Pos Pendapatan asli Desa 1.3 Pos Bantuan Pemerintah dan Pem. Daerah Provinsi 1.4 Pos Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah 1.5 Pos Sumbangan pihak ketiga 1.6 Pos Pinjaman Desa 1.7 Pos Usaha Desa 1.8 Pos lain-lain pendapatan desa yang sah 2. Pos Pengeluaran APBDesa: 1. Anggaran Rutin

2R.1 Belanja Pegawai 2R.2 Belanja Barang 2R.3 Belanja Pemeliharaan 2R.4 Perajalanan Dinas 2R.5 Belanja lain-lain 2R.6 Pengeluaran 2. Anggaran Pembangunan 2P.1 Pembangunan sarana dan prasarana pemerintah 2P.2 Pembangunan prasarana produksi 2P.3 Pembangunan prasarana pemasaran 2P.4 Pembangunan prasarana perhubungan 2P.5 Pembangunan prasarana sosial 2P.6 Pembangunan lain-lain Pasal 22 Kepala Desa dilarang melakukan Belanja atas beban APBDes untuk tujuan lain dari pada yang telah ditetapkan dalam APBDes. BAB V PELAKSANAAN ANGGARAN DESA Pasal 23 (1) Pelaksanaan APBDes berpedoman kepada peraturan perundang undangan yang berlaku. (2) Pelaksanaan APBDes dilaksanakan dengan Peraturan Kepala Desa. (3) Pelaksanaan Administrasi keuangan APBDes dilakukan oleh seorang bendaharawan yang diangkat oleh Kepala Desa. BAB VI PENGURUSAN DAN PENGAWASAN Pasal 24 (1) Sumber pendapatan dan kekayaan desa diurus oleh pemerintah desa dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa. (2) Pengawasan terhadap sumber pendapatan dan kekayaan desa serta pelaksanaan APBDes dilaksanakan BAMUSDES.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Pada saat berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 15 Tahun 2000 Tentang Pedoman Penyusunan APBDes dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 26 Hal hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan, agar setiap orang dapat mengetahuinya dan memerintahkan pengundang Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta. Diundangkan di Purwakarta pada tanggal 29 Desember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA, Ttd. Ditetapkan di Purwakarta pada tanggal 29 Desember 2006 BUPATI PURWAKARTA, ttd. LILIY HAMBALI HASAN\ DUDUNG B SUPARDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2006 NOMOR 13 SERI D.