BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 4.1 Hasil Pengujian Kemampuan Digester Pengujian di gester yang telah di buat ini untuk mengetahui kemampuan digaster dalam beroprasi menghasilkan biogas yang di uji yaitu,temperatur derajat keasaman (PH) laju aliran biogas perhari peroduksi biogas yang di hasikan kesetimbangan masa slurry, tekanan biogas, tekanan hidrostatik dan nyala api yang di hasikan oleh kapasitas yang dihasilkan digester. 4.2 Temperatur Sekitar Lingkungan Temperatur sekitar lingkaran pembuatan biogas eceng gondok cukup bagus sehingga temperatur dalam digaster masih dalam toleransi tumbuh dan kembangnya bakteri penghasil biogas digaster di tempatkan di lingkungan yang terbuka yang terkena matahari langsung dan tidak terlalu panas dan sejuk pengambilan data atau melihat isi dalam tabung balon penyimpanan yang terbuat dari pelastik biogas pada pukul 08:30 sampai pukul 10:45 pengambilan data tidak menentu karena lamanya peroses pembuatan gas dalam penampungan balon biogas tersebut dan letak digaster sangat menentukan. Karena, ketika cuaca hujan, malam dan pagi hari temperatur dalam Universitas Mercubuana 29
keadaan rendah. Sedangkan cuwaca panas temperatur menjadi meningkat dan sangat sulit mempertahankan temperatur konstan berbeda jika digaster di letakan di dalam tanah temperatur cenderung setabil dan konstan. 4.3 Derajat Keasaman (Ph) Jika derajat keasaman slurrycukup baik untuk kehidupan bakteri penghasil biogas pada saat awal-awal retensi PH masih rendah namu masih dalam batasan kewajaran untuk dalam kehidupan bakteri pembentuk biogas kemudian ph naik, sehingga semakin baik untuk kehidupan bakteri. Ketelitian penggunaan alat sangat terbatas sehingga tidak stabil bila melakukan pengukuran secara ditail dan teliti. 4.4 Laju Aliran Slurry Perhari Cairan slurrydi dalam tabung digaster sebagai kecil akan terdorong keluwar digaster krena dalam digaster menjadi residu dan massa biogas dan residu ini harusnya di ganti dengan massa slurry yang baru untuk kesetimbangan massa dalam peroses anerobik secara kontinyu, pengisian slurrybaru secara kontinyu dilakukan secara berkala agar produksi biogas miningkatkan secara terus menerus. 4.5 Produksi Biogas Di Dalam Digester Eceng gondok memiliki potensial yang cukup besar untuk menghasilkan biogas penampung biogas secara umum, alur peroses pencernaan/ digasting limbah eceng gondok sampai menjadi biogas di mulai dengan pencernaan limbah organik di sebut juga dengan fermentation/digestion anaerob. Pencernaan tergantung kepada kondisi dan Universitas Mercubuana 30
interaksi antara bakteri methanogens, dannon methanogenslimbah organik eceng gondok yang dimasukkan sebagai bahan imput/feedstock kedalam digaster. Proses pencernaan ini ( methanization ) disimpulkan secara sederhana melalui tiga tahap yaitu: hidrolisis ( liquefaction ), asidifikasi ( acyd production ), dan metanogenesis ( biogas production ) seperti gambar beriut. Gambar 4.1 : Pembentukan Gas Metan Sumber : Sri Wahyuni.2013. Panduan praktis Biogas. Penerbit PebaraSwadaya.jakarta 4.6 Nutrisi Dan Penghambat Bagi Bakteri Anaerob Bakteri anaerobik membutuhkan nitrisi sebagai sumber energi untuk peroses reaksi anaerob seperti mineral-mineral yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, kalsium, kobald, mangan. Nutrisi ini dapat bersifat toxic ( racun ) apabila Universitas Mercubuana 31
konsenrasi di dalam bahan terlalu banyak. Di bawah tabel konsentrasi kandungan kima mineral-mineral yang di ijinkan terdapat dalam proses pencernaan/ digaster limbah organik yakni: METAL MG/LITER Sulphate ( SO4-) 5000 Sodium chorida 4000 Chromium 100 Nikel 200-500 Cyanide Below 25 Alkyl Benzene Sulfonate ( ABS ) 40 ppm Ammonia 3000 Sodium 5500 Potassium 4500 Calcium 4500 Magnesium 1500 Table.Kandungan Mineral-Mineral yang di ijinkan Sumber: Buku Energi Terbarukan Selain karena konsentrasi mineral-miniral yang melebihi batas di atas menyebabkan produksi biogas terhambat atau berhenti sama sekali, antibiotik, pestisida, detergen, dan logam-logam berat seperti chromium, nickel, zinc. Universitas Mercubuana 32
4.7 Lama proses Pencernaan proses ( hydraulic Retention Time-HRT ) adalah jumlah hari peroses pembusukan/digesting pada tangki anaerob mulai pemasukan bahan organik sampai peroses awal pembentukan biogas dalam digester anaerob. HRT meliputi 70/80% dari total waktu pembentukan biogas secara keseluruhan lamanya waktu HRT sangat tergantung dari jenis bahan organik dan perlakuan terhadap bahan organik (feedstoock substate ) sebelum dilakukan pembukan/ digesting diproses. 4.8 Pengadukan Dan Pencamouran bahan organik pengadukan dan pencampuran bahan organik sangat bermanfaat bagi bahan yang berbeda di dalam digester anaerob karena memberikan peluwang material tetap tercampur dengan bakteri dan temperatur terjaga merata diseluruh bagian dengan pengadukan potensi material mengendap di dalam digester semakin kecil dan konsumsi merata dan menberikan kemungkinan seluruh material mengalami proses fermentasi anarob secara merata dan sempurna. 4.9 Penjernihan Biogas Kandungan gas atau zat lain dalam bigas seperti air, karbon dioksida, asam sulfat, merupakan polutan yang mengurangi kadar panas pembakaran biogas bahkan dapat menyebabkan karat dan merusak. Banyak cara pemurnian biogas diantaranya physical Absorption ( pemasangan water trap di pipa biogas ) chemical absorption, pemisah membran permiabele, hingga penyemprotan air atau oksigen untuk mengikat senyawa sulfur atau atau karbon diogsida, bila biogas digunakan untuk bahan bakar kendaraan atau bahan bakar Universitas Mercubuana 33
pembangkit listerik, gas H2s yang berpotensi menyebabkan karat pada komponen mesin harus dibuang melalui peralatan penyaring/filter sulfur. 4.10 Persamaan Lama Waktu Penguraian Persamaan lama waktu material organik derada di dalam tengki Digester, selama proses terjadi pertumbuhan bakeri anaerob pengurai, proses penguraian matrial organik dan stabilasi pembentukan biogas menuju kepada kondisi optimumnya secara keselurahan dan lama waktu penguraian waktu penguraian HRT ( hydraulic Retention Time) mencakup 70% - 80% dari keseluruhan waktu proses pembentukan biogas bila siklus pembentukan biogas berjalan ideal yakno 1 kali proses pemasukan matrial organik langsung mendapatkan biogas sebagai proses. 4.11 Proses Pembakaran Secara umum pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses atau reaksi oksidasi yang sangat cepat antara bahan bakar ( fuel ) dan oksidator dengan menimbulkan panas atau nyala dan panas jika oksigen yang dibutuhkan untuk proses pembakaran diproleh dari udara, dimanah udara terdiri dari 21% oksigen dan 78% nitrogen, maka reaksi stoikiometri pembakaran hidrokarbon murni Cmhn dapat di tulis dengan persamaan pembakaran metana adalah hidrogen paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH4, metana murni tidak berbau tetapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya di tambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi, sebagai komponen untuk gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul CO2 (Karbon dioksida) dan dua molekul (air): CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O Universitas Mercubuana 34
Yang berhsil dalam percobaan no Percobaan Lamanya Api Menyala 1 Percobaan 1 Tidak ada 2 Percobaan 2 Tidak ada Wana Perkiraan Suhu api 3 Perobaan 3 Ada tetapi keci Merah 650 4 Percobaan 4 Ada Merah 660 kebiruan 5 Percobaan 5 Ada Biru 770 Tabel Hasil Percobaan Universitas Mercubuana 35
Nyala api pada gambar sangat kecil di karnakan keterbatasan bahan baku dan gas yang dihasilkan oleh karna itu nyala api tidak terlalu besar dan harus di lakukan pengaturan bahan baku dan waktu yang memadai. Universitas Mercubuana 36