BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya non manusia sebagai alat penunjang terselesainya kegiatan perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bersama. Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. formal seperti bimbingan belajar. Tingginya minat orang tua untuk. mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill untuk mengolahnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang telah diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organiasi dalam mengelola,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB VI PENUTUP. tersebut akan disajikan secara rinci sebagai berikut. sebelumnya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Agar dapat lebih unggul dalam persaingan perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dini Syamsiah,2014

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan lainnya, kepuasan kerja setiap individu sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang menentukan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksistensinya agar tidak mengalami penurunan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB I PENDAHULUAN. tua peserta didik dan antara sekolah dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang ditempuh Pemerintah dalam mewujudkan landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Penyempurnaan kurikulum dilakukan baik oleh dinas pendidikan maupun oleh sekolah yang diberi kebebasan untuk mengelola kurikulum sesuai dengan keadaan sekolah masing-masing melalui Kurikulum Berbasis Kompetensi. Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kurikulum yang diatur dengan baik saja tetapi juga oleh faktor pendidik. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengisyaratkan tiga komponen penting dalam pembelajaran yaitu komponen peserta didik (siswa), komponen pendidik (guru) dan sumber belajar itu sendiri. Kebijakan pemerintah yang lain adalah mengenai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Keempat kompetensi tersebut merupakan kompetensi dasar yang wajib dimiliki oleh setiap pendidik. Seorang pendidik yang telah memiliki kompetensi dasar tersebut tidaklah cukup untuk dapat menunjukkan performa yang maksimal jika sekolah tempat mereka bekerja tidak memiliki iklim kerja atau organisasi yang positif karena bagi seorang guru, sekolah merupakan tempat kerja yang tidak hanya terkait dengan murid, tetapi juga merupakan organisasi dimana guru saling berinteraksi dengan guru yang lain, pemimpin, orang tua dan juga instansi terkait seperti dinas pendidikan, toko buku, penerbit, atau penyedia jasa lainnya. Menurut Boone dan Kurtz yang dikutip Dharmista (2002: 130) mendefinisikan organisasi sebagai proses yang tersusun dari orang-orang yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Iklim organisasi merupakan kualitas dari proses dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Tagiuri dan Litwin dalam Wirawan (2007: 34) iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung dan dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku mereka 1

2 dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set karakteristik atau sifat organisasi. Kemudian dikemukakan oleh Simamora (2001: 8) disebutkan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan Sumber Daya Manusia yang diterima oleh anggota organisasi. Iklim organisasi penting karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota organisasi selanjutnya. Iklim organisasi sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku (Depdikbud, 1982: 29). Pola hubungan antar pribadi tersebut dapat meliputi hubungan antar guru dengan murid, guru dengan guru, antara murid dengan murid dan antara guru dengan pimpinan sekolah. Baik buruknya iklim kerja sama di sekolah dapat diketahui melalui ciri-ciri sebagai berikut: (1) mempunyai sikap terbuka terhadap kepala sekolah dengan guru lain dalam melaksanakan tugas, (2) mengikuti semua keputusan yang diambil secara bersama, dan (3) sikap saling menghargai. Menurut Kelly (2009) menyebutkan iklim sekolah adalah atmosfer dimana staf dapat berbagi dan memberi penghargaan terhadap kemauan untuk dapat melihat peningkatan dalam kualitas pembelajaran. Iklim organisasi yang baik akan dapat menciptakan perilaku organisasi karyawan di berbagai bidang. Menurut Higgins (1994: 477-478) salah satu faktor yang mempengaruhi iklim organisasi adalah faktor eksternal organisasi, yang terkait dalam hal ini adalah dinas pendidikan, menetapkan standar administrasi bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan anak usia dini. Dalam hal ini, kepala sekolah sebagai salah satu faktor penentu iklim organisasi sekolah perlu berfungsi sebagai penengah antara pemenuhan kepentingan administratif dinas pendidikan dan kepentingan guru untuk mendapat kesempatan lebih besar bagi pengembangan profesi dari pada tugas administratif. Kesenjangan yang terjadi antara guru yang baru (bekerja kurang dari dua tahun) cenderung enggan dengan tugas administratif, sementara guru yang lebih lama bekerja sebagai guru melakukan tugas tersebut dengan baik meskipun hal tersebut mempengaruhi penyelesaian tugas yang lain.

3 Iklim organisasi sangat erat hubungannya dengan komitmen organisasional. Seseorang yang merasakan iklim organisasi yang mendukung dalam bekerja membuat karyawan tersebut mempertahankan dirinya dalam organisasi. Karyawan tersebut tidak mudah untuk meninggalkan perusahaan dan memilih untuk terus memberi kontribusi bagi organisasi tempat ia bekerja karena karyawan tersebut memiliki komitmen kerja/komitmen organisasional yang kuat. Komitmen organisasional tersebut tidak terlepas dari bentuk hubungan antara karyawan dengan pekerjaan atau profesi ditempat karyawan tersebut bekerja. Apabila organisasi memiliki kemampuan dalam mengelola karyawannya dengan baik, maka akan menimbulkan komitmen yang kuat dari karyawannya terhadap perusahaan. Kondisi tersebut sangat baik dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, karena dengan kondisi seperti ini karyawan akan mampu mengoptimalkan kinerja mereka. Bagi seorang guru, komitmen organisasional sangat penting dimiliki karena akan berdampak pada sikap dan perilaku seorang guru di dalam memberikan kontribusi yang terbaik dalam kaitannya dengan profesinya sebagai pengajar dan sebagai seorang pegawai dari sebuah organisasi sekolah. Guru yang bekerja di lingkungan PPPK Petra dapat dikatakan memiliki komitmen organisasional yang tinggi karena kecenderungan guru tetap bekerja dalam kurun waktu yang relatif lama dan ketersediaan guru kontrak untuk diangkat menjadi guru tetap. Hal ini dapat dilihat dengan penambahan jumlah penerima medali emas penghargaan bagi guru yang telah bekerja lebih dari 25 tahun yang dibagikan setiap bulan april. Iklim organisasi sangat erat hubungannya dengan motivasi kerja dalam organisasi. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam melakukan manajemen sumber daya manusia. Strategi tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh karyawan yang memiliki motivasi tinggi dengan kinerja yang maksimal yang kemudian berdampak pada organisasi itu sendiri. Siagian (2002: 94) mengemukakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan berkarya dalam organisasi, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para manajer. Kepala sekolah selaku manajer dan motivator di sekolah perlu menciptakan iklim organisasi yang kondusif bagi guru. Penghargaan terhadap

4 kinerja baik berupa pujian atau reward yang lain akan menambah motivasi bagi seorang guru dalam bekerja. Keadaan tersebut tidak hanya berdampak pada kinerja guru tetapi juga berpengaruh terhadap pelayanan pada siswa. Robbins (2009: 222) mengemukakan motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah,dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apa pun termasuk tujuan organisasional dan mencerminkan minat seseorang terhadap perilaku yang berhubungan dengan pekerjaan. Iklim organisasi tidak hanya berkorelasi dengan komitmen organisasional dan motivasi tetapi juga kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat dirasakan jika karyawan tersebut merasakan adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan kerjanya. Tiffin dalam As'ad (2004: 104) mengatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dengan sesama karyawan. Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individual di luar kerja. Hasibuan (2003: 199) mengatakan kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan yang dinikmati dalam pekerjaan yaitu dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, dan suasana lingkungan yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Dalam melaksanakan tugasnya guru tidak hanya wajib melengkapi diri dengan kemampuan dalam hal intelektual tetapi juga berbagai keterampilan mengajar seperti membuat berbagai alat peraga edukatif, teknik penguasaan kelas dan pengajaran dengan metode yang tepat, kurikulum terbaru dan sebagainya. Hal tersebut adalah kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi oleh seorang guru, akan tetapi dalam realitanya guru disibukkan dengan banyaknya tugas yang bersifat administratif seperti beberapa prosedur pencatatan data persiapan mengajar, administrasi kelas yang disyaratkan dalam butir akreditasi sekolah, laporan proses kegiatan dan prosedur tahapan pengolahan penilaian jenjang Taman Kanak Kanak. Sementara indikator penilaian di jenjang kelompok B

5 berjumlah 71 indikator dan kelompok A berjumlah 66 indikator yang terlaksana dalam kegiatan moral, agama, emosional, bahasa, kognitif sains, kognitif matematika, fisik motorik kasar dan fisik motorik halus. Salah satu bentuk penilaian yang dilakukan adalah melalui pengamatan dan analisa perilaku. Hal tersebut mengharuskan seorang guru untuk terus meningkatkan diri dalam kemampuan penanganan anak, sementara di sisi yang lain guru tersebut kurang mempunyai waktu untuk kegiatan pengembangan dalam rangka peningkatan kemampuan diri karena tugas yang bersifat administratif. Berpijak pada permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka perlu dikaji lebih jauh tentang pengaruh iklim organisasi, komitmen organisasional dan motivasi terhadap kepuasan kerja guru Taman Kanak Kanak Kristen Petra Surabaya. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah iklim organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru Taman Kanak-Kanak Kristen Petra? 2. Apakah komitmen organisasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru Taman Kanak-Kanak Kristen Petra? 3. Apakah motivasi berpengaruh pada kepuasan kerja guru Taman Kanak- Kanak Kristen Petra? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalis pengaruh signifikan iklim organisasi terhadap kepuasan kerja guru Taman Kanak-Kanak Petra Surabaya.

6 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh signifikan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja guru Taman Kanak-Kanak Petra Surabaya. 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh signifikan motivasi terhadap kepuasan kerja guru Taman Kanak-Kanak Petra Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan ada tidaknya pengaruh antara iklim organisasi, komitmen organisasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja guru Taman Kanak-Kanak Kristen Petra Surabaya. 2. Manfaat kebijakan Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi input masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memutuskan kebijakan yang berkaitan dengan sekolah dan guru. 3. Manfaat praktis a. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai tambahan masukan terhadap pengelolaan sekolah yang telah dan akan dilaksanakan selanjutnya sebagai upaya munculnya iklim kerja yang positif, komitmen organisasional yang kuat dan motivasi kerja para guru yang akan berpengaruh terhadap kualitas layanan pada para pihak terkait dan kegiatan pembelajaran serta dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang, menentukan kebijakan lembaga tentang guru dan segala yang terkait di dalamnya. b. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan evaluasi diri untuk peningkatan layanan dan profesionalisme guru.

7 c. Bagi pembaca, dapat dipergunakan untuk memperkaya kajian mengenai manajemen sumber daya manusia khususnya guru Taman Kanak-kanak. d. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat digunakan untuk menambah perbendaharaan karya ilmiah untuk penelitian yang sejenis.