JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-180

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KEGAGALAN BAUT PISTON VVCP GAS KOMPRESOR GEMINI DS-504 EMP MALACCA STRAIT SA

RISK ASSESSMENT OF SUBSEA GAS PIPELINE PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk.

Analisis Kegagalan pada Shaft Gearbox Mesin Palletizer di PT Holcim Tbk Tuban

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kerusakan Wobbler Bar pada Proses Pengumpanan Batu Kapur PT Semen Gresik Unit 1 Tuban

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Karakterisasi Material Sprocket

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

Analisa Kegagalan U Fire Tube Heater Treater di Santan Terminal Chevron Indonesia Company

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB III METODE PENELITIAN. Proses pengujian dapat dilihat pada diagram alir berikut ini:

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

Analisis Pengaruh Cooling Rate pada Material ASTM A36 Akibat Kebakaran Kapal Terhadap Nilai Kekuatan, Kekerasan dan Struktur Mikronya

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

Analisa Kegagalan Baut Pengunci Tipe Pada Kompartmen-I Rawmill IIIB Indarung IV PT. Semen Padang

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISA KEGAGALAN U FIRE TUBE HEATER TREATER SANTAN TERMINAL CHEVRON INDONESIA COMPANY

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang

Studi Eksperimen Perbandingan Laju Korosi pada Plat ASTM (American Society For Testing and Material) A36 dengan Menggunakan Variasi Sudut Bending

Hasil Identifikasi Fractography

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRESS CORROSION CRACKING LOGAM TEMBAGA DENGAN METODE U-BEND PADA MEDIA KOROSI NH4OH 1M

Karakterisasi Material Sprocket

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

RANCANG BANGUN MESIN AMPELAS DAN POLES UNTUK PROSES METALOGRAFI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

Analisis Struktur Mikro (Metalografi)

Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro Baja Perkakas AISI H13 Setelah High Speed Quenching Dan High Impact Treatment (HIT) Dengan Media Quenching Oli

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISA KOROSI BAUT PENYANGGA OCEAN BOTTOM UNIT (OBU) RANGKAIAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI PADA PERAIRAN PELABUHAN RATU.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS STRESS CORROSION CRACKING AUSTENITIC STAINLESS STEEL (AISI 304) DENGAN METODE U-BEND PADA MEDIA KOROSIF HCL 1M

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEGAGALAN BAUT PENGIKAT GEARBOX PADA LOKOMOTIF KERETA REL DIESEL ELEKTRIK (KRDE)

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, dan LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON EMS-45 DENGAN METODE UJI JOMINY

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

TUGAS SARJANA ANALISIS KEKUATAN LULUH MINIMUM DITINJAU DARI STRUKTUR BUTIRAN LOGAM DASAR-HAZ-LOGAM LAS SAMBUNGAN PIPA GAS

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB 3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2012 sampai dengan November

MMS KARAKTERISASI MATERIAL + LAB MICROSTRUCTURE ANALYSIS

Waktu Tempering BHN HRC. 1 jam. Tanpa perlakuan ,7. 3 jam ,7. 5 jam

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kegagalan dan Pengaruh Proses Hardening-Tempering AISI 1050 Terhadap Strukturmikro dan Kekuatan Welded Chain Bucket Elevator.

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Laporan Tugas Akhir (MM091381) Pengaruh Kecepatan Potong Pada Turning Process Terhadap Kekerasan dan Kedalaman Pengerasan Baja AISI 4340

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

ANALISA KEGAGALAN FLANGE WELD NECK RAISE FACE 6 BERBAHAN ASTM A-105 PADA PIPA ALIRAN MINYAK BUMI DAN GAS DI CHEVRON COMPANY INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

ANALISIS KEGAGALAN COIL SPRING ATV-1A

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-180 Analisa Kegagalan Baut Piston Vvcp Gas Kompresor Gemini Ds-504 Emp Malacca Strait Sa Ilham Khoirul Ibad dan Rochman Rochiem Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS, Keputih, Surabaya 60111 E-mail: rochman@mat-eng.its.ac.id Abstrak Berawal dari kegagalan baut piston VVCP gas kompresor Gemini DS-504 maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan tersebut. Tahapan investigasinya meliputi pengamatan makro, uji SEM, uji tarik, uji hardness, uji komposisi dan uji metalography selain itu dilakukan perhitungan manual analisa tegangan yang diterima baut. Dari pengamatan makro terlihat indikasi retak,daerah perambatan retak dan daerah patah akhir. Dalam uji komposisi terdapat beberapa unsur yang seharusnya tidak ada dalam baut. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa baut mempunyai kekuatan tarik yang tinggi melebihi spesifikasi yang seharusya begitupun dari hasil uji hardness nilai kekerasannya juga lebih tinggi dari yang seharusnya. Hasil metalography menunjukkan bahwa struktur mikro yang terbentuk yaitu temper martensit hal ini sesuai dengan standardnya sedangkan hasil uji SEM menunjukkan di daerah perambatan retak terdapat striasi dan di daerah patah akhir morfologinya terlihat kasar. Dalam perhitungan analisa tegangan menunjukkan baut masih aman terhadap kriteria kegagalan fatigue akibat beban kompresi tetapi dalam perhitungan teori buckling baut tidak sesuai. Dari hasil investigasi baut mengalami kegagalan dengan tipe patahan unidirectional bending, disebabkan tidak mampunya baut menerima beban kompresi sehingga terjadi buckling dan mnyebabkan baut mengalami kegagalan. Kata Kunci Baut, kegagalan, buckling, unidirectional bending. E I. PENDAHULUAN MP Malacca Strait SA merupakan perusahaan eksplorasi minyak dan gas yang berkantor pusat di Jakarta. Dalam menjalankan usahanya EMP Malacca Strait SA mengutamakan keselamatan, kesehatan dan pengelolaan lingkungan yang baik demi menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas terkemuka di Asia. Dalam suatu eksplorasi dan produksi minyak dan gas keandalan fasilitas pendukungnya, seperti kompresor, pressure vessel, pipa dan sebagainya mutlak dibutuhkan. Kompresor merupakan salah satu jenis komponen yang berfungsi untuk meningkatan tekanan fluida (compressible fluid) dengancara mengurangi volumenya. Naiknya tekanan memberikan energi kepada fluida sehingga mampu mengalir dari suatu tempat ketempat yang lain secara kontinu. Namun demikian kompresor juga memiliki resiko kegagalan yang harus diperhitungkan sehingga perlu adanya pemeriksaan yang berbasis keandalan. Kegagalan dalam sebuah komponen industri seperti kompresor merupakan hal yang sangat penting untuk diantisipasi agar tidak terjadi. Secara umum, sebuah komponen industry mempunyai desain waktu yang telah ditentukan dengan kondisi kerja dan perawatannya.walaupun umur komponen industry terbatas namun merupakan hal wajib bagi industry untuk menjaga seluruh komponen agar dapat berfungsi dengan baik dan dapat mencapai umur yang telah ditargetkan. Salah satu permasalahan yang terjadi di EMP Malacca strait SA adalah patah pada baut piston VVCP gas kompresor gemini DS-504. Tidak dapat dipastikan penyebab kegagalannya karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Penyebab utama diindikasikan adanya beban secara terus menerus yang mengenai sambungan baut sehingga menyebabkan adanya retak, dengan adanya retak akan terjadi konsentrasi tegangan yang membuat retak tersebut tumbuh menjadi besar dan akhirnya baut akan mengalami kegagalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa, perusahaan dan semua pihak, selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan teori analisa kegagalan terkait. I. Tahapan investigasi II. METODOLOGI PENELITIAN Dilakukan dengan pengujian langsung sesuai dengan prosedur dan metode yang ada. Adapun pengujian yang diperlukan dalam eksperimen ini yaitu: uji komposisi kimia, uji tarik, uji hardness, uji SEM dan metalography. Uji SEM/EDX ini dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia dan morfologi dari material baut kompresor yang mengalami kegagalan. Spesimen diletakkan di atas holder yang sebelumnya telah dilekatkan pada carbon tape. Carbon tape ini berfungsi untuk melekatkan holder dengan smapel. Selanjutnya holder dimasukkan ke dalam mesin dan siap untuk diamati. Uji metalography digunakan untuk mengetahui struktur mikronya. Pemotongan dilakukan dengan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-181 menggunakan gergaji manual/mesin dengan pendinginan air. Sampel dimounting untuk mempermudah pengampelasan. Jenis mounting yang digunakan adalah resin acrylic. Pengampelasan dilakukan menggunakan amplas silikon karbida sampai grade 2000. Pemolesan dilakukan dengan menggunakan pasta poles alumina. Pengetesan dilakukan dengan menggunakan larutan nital kemudian dibersihkan dengan air mengalir lalu dikeringkan dengan hair dryer. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik. Pada layar computer akan tampak permukaan specimen dengan berbagai perbesaran yang bias diatur. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat uji kekerasan Rockwell C dengan indentor terbuat dari intan. Pengujian ini menggunakan standard ASTM E18.Untuk rockwell C atur total gaya yang diberikan sebesar 150 kgf dan akan didapatkan nilai kekerasan dalam satuan HRc. Pengujian tarik dilakukan untuk memperoleh sifat mekanik dari material baut, sehingga dapat diketahui penyebab kegagalan yang terjadi dengan membandingkan dan menganalisa beban yang diterima baut dengan hasil pengujian tarik.. Uji komposisi kimia dilakukan untuk mengetahui komposisi kimia dari material baut yang patah untuk dikonfirmasi dengan spesifikasi yang tertera dalam manual book gas kompresor yang diberikan. Pengujian ini menggunakan optical emission spectrometer. 2. Analisa tegangan Perlu diakukan analisa pembebanan dan tegangan yang diterima baut piston VVCP gas kompresor untuk mengetahui apa sebenarnya penyebab kegagalan pada komponen tersebut. Berdasarkan yang didapat dari data operasional standard dilakukan analisa kegagalan pada baja akibat beban dinamik dengan tiga metode yaitu Gerber method, Goodman method dan soderberg selain itu dilakukan analisa tegangan akibat buckling karena berdasarkan pengalaman menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu komponen yang mengalami beban kompresi tidak gagal dengan crushing akan tetapi gagal dengan beban bending hal ini biasa disebut Buckling. Tabel 1. Perbandingan komposisi kimia standard ASTM A449 dengan hasil uji komposisi Dari hasil pengujian komposisi didapatkan beberapa unsur yang tidak terdapat dalam standard ASTM A449 seperti vanadium, molibdenum, kromium dll. Besar persentase unsur unsur tersebut relaitif kecil. B. Hasil pengamatan makro Dari hasil pengamatan visual secara makro dengan bantuan kamera ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini: III. HASIL DAN DISKUSI Semua baut dibuat sesuai dengan standard SAE grade 5 ditunjukkan oleh Gambar 1 dan berdasarkan deutschman (1975) dalam standard amerika mengacu pada ASTM A449 yaitu quenched and tempered medium carbon steel dengan kadar karbon 0,25 hingga 0,58. Material ini memang dikhususkan untuk baut yang membutuhkan kekuatan tarik yang tinggi. A. Hasil pengujian komposisi Hasil pengujian komposisi kimia menggunakan optical emission spectrometer ditunjukkan pada Tabel 1. Gambar 1. Permukaan patahan baut

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-182 C. Hasil pengujian kekerasan Pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell C dengan standard ASTM E 18, indentor berupa intan dengan distribusi dari pusat diameter menuju ke luar diameter dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Kekerasan di daerah dekat patahan E. Hasil pengujian strukturmikro Dilakukan pengujian strukturmikro untuk mengetahui fasa pada baut patah ASTM A449 dalam pengujian ini menggunakan standard ASTM E3-95 dan didapatkan hasil seperti Gambar 3 berikut ini. Berikut ini adalah hasil uji kekerasan pada bagian yang jauh dari permukaan patahan ditunjukkan Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Nilai kekerasan di daerah jauh dari patahan D. Hasil pengujian tarik Pengujian tarik menggunakan mesin uji tarik sesuai dengan sandard ASTM E8 dan hasil pengujian tarik baut patah ASTM A449 ditunjukkan oleh Gambar 2 berikut ini. Gambar 3. Temper martensit perbesaran 1000 didekat patahan F. Hasil uji SEM Setelah dilakukan pengamatan makro kemudian perlu dilakukan analisa secara mikro dengan bantuan scanning electron microscope pada permukaan patahannya, mulai dari indikasi retak ditunjukkan Gambar 4, daerah perambatan Gambar 5 dan daerah patah akhir pada Gambar 6. Hasil dari pengamatan tersebut ditunjukkan pada berikut ini. Gambar 2. Grafik tegangan-regangan baut patah Dari hasil pengujian terik tersebut dapat dibuat perbandingan mechanical properties dari baut yang patah dengan spesifikasi asli dari standard ASTM A449 seperti yang ditunjukkan Tabel 4 dibawah ini : Tabel 4. Perbandingan Sifat mekanik Gambar 4. Hasil SEM didaerah indikasi awal retak Gambar 5. Hasil SEM didaerah perambaan retak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-183 Tabel 5. Hasil perhitungan pembebanan dan tegangan Gambar 6. Hasil SEM di daerah patah akhir Pengujian EDX dilakukan untuk mengetahui apa saja unsur yang ada dalam permukaan patahannya. Hasil dari pengujian SEM dengan EDX ditunjukka Gambar 7 berikut ini. Dari hasil perhitungan beban yang dilakukan sederhana seperti tabel 5 didapatkan tegangan terbesar berdasarkan teori soderberg yaitu sebesar 250,4689 MPa nilai ini masih jauh dibawah tegangan yang diijinkan yaitu sebesar 587,5 MPa. Meskipun nilai konsentrasi tegangan sudah dimasukkan dalam perhitungan untuk ketiga kriteria baik Gerber mothod, Soderberg Method maupun Goodman method basar tegangan maksimumnya tidak ada yang melebihi besar tegangan maksimum yang diijinkan sehingga material baut piston VVCP tersebut dapat dikategorikan aman terhadap kegagalan fatigue akibat tegangan kompresi berdasarkan ketiga kriteria tersebut. Ketika komponen menerima beban kompresi ada kemungkinan selain fatigue yaitu terjadinya bending akibat beban kompresi atau yang biasa disebut buckling. Berikut ini adalah hasil perhitungan desain baut piston VVCP gas kompresor ditujukkan oleh Tabel 6. Tabel 6. Hasil perhitungan desain baut Gambar 7. Hasil EDX permukaan baut G. Analisa tegangan dan pembebanan Perlu diakukan analisa pembebanan dan tegangan yang diterima baut piston VVCP gas kompresor untuk mengetahui apa sebenarnya penyebab kegagalan pada komponen tersebut. Hasil dari perhitungan beban dan tegagan yang diterima baut ditunjukkan oleh Tabel 5 berikut ini. Dari hasil perhitungan sederhana buckling seperti pada tabel 6 didapatkan bahwa besar diameter baut minimum sebesar 54,59210526 mm bila kondisinya adalah Both ends fixed. Besar diameter baut yang ada adalah 1,5 inch atau 38,1mm,berdasarkan perhitungan desain baut dari keempat asumsi yang diberikan nilai ini masih jauh dari desain minimum dengan asumsi Both ends fixed yaitu sebesar 54,59210526 mm dengan demikian bagaimanapun jenis tumpuan yang ada pada baut piston VVCP gas kompresor dapat dikategorikan tidak aman untuk kegagalan yang disebabkan oleh buckling. H. Pembahasan Didalam manual book gas kompresor [9] yang diberikan menunjukkan bahwa material yang digunakan sebagai baut piston VVCP gas kompresor adalah SAE grade 5 [5] material

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-184 tersebut ekuivalen dengan ASTM A449 yaitu quenched and tempered medium carbon steel dengankadarkarbon 0,25 hingga 0,58. Material ini memang dikhususkanuntuk baut yang membutuhkan kekuatan tarik yang tinggi. Hasil pengujian komposisi kimia menggunakan Mesin optical emission spectrometer ditunjukkan pada Tabel 1 didapatkan bahwa ada beberapa unsur kimia yang seharusnya tidak terdapat dalam baut tersebut. Adanya unsur-unsur tersebut akan berpengaruh terhadap sifat mekaniknya terutama kekerasan, dengan adanya tambahan unsur paduan akan meningkatkan Hardenability dari material atau sifat mampu dikeraskan dan sifat lainnya sedikit banyak juga akan berubah. Pengamatan secara makro permukaan baut dilakukan untuk mengetahui pola patahannya. Hasil pengamatan seperti ditunjukkan pada gambar 1 awal indikasi adanya retak berada di bagian paling luar yang mengalami konsentrasi tegangan kemudian retakan tersebut tumbuh hingga akhirnya tejadi patah akhir. Berdasarkan ciri-ciri pola patahan kegagalan fatigue yang ditunjukkan Gambar 2 patahan tersebut termasuk ciri-ciri patah akibat unidirectional bending. Untuk mengetahui standard dimensi pada baut dilakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dapat ditentukan bahwa standard dimensi yag digunakan dalam baut tesebut adalah standard Amerika Dari hasil pengujian kekerasan dari diameter dalam hingga ke luar menggunakan standard ASTM E18 metode Rockwell C didapatkan bahwa rata-rata nilai kekerasan di daerah yang dekat dengan patahan adalah 36,09778 Hrc nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai kekerasan di daerah yang jauh dari patahan yaitu sekitar 34,18667 Hrc hal ini bisa saja disebabkan oleh adanya internal stress akibat beban kompresi yang ada di daerah dekat dengan patahan sehingga mengakibatkan kekerasannya naik. Sedangkan dari standard ASTM A449 nilai kekerasan yang seharusnya berkisar antara 19 hingga 30 HRc. Baik di daerah dekat patahan dan jauh dari patahan nilai kekerasannya melebihi standard yang seharusnya sehingga dapat dikatakan kekerasannya tidak sesuai standard. Dari hasil pengujian tarik menggunakan standard ASTM E8 nilai kekuatan tarik maksimum sebesar 1206 MPa dan nilai kekuatan luluhnya 1147 MPa nilai ini sangat jauh melebihi dari standard yang diberikan ASTM A449 yaitu kekuatan tarik maksimum 725 MPa dan kekuatan luluhnya sebesar 560 MPa hal ini bisa disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang seharusnya tidak terdapat dalam baut tersebut dan juga pengaruh dari internal stress yang menyebabkan nilai kekuatan tariknya menjadi lebih tinggi dari spesifikasi yang ada di ASTM A449 Dari hasil pengujian strukturmikro menggunakan standard ASTM E3-98 ditunjukkan pada gambar 3 merupakan ciri-ciri dari strukturmikro tamper martensit medium carbon steel [3], sehingga dapat dikatakan strukturmikro baut patah sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Pengamatan mikro dilakukan dengan bantuan Scanning electron microscope pengujian SEM dilengkapi EDX ditunjukkan pada Gambar 7 di daerah perambatan retak menunjukkan bahwa tidak ada unsur-unsur hasil reaksi di daerah tersebut sehingga dapat dikatakan hampir tidak terjadi korosi di daerah tersebut. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil investigasi yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan data yang didapat penyebab terjadinya kegagalan baut piston VVCP gas kompresor akibat beban kompresi yang menyebabkan bending atau buckling. 2. Awal retakan bermula dari bagian yang mengalami konsentrasi teganngan lalu tumbuh besar dan akhirnya patah,pola patahannya termasuk unidirectional bending. SARAN 1. Mengganti dengan material yang mempunyai modulus elastisitas lebih tinggi. 2. Mengurangi jarak antara tumpuan (l) dan memperbesar diameter baut DAFTAR PUSTAKA [1]. 2002. ASM handbook Vol. 09 Metallography And Microstructures. Material park. Ohio. USA. ASM international. [2]. 2002. ASM handbook Vol. 11 failure analysis and prevention. Material park. Ohio. USA. ASM international. [3]. 2002. ASM handbook Vol. 12 Fractography. Material park. Ohio. USA. ASM international. [4]. 2002. ASM handbook Vol. 19 failure analysis and prevention. Material park. Ohio. USA. ASM international. [5] AA D. Deutchman, Walter J. Michels, Charles E. Wilson,. 1975. Machine Design Theory and Practice. Macmillan Publishing Co., Inc. [6] ASTM 2003: Quenched and tempered steel bolt and studs A 449. ASTM International, USA, [7] ASTM2003. : Standard Test Method for Rockwell hardness of metallic materials E18. ASTM International, USA, [8] ASTM E8-04, Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic Material. ASTM International, 2004 [9] Houston, 2006 GE Oil & Gas high speed reciprocating gas compressors west loop south, USA. [10] Khurmi RS Gupta, JK., 2005, Text Book of Machine Design Eurasia, Publising House, ltd Ram Nagar, New Delhi