I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

PERAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sadar ini menunjukkan sifat pendidikan itu yang memanusiakan manusia.

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka tunggal ika. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan dapat mendorong divergensi (perbedaan) yang dengan susah payah dan pengorbanan yang sangat besar telah dapat diatasi, sehingga sekarang bangsa Indonesia dapat tetap utuh sebagai suatu bangsa yang majemuk. Memang untuk bangsa yang sangat heterogen untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan diperlukan keinginan, kemauan, dan tekad yang besar, serta kekuatan dan pengorbanan dari seluruh unsur-unsurnya tidak boleh diremehkan (take for granted) bahwa potensi disintegrasi bangsa masih ada, sebab ada gejala di sementara pihak yang secara sadar terus menerus mempertentangkan berbagai perbedaan, hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya yang mampu meredam, mengarahkan dan membimbing proses kehidupan berbangsa dan bernegara, tidak hanya diupayakan oleh pemerintah tetapi juga oleh kita semua, sehingga ancaman perubahan kehidupan yang negatif dapat diatasi. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, adat-istiadat dan kebudayaan dari masing-masing daerah yang berbeda-beda, namun bisa hidup rukun dan saling

2 berdampingan, saling membantu satu sama lain. Dan perbedaan-perbedaan inilah yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia yang harus dipertahankan agar tidak luntur karena kemajuan zaman yang sangat pesat pada saat ini. Kebudayaan daerah yang beraneka ragam adalah salah satu kekayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan oleh semua warga negara terutama generasi muda. Seperti kita ketahui kemajuan teknologi yang sangat pesat mulai membawa kebudayaan asing masuk ke dalam negara kita yang akan mempengaruhi seluruh warga negara terutama generasi muda. Oleh karena itu didalam diri generasi muda harus ditanamkan rasa kebangsaan dan sikap nasionalisme sejak dini,dengan banyak di berikan pemahaman dan pengetahuan terutama tentang kebudayaan daerah khususnya dilingkungan pendidikan seperti sekolah. Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yaitu rasa persatuan dan kesatuan yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, aspirasi perjuangan masa lampau, dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini serta kesamaan dalam merumuskan citacita bersama untuk waktu yang akan datang. Dinamisasi dari rasa kebangsaan ini dalam upayanya untuk mencapai cita-cita bangsa, tumbuh menjadi wawasan kebangsaan. Rasionalisasi dari rasa dan wawasan kebangsaan akan melahirkan suatu paham kebangsaan atau nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu dimana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama di dalam suatu bangsa.

3 Globalisasi telah menempatkan manusia pada dunia tanpa batas. Globalisasi yang disertai dengan revolusi dibidang ICT (Information and Communication Technology) membawa pengaruh pada lunturnya nilai nasionalisme dikalangan generasi muda. Berbagai kemudahan memperoleh informasi akibat akselerasi di bidang ICT telah membuat generasi muda Indonesia telah teracuni dengan berbagai dampak negatif globalisasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi dilapangan yang menunjukkan bahwa munculnya budaya kekerasan, konsumerisme menjadi gaya hidup generasi muda, lunturnya semangat gotong-royong, kurangnya penghargaan terhadap budaya sendiri, dan meninggalkan hasil produksi dalam negeri. Langkah awal yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama generasi muda dengan memperkenalkan berbagai kebudayaan daerah sehingga akan timbul rasa cinta dan bangga terhadap budayanya sendiri yang menumbuhkan rasa Rasionalisasi dari rasa dan wawasan kebangsaan akan melahirkan suatu paham kebangsaan atau nasionalisme. Kebudayaan nasional yang dijiwai oleh nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur bangsa perlu terus dipelihara dibina dan dikembangkan dengan memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila. memperkokoh akar kebudayaan, meningkatkan wawasan kebangsaan dan kualitas kehidupan, memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebanggaan nasional, memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi penggerak masyarakat untuk maju dan mandiri serta penggerak bagi perwujudan cita cita bangsa. Peran Sekolah dalam hal ini sangat besar, karena sekolah lah yang sangat berperan dalam pembentukan karakteristik pribadi generasi muda yang baik, terdidik, mencintai budaya bangsanya sendiri, dan berbudi pekerti yang baik.

4 Rumusan tujuan sistem pendidikan nasional Indonesia harus sesuai dengan dasar negara Indonesia yaitu, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). Adapun tujuan sistem pendidikan nasional Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Manusia terdidik menurut tujuan sistem pendidikan nasional di Indonesia adalah individu yang memiliki jiwa patriotik dan cinta tanah air, mempunyai semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa depan. Namun pendidikan pada saat ini hanya membidik pada ranah kogntif saja, hanya memfokuskan pada ilmu pengetahuan. Sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik kurang diberikan pemahaman tentang kebudayaan daerah yang lambat laun akan mempengaruhi lunturnya rasa cinta tanah air (nasionalisme) peserta didik. Salah satu cara untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air (nasionalisme) adalah dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui proses pendidikan di sekolah. Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan dan dengan membagi dan berbagi nilai-nilai budaya yang kita miliki bersama. Oleh karena itu, pendidikan berbasis nilai-nilai budaya

5 dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk menumbuhkembangkan rasa bangga yang akan melandasi munculnya rasa cinta tanah air. Ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam proses pendidikan yang berbasis nilainilai budaya lokal dan nasional adalah mengenai adat istiadat lokal yang ada didaerah tersebut dan adat istiadat yang diakui dan dijadikan identitas bangsa. Mengingat Indonesia adalah negara yang multi-budaya maka muatan pendidikan budaya lokal yang terimplementasi dalam bentuk kurikulum budaya lokal akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam model pendidikan ini. Sedangkan kurikulum yang bermuatan budaya nasional akan sama antara satu daerah yang satu dengan daerah yang lain. Selain membagi dan berbagi pengetahuan mengenai adat istiadat lokal dan nasional, nilai-nilai budaya bersama juga harus disampaikan dalam proses pendidikan yang berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional. Namun penyebab kurangnya pemahaman peserta didik terhadap pentingnya keberadaan budaya daerah yang mempengaruhi lunturnya rasa kebangsaan (nasionalisme) bukan hanya karena pendidikan yang saat ini hanya membidik bidang ranah kognitif saja dan pemberian pemahaman pelestarian budaya daerah yang hanya sebagian kecil saja yang disampaikan di kelas. Akan tetapi, faktor lainnya adalah kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah-sekolah pada saat ini lebih banyak memfokuskan kegiatannya pada seni modern dan olahraga. Bukan pada ekstrakurikuler yang mengembangkan pelestarian budaya daerah yang semakin kurang diminati para generasi muda seperti pelajar dan mahasiswa pada saat ini. Guru kesenian yang tidak professional juga sangat berpengaruh.

6 Pengetahuan dan pemahaman mengenai pelestarian dan pewarisan budaya daerah dan pemahaman mengenai nilai-nilai bersama sebagai hasil dari proses pendidikan berbasis nilai-nilai budaya lokal dan nasional akan membentuk manusia Indonesia yang bangga terhadap tanah airnya. Rasa kebanggaan ini akan menimbulkan rasa cinta pada tanah airnya yang kemudian akan tergambar dalam perilaku melindungi, menjaga kedaulatan, kehormatan dan segala apa yang dimiliki oleh negaranya. Karena adat budaya daerah merupakan budaya nasional yang di jadikan sebagai identitas Bangsa Indonesia.Maka jika peserta didik kurang di berikan pemahaman dan pengetahuan tentang adat budaya daerah, di khawatirkan rasa cinta tanah air atau nasionalisme mereka akan semakin pudar dan Negara Indonesia akan kehilangan identitas bangsanya. Penelitian ini terfokus pada pengaruh pentingnya pemahaman budaya daerah, terutama budaya daerah Lampung terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung Tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung. Penelitian ini menemukan banyak siswa yang saat ini kurang memahami dan mengetahui kebudayaan daerahnya sendiri yaitu kebudayaan lampung dan kurang memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme), sehingga penghargaan terhadap nilai-nilai kebudayaan daerah, pelestarian dan pewarisan kebudayaan nasional dan nilai-nilai kehidupan bangsa menjadi rendah karena kurang mendapat tempat dalam kehidupan. Contoh, para siswa kebanyakan tidak pandai berbahasa Lampung meskipun berdomisili di daerah Lampung dan berketurunan asli Lampung. Para siswa lebih minat pada seni musik dan tari modern dibandingkan tari daerah seperti tari sembah dan musik daerah Lampung.

7 Lampung adalah suatu wilayah yang kaya akan budaya yang harus diwariskan dan dilestarikan keberadaannya oleh seluruh warga lampung terutama generasi muda. Berdasarkan keragaman budaya yang ada di wilayah Lampung, jelas bahwa Lampung adalah daerah yang memiliki potensi dan aset budaya yang cukup besar. Oleh karena itu, keberagaman ini harus diwariskan dan lestarikan keberadaannya oleh semua warga Lampung terutama generasi muda di daerah Lampung. Penidikan yang saat ini cenderung pada ranah kognitif saja, dan kurang menyampaikan materi pemahaman tentang pelestarian dan pewarisan kebudayaan nasional di kelas dan kegiatan ekstrakurikuler yang lebih banyak mengarahkan pada seni modern di sekolah menyebabkan para generasi muda menjadi pribadi yang liberalis, individualistis dan tidak nasionalis. Perilaku liberalis contohnya pemuda lebih berperilaku bebas tanpa ada rasa takut dalam melakukan semua hal, rasa segan dan perilaku sopan terhadap orang tua sudah berkurang. Perilaku individualistis contohnya, pemuda dalam bergaul sehari-hari lebih cenderung berkelompok, tidak ada rasa perduli terhadap teman yang tidak terlalu dekat. Perilaku tidak nasionalis contohnya, tidak ada rasa peduli didalam diri pemuda terhadap berbagai peristiwa dan konflik yang terjadi pada bangsa ini.

8 B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan saat ini hanya membidik pada ranah kognitif saja. 2. Peserta didik kurang diberikan pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya keberadaan budaya daerah. 3. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah lebih memfokuskan pada seni budaya modern dan olahraga, dibandingkan ekstrakurikuler yang mengembangkan pelestarian budaya daerah. 4. Kurangnya pembinaan terhadap sikap kecintaan terhadap nilai-nilai kebangsaan (nasionalisme). 5. Pemahaman dan pelestarian budaya daerah hanya sebagian kecil saja disampaikan dikelas. Sehingga siswa lebih berminat pada budaya modern saja. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Pemahaman Pentingnya Budaya Daerah 2. Sikap Nasionalisme siswa SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung tahun Pelajaran 2011/2012.

9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh pentingnya pemahaman budaya daerah terhadap sikap nasionalisme siswa SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Pengaruh pentingnya pemahaman Budaya Daerah terhadap Sikap Nasionalisme Siswa SMA Yayasan Pembina Unila Bandar lampung tahun pelajaran 2011/2012 2. Kegunaan dan manfaat penelitian 1) Kegunaan teoritis Secara teoritis penelitian ini berguna untuk memberikan alternatif baru atau konsep baru di dunia pendidikan. Khususnya Pendidikan Kewarganegaraan, yakni dalam lingkup wilayah kajian pendidikan nilai moral Pancasila, dengan lebih banyak memberikan pemahaman tentang pelestarian keberadaan budaya daerah sebagai identitas bangsa kepada peserta didik, yang bertujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air (nasionalisme) pada diri peserta didik.

10 2) Kegunaan Praktis 1. Sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yaitu : a. SMA kelas X semester 1 tentang memahami hakikat bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). b. SMA kelas XI semester 1 tentang Budaya Politik. 2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan yang positif bagi sekolah agar dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan baik dan lebih menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sehingga dapat membentuk sikap nasionalisme pada diri siswa. Dan terwujudnya pendidikan berkarakter sebagai tujuan pendidikan di Indonesia. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah Pengaruh Pentingnya Pemahaman Budaya Daerah Terhadap Sikap Nasionalisme siswa SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012. 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

11 3. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yayasan Pembina Unila Bandar Lampung jalan. Jendral. R.Suprapto No.88 Tanjungkarang Bandar Lampung. 4. Ruang Lingkup Waktu Waktu penelitian ini dilakukan sejak dikeluarkan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 20 juli 2011 sampai dengan selesai.