dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN


5- PEKERJAAN DEWATERING

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB V PEKERJAAN PONDASI HIDRAULIC PILE

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat-alat

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat


BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

METODE PEKERJAAN BORE PILE

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan konstruksi

PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA - LABA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BDE QSHE PADA METODE OPEN CUT BOTTOM UP NO : BDEQSHE/GEDUNG/2015/076

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB 7 METODE KONSTRUKSI DAN ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK SUB-STRUKTUR PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN MENARA PARKSON BINTARO TANGERANG SELATAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

TUGAS MATA KULIAH METODE KONSTRUKSI

BAB VII TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR PILE CAP, KOLOM, BALOK & PLAT LANTAI PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG RSUD BUDHI ASIH. Yusti prabowo

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

2. Penentuan Elevasi dan Making

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK...

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

METODE PELAKSANAAN PEMOTONGAN DAN PENYAMBUNGAN TIANG SEMENTARA

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil disimpulkan untuk tugas akhir ini diantaranya :


SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB VII PEMBAHASAN TINJAUAN KHUSUS

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran

DRILLING SERVICE BANDUNG

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

BAB VII METODE PELAKSANAAN CORE WALL DAN SHEAR WALL BESERTA TUGAS KHUSUS DI LAPANGAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Transkripsi:

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. URAIAN UMUM Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik, sehingga dapat diperoleh hasil yang baik, tepat waktu, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu disiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana, khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan mengenai masalah yang muncul dilapangan. Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan secara profesional dengan mengikuti aturan dan spesifikasi yang ada,serta menggunakan material dan peralatan yang sudah ditetapkan,akan menghasilkan konstruksi yang baik yang sesuai dengan perencanaan. Metode pelaksanaan harus dipilih sesuai dengan kondisi lapangan, jenis pekerjaan, waktu yang tersedia, volume pekerjaan, serta biaya. Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan, kontraktor harus memiliki dokumen awal pelaksanaan, seperti berita acara, gambar-gambar detail, RKS, dan dokumen lainnya. Selanjutnya kontraktor membuat shop drawing sebagai gambar detail pelaksanaan dan as built drawing sebagai laporan akhir gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan. Dalam bab ini,penulis akan menguraikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan selama mengikuti kerja praktek di Proyek Pembangunan Menara Parkson.Adapun pelaksanaan pekerjaan yang ditinjau meliputi: Pekerjaan sheet pile & caping beam Pekerjaan dewatering Pekerjaan pondasi Luffing Crane Pekerjaan anti rayap V -1

5.2. Pekerjaan Sheet pile dan caping beam Pekerjaan sheet pile dan caping beam sheet pile dimulai dari pekerjaan stake out & marking lapangan, pemancangan sheet pile, pemotongan sheet pile, pembesian caping beam sheet pile, pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran, pekerjaan pembongkaran bekisting dan pemeliaharaan. Start Marking Pemancangan sheet pile Potong sheet pile Pembesian caping beam Pekerjaan bekisting Cek Bekisting &Besi Pekerjaan pengecoran Pembongkaran bekisting Curing beton Finish Gambar 5.1 Flow Chart Pekerjaan Sheet Pile & Caping Beam V -2

5.2.1 Analisa kebutuhan bahan sheet pile dan caping beam Selama proses pelaksanaan kerja praktek di proyek Pembangunan Menara Parkson-Bintaro yang diamati adalah proses pekerjaan sheet pile dan caping beam. Adapan layout kebutuhan sheet pile dan caping beam di proyek Pembangunan Menara Parkson-Bintaro adalah sebagai berikut : Posisi sheet pile V -3

A. Analisa Kebutuhan Besi Caping beam Penampang As 1-5 : b = 0.5 m h = 0.5 m t = 42.724 m Tulangan Utama Ø 16 = ( Jumlah tulangan x panjang ) = ( 18 x 42.724 ) = 769.032 m¹ Jadi, dibutuhkan besi D16 mm sepanjang 769.032 m. Jika panjang besi per batang di lapangan adalah 12 m, maka kebutuhan besi beton D16 = 769.032 m : 12 m = 64.086 ~ 65 batang. Untuk merubahnya dalam bentuk kg, caranya adalah dengan cara mengalikan kebutuhan panjang besi dengan berat besi per m, yaitu berat besi per kg untuk besi ulir D16 pada tabel besi adalah 1.5782 kg, maka jumlah kebutuhan besi : Kebutuhan besi = 769.032 x 1.5782 kg = 1213.717 kg V -4

Jadi, kebutuhan besi pokok D16 yang diperlukan untuk kolom tersebut adalah sebesar 1213.717 kg Tulangan Sengkang Ø 13 = ( Panjang / jarak ) x keliling = (42.724 / 0.15 ) x 2m = 569.6533 m Jadi, dibutuhkan besi D13 mm sepanjang 569.6 m. Jika panjang besi per batang di lapangan adalah 12 m, maka kebutuhan besi beton D13= 569.6 m: 12 m = 47.47 ~ 48 batang. Untuk merubahnya dalam bentuk kg, caranya adalah dengan cara mengalikan kebutuhan panjang besi dengan berat besi per m, yaitu berat besi per kg untuk besi ulir D13 pada tabel besi adalah 1.41 kg, maka jumlah kebutuhan besi : Kebutuhan besi = 569.6 x 1.41 kg = 593.5 kg Jadi, kebutuhan besi pokok D13 yang diperlukan untuk kolom tersebut adalah sebesar 593.5 kg Penampang As A - G : b = 0.5 m h = 0.5 m t = 64.639 m Tulangan Utama Ø 16 = ( Jumlah tulangan x panjang ) = ( 4 x 42.724 ) = 170.89 m¹ = 15 Batang = 269.78 Kg V -5

Tulangan Utama Ø 22 = ( Jumlah tulangan x panjang ) = ( 10 x 42.724 ) = 420.72 m¹ = 36 Batang = 1255.31 Kg Total kebutuhan besi untuk caping beam = 3332.307 Kg B. Analisa Kebutuhan volume cor ready mix untuk caping beam Kebutuhan cor untuk caping beam di Pembangunan Menara Parkson- Bintaro adalah sebagai berikut = Panjang x Lebar x Tinggi = 107.3 m x 0.5m x 0.5m = 26.8 m³ C. Analisa Kebutuhan sheet pile Gambar: Tiang sheet pile V -6

Berdasarkan pengamatan kami pada Proyek Pembangunan Menara Parkson tersebut menggunakan jenis Concrete sheet pile (300x500) Kebutuhan sheet pile As A-G Sisi 16,000 meter mengunakan panjang 8 meter Sisi 48,369 meter mengunakan panjang 12 meter Kebutuhan sheet pile As 1-5 Sisi 25,000 meter mengunakan panjang 8 meter Sisi 17.724 meter mengunakan panjang 9 meter 5.2.2. Metode pelaksanaan sheet pile dan caping beam Hidraulic Static pile driver ini merupakan alat pancang sheet pile dengan menggunakan metode tekan untuk memasukkan pile tersebut di dalam anah, dipilihnya alat ini dikarenakan samping kanan kiri proyek sudah berdiri banyak bangunan warga, jika menggunakan alat hammer maka dikhawatirkan getaran dari proses pemancangan akan merusak rumah tinggal sekitar, sedangkan penggunaan sheet pile tersebut sendiri adalah untuk menahan tanah pada area galian agar tidak terjadi kelongsoran selama proses pekerjaan basement berlangsung. V -7

Hidraulic Static pile driver ini bekerja dengan kekuatan listrik atau supply listrikdari generator set. Dimana generator set tersebut 1 paket dengan hydraulic static pile driver, dimana sewaktu alat bermanuver generator set juga ikut dipindahkan oleh crane dari alat ini sendiri. Gambar ; Hidraulic static pile (180 ton) Kebutuhan tenaga kerja dalam operasional HSPD Surveyor &assiten survey : 3 org (1 survey, 2 assiten) Operator HSPD : 4 org (1 crane, 1 hidraulic pile, 2 helper) Jenis sheet pile : Concrete sheet pile (300x500x8000) Metode pelaksanaan : Koordinasi dengan pemberi tugas mengenai urutan-urutan kerja/prioritas kerja dengan mempertimbangkan urutan penyelesaian pekerjaan yang diminta dan aksesibilitas kerja agar tercapainya produktivitas kerja yang baik. Menentukan titik marking dan koordinasikan dengan orang survey. Untuk menghindari terjadinya pergeseran as tiang maka gunakan titik bantu (reference point) selama proses penekanan tiang kedalam tanah. Setelah didapatkan titik pemancangan maka alat bermanufer pada titik pemancangan tersebut Posisikan HSPD unit dalamkeadaan vertical, keadaan verticality tersebut bisa di check dalam nivo yang berada pada ruang operator. V -8

Selanjutnya setelah kondisi HSPD unit tepat pada posisinya tiang pancang dimasukkan kedalam alat penjepit (Clamping box) kemudian diposisikan tiang pancang tepat pada koordinat yang telat ditentukan. Control tiang pancang arah tegak dengan menggunakan bantuan waterpass. Setelah semuanya terpenuhi lakukan penjepitan tiang dengan tekanan maksimum ± 20 Mpa dibaca pada manometer C. Pengangkatan sheet pile dibantu oleh crane. Pengangkatan sheet pile clamping box Kemudian lakukan penekanan tiang dengan menggunakan 2 cylinder jack, selanjutnya dilakukan penekanan dengan menggunakan 4 cylinder jack. Sampai mencapai daya dukung yang diinginkan. Dalam penekanan tiang tersebut harus dicatat piling record tekanan yang timbul vs kedalaman tiang tertanam. Apabila dalam proses pemancangan tiang ternyata tiang sudah tidak dapat ditekan lagi sehingga mengakibatkan terdapat sisa diaatas permukaan tanah maka tiang tersebut harus dipotong rata tanah untuk memberikan jalan bagi HSPD unit untuk berpindah ke titik berikutnya. Selanjutnya yaitu proses pengerjaan caping beam sheet pile. Dalam proses ini sisa potongan sheet pile harus bersih dan diusahakan rata antara satu dengan yang lainnya. V -9

Pengerjaan caping beam dimulai dari pekerjaan install tulangan caping beam sesuai dengan rencana tulangan yang sudah ditentukan. Potongan sheet pile install tulangan & bekiting Setelah tulangan dan bekisting selesai diinstall maka dilakukan checklist sebelum pekerjaan pengecoran berlangsung. Selanjutnya dilakukan proses pengecoran dan pekerjaan sheet pile &caping beam sheet pile telah selesai. V -10

5.3 Pekerjaan Dewatering Tujuan dari pekerjaan dewatering ini adalah untuk mengeringkan galian tanah basement agar tidak mengganggu pekerjaan konstruksi pada area basement, pekerjaan dewatering dimulai dari : penentuan titik bor/pompa, pengeboran/pembuatan pit, pemasangan pipa casing, pemasangan pompa, grouting, pembuatan saluran pembuangan Start Marking Pembuatan pit & saluran System saluran pembunagan Pembuatan sumur piezometer Pengeboran sumur recharging Pemasangan pompa Grouting Monitoring pompa Finish Flow chart pekerjaan dewatering V -11

5.3.1 Metode pelaksanaan pekerjaan dewatering pompa dewatering Pekerjaan dewatering diperlukan untuk mengerjakan lahan galian dibawah muka air tanah untuk mengatasi gaya uplift selama masa konstruksi basement. Pekerjaan dewatering mutlak diperlukan sampai banguna selesai atau berat konstruksi bangunan dapat mengimbangi gaya uplift. 5.3.2 Tujuan dari dewatering adalah : Menjaga agar dasar galian tetap kering. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya air tanah diturunkan elevasinya 0,5 1 m dibawah dasar galian Mencegah erosi buluh. Pada galian tanah pasir (terutama pasir halus dibawah muka air tanah) rembesan air kedalam galian dapat mengakibatkan tergerusnya tanah pasir akibat aliran air Mencegah resiko sand boil. Pada saat dilaksanakan galian, maka perbedaan elevasi air didalam dan diluar galian semakin tinggi Mencegah resiko terjadinya kegagalan uplift. Bila tekanan air dibawah lapisan tanah lebih besar daripada berat lapisan tanah tersebut maka lapisan tanah tersebut dapat terangkat atau mangalami failure Menjaga gaya uplift terhadap bangunan sebelum mencapai bobot tertentu. Pada bangunan-bangunan yang memiliki basement, maka pada saat bobot bangunan masih lebih kecil daripada gaya uplift dari tekanan air, dewatering harus tetap dijalankan hingga bobot mati dari bangunan melebihi gaya uplift tersebut. V -12

Titik dewatering proyek menara parkson Ruang lingkup pekerjaan terdiri dari : Pekerjaan sumur Dewatering sebanyak 3 (tiga ) titik dengan diameter 8 inchi Dengan casing PVC 8 inchi kedalaman 8 meter. Pengeboran 1 titik sumur piezometer yang berfungsi sebagai sumur pengamatan akibat pemompa dewatering Pengeboran sumur recharging 1 titik yang berfungsi sebagai sumur pengisian ulang agar air tidak terbuang semuanya dan juga bermanfaat bagi lingkungan disekitarnya. Pengadaan dan perlengkapan / peralatan dewatering terdiri dari : 3 unit pompa summersible + 1 unit stand by. 5 unit pompa sumpit untuk air permukaan / air hujan. Kabel instalasi listrik berikut panel control automatis dan panel induk dari genset atau pln - Instalasi pemipaan pembuangan air dewatering ke saluran pembuangan. - Pembuatan sumpit dan saluran untuk mengatasi air permukaan. Pemasangan sistem dewatering meliputi : 3 unit sumur dewatering 5 unit pompa sumpit Alat dioperasikan 24 jam selama pekerjaan konstruksi basement. V -13

Penutupan sumur dewatering Metode penutupan Sumur dewatering akan diusulkan secara teknis oleh kontraktor dewatering atau akan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Langkah-langkah dalam pekerjaan dewatering Penentuan titik dewatering Titik Dewatering semua berada didalam area galian, Berjumlah 3 titik sumur dewatering. Penentuan titik dewatering akan ditentukan oleh pemberi tugas dan dibantu oleh tim surveyor agar letak sumur dewatering tidak berada di dalam pondasi atau pile cap. Pembuatan pit & saluran Pembuatan pit dan saluran akan diusulkan dalam pelaksanaan galian dalam hal ini melihat kondisi lapangan, pada prinsipnya saluran dan pit berguna untuk melokalisir air agar tidak mengenang sehingga tidak menganggu kontraktor galian atau pekerjaan lantai kerja. Rencana saluran akan dibuat sepanjang tepi galian didalam area galian oleh kontraktor galian. Kemudian setiap jarak ± 40 meter akan dibuat kan pit dan pompa stand by pompa permukaan. Sistem saluran pembuangan Sistem saluran pembuangan akan diusulkan dalam pelaksanaan dan akan dibuat tampungan dalam pit dan kemudian akan dibuang ke saluran kota/tempat pembuangan. Pembuatan sumur piezometer Sumur piezometer adalah sumur pengamatan muka air tanah akibat pemompaan dewatering adapun konstruksinya sama dengan sumur dewatering akan tetapi diameternya lebih kecil atau sampai dengan 2 inchi Pengeboran sumur recharging dengan jumlah 1 titik lubang pengeboran disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan lubang sumur 6 inchi dan pipa casing 4 inchi. Casing mengunakan pipa pvc. V -14

Monitoring Team dewatering akan mengadakan pengukuran muka air tanah setiap hari dan akan dilaporkan ke pemberi tugas. Team dewatering juga akan mengikuti aktivitas pekerjaan galian selama 24jam untuk memindahkan jalur listrik dan jalur pemipaan / selang yang dapat rusak atau menganggu kegiatan operasional galian. Dan membantu sepenuhnya pekerjaan galian agar tidak berhenti oleh gangguan air tanah. V -15

5.4 Pekerjaan pondasi luffing crane Selama proses pekerjaan konstruksi berlangsung, peran luffing crane sangat diperlukan sebagai penunjang kecepatan proses kegiatan konstruksi, dan tentunya dengan setting lokasi yang tepat supaya fungsi dan kegunaan dari luffing crane ini dapat maksimal.urutan pekerjaan dari pondasi luffing crane ini adalah : penetuan titik, pekerjaan bore pile, penggalian pondasi, pekerjaan pasir urug, pekerjaan lantai kerja, pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting, install anchor luffing crane, pekerjaan pengecoran, perawatan beton. Start A Penentuan titik Install anchor Pekerjaan bore pile Pekerjaan pengecoran Penggalian pondasi Curing beton Pekerjaan pasir urug Finish Pekerjaan lantai kerja Pekerjaan pembesian Pekerjaan bekisting Cek Bekisting &Besi A Flow Chart Pekerjaan Pondasi luffing crane V -16

5.4.1 Analisa kebutuhan bahan pondasi luffing crane A. Analisa kebutuhan besi pondasi luffing crane Bab V Pelaksanaan Pekerjaan Gambar potongan pondasi luffing crane Penampang pondasi b = 5 m h = 5 m t = 1.7 m Tulangan Utama D 22 = ( Jumlah tulangan x panjang ) = ( 66 x 13.2 ) = 871 m¹ = 73 Batang = 2598 Kg Tulangan Utama D 13 = ( Jumlah tulangan x panjang ) = ( 3 x 5 ) = 15 m¹ = 2 Batang = 15.6 Kg Total kebutuhan besi untuk pondasi luffing crane = 2615 Kg V -17

B. Analisa Kebutuhan volume cor ready mix Bab V Pelaksanaan Pekerjaan Gambar denah pondasi luffing crane Kebutuhan cor untuk pondasi luffing crane di Proyek Pembangunan Menara Parkson adalah sebagai berikut = Panjang x Lebar x Tinggi = 5 m x 5 m x 1.7 m =42.5 m³ 5.4.2 Metode pelaksanaan pekerjaan pondasi luffing crane: Penentuan titik luffing crane : Penentuan titik yang tepat membuat produktifitas kerja luffing crane dapat maksimal. Jika sampai salah dalam penentuan titik luffing crane maka pekerjaan pun dapat terhambat karena luffing crane tidak dapat bermanufer dengan baik. Gambar titik luffing crane & area manufer V -18

Desain untuk pondasi luffing crane menggunakan bore pile, pekerjaan bore pile dilakukan agar kekuatan daya dukung tanah dapat optimal. Dikarenakan fungsi kerja luffing crane juga sangat berat. Penggalian pondasi, penggalian pondasi bisa dilakan dengan manual/orang maupun dengan alat berat/excavator. Galian pondasi luffing crane Setelah pekerjaan galian tahapan selanjutnya adalah pekerjaan pasir urug setebal 10 cm, Dilanjutkan degan pekerjaan lantai kerja dengan ketebalan 10 cm. Tahapan selanjutnya adalah pemasangan besi pada area pondasi luffing crane. Pemasangan bekisting luffing crane pada proses pekerjaan ini bekisting terdapat 2 macam yaitu kamprotan & bekisting kayu. Pada area yg sudah ngepress terhadap lahan dipakai bekisting menggunakan kamprotan sedangkan area lain menggunakan bekisting rangka kayu. Setelah pekerjaan bekisting dan pekerjaan pembesian selesai dilanjutkan dengan pemasangan anchor luffing crane, pemasangan anchor tsb harus tepat dan dijaga verticalitynya. Agar memudahkan waktu penginstallan luffing crane. V -19

Setelah pemasangan anchor selesai maka dilanjutkan proses pekerjaan pengecoran Pengecoran pondasi luffing crane V -20