Prof.dr.Abd. Rachman S, SpTHT-KL(K)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (simptoms kurang dari 3 minggu), subakut (simptoms 3 minggu sampai

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

Anatomi Sinus Paranasal Ada empat pasang sinus paranasal yaitu sinus maksila, sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenoid kanan dan kiri.

Laporan Kasus Besar. Observasi Limfadenopati Colli Multipel, Dekstra & Sinistra SHERLINE

KARSINOMA NASOFARING

KARSINOMA DEPT. ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK-KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN-USU RS. H. ADAM MALIK 2009

TUMOR NASOFARING. Tumor benigna - Angiofibroma belia Tumor maligna - Karsinoma nasofaring (KNF)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sinus Paranasalis (SPN) terdiri dari empat sinus yaitu sinus maxillaris,

BAB 2 TUMOR GANAS PADA 2/3 WAJAH. Tumor ganas yang sering terjadi pada wajah terdiri atas dua jenis yaitu: basal

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory

LAMPIRAN. VEG F HY L 42 Melayu III NK SCC 2 2. No MR Nama Sex Usia Suku Std PA. Adeno P 22. Jawa. Jawa. Adenoid P 70

BAB I PENDAHULUAN. keganasan epitel tersebut berupa Karsinoma Sel Skuamosa Kepala dan Leher (KSSKL)

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

REFERAT ONKOLOGI TUMOR SINONASAL. Oleh: Bayu Lesmono Pembimbing Utama. dr. Nur Akbar Aroeman., Sp.T.H.T.K.L (K)

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari rata-rata nasional (1,4%), yaitu pada urutan tertinggi ke-6 dari 33 provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BENDA ASING HIDUNG. Ramlan Sitompul DEPARTEMEN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya tumor ganas THT-KL ditemukan pada rongga mulut, orofaring,

Definisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura.

BAB 1 PENDAHULUAN. pakar yang dipublikasikan di European Position Paper on Rhinosinusitis and Nasal

LAMPIRAN 1 DATA SAMPEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Rinitis alergi (RA) adalah penyakit yang sering dijumpai. Gejala utamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tumor Sinus Paranasal Dengan Perluasan Intrakranial dan Metastasis ke Paru

EPISTAKSIS - HIDUNG BERDARAH - MIMISAN DEF. : PERDARAHAN MELALUI HIDUNG YANG ASALNYA DARI RONGGA HIDUNG ATAU DAERAH SEKITAR HIDUNG.

KANKER SINUS NASAL PADA PEKERJA YANG TERPAJAN TERHADAP NIKEL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nasi, kolumela dan lubang hidung (nares anterior). 1

Maksilektomi medial endoskopik

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIS. PEMERIKSAAN HIDUNG Dan PEMASANGAN TAMPON BLOK 2.6 GANGUAN RESPIRASI

HEMANGIOMA KAVERNOSA PADA BIBIR DAN MUKOSA BUKAL PASIEN BERUSIA 40 TAHUN (LAPORAN KASUS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ganas sinonasal merupakan penyebab kesakitan dan kematian di bidang

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

45-Year-Old Male with Inverted Papilloma on the Left Nasal Cavity

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

Prevalensi Kanker Sinonasal di Poliklinik THT-KL RS.Hasan Sadikin Bandung, Januari 2013 Juli 2015

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari. 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA. HARRY A. ASROEL Fakultas Kedokteran Bagian Tenggorokan Hidung dantelinga Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma Nasofarings (KNF) merupakan subtipe yang berbeda dari

TUMOR KEPALA LEHER DI POLIKLINIK THT-KL RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

PROFIL TUMOR YANG BERASAL DARI KAVUM NASI DAN SINUS PARANASAL BERDASARKAN HISTOPATOLOGIS DI THT-KL RSUP H

2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma sel skuamosa. yang berasal dari sel epitel nasofaring (Brennan, 2006; Wei, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis yang banyak juga mempunyai sifat-sifat dari berbagai penyakit lainnya yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

BAB 1 PENDAHULUAN. diperantarai oleh lg E. Rinitis alergi dapat terjadi karena sistem

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Author : Edi Susanto, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. 0 Files of DrsMed FK UNRI (

Gambaran Radiologi Tumor Kolon

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

Diagnosis Dan Penatalaksanaan Rinosinusitis Dengan Polip Nasi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Meningioma adalah tumor jinak pada CNS yang. berasal dari selubung meninges pada otak dan korda

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Ilmu Kesehatan THT-KL RSUD

BAB III METODE DAN PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik THT-KL RSUD Dr. Moewardi

Pendahuluan. Etiologi dan Epedimiologi

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang melibatkan glandula saliva. Sebelum membahas mengenai kedua penyakit

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas dari anatomi sinus paranasalis dan fungsinya menjadi topik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

SINUSISTIS MAKSILARIS EC HEMATOSINUS EC FRAKTUR LE FORT I. Lukluk Purbaningrum FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta RSUD Salatiga

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

Tumor Urogenitalia A. Tumor ginjal 1.Hamartoma ginjal 2. Adenokarsinoma ginjal / grawitz / hipernefroma / karsinoma sel ginjal Staging : Grading :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati. urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

Transkripsi:

TUMOR HIDUNG DAN SINUS PARANASAL Prof.dr.Abd. Rachman S, SpTHT-KL(K)

Tumor jinak sering ditemukan, sedangkan tumor ganas jarang ± 3% dari tumor kepala leher & 1% dari seluruh keganasan. Gejala klinis tumor jinak dan tumor ganas dini mirip dengan rinitis atau sinusitis, yang menentukan jenisnya histopatologi. Etiologi pasti? Diduga zat hasil industri, zat kontras pada radiologi dan sinusitis kronis. Pengobatan tumor jinak ekstirpasi sebersih mungkin, pada yang ganas operasi, radioterapi & kemoterapi. Prognosis : tergantung stadium dan perluasan tumor.

ANATOMI

TUMOR JINAK * Polip * Papiloma * Hemangioma * Osteoma

Tumor jinak rongga hidung 1. Hemangioma * Mudah berdarah * Hemangioma : - Kapilare - Kavernosum - Perisitoma * Gejala : - Hidung tersumbat - Epistaksis unilateral

* Pemeriksaan : - Massa merah - kehitaman - Konsistensi lunak - Terikat pada septum nasi - Bertangkai * Pengobatan ==> Elektrokoagulasi

2. PAPILLOMA * Lokasi : - Nasal vestibuli - Mukosa hidung - Bawah konka * Tidak bertangkai * Konsistensi : - Keras - Lunak ( Inverted papilloma ) * Seperti polip * Epistaksis * Dapat menjadi maligna

* Gejala : - Obatruksi hidung - Epistaksis * Pemeriksaan : Rinoskopi anterior ==> Epistaksis * Pengobatan : Operasi

3. OSTEOMA * Dijumpai : - Sinus frontal - Sinus maksilaris * Keluhan : - Lokasi - Tersumbatnya duct. Nasofrontalis * Sifat : - Osteoma sinus frontalis ==> Orbita - Belakang ==> Meningitis

TUMOR GANAS KEKERAPAN Tumor ganas jarang : 3% tumor ganas kepala leher dan 1% tumor ganas tubuh Lokasi : sinus maksila : 65-80% rongga hidung : 30% sinus etmoid : 10% sinus sfenoid & frontal : < 1% Insiden di Jepang : 2 per 100.000 Indonesia : 9,3-25,3 % keganasan THT (Rifki) LK : Pr = 2 : 1 ; Umur : 40-60 tahun

Pasti : belum diketahui Diduga: ETIOLOGI Terpapar zat industri: debu nikel, debu kayu, kulit, formaldehid, kromium, tekstil, isopropil alkohol (Roush,1990) Thoratrast (zat kontras pem. Radiologi) Lingkungan industri mebel, tekstil, sepatu Tembakau, alkohol, makanan diasap(diasin), sinusitis kronis adalah faktor predisposisi

PATOLOGI Paling sering : karsinoma sel skuamosa (80%), disusul limfoma malignum (10-20%), adenokarsinoma (6-10%), adenokistik (3-5%), yang lain < 1% Tumor pada Hidung dan SPN : * Jinak Epitelial * Ganas Non Epitelial

HISTOPATOLOGI : Epitelial Tumor: karsinoma sel skuamosa kanker kelenjar liur adenokarsinoma adeno cystic karsinoma undifferentiated karsinoma

Soft-tissue tissue tumor : malignant lympoma kondosarkoma osteosarkoma hemangioperisitoma rabdomiosarkoma leiomyosarkoma fibrosarkoma angiosarkoma Miscellaneus tumor: malignant melanoma esthesioneuroblastoma Tumor jinak : inverted papiloma, displasia fibrosa, atau ameloblastoma klinis ganas

GEJALA KLINIS Gejala : asal primernya & perluasannya. Mirip rinitis atau sinusitis kronis Sebagian besar : hidung tersumbat unilateral Gejala tergantung dari perluasan tumor : 1. Gejala nasal 2. Gejala orbital 3. Gejala oral 4. Gejala fasial 5. Gejala Intrakranial

DIAGNOSIS Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang: Foto rontgen sinus para nasal Ct-scann MRI Laboratorium : fungsi hati (metastase jauh) Biopsi : caldwell luc Diagnosis : Radiologi (Ct-scann) + Biopsi

KLASIFIKASI KLINIS DAN STADIUM Kalsifikasi klinis : 1. Klasifikasi Ohngren : Infrastruktur Suprastruktur 2. Klasifikasi Lederman : Suprastruktur : - Etmoidal labirin - Sinus frontalis - Sinus sfenoid - Bagian olfactory (di atas konka media)

Mesostruktur : - Sinus maksila - Vestibulum - Dinding septum lateral - konka inferior Infrastruktur : - Dasar sinus Maksila - Dasar hidung - Palatum durum

Klasifikasi TNM menurut AJCC TX : tidak dapat diduga tumor primer To : tumor primer tdk ditemukan T1 : tumor terbatas pd mukasa antrum tanpa erosi atau destruksi tulang T2 : tumor dgn erosi atau destruksi pada infrastruktur, termasuk palatum durum dan/atau meatus medius

* T3 : tumor meluas sampai ke kulit pipi, ddg belakang sinus maksila, dasar orbita atau sinus etmoid anterior. * T4 : tumor mengenai isi orbita dan/atau invasi ke suprastruktur, salah satu dari: lamina kribiformis, sinus etmoid posterior atau sfenoid, nasofaring, palatum mole, fossa pterigomaksila atau temporal, dan dasar tengkorak

Kategori N NX : kelenjar limfe regional tdk dpt dinilai No : tdk ada metastasis ke kelenjar limfe regional N1 : metastasis tunggal pd kelenjar ipsilateral dgn θ terbesar 3 cm atau kurang N2a: metastasis tunggal pd kelenjar ipsilateral dgn θ 3-6 cm

* N2b: metastasis ganda kelenjar ipsilateral, semua dgn θ tdk lebih dari 6 cm * N2c: metastasis ganda kelenjar limfe bilateral atau kontra lateral, semua dgn θ terbesar tdk lbh dari 6 cm * N3 : metastasis ke kelenjar limfe yg θ lebih dari 6 cm

Kategori M Mx : adanya metastasis jauh tidak dapat dinilai Mo : tdk ada metastasis jauh M1 : ada metastasis jauh

Penentuan stadium : Stadium I : T1, No, Mo Stadium II : T2, No, Mo Stadium III: T3, No, Mo atau T1,T2, atau T3, N1, Mo Stadium IV: T4, No, Mo atau N1, Mo atau semua T, N2 atau N3, Mo atau semua T, semua N, M1

PENATALAKSAAN Yang penting dalam penatalaksanaan tumor : 1. Menegakkan Dx (biopsi & histopatologi) 2. Menentukan batas-batas tumor (radiologis) 3. Merencanakan terapi (histopatologi & std.tumor)

Tumor jinak : Ekstirpasi Tumor ganas : kombinasi Operasi Radioterapi Kemoterapi

P e n g o b a ta n tu m o r g a n a s h id u n g d a n s in u s p a ra n a s a l b e rd a s a rk a n s ta d iu m d a n lo k a s i tu m o r : 9,1 1 S ta d iu m L o k a s i S in u s m a k s ila S in u s e tm o id S in u s s p e n io d R o n g g a h id u n g I O. R (jik a m a s s a tid a k R. O. R s e s u d a h O. d a p a t d ia n g k a t). R. O d ik u ti R. O + R. II O. R. R (s e b e lu m a ta u O d iik u ti R. s e s u d a h O ). III O (R s e b e lu m a ta u O d iik u ti R. s e s u d a h O ). K s e b e lu m O a ta u K k o m b in a s i R. R. K d iik u ti O d e n g a n a ta u ta n p a R. K k o m b in a s i R. IV R. O d iik u ti R. K s e b e lu m O a ta u R d iik u ti O. R. K s e b e lu m O a ta u K d iik u ti R. R. K k o m b in a s i R. K d iik u ti O d e n g a n a ta u ta n p a R. K k o m b in a s i R. R. O. R. O + R. R O. R. O + R. K s e b e lu m O a ta u R. K d iik u ti O d g n a ta u ta n p a R. K k o m b in a s i R. R. O. R. O + R. K s e b e lu m O a ta u R. K d iik u ti O d e n g a n a ta u ta n p a R. K k o m b in a s i R. K e te ra n g a n : O : O p e ra s i ; R : R a d io te ra p i ; K : K e m o te ra p i

Pengobatan tumor ganas hidung dan sinus paranasal berdasarkan jenis sel tumor : 9,11 Jenis sel tumor Inverted- papiloma Melanoma atau sarkoma Midline granuloma Stadium sarkoma I O O O. R R. K. II O. O. O. R. Jika rekurent R. lakukan R. K. III O. O. O. R. Jika rekurent R jika massa tidak R. lakukan R. dapat di O. K. IV O. O. O. R. Jika rekurent R atau K jika massa R. lakukan R. tdk dpt O. K. Keterangan: O : Operasi ; R : Radioterapi ; K : Kemoterapi

PROGNOSIS Umum : Kurang baik Diagnosis terlambat Sulit evaluasi pasca terapi krn tumor berada dlm rongga Tumor agresif & mudah Kambuh