2015 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI MODEL PROBLEM BASED INTRUCTION TERHADAP BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan ukuran kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dicky Fauzi Firdaus, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sesuai dengan prinsip- prinsip Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. satu upayanya adalah melalui pendidikan. harus berorientasi pada wawasan kehidupan mendatang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

Kata kunci: Metode Discovery, Metode Problem Solving, Kemampuan Berpikir Kritis

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains) yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sebagai pendidik yang profesional sesungguhnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. fenomena-fenomena dunia. Permasalahan pendidikan dewasa ini, terutama di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Bagian ini merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

konstribusi yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan manusia semakin meningkat (Burns dan Bottino, 1989). Namun sangat disayangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengetahuan, pertimbangan, dan kebijaksanaan.

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang baik. Hal ini sejalan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN ARTIKULASI DAN DI BERBANTUAN POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar di kelas antara guru dan peserta didik dibutuhkan suasana interaksi atau hubungan yang harmonis diantara keduanya. Hal ini dimaksud agar proses belajar mengajar mampu menyampaikan pesan dengan baik serta dapat mengatahui peran untuk membantu dan memberikan kemudahan sehinga peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah menegah atas (SMA) sangat penting untuk ditingkatkan karena SMA merupakan jenjang terakhir pada tingkat sekolah menengah yang akan menentukan apakah siswa akan melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja dan terjun ke masyarakat, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan harus bisa membangun daya kritis peserta didik. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 1 Bantarujeg masih belum dapat memaksimalkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model pembelajaran yang diterapkan guru belum melibatkan siswa secara aktif dan soal-soal ekonomi yang diberikan kepada peserta didik belum memungkinkan siswa untuk mengerjakan dalam sistematis. Hal tersebut dapat dilihat pada saat guru menjelaskan materi di depan kelas. Guru masih menerapkan pembelajaran teacher-centered yaitu guru yang menjelaskan materi dengan media powerpoint sedangkan siswa memperhatikan. Padahal berdasarkan wawancara dengan guru, kemampuan pembelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bantarujeg tergolong baik dan siswa cukup aktif bertanya di dalam proses pembelajaran serta siswa tidak kesulitan mengerjakan soal ekonomi. Namun, pada kenyataannya mereka tidak dapat mengkomunikasikan ide-ide

2 ekonomi mereka baik secara lisan maupun secara tulisan. Hal ini bisa dilihat pada tabel 1.1 yang merupakan hasil pra penelitian. Tabel 1.1 Frekuensi Dan Prensentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas X Iis SMA Negri 1 Bantarujeg Tahun ajaran 2013-2014 Retang Nilai Kemampuan Frekuensi Prensentase No Berpikir Kritis (orang) (%) 1 85-100 1 4 2 75-84 3 12 3 64-74 4 16 4 55-64 6 24 5 54 kebawah 11 44 Jumlah 25 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data Pra penelitian Dari tabel 1.1 dapat dilihat hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X IIS SMA Negri 1 Bantarujeg berada pada rentang nilai yang sangat rendah. Uji coba dilakukan pada 25 peserta didik, dan hanya 1 orang yang mendapatkan nilai pada rentang 85-100 dengan prensentase 4%, 3 orang peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 75-84 dengan prensentase 12%, 4 orang peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 64-74 dengan prensentase 16%, 6 orang peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 55-64 dengan prensentase 24%, sedangkan jumlah paling banyak yaitu 11 orang peserta didik mendapatkan nilai terendah rentang 54 ke bawah dengan prensentase 44% Rendahnya persentase hasil tes kemampuan berpikir kritis peserta didik dikarenakan siswa tidak memahami dan sulit menguasai konsep ekonomi sehinga nilai hasil belajar masih rendah. Dari hasil pengamatan dalam pembelajaran di kelas, guru lebih sering menggunakan model konvesional yaitu metode ceramah sehingga peserta didik tidak dapat kesempatan untuk mengembangkan potensi

3 berpikir terutama pada level kognitif tinggi seperti analisis (C4), sintesis(c5), dan evaluasi (C6), melainkan bergerak pada level kognitif rendah seperti pengatahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). Salah satu upaya untuk meningkatkan daya kritis siswa pada pemnbelajaran ekonomi adalah dengan menyesuaikan metode pembelajaran. Tidak semua metode pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, hal ini sejalan dengan pendapat jaromelik (solihatin raharjo, 2008:1) yang mengukapkan ketepatan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar peserta didik karena model dan metode pembelajaran yang dipilih guru berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan. Salah satu metode yang sangat relefan dengan tujuan diatas adalah metode pembelajaran diskusi, metode pembelajaran diskusi relefan jika kita terapkan, karena metode pembelajaran diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, dan memperdebatkan topik Martin yamin (2008:158) mengatakan metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik masalah tertentu. Sedangkan M. firdaus zakarsi (2009:77) mengatakan metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubunganya dengan belajar memecahkan masalah (problem sampling), metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar agar dapat mendorong siswa untuk dapat berpikir secara kritis dan mendorong siswa mengekpresikan pendapatnya secara bebas. Berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat ensensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.

4 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian mengenai penerapan metode diskusi dengan model pembelajaran Problem Based Instruction untuk meningkatkan berpikir kritis peserta didik pada mata pelajaran ekonomi. Melalui metode pembelajaran diskusi ini, peserta didik dituntut untuk berperan aktif dalam mengembangkan materi yang dipelajarinya. Oleh karena itu penulis bermaksud melakukan suatu penelitian dengan judul : Pengaruh Penerapan Metode Diskusi Model Problem Based Instruction Terhadapat Berpikir Kritis Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Dalam Materi Sistem Ekonomi Di Kelas X SMA Negeri 1 Bantarujeg Tahun Ajaran 2013-2014) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi model problem based intruction pada kelas eksperimen? 2. Apakah terdapat perbedaan tingkat berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah penerapan metode ceramah pada kelas kontrol? 3. Apakah terdapat perbedaan tingkat berpikir kritis peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes akhir (posttes)? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan tingkat berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah penerapan metode diskusi model problem based intruction pada kelas eksperimen.

5 2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat berpikir kritis peserta didik sebelum dan sesudah penerapan metode ceramah pada kelas kontrol. 3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat berpikir kritis peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tes akhir (posttes). 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya dan sebagai salah satu alternatif pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan berpikir kritis pada khususnya. 1.3.2 Manfaat Praktis Bagi pihak yang terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna untuk bahan informasi sebagai berikut : 1. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan berpikir kritis ekonomi peserta didik. 2. Bagi siswa, dapat mempermudah cara belajar siswa yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan berpikir kritis peserta didik ekonomi. 3. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran ekonomi.

6 4. Bagi peneliti bidang yang sejenis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 1.4 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan peneliti, manfaat peneliti dan sistematika penulisan BAB II Kajian Pustaka memaparkan tentang teori-teori yang mendukung proses penelitian, yang menjadi landasan dalam mel;akukan penelitian. BAB III Metode Penelitian Membahas tentang metode penelitian, penjelasan istilah pada judul, data, sumber peneliti, populasi, sampel, teknik pengumpulan data, analisis istrumen penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil Dan Pembahasan Hasil penelitian meliputi hasil analisis instrumen, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Kesimpulan Dan Saran Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.