BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULAN. Krisis global yang sedang melanda dunia sekarang ini khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasang surut. Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka setiap

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB 1. Pasar modal adalah bagian dari pasar financial dan tempat bertemunya investor dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Bank merupakan lembaga keuangan yang. berfungsi menyalurkan dana kepada masyarakat, khususnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang gencar dalam. melakukan pembangunan disemua sektor, salah satunya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. terbagi dalam 3 kategori yaitu : perusahaan besar (large firm), perusahaan (Edy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005: 138).

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Kebutuhan dana perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) adalah pasar berbagai instrumen. keuangan jangka panjang seperti saham, obligasi, waran yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. melihat prospek suatu perusahaan investor dapat menilainya dari harga saham. perusahaan yang baik dan menguntungkan di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang di berbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

Judul : Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Automotive And

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi atas aktiva keuangan dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan publik persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sektor industri

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap negara di dunia menjadikan perkembangan ekonomi sebagai target ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu dijadikan faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu negara untuk jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan standar hidup penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Perkembangan perekonomian tersebut salah satunya dilakukan oleh Indonesia. Menurut data BPS perkembangan perekononian Indonesia pada tahun 2009 cukup bagus, hal tersebut ditantai dengan PDB yang mengalami peningkatan sebesar 4,2% begitupun pada tahun 2010 Indonesia kembali mengalami kenaikan PDB sebesar 5,5% yang tentunya akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia. Perkembangan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh kondisi dalam negeri, seperti dialami oleh Indonesia yang mendapat kontribusi dari industri perkapalan dan pelayaran pada tahun 2010 sebesar 15%. Menurut Ketua Umum INSA (Indonesian Nasional Shipowners Association) pertumbuhan industri pelayaran naik sebesar 30-40 % dengan angka pengangkutan domestik mencapai 240 juta ton setara dengan 1

USD 6,3 miliar per tahun. Dengan pertumbuhan tersebut, maka perbankan mulai tertarik pada para pengusaha pelayaran untuk memberikan kreditnya. Di Indonesia, banyak perusahaan perkapalan dan pelayaran yang telah go public. Salah satu perusahaan pelayaran yang telah go public adalah PT. Berlian Laju Tanker Tbk, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa pengangkutan terbesar di Indonesia. PT. Berlian Laju Tanker Tbk berdiri pada tahun 1981 dengan nama PT. Bhaita Laju Tanker dan merupakan salah satu perusahaan pelayaran yang mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta pada tahun 1990. Sebagai perusahaan yang telah go public kinerja PT. Berlian Laju Tanker Tbk menjadi amat penting karena menyangkut kelangsungan hidup perusahaan, hal tersebut dapat dinilai dari earning per share (EPS) yang dihasilkan oleh perusahaan. EPS menjadi amat penting karena merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan yang selalu dilihat oleh investor sebelum menanamkan modalnya di suatu perusahaan. Senada dengan yang diungkapkan oleh Hanafi dan Halim (2005:194) Earning per share (EPS) adalah rasio keuangan lain yang sering digunakan oleh investor saham untuk menganalisa kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki. Lebih lanjut Sundjaja dan Barlian (2002:123) mengatakan bahwa Earning per share (EPS) adalah jumlah uang yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa yang dimiliki oleh pemegang saham. Jadi, bagi perusahaan yang telah go public, tujuan perusahaan akan berfokus pada bagaimana 2

meningkatkan EPS sebagai indikator nilai perusahaan guna menarik investor agar mau menanamkan dananya. Ditengah kondisi perkembangan sektor industri pelayaran yang selalu meningkat pertumbuhannya dalam beberapa tahun terakhir ini, justru PT Berlian Laju Tanker Tbk mengalami penurunan nilai perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang tercermin dalam penurunan EPS. Hal tersebut dapat terlihat pada table 1.1 dibawah ini TABEL 1.1 EARNING PER SHARE (EPS) INDUSTRI PELAYARAN PERIODE 2005-2010 (Dalam Juta Rupiah) Nama Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Ratarata PT. Andika Lines 42.2 69 62.4 181 201 258 135.6 PT. Dharma Surya Samudera 213.1 192 135 221 237.6 252 140.9 PT. Tanjung Mitra Samudera 290 140.5 157 224 255 294.2 226.7 PT. Berlian Laju Tanker 159 243 199 45.7-35.9 15.2 104.4 PT. Samudera Perindo Asia 154.4 219 226 306.6 253 243 233.6 PT. Pelayaran Indayu Samudera 153 148.7 218 237 204.2 272 205.4 PT. Sagita Semesta Shhiping 78.2 109 120 170 156 325 159.7 PT. Ocean Tanker 145 131.9 120.5 202 252 307 193.1 PT. Pelayaran Nasional Indonesia 133 115 176.9 168 137 254 163,9 3

Nama Perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 PT. Pelayaran Global Samudera PT. Djakarta LLOYD Ratarata 156 71.5 92 12.9 182 261 129.2 218 142.2 307 391 383.7 385 304.5 Sumber : BEI Dari tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa EPS industri-industri pelayaran selalu fluktuatif, namun untuk tahun 2010 EPS kebanyakan perusahaan mengalami peningkatan. Bila dilihat lebih cermat EPS PT. Berlian Laju Tanker Tbk mengalami perkembangan EPS yang tidak baik dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya, dimana EPS yang didapat mengalami tren yang menurun. Kenaikan dan penurunan tersebut dapat terlihat jelas bahwa pada tahun 2005 EPS yang dihasilkan oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk yaitu sebesar Rp 159 sedangkan pada tahun 2006 EPS PT. Berlian Laju Tanker Tbk mengalami peningkatan dari Rp 159 ke Rp 243 atau meningkat sebesar 52.83% namun peningkatan tersebut tidak dapat dipertahankan oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk karena pada tahun 2007 EPS yang mereka dapatkan mengalami penurunan sebesar 18.10% yaitu dari Rp 243 ke Rp 199. Penurunan EPS terus dialami oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk di mana EPS pada tahun 2008 yang mereka bukukan menurun sebesar 77,04% dari tahun sebelumnya yaitu dari Rp 199 ke Rp 45.7 begitupun EPS pada tahun 2009 mengalami penurunan kembali dimana EPS yang didapatkan atau rugi yang 4

didapatkan sebesar Rp -35.9 atau turun sebesar 21,44% dari tahun sebelumnya, sedangkan EPS pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 15.2 atau dengan kata lain EPS yang dihasilkan mengalami peningkatan sebesar 142.33%. Pada tahun 2010 hampir semua perusahaan sektor pelayaran yang telah go public kebanyakan mengalami kenaikan EPS, akan tetapi tidak pada PT. Berlian Laju Tanker Tbk yang justru mengalami penurunan EPS pada tahun 2010. Penurunan EPS PT. Berlian Laju Tanker Tbk tersebut disajikan pula dalam bentuk grafik seperti pada grafik 1.1 berikut ini. GRAFIK 1.1 EARNING PER SHARE (EPS) PT. BERLIAN LAJU TANKER TBK PERIODE 2005-2010 300 250 243 200 199 150 100 159 EPS 50 0-50 45,7 15,2 2005 2006 2007 2008 2009-35,9 2010 Sumber : Hasil pengolahan data 5

Dari grafik 1.1 diatas dapat terlihat jelas bahwa EPS yang diperoleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk setiap tahunnya berfluktuasi, akan tetapi secara keseluruhan dari 6 tahun terakhir yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 banyaknya EPS pada PT. Berlian Laju Tanker Tbk cenderung mengalami penurunan. Penurunan EPS ini tentunya menjadi hal yang tidak bagus baik bagi perusahaan maupun bagi investor. Bagi perusahaan yaitu PT. Berlian Laju Tanker Tbk, menjadi hal yang tidak bagus karena tren yang menurun menjelaskan bahwa nilai perusahaan jelek yang berarti kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba tidak bagus atau kurang baik, sehingga akan membuat para investor tidak ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Padahal sebuah perusahaan besar membutuhkan tambahan dana untuk menjalankan kegiatan usahannya yaitu yang diperoleh dari investor dan para kreditur. Sedangkan bagi investor tren turun dari EPS ini menjadi pertanda bahwa perusahaan menjalankan kegiatan bisnisnya dengan tidak baik yaitu tidak dapat menghasilkan laba bersih yang baik tiap tahunnya yang berujung pada keuntungan yang nantinya akan diterima oleh pemegang saham selaku investor. Penurunan EPS ini jelas merugikan PT. Berlian Laju Tanker Tbk selaku salah satu pelaku industri pelayaran yang telah go public karena menurut Menteri perindustrian MS Hidayat mengemukakan bahwa pertumbuhan industri perkapalan sendiri akan terus berkembang hingga 5 tahun kedepan. Pertumbuhan industri perkapalan ini harus dimanfaatkan oleh PT. Berlian Laju Tanker Tbk guna meningkatkan EPS, karena jika EPS suatu perusahaan memiliki tren yang cenderung 6

menurun maka akan membuat calon investor enggan atau tidak mau menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Penurunan EPS ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah financial leverage. Seperti yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2004:486) Hubungan financial leverage terhadap earning per share yaitu changes in the use of debt will cause changes in earning per share (EPS) as well as changes in risk. Teori tersebut menjelaskan bahwa penggunaan utang akan mengakibatkan perubahan EPS dan risiko yang ditanggung oleh perusahaan. Financial leverage merupakan penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan beban tetap atau biaya tetap. Seperti yang dikemukakan oleh Sartono (2001:263) financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin besar tingkat leverage maka hal ini berarti bahwa tingkat ketidakpastian (uncertainty) dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Maka untuk memilih penggunaan modal haruslah menggunakan perhitungan, karena seperti diketahui bahwa sumber modal akan memberikan dampak tertentu bagi perusahaan. 7

Untuk mengetahui tingkat leverage suatu perusahaan dapat dihitung menggunakan salah satu rasio financial leverage yaitu debt to equity ratio (DER). Menurut Kasmir (2008:157) DER digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Adapun DER PT. Berlian Laju Tanker Tbk dari tahun 2005-2010 mengalami fluktuatif. Untuk lebih jelas tingkat DER PT. Berlian Laju Tanker Tbk dapat dilihat pada grafik 1.2 berikut ini. GRAFIK 1.2 TINGKAT DER PT. BERLIAN LAJU TANKER TBK PERIODE 2005-2010 1,2 1 1,14 1,12 DER 0,8 0,6 0,4 0,2 0,39 0,42 0,29 0,3 DER 0 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sumber : Hasil pengolahan data 8

Dari grafik 1.2 diatas dapat terlihat bahwa tingkat DER PT. Berlian Laju Tanker Tbk berfluktuasi, dengan tren tiap tahunnya yang cenderung menurun. Perubahan tingkat DER selama enam tahun terakhir ini menunjukkan bahwa jumlah penggunaan utang dalam pendanaan perusahaan selalu berubah-ubah. Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur karena jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan sehingga akan meningkatkan return. Semakin besar financial leverage mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi karena hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Secara umum tujuan perusahaan yang menggunakan financial leverage dalam kebijakan sumber pendanaan perusahaannya adalah untuk memenuhi biaya aktiva perusahaan, karena tidak dapat terpenuhi hanya dengan modal sendiri. Dengan terpenuhinya biaya aktiva perusahaan maka perusahaan tersebut dapat menjalankan kegiatan usahanya dengan lancar sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan per lembar saham (EPS). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui keterkaitan antara EPS dengan financial leverage yang dituangkan dalam penelitian ini dengan judul : Pengaruh Financial Leverage Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada PT. Berlian Laju Tanker Tbk. 9

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Pengelolaan pendanaan perusahaan mempunyai peran yang sangat penting untuk menghasilkan laba dan menjamin kontinuitas perusahaan. Pendanaan yang digunakan perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya dapat berasal dari modal sendiri dan modal asing untuk kelancaran operasional perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut membutuhkan menejemen yang baik. Terutama dalam hal penentuan penggunaan dana. Dalam hal ini modal yang digunakan apakah berasal dari modal sendiri atau ditambah dengan pengunaan utang (financial leverage). Semakin besar sebuah perusahaan maka dana yang dibutuhkanpun akan semakin besar karena semakin besar pula kegiatan operasi perusahaan tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan yang besar tersebut perusahaan akan memerlukan tambahan dana dari luar perusahaan, maka perusahaan akan menerbitkan sahamnya di bursa efek. Dari penjualan per lembar saham perusahaan akan mendapatkan pendanaan dari pemegang saham preferen dan laba atas penjualan per lembar saham tersebut. Oleh karena itu setiap perusahaan yang telah go public dituntut untuk dapat mengatur komposisi sumber pendanaannya, karena financial leverage yang digunakan dengan baik akan dapat memaksimalkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan harga saham yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan per lembar saham (earning per share). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan 10

menghindari resiko kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan, karena ketidaktepatan dalam menentukan sumber pendanaan akan mengakibatkan kegiatan perusahaan terganggu dan menurunnya kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang akan mempengaruhi keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian dengan berfokus pada pengaruh financial leverage terhadap earning per share (EPS) PT. Berlian Laju Tanker Tbk selama tahun 1999-2010 dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat financial leverage PT. Berlian Laju Tanker Tbk? 2. Bagaimana perkembangan Earning Per Share (EPS) PT. Berlian Laju Tanker Tbk? 3. Bagaimana pengaruh financial leverage terhadap Earning Per Share (EPS) PT. Berlian Laju Tanker Tbk? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh financial leverage terhadap Earning Per Share dengan tujuan untuk mengetahui: 11

1. Tingkat financial leverage PT. Berlian Laju Tanker Tbk. 2. Earning Per Share (EPS) PT. Berlian Laju Tanker Tbk. 3. Pengaruh financial leverage terhadap Earning Per Share (EPS) PT. Berlian Laju Tanker Tbk. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen keuangan, khususnya yang berkaitan dengan financial leverage dan pengaruhnya terhadap EPS. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan pelayaran dalam penggunaan financial leverage serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan investasi yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko atas investasi dananya. 12