II. BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODOLOGI. = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah dari pengamatan σ i ε ij

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

II. BAHAN DAN METODE. Keterangan : Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

PRODUKSI, NILAI PRODUKSI LELE BUDIDAYA DAN PENINGKATAN PENERIMAAN PEMBUDIDAYA MELALUI PENAMBAHAN NILAI PADA IKAN LELE DUMBO (Clarias DIMAS BUDIMAN

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

PERANAN UKURAN PANEN IKAN LELE DUMBO Clarias sp. DALAM PENINGKATAN PENERIMAAN PEMBUDIDAYA RIAN PRADIATMA

IV. HASIL DA PEMBAHASA

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Persentase endapan limbah padat = x 100%

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

V. GAMBARAN UMUM CV JUMBO BINTANG LESTARI Lokasi Perusahaan dan Sejarah Perkembangan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian

3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

II. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

Gambar 3. Grafik Biomassa cacing sutra oligochaeta selama percobaan.

BAB 4. METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

III. BAHAN DAN METODE

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga PENDAHULUAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

BAB III BAHAN DAN METODE

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Maret 2013 di

III. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

BAB III METODE PENELITIAN

Jumlah ikan awal (ekor) , , , , ,6 ANOVA. Sum of Squares df Mean Square F Sig.

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. METODE PENELITIAN

PELUANG BISNIS BUDIDAYA LELE SANGKURIANG. Bambang Sumarsono TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011

Transkripsi:

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian teknologi budidaya sepenuhnya meggunakan pakan komersil pada kolam air tenang (teknologi 1) dan teknlogi budidaya menggunakan pakan pengganti berupa limbah RPA pada kolam air mengalir (teknologi 2) dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2011. Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda, yaitu teknologi 1 dilakukan di Desa Gunung Sindur, Kecamatan Ciseeng dan teknologi 2 dilakukan di Desa Iwul, Kecamatan Parung. Pengambilan data penunjang seperti pengukuran kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur dan analisis proksimat limbah RPA dilakukan di Laboratorium Nutrisi Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2.2 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menggunakan dua teknologi budidaya, yaitu teknologi dan teknologi 2, masing-masing teknologi menggunakan 3 kolam sebagai ulangan. Analisis data menggunakan menggunakan program Ms. exel 2007 dan SPSS 16.0 menggunakan uji nilai tengah (t-test). 2.3 Parameter Uji Parameter yang diamati yaitu jumlah konsumsi pakan (JKP), survival rate (SR), laju pertumbuhan harian (LPH), dan parameter fisika-kimia perairan. 2.3.1 Jumlah Konsumsi Pakan Jumlah konsumsi pakan digunakan untuk mengetahui jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan dengan cara menjumlahkan bobot pakan yang dihabiskan setiap pemberian pakan. 3

2.3.2 Derajat kelangsungan hidup (survival rate, SR) Derajat kelangsungan hidup atau survival rate (SR) adalah nilai perbandingan antara jumlah ikan yang hidup hingga akhir pemeliharaan dengan jumlah pada awal pemeliharaan. Perhitungan SR menggunakan persamaan yang dinyatakan oleh Goddard (1996) yaitu sebagai berikut: SR = x 100% Keterangan : N t = Jumlah ikan akhir pemeliharaan = Jumlah ikan awal pemeliharaan N o 2.3.3 Laju Pertumbuhan Harian Laju pertumbuhan harian ikan lele dihitung berdasarkan persamaaan Huisman (1987) yaitu sebagai berikut: LPH = - 1 x100 % Keterangan : LPH : Laju pertumbuhan harian (%/hari) Wt : Bobot rata-rata ikan pada hari ke- t (g) Wo : Bobot rata-rata ikan pada hari ke -0 (g) t : Waktu (hari) 2.3.4 Parameter fisika dan kimia Parameter fisik dan kimia yang diamati yaitu suhu, oksigen terlarut (dissolved oxygen: DO), ph, TAN (total amonnia nitrogen), alkalinitas, dan kesadahan yang diukur setiap 10 hari sekali. Parameter fisika dan kimia air yang diamati beserta satuannya dan metode analisisnya dengan alat yang digunakan tersaji dalam Tebel 1 di bawah ini. 4

Tabel 1. Parameter fisika kimia air dan alat serta metode yang digunakan. Parameter Satuan Interval Pengukuran (hari) Metode Alat Suhu o C 10 - Termometer DO mg/l 10 Winkler Botol BOD, gelas ukur, syring, erlenmeyer ph Unit 10 Phenat ph tester TAN mg/l 10 Titrimetri Spektofotometer Alkalinitas mg/l CaCO 3 10 Titrimetri Gelas ukur, syring, erlenmeyer Kesadahan mg/l CaCO 3 10 Titrimetri Gelas ukur, syring, erlenmeyer 2.4 Pengelolaan Budidaya Pengelolaan budidaya teknologi 1 dan teknologi 2 memiliki kesamaan antara lain yaitu penebaran, sampling, pencegahan penyakit, dan pemanenan. 2.4.1 Penebaran Benih ikan lele yang ditebar berukuran 12-13 cm dengan padat penebaran 120 ekor/m 3. Benih berasal dari daerah Kampung Lele Desa Babakan, Bogor. Sebelum ditebar ke kolam pemeliharaaan, benih yang baru tiba dimasukkan ke dalam kolam sortir terlebih dahulu selama sehari. Benih diangkut menggunakan drum plastik dari kolam sortir ke kolam pemeliharaan selanjutnya benih ditebar di kolam pemeliharaan. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari. 2.4.2 Sampling Sebelum penebaran ikan terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang dan bobot ikan melalui pengambilan contoh secara acak dari tempat penampungan ikan sementara atau kolam stok sebanyak 30 ekor. Setelah itu setiap 10 hari sekali pengukuran diulang kembali dengan mengambil 30 ekor contoh secara acak dari setiap kolam, pengukuran meliputi kualitas air dan bobot ikan. Ikan diambil secara acak di tiga titik pengambilan dari setiap kolam menggunakan serokan kemudian ikan dimasukkan ke dalam ember berukuran 10 liter. Setelah itu ikan ditimbang seberat 1 kg, kemudian jumlah ikan dalam 1 kg dihitung. 2.4.3 Pencegahan penyakit Pencegahan penyakit dilakukan dengan cara pemberian obat berupa antibiotik dan vitamin C (ascorbic acid) pada teknologi 1 dan teknologi 2 ketika 5

nafsu makan ikan berkurang, pemberian dilakukan dengan cara dilarutkan ke dalam air, dosis yang digunakan yaitu 1 gram/kg pakan diberikan pada 4 hari diawal pemeliharaan pada teknologi 1 dan 3 gram/kg pakan pada saat sehari sebelum pakan beralih ke pakan limbah RPA pada teknologi 2. Setiap 1 kg pakan dicampur ke dengan 250 ml air selanjutnya pakan direndam selama 5-10 menit, setelah itu pakan dapat diberikan ke ikan lele. 2.4.4. Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah sebagian besar bobot rata-rata ikan mencapai ukuran 6-10 ekor/kg atau ukuran daging. Sehari sebelum pemanenan ikan tidak diberi makan atau dipuasakan, hal ini bertujuan agar tidak mengurangi penyusutan bobot ikan ketika sampai ke pembeli dan mencegah penurunan kualitas air selama pengangkutan akibat kotoran ikan. Panen dilakukan pada saat pagi atau sore hari. Kolam pemeliharaan disurutkan menggunakan pompa selama 2-3 jam, air bekas pemeliharaan dibuang ke saluran air. Sambil menunggu kolam surut, dilakukan juga pemanenan dengan menggunakan jaring, hal ini bertujuan untuk menghemat waktu. Setelah kolam surut, ikan lele akan berkumpul di sudut kolam yang rendah atau di kamalir. Pemanenan dapat dilakukan dengan menyerok ikan dan kemudian dimasukkan ke dalam drum plastik untuk kemudian diangkut ke wadah penyortiran. Wadah penyortiran berupa terpal yang pinggirnya dibatasi dengan kayu atau paralon 2 inci, ikan disortir dan dimasukkan ke kolam penampungan sementara berdasarkan ukurannya yaitu ukuran daging 6-10 ekor/kg, ukuran BS 5-4 ekor/kg, ukuran SS >3 ekor/kg, ukuran sortiran >11 ekor/kg dan ikan kuning. Setelah disortir berdasarkan ukurannya ikan kemudian diserok dan ditimbang bobotnya, kemudian ikan dimasukkan ke dalam drum plastik dan siap untuk ditransportasikan. 2.4.5 Paket teknologi budidaya 1 2.4.5.1 Persiapan kolam Wadah yang digunakan yaitu berupa kolam tanah yang dibatasi pematang dengan ukuran kolam yaitu 16 x 7,5 x 1,7 m sebanyak 3 kolam dengan air yang tetap (stagnan) setinggi 1,5 m. Persiapan wadah dilakukan sebelum benih ikan 6

lele ditebar ke kolam pembesaran. Persiapan wadah terdiri dari perbaikan pematang, pengolahan tanah, dan pengisian air. Pematang berupa tumpukkan karung yang diisi tanah kemudian dipadatkan, pembentukan pematang bertujuan agar ikan lele tidak melubangi tanah dan mencegah rusaknya pematang. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mengangkat lumpur dan sisa pakan yang terdapat di dasar kolam ke pematang dan membalik tanah dasar. Pengisian air kolam menggunakan air yang berasal dari sumur. Kolam pemeliharaan dibiarkan ditumbuhi tanaman eceng gondok, tanaman ini berfungsi untuk mengurangi amonia yang tinggi akibat tidak adanya pergantian air dan mengurangi fluktuasi suhu. 2.4.5.2 Pemberian pakan Pada teknologi pakan komersil (teknologi 1) pakan diberikan dari awal tebar sampai ikan siap panen ukuran 6-10 ekor/kg (ukuran daging). Komposisi pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2 dengan ukuran pelet 2 mm. Pelet diberikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore secara at satiation (sekenyangnya). Ikan yang baru dimasukkan ke kolam tidak diberi pakan selama 1-2 hari karena ikan masih stres, ikan dibiarkan memakan pakan alami yang ada di kolam. Setelah itu ikan diberi pakan yang direndam air selama 5-10 menit, hal ini dimaksudkan agar pakan yang diberikan mengembang di luar lambung ikan. Setelah ikan dipuasakan, nafsu makan ikan menjadi tinggi sehingga porsi makan ikan lele meningkat. Jika mengembang di dalam lambung ikan lele akan memuntahkan pakan sehingga menyebabkan ikan menjadi streas selain itu pakan yang dimuntahkan akan mencemari air pemeliharaan. Jumlah air yang digunakan yaitu 250 ml air untuk 1 kg pakan selama 4 hari di awal pemeliharaan, setelah itu pemberian pakan dapat langsung dilakukan tanpa perendaman air sampai ikan panen. Sehari sebelum panen ikan tidak diberi pakan yang bertujuan mencegah penurunan bobot ketika sampai ke pembeli dan mencegah penurunan kualitas air selama pengangkutan akibat kotoran ikan. 7

Tabel 2. Komposisi pakan komersil yang digunakan pada teknologi 1. Analisis proksimat Persentase Protein kasar 32% Kadar air 12% Lemak kasar 5% Serat kasar 6% Abu 8% 2.4.6 Paket teknologi budidaya 2 2.4.6.1 Persiapan kolam Wadah budidaya pada teknologi 2 berupa kolam tanah berukuran 10 x 10 x 1,5 m sebanyak tiga kolam dengan ketinggian air 1,2 m. Kolam dibatasi dengan pematang berupa tumpukkan karung yang dipadatkan. Persiapan wadah dilakukan sebelum benih ikan lele ditebar ke kolam pembesaran. Persiapan wadah terdiri dari perbaikan pematang, pengolahan tanah, dan pengisian air. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mengangkat lumpur dan sisa pakan yang terdapat di dasar kolam ke pematang dan membalik tanah dasar. Pengisian air menggunakan aliran irigasi persawahan dan mata air sehingga terdapat aliran air dengan debit air yang mengalir yaitu 1,2 liter/detik. 2.4.6.2 Pemberian pakan Ikan yang baru ditebar di kolam pemeliharaan dipuasakan terlebih dahulu selama 1-2 hari, setelah itu ikan diberi pakan komersil sampai hari ke-30 kemudian dilanjutkan dengan pemberian pakan limbah RPA sampai panen. Komposisi pakan terdapat pada Tabel 2 dengan ukuran pelet 2 mm. Pelet diberikan sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari secara at satiation (sekenyangnya). Pakan pengganti berupa limbah rumah pemotongan ayam yang terdiri dari usus ayam, darah ayam dan daging ayam giling hingga 25 hari. Sebelum beralih ke pakan limbah rumah pemotongan ayam ikan diberi pakan komersil yang diperkaya dengan obat dan vitamin C (ascorbic acid) yang bertujuan meningkatkan ketahanan tubuh ikan, selanjutnya ikan dipuasakan selama sehari agar ketika diberi pakan limbah rumah pemotongan ayam ikan segera memakannya karena nafsu makan ikan menjadi tinggi. 8

Pakan limbah rumah pemotongan ayam diberikan sebanyak 1 kali sehari pada waktu sore hari secara at satiation. Sebelum diberikan pada ikan, pakan yang berupa limbah usus dicacah terlebih dahulu agar ukurannya menjadi lebih kecil sehingga ikan lele mudah untuk menelannya terutama pakan usus yang sering tercampur bulu ayam. Limbah yang tidak termakan seperti bulu ayam akan terbawa mengikuti aliran air. Tabel 3. Komposisi pakan komersil di awal pemeliharaan pada teknologi 2. Analisis Proksimat Persentase Protein kasar 31% Kadar air 13% Lemak kasar 3% Serat kasar 6% Abu 13% 2.5 Analisis Usaha Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang digunakan untuk menghitung besarnya keutungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha dalam waktu satu tahun. Analisis usaha dilakukan dengan m etode deskriptif kuantitatif, analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis payback period (PP), dan analisis break even point (BEP). 2.5.1 Break even point (BEP) BEP digunakan untuk mencari kapan waktu untuk mencapai titik impas. break even point (BEP) terdiri dari BEP harga dan BEP produksi menurut Martin (1991): a) BEP penerimaan menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika memperoleh penerimaan sebesar nominal tertentu. BEP penerimaan dihitung menggunakan rumus berikut: BEP (Rp) = 9

b) BEP produksi menunjukkan bahwa produksi dikatakan impas jika telah melakukan penjualan sebesar jumlah ikan (kg) tertentu. BEP unit dihitung menggunakan rumus berikut: BEP (Kg) = 2.5.2 Reveneu Cost Ratio (R/C Ratio) Nilai R/C Ratio digunkan untuk melihat besarnya uang yang akan dihasilkan jika menanamkan modal sebesar Rp 1 (Rahardi et al., 1998). R/C dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: R/C Ratio = 2.5.3 Payback Period Analisis waktu pengembalian modal bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukana untuk mengembalikan biaya investasi yang telah dikeluarkan dalam suatu usaha (Martin, 1991): PP = (Total Investasi)/(keuntungan per tahun) x 1 tahun 2.4.4 Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi merupakan nilai atau biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit produk (Rahardi et al., 1998): HPP dihitung menggunakan rumus berikut : HPP = 10