BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006), 5.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek yang selalu dan harus ada dalam

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Allah berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mujadilah ayat 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang diperintahkan Allah SWT kepada manusia untuk memeluknya secara utuh dan menyeluruh. Ajaran Islam ini diperuntukan bagi manusia sebagai petunjuk ke jalan yang lurus ketika melaksanakan tugas-tugas hidup serta mencapai tujuan hidup di dunia ini.1 Dengan demikian ajaran Islam diciptakan oleh Allah sesuai dengan proses dan tujuan hidup manusia dimuka bumi. Untuk dapat memahami dan mengetahui Islam secara menyeluruh dan mendalam, maka tidak ada jalan lain kecuali melalui pendidikan. Pendidikan dalam Islam merupakan kewajiban. Kewajiban tersebut secara tegas dinyatakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist yang artinya: Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim laki-laki dan perempuan. (HR. Bukhari dan Muslim). Allah menempatkan orang-orang yang berilmu pengetahuan pada posisi yang tinggi dan mulia, sebagaimana dalam firman Allah: Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.(qs. Al-Mujadalah:11).2 Disamping itu pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1 butir a. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.3 1 Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, Q.S Al-Mujadalah ayat 11, Balai Pustaka, Jakarta, 2007, hal. 205 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hal. 8 1

2 Secara umum pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4 Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Pendidikan berguna untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan anak didik yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam proses keseluruhan pendidikan disekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Dengan belajar akan terjadi perubahan-perubahan pada diri manusia baik yang terkait dengan domain efektif, kognitif maupun psikomotorik. Guru atau orang tua dapat mengarahkan belajar siswa dengan menunjukkan sumber pengalaman belajar, menyajikan bahan belajar dan juga memotivasi siswa supaya menyukai pelajaran yang diberikan saat di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Oleh karena itu, setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara maksimal dan penuh tanggung jawab dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran dapat diamati dan diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar. Semakin baik respon dan aktivitas belajar siswa maka semakin tinggi pula keberhasilan pembelajaran, hal tersebut berlaku pada setiap mata pelajaran yang ada di sekolah termasuk Madrasah Aliyah (MA). 4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Op.Cit, hal. 2

3 Madrasah Aliyah (MA) adalah jenjang pendidikan formal di Indonesia yang setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Kurikulum di MA sama dengan di SMA, hanya saja pada MA terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam (PAI) diantaranya Al Qur an, Hadist, Aqidah Akhlaq, Fiqih, Bahasa Arab, serta Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). SKI merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan Islam, semua dapat dilihat dari isi materi SKI itu sendiri yang membahas tentang sejarah dan kebudayaan islam. Namun pada umumnya guru menyadari bahwa dalam proses penyampaian materi yang paling cocok dengan SKI adalah metode ceramah, akan tetapi penggunaan metode yang monoton akan membuat siswa jenuh dan akibatnya siswa tidak mampu menerima materi yang diajarkan dengan efektif karena dalam metode ceramah guru yang lebih aktif, sedangkan siswa lebih pasif, disamping itu alokasi waktu pembelajaran biasanya akan terkuras banyak hanya untuk penyampaiaan materi saja. Maka dari itu harus ada variasi dalam penggunaan metode pembelajaran dari seorang guru dalam proses pembelajaran. Selama ini kelemahan utama dalam pembelajaran mata pelajaran SKI adalah pendekatan yang terlalu monoton, yaitu melalui metode ceramah. Metode pembelajaran SKI secara konvensional seperti ceramah memang masih dibutuhkan, akan tetapi harus diimbangi dan divariasikan dengan metode lain yang sifatnya bisa mendukung metode yang sudah ada sebelumnya. Sehingga pelajaran terlihat lebih menarik dan siswa tidak merasa bosan dan jenuh. Jadi sangatlah penting adanya metode lain yang mendukung metode ceramah dalam mata pelajaran SKI demi suksesnya pembelajaran tersebut. Berkaitan dengan masalah diatas, peneliti juga menemukan keragaman masalah yang timbul dalam pembelajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro kelas XII, diantaranya para siswa jarang mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan mata pelajaran, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, keaktifan siswa dalam mengemukakan

4 pendapat juga masih kurang, sebagian besar siswa tidak ingat dengan baik isi materi yang sudah diberikan guru SKI pada pertemuan sebelumnya, dan disamping itu juga respon dan aktivitas belajar siswa kelas XII cukup rendah. Berdasarkan hasil Observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kelas XII IPA MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan. Diperoleh keterangan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran SKI setelah mengikuti 2 kali test formatif yaitu (51,67%) siswa yang mencapai nilai ketuntasan maksimal sedangkan (48,33%) siswa memperoleh nilai dibawah KKM pada pembelajaran SKI. Dapat disimpulkan rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi karena respon dan aktivitas belajar yang kurang baik dan metode pembelajaran yang monoton dari guru, padahal sebelum pembelajaran dimulai, sebaiknya guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan di pertemuan sebelumnya, agar siswa bisa lebih mengingat materi yang telah disampaikan, sehingga terjadi pembelajaran yang lebih aktif yang dapat berpengaruh ke hasil belajar siswa. Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan khususnya di MA Futuhiyah Jeketro kelas XII, maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam hal merespon pelajaran dan juga untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran SKI. Penggunaan metode pembelajaran Reconnecting (Menghubungkan Kembali) di MA Futuhiyah Jeketro pada pelajaran SKI diharapkan pembelajaran akan lebih berkesan dan menarik sehingga dapat membangkitkan dan menumbuhkan minat belajar siswa kelas XII. Dengan menghubungkan kembali materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya disertai beberapa pertanyaan dari guru mata pelajaran diharapkan siswa lebih siap menghadapi pelajaran sehingga siswa lebih responsif disetiap mata pelajaran SKI. Sebagai contoh ketika guru mengajukan pertanyaan tentang materi SKI Gerakan Pembaharuan Islam yang sudah diajarkan dipertemuan sebelumnya, hal tersebut dimaksudkan untuk memancing daya ingat siswa dan respon siswa. Ketika hal tersebut dilakukuakn secara berulang-ulang secara otomatis

5 akan melatih respon siswa terhadap pembelajaran. Disisi lain suasana belajar siswa juga akan lebih meningkat dan komunikasi guru dan murid akan terjalin lebih baik, sehingga dapat tercipta pembelajaran yang aktif dan interaktif pada mata pelajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro khususnya kelas XII. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui proses dan memandang perlu mengadakan penelitian tentang Penerapan Metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam Meningkatkan Respon dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Fokus Penelitian Penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Dan batasan masalah penelitian kualitatif disebut fokus penelitian.5 Penilitian ini adalah tentang penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran SKI di MA Futuhiyah Gubug Grobogan tahun pelajaran 2014/2015, yang secara rinci di fokuskan pada penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa. C. Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat diambil beberapa pokok permasalahan yang menjadi bahan kajian peneliti, yaitu: 1. Bagaimana penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa kelas XII pada mata palajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan? 2. Apa kendala yang dihadapi pada penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas 5 Sugiyono, Metode Peneitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung, 2010, hal. 285-286

6 belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan? 3. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala pada penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan? D. Tujuan Penelitian Secara umum, studi ini bertujuan untuk mencari, mengumpulkan data dan mencari informasi yang kemudian dianalisis dan ditata secara sistematis dalam rangka menyajikan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang penelitian yang berjudul Penerapan Metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam Meningkatkan Respon dan Aktivitas Belajar Siswa kelas XII Pada Mata Pelajaran SKI di Madrasah Aliyah Fatuhiyah Jeketro Gubug Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa kelas XII pada mata palajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan. 2. Untuk melihat Kendala yang dihadapi dalam penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) untuk meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran SKI di MA. Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan. 3. Untuk mencari upaya yang dapat dilakukan di dalam mengatasi kendala pada penerapan metode Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran SKI di MA Futuhiyah Jeketro Gubug Grobogan.

7 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Sebagai sumbangsih dalam bentuk karya ilmiah yang kiranya bermanfaat sebagai perbendaraan kepustakaan terutama, dalam dunia pendidikan, khususnya pemahaman guru tentang pelaksanaan metode pembelajaran Reconnecting (Menghubungkan Kembali) dalam meningkatkan respon dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran SKI. 2. Manfaat praktis, beberapa manfaat praktis yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: a. Bagi Madrasah Sebagai masukan ataupun pengetahuan tambahan bagi lembaga pendidikan khususnya bagi MA di Kabupaten Grobogan mengenai metode-metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan berfikir siswa terutama keterampilan siswa dalam merespon pelajaran dengan mudah dan meningkatkan aktivitas belajar siswa, agar tercipta suasana belajar yang efektif. b. Bagi Guru Memberikan masukan serta pengetahuan tambahan kepada segenap guru MA. Khususnya Guru mata pelajaran SKI di seluruh Kabupaten Grobogan tentang hal yang berkaitan ataupun berhubungan erat dengan bagaimana meningkatkan respon atau aktivitas belajar siswa terhadap pelajaran yang sudah diajarkan. c. Bagi Siswa Siswa dapat belajar lebih aktif dan memperoleh hasil belajar yang maksimal khususnya dalam mata pelajaran SKI.