Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi

dokumen-dokumen yang mirip
Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring

KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEKNIS BUBUK POLISAKARIDA LARUT AIR KULIT KOPI TEREKSTRAKSI PADA VARIASI SUHU

Enkapsulasi Ekstrak Antioksidan Kulit Buah Kopi Dengan Menggunakan Kombinasi Gum Arab dan Tapioka Teroksidasi Sebagai Bahan Pengkapsul ABSTRAK

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

Bab III Bahan dan Metode

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI POLISAKARIDA LARUT AIR DARI KULIT KOPI VARIETAS ARABIKA (Coffea arabica) DAN ROBUSTA (Coffea canephora)

TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH. Ir. Sutrisno Koswara, MSi

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

III. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. membentuk lapisan kompleks yang menyelimuti inti. Bahan inti yang dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

III. METODE PENELITIAN

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

KARAKTERISTIK BUBUK EKSTRAK KULIT BUAH JERUK MANDARIN (Citrusreticulata)PADA PERLAKUAN LAMA MASERASI DAN KONSENTRASI MALTODEKSTRIN ABSTRACT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

KAJIAN PEMBUATAN KOPI JAHE CELUP (STUDY OF GINGER COFFEE BAG PREPARATION)

PENGOLAHAN KOPI BUBUK. Beberapa jenis olahan kopi biji

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

ROASTING KOPI CELUP Industri pengolahan kopi pada umumnya menggunakan bahan baku biji kopi Arabika dan Robusta dengan komposisi perbandingan

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

III. BAHAN DAN METODE

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol.

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Di industri pangan, penerapan teknologi nanoenkapsulasi akan memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

A. Tahapan Proses Pembuatan Coklat

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBEDAAN METODE PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS PRODUK KOPI INSTAN KARYA ILMIAH

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

ABSTRAK HIBAH KOMPETENSI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

ABSTRAK

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia

BAB III METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah temu kunci (Boesenbergia pandurata)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

III. METODE PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Kimia Universitas

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

masyarakat adalah keju, yoghurt, kefir, maupun susu fermentasi (Siswanti,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

DEKSTRIN, TEKNOLOGI DAN PENGGUNAANNYA

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 6. Kerangka penelitian

Transkripsi:

Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi Peneliti : Dr. Puspita Sari, S.TP, MPh 1 Sumber Dana Diseminasi : BOPTN Universitas Jember : belum ada 1 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik minyak kopi yang dienkapsulasi menggunakan PLA kulit kopi sebagai pensubstitusi gum arab dan menentukan seberapa banyak PLA kulit kopi sebagai pensubstitusi gum arab yang menghasilkan minyak kopi terenkapsulasi dengan karakteristik yang baik. PLA dari kulit kopi diperoleh dengan ekstraksi menggunakan air pada suhu 90 0 C selama 3 jam, kemudian dipekatkan dan dikeringkan. Minyak kopi diekstrak dari biji kopi yang disangrai pada suhu 180 0 C dengan pelarut heksan menggunakan metode soxhlet, heksan diuapkan dengan rotavapor. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui konsentrasi padatan total (gum arab) dan jumlah minyak yang ditambahkan yang menghasilkan enkapsulasi minyai kopi terbaik. PLA kulit kopi digunakan untuk mensubstitusi gum arab pada hasil enkapsulasi terbaik. Minyak kopi dienkapsulasi menggunakan campuran gum arab dan PLA kulit kopi dengan konsentrasi padatan (10 atau 15%), jumlah minyak kopi (15, 22,5 atau 30% terhadap padatan). Enkapsulasi minyak kopi menggunakan gum arab 15 % dan minyak kopi 22,5% menghasilkan minyak kopi terenkapsulasi paling baik, dengan aroma cukup kuat, nilai TBA dan higroskopisitas tidak terlalu tinggi dan efisiensi enkapsulasi cukup tinggi dibandingkan perlakuan lain. Minyak kopi terenkapsulasi tersebut digunakan untuk penelitian selanjutnya, dengan perlakuan substitusi gum arab menggunakan polisakarida larut air (PLA) kulit kopi. Rasio PLA:gum arab yang digunakan untuk enkapsulasi adalah 0:100, 20:80, 40:60, dan 50:50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak kopi terenkapsulasi yang dibuat dengan konsentrasi PLA kulit kopi lebih tinggi mempunyai efisiensi enkapsulasi, higroskopisitas dan nilai TBA lebih tinggi, kecerahan menurun, warna lebih gelap dan aroma minyak kopi relatif sama. PLA kulit kopi sebagai pensubstitusi gum arab yang dapat menghasilkan minyak kopi terenkapsulasi dengan sifat yang baik adalah substitusi 40 %. Kata kunci : minyak kopi, enkapsulasi, polisakarida larut air, kulit buah kopi, gum arab 1

Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi Peneliti : Dr. Puspita Sari, S.TP, MPh 1 Mahasiswa Terlibat : Septy Handayani 2 Sumber Dana Kontak email Diseminasi : BOPTN Universitas Jember : poespitha_s@yahoo.com : belum ada 1 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember 2 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember EXECUTIVE SUMMARY Latar Belakang dan Tujuan Penelitian Biji kopi mengandung minyak antara 7-17 %. Kopi arabika mengandung minyak lebih tinggi, rata-rata sekitar 15 %, sedangkan kopi robusta rata-rata hanya mengandung minyak 10%. Minyak kopi dapat diperoleh dari biji kopi (green coffee oil) atau dari kopi biji yang telah disangrai (roasted coffee oil). Proses penyangraian menghasilkan senyawa yang bertanggung jawab terhadap flavor kopi. Minyak kopi yang diperoleh dari biji kopi sangrai dapat digunakan sebagai flavoring. Penggunaan minyak kopi tersebut antara lain untuk memperbaiki minuman yang berbahan dasar kopi (coffee beverages), sebagai flavoring pada makanan antara lain permen (candies), kue, dan pudding (Frascareli dkk., 2012). Minyak kopi mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga mudah teroksidasi dan timbul bau dan rasa tidak enak yang akan mengganggu fungsi minyak kopi sebagai flavoring. Salah satu upaya untuk mencegah kerusakan tersebut adalah dengan cara enkapsulasi. Beberapa peneliti telah menggunakan enkapsulasi untuk memperbaiki perlindungan minyak terhadap oksidasi yang sekaligus juga memperbaiki retensi senyawa volatil sehingga memperpanjang daya simpan minyak dan flavornya Gum arab sering digunakan dalam enkapsulasi minyak dan flavor 2

karena efisiensi enkapsulasi yang tinggi dan retensi senyawa volatil yang baik (Krishnan dkk., 2005; Fang dkk., 2005). Kulit buah kopi merupakan limbah pada pengolahan kopi. Selama ini kulit buah kopi dimanfaatkan sebagai kompos dan pakan ternak, namun tidak jarang hanya dibuang begitu saja. Jumlah kulit buah kopi cukup signifikan yaitu mencapai 40% dari buah kopi, dan kandungan pektin pada kulit kopi sebesar 6,5% (Gathuo dkk., 1991). PLA kulit buah kopi berpotensi digunakan sebagai bahan enkapsulan minyak kopi. Tujuan penelitian ini adalah : a. Mengetahui karakteristik minyak kopi yang dienkapsulasi menggunakan PLA kulit kopi sebagai pensubstitusi gum arab b. Menentukan seberapa banyak PLA kulit kopi sebagai pensubstitusi gum arab yang menghasilkan minyak kopi terenkapsulasi dengan karakteristik yang baik. Metodologi Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah kopi robusta limbah pengolahan kopi secara kering diperoleh dari petani kopi atau perkebunan di daerah Jember, kopi arabika diperoleh dari koperasi petani kopi di daerah Bondowoso. Bahan lain yang digunakan adalah gum arab, akuades, etanol, heksan, kertas saring, dietil eter, NaCl, TBA, TCA, HCl dan isobutanol. Ekstraksi polisakarida larut air kulit buah kopi Kulit buah kopi robusta limbah dari pengolahan secara kering dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan 70 mesh. Kulit buah kopi halus dicampur dengan aquades dengan perbandingan 1:5. Ekstraksi dilakukan dalam shaker waterbath selama 3 jam suhu 90 ºC kemudian disaring menggunakan kain saring. Filtrat yang diperoleh disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 20 menit. Supernatan dievaporasi menggunakan rotary evaporator hingga mengental (tersisa ± 1/3-1/4 bagian), selanjutnya diendapkan menggunakan etanol 97% dengan rasio antara etanol dan supernatan (3:1). Pengendapan dilakukan pada suhu kulkas selama 1 hari kemudian hasil endapan disentrifuse kembali dengan kecepatan 4000 rpm selama 20 menit sehingga PLA terpisah dari etanol dan aquades. Setelah itu PLA basah dikeringkan menggunakan freeze dryer. 3

Ekstraksi minyak kopi Kopi arabika disangrai 180 0 C selama 8 menit, kemudian digiling dan diayak 60 mesh. Kopi bubuk diekstrak menggunakan heksan dengan peralatan soxhlet. Heksan diuapkan dengan rotavapor. Minyak kopi yang diperoleh disimpan dalam botol gelap. PLA kulit buah kopi sebagai pensubstitusi gum arab pada enkapsulasi minyak kopi Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui konsentrasi padatan total (gum arab) dan jumlah minyak yang ditambahkan yang menghasilkan enkapsulasi minyai kopi terbaik. Minyak kopi dienkapsulasi menggunakan gum arab dengan konsentrasi padatan (10 atau 15%), jumlah minyak kopi (15, 22,5 atau 30% terhadap padatan). PLA kulit kopi digunakan untuk mensubstitusi gum arab pada hasil enkapsulasi terbaik. i. Pembuatan emulsi Bahan dinding (PLA dan gum arab dengan perbandingan tertentu dan konsentrasi tertentu) dilarutkan dengan akuades, pelarutan dibantu dengan pengaduk magnetik. Emulsi dibuat dengan mencampurkan minyak kopi dengan konsentrasi tertentu (hasil penelitian pendahuluan) ke dalam larutan PLA dalam homogenizer. ii. Proses spray drying Emulsi dimasukkan ke spray dryer LabPlant SD-05 (Huddersfield, England) dengan pengumpan pompa peristaltik melalui nozzle kecepatan aliran bahan 0,8 L/jam, kecepatan udara 36 m 3 /jam, kecepatan udara bertekanan 2,4 m 3 /jam, suhu pengeringan 170 0 C. Minyak kopi terenkapsulasi diamati efesiensi enkapsulasi, higroskopisitas, stabilitas oksidasi, kecerahan dan sensoris terhadap warna dan aroma. Analisis yang dilakukan : a. Efesiensi enkapsulasi, b.higroskopisitas, c. Stabilitas oksidasi (nilai TBA), d. Kecerahan dan e. Uji sensoris Hasil dan Pembahasan Enkapsulasi minyak kopi menggunakan gum arab Karakteristik minyak kopi yang dienkapsulasi menggunakan gum arab dapat dilihat pada Tabel 1. Enkapsulasi minyak kopi menggunakan gum arab 15% menghasilkan kapsul dengan efisiensi enkapsulasi, higroskopisitas, nilai TBA dan aroma lebih tinggi daripada menggunakan gum arab 10%, sedangkan kecerahan dan 4

hasil uji sensoris terhadap warna relatif tidak berbeda. Semakin banyak gum arab yang digunakan mampu memerangkap minyak kopi sehingga efisiensi enkapsulasinya lebih tinggi dan akibatnya aroma kopinya lebih kuat. Namun gum arab mudah menyerap air sehingga higroskopisitasnya lebih tinggi dan akibatnya nilai TBAnya juga lebih tinggi. Tabel 1. Karakteristik minyak kopi dienkapsulasi menggunakan gum arab Gum Minyak Efisiensi Higrosko- Nilai Kecerahan Sensoris arab (%) kopi (%) enkapsulasi positas TBA Warna Aroma 10% 15 49.47 ±0.55 16.81 ± 0.66 1.524 75.64 ± 0.36 6.7 4.2 22.5 45.10 ± 0.32 15.85 ± 0.64 1.698 75.00 ± 1.09 6.7 4.5 30 40.20 ± 0.68 13.90 ± 0.33 1.932 74.17 ± 0.09 6.6 5.2 15% 15 54.09 ± 0.07 16.97 ± 0.09 1.575 75.38 ± 0.18 6.6 4.4 22.5 50.04 ± 0.37 16.07 ± 0.47 1.808 75.26 ± 0.18 6.5 5.1 30 44.98 ± 0.14 14.46 ± 0.57 1.977 75.13 ± 0.26 6.5 5.3 Semakin banyak minyak kopi yang digunakan efisiensi enkapsulasinya lebih rendah karena bahan yang harus diperangkap lebih banyak. Minyak kopi bersifat hidrofob sehingga lebih banyak minyak kopi yang digunakan higroskopisitas hasil enkapsulasinya lebih rendah. Minyak kopi mempunyai asam lemak tidak jenuh yang mudah teroksidasi sehingga bila minyak kopi yang digunakan semakin banyak nilai TBAnya lebih tinggi. Minyak kopi mempunyai warna coklat kehitaman akibat penyangraian, sehingga bila minyak kopi yang digunakan semakin warna dan kecerahannya cenderung turun. Penyangraian mengembangkan aroma kopi, bila minyak kopi yang digunakan semakin banyak banyak aromanya semakin kuat. Enkapsulasi minyak kopi menggunakan gum arab 15 % dan minyak kopi 22,5% menghasilkan minyak kopi terenkapsulasi paling baik, dengan aroma cukup kuat, nilai TBA dan higroskopisitas tidak terlalu tinggi dan efisiensi enkapsulasi cukup tinggi dibandingkan perlakuan lain. Minyak kopi terenkapsulasi tersebut digunakan untuk penelitian selanjutnya, dengan perlakuan mensubstitusi gum arab menggunakan polisakarida larut air (PLA). PLA sebagai pensubstitusi gum arab pada enkapsulasi minyak kopi Karakteristik minyak kopi dienkapsulasi menggunakan PLA dan gum arab dapat dilihat pada Tabel 2. Minyak kopi yang dienkapsulasi menggunakan PLA lebih banyak efisiensi enkapsulasinya meningkat. PLA bila dilarutkan menghasilkan 5

larutan yang kental, hal ini meningkatkan stabilitas campuran emulsi yang sudah ada sehingga lebih mampu memerangkap dan mempertahankan minyak kopi. Tabel 2. Karakteristik minyak kopi dienkapsulasi menggunakan PLA dan gum arab Rasio PLA: Efisiensi Higrosko- Nilai Kecerahan Sensoris Gum arab enkapsulasi positas TBA Warna Aroma 0 : 100 50.04 ± 0.37 16.07 ± 0.47 1.808 75.26 ± 0.18 6.5 5.1 20 : 80 52.42 ± 0.55 18.32 ± 0.44 1.759 64.94 ± 0.09 5 4.9 40 : 60 54.55 ± 0.13 19.65 ± 0.61 1.998 60.06 ± 1.18 3.7 5.1 50 : 50 55.11 ± 0.15 21.87 ± 0.18 2.158 58.08 ± 1.09 2.3 5.1 Minyak kopi yang dienkapsulasi menggunakan PLA lebih banyak higroskopisitasnya meningkat. PLA banyak mengandung gula yang mempunyai sifat mudah menyerap air, sehingga higroskopisitasnya meningkat. Minyak kopi yang dienkapsulasi menggunakan PLA lebih banyak nilai TBAnya cenderung meningkat. Semakin banyak PLA yang digunakan untuk menggantikan gum arab nilai lebih bersifat higroskopis sehingga minyak kopi menjadi lebih mudah teroksidasi. Kecerahan diamati menggunakan colour reader dengan mengukur nilai L (lightness). Nilai L berkisar dari 0-100, 0 berwarna hitam dan 100 berwarna putih. Semakin tinggi nilai L maka kecerahannya meningkat. Minyak kopi yang dienkapsulasi menggunakan PLA lebih banyak kecerahannya menurun. Hal tersebut karena PLA kulit kopi mempunyai warna hitam kecoklatan atau lebih gelap daripada gum arab. Hasil penilaian panelis terhadap warna minyak kopi terenkapsulasi berkisar dari 2,3 6,5 (sedikit coklat gelap sampai putih kecoklatan mendekati putih kekuningan). Semakin banyak PLA kulit kopi yang digunakan untuk enkapsulasi warnanya menjadi lebih coklat. Hal ini karena PLA kulit kopi berwarna coklat kehitaman. Hasil penilaian panelis terhadap aroma kopi dari minyak kopi terenkapsulasi relatif tidak berbeda yaitu berkisar dari 4,9 5,1. Penggunaan PLA kulit kopi tidak mempengaruhi aroma kopi dari minyak kopi terenkapsulasi. PLA sebagai pensubstitusi gum arab yang dapat menghasilkan minyak kopi terenkapsulasi dengan sifat yang baik adalah substitusi 40 %. 6

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah : (1) Minyak kopi terenkapsulasi yang dibuat dengan konsentrasi PLA kulit kopi lebih tinggi mempunyai efisiensi enkapsulasi, higroskopisitas dan nilai TBA lebih tinggi, kecerahan menurun, warna lebih gelap dan aroma minyak kopi relatif sama. (2) PLA kulit kopi sebagai pensubstitusi gum arab yang dapat menghasilkan minyak kopi terenkapsulasi dengan sifat yang baik adalah substitusi 40 %. Kata kunci : minyak kopi, enkapsulasi, polisakarida larut air, kulit buah kopi, gum arab Referensi Fang, X., Shima, M., and Adachi, S., 2005. Effects of drying conditions on the oxidation of linoleic acid encapsulated with gum Arabic by spray-drying. Food Sci. Technol. Res. 11 (4), 380 384. Frascareli, E.C., Silva, V.M., Tonona,, R.V., and Hubinger, M.D. 2011. Pshysicochemical Properties of Coffee Oil Microcapsiles Produces by Spray Drying. Agro Bio Envases. 27-28 Desember 2011, Campinas Brasil. Krishnan, S., Bhosale, R., Singhal, R.S., 2005. Microencapsulation of cardamom oleoresin: evaluation of blends of gum Arabic, maltodextrin and a modified starch as wall materials. Carbohydr. Polym. 61 (1), 95 102. 7