Ringkasan Skripsi. Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun Menurut Syabi (2015) MEA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun Menurut Syabi (2015) MEA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. itu PT. Pegadaian (Persero) adalah salah satu solusinya. dengan mottonya Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yakni untuk memperoleh keuntungan namun ada pula perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Pendahuluan. kemiskinan di Indonesia masih di atas rata-rata. Kondisi ini semakin parah setelah

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi terlihat dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

Bab I. Pendahuluan. Syariah (LKMS) yang berbentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang semakin canggih sangat berpengaruh bagi sebuah perusahaan. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat membuat perusahaan mengalami kerugian. material bagi Perusahaan. Sifat materialitas dari nilai Piutang Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito serta kredit. Dengan adanya pemberian pinjaman kredit. Rakyat (BPR). Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penyediaan dana untuk perkembangan pembangunan atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pembiayaan bukan bank, yang menawarkan pemberian pinjaman baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan baru. Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan bangsa indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas. /pengertian-sistem-informasi akuntansi.html)sistem Informasi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan modal sebagai salah satu sarana dalam pengembangan unit usaha oleh para

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kondisi persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN I.1

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. bank dan lembaga keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fungsi

BAB IV ANALISIS FAKTOR 5C + 1S DALAM PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK BRI SYARIAH CABANG SURABAYA GUBENG

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari berbagai macam

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Jurusan Akuntansi OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan The Five C s of Credit dalam perjanjian kredit UMKM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis data yang akan dapat membantu penulis dalam melakukan penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

implementasi praktis gagasan tersebut nyaris tenggelam dalam sistem ekonomi

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

Transkripsi:

Ringkasan Skripsi Perkembangan perekonomian yang semakin pesat di era globalisasi ini menjadi pendorong bagi Negara berkembang seperti Indonesia untuk terus memperbaiki perekonomian bangsanya. Ditambah lagi fakta bahwa telah dimulai Masyarakat Ekomoni Asia (MEA) pada tahun 2015. Menurut Syabi (2015) MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagaangan bebas antara Negara-negara Asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Negara yang terlibat dalam MEA meliputi: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailan, Brunai Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar. Perdagangan bebas dampak dari (MEA) Masyarakat Ekonomi Asia ini menjadi peluang untuk Bangsa Indonesia dalam meningkatkan perekonomiannya, tentunya di barengi dengan perbaikan-perbaikan diberbagai sektor perekonomian. Salah satunya adalah dalam hal UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang menjadikan masyarakat lebih mandiri dan siap menghadapi persaingan ekonomi dewasa ini. Berkembangnya suatu Usaha Mikro Kecil dan Menengah tidak bisa di pisahkan dari pembiayaan, disinalah peran lembaga keuangan atau pun non-keuangan dalam memberikan pembiayaan kredit untuk (UMKM) Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Dilihat secara etimologi pembiayaan berasal dari kata biaya, dalam (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya memiliki arti uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dsb) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran. Dalam kontek ini penulis berkesimpulan pembiayaan yaitu uang yang dipinjamkan kreditur untuk keperluan operasional usaha debitur menurut Ridha (2005). Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 06/per/M.KUKM/I/2007 tentang petunjuk teknis program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro pola syariah bahwa pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya yang mewajibkan penerimaan pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad dengan pembayaran sejumlah bagian hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. Tujuan dari Pembiayaan menurut Muhamad (2005:17-18) terdiri atas dua yaitu bersifat makro dan mikro. Tujuan yang bersifat makro, antara lain: Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi, dengan adanya pembiayan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh dari pembiayaan. Pihak surplus dana menyalurkan kepada pihak yang minus dana. Meningkatkan produktivitas dan memberi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan daya produksinya. Membuka

lapangan kerja baru. Sedangkan tujuan yang bersifat mikro antara lain: Memaksimalkan laba, meminimalisasikan risiko kekurangan modal pada suatu usaha, pendayagunaan sumber daya ekonomi, Penyaluran kelebihan dana dari yang surplus dana ke yang minus dana. Pembiayaan yang dilakukan oleh lembanga non-keuangan seperti PT Pegadaian (Persero) juga memberikan kontribusi dalam perkembangan UMKM di Indonesia. Menurut Abdulkadir M dan Rilda M (2000:105) PT Pegadaian (Persero) adalah salah satu bentuk lembaga pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas yang berpenghasilan rendah. Pegadaian menyalurkan dananya kepada masyarakat yang membutuhkan dengan bunga yang relatif rendah dan pelayanan yang cepat. Dana tersebut biasanya digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhankebutuhan yang mendesak, misalnya biaya pendidikan anak di awal tahun ajaran, biaya pengobatan bagi keluarga yang sakit, biaya kebutuhan idul fitri dan lain-lain. PT Pegadaian (Persero) adalah salah satu bentuk lembaga pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana dalam waktu segera. PT Pegadaian ( Persero ) bertujuan untuk membantu golongan masyarakat ekonomi lemah dalam mengatasi kesulitan dana yang dibutuhkan segera. PT Pegadaian ( Persero ) juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lapisan bawah yang berpenghasilan rendah dengan mencegah dan menghindari praktek lintah darat dan Pegadaian gelap dengan bunga yang tinggi. Salah satu produk pembiayaan yang ditawarkan oleh PT Pegadaian (Persero) kepada masyarakat adalah Kreasi, KREASI (Kredit Ansuran Sistem Fidusia) adalah

pemberian pinjaman dengan sistem fidusia yang ditujukan bagi masyarakat pengusaha mikro kecil dan menengah, dengan menyalurkan dana kredit cepat, murah, serta mudah dalam pengurusannya dan menggunakannya sistem fidusia. (www.pegadaian.or). Sistem fidusia, fidusia menurut asal katanya berasal dari bahasa Romawi fides yang berarti kepercayaan. Menurut Undang-undang nomor 42 Tahun 1999, pengertian Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Dari keterangan tersebut penulis berkesimpulan sistem fidusia (Kreasi) disini adalah suatu kebijakan dari kreditur untuk debitur dalam memberikan kredit dengan jaminan suatu benda yang bisa dipercaya menjadi jaminan dari kredit tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Azmi Alfinovita dan Ganis Sukoharsono (2014) yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern pada Proses Pemberian Kredit UMKM (Studi pada PT. BPR Nusumma Jatim) Hasil dari penelitian ini adalah pengendalian intern atas prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh BPR Nusumma Jatim telah memadai. Dengan ada Pengendalian Internal yang memadai ini diharapkan mampu meminimalisir terjadinya kecurangan serta meminimalisir angka kredit bermasalah yang dihadapi oleh BPR Nusumma Jatim sehingga tidak akan menimbulkan kerugian untuk perusahaan. Dalam pemberian kredit suatu lembaga pembiayaan memiliki sistem atau tatanan aturan yang mempermudah tercapainya tujuan dari lembaga pembiayaan

tersebut. Suatu sistem perlu untuk di evaluasi guna meminimalisis kerugian yang menjadi penghambat tercapainya tujuan suatu lembaga. Dari penjelasan dan fakta diatas yang menjadi latar belakar penulis dalam penelitian dengan judul EVALUASI SISTEM PEMBIAYAAN KREDIT DENGAN AGUNAN SISTEM FIDUSIA ( KREASI ) ( Studi Kasus pada PT Pegadaian ( Persero ) Cabang Blitar ). Adapun tujuan dilakukannya penelitian tentang Evaluasi Sistem Pembiayaan Kredit dengan Agunan Sistem Fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian(Persero) Cabang Blitar ini adalah untuk mengetahui implementasi Sistem Pembiayaan Kredit Agunan dengan Sistem Fidusia (KREASI) pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif ialah data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Data tersebut mencangkup transkrip wawancara, catatan lapangan, dokumentasi (fotografi), videotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya menurut Emzir (2012:3). Dalam penelitian ini menggunakan analisis data dalam bentuk interaktif dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk membuat laporan hasil penelitian yaitu data-data yang terkait dengan sistem pembiayaan kredit agunan dengan sistem fidusia pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar. 2. Mengolah data-data mengenai sistem pembiayaan kredit agunan fidusia pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar.

3. Mengevaluasi sistem pembiayaan kredit agunan fidusia pada PT Pegadaian (Persero) dengan analisis kualitatif yaitu membandingkan teori mengenai sistem informasi akuntansi dengan penerapan sistem yang ada pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar. 4. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap system pembiayaan kredit dengan agunan sistem fidusia ( Kreasi) di PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar, dapat disimpulkan bahwa sistem pembiayaan kredit dengan agunan sistem fidusia yang ada di PT Pegadaian (Persero) dari segi Pengendalian Internalnya cukup baik dimana setiap transaksi mendapatkan otorisasi dari pihak yang berwenang, terdapat pemisahan tugas yang telah memadai sehingga hal tersebut cukup untuk mencegah penyalahgunaan wewenang, operasional PT Pegadaian(Persero) yang berjalan secara efektif. Dan pengendalian untuk pengajuan pembiayaan dengan dengan berbagai survey yang tujuannya untuk menjaga harta milik perusahaan agar tidak digunakan oleh nasabah yang tidak bertanggung jawab. Kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar, mulai sosialisasi Produk pembiayaan Kreasi oleh pihak Pegadaian kepada masyarakan, proses pegajuan kredit, pembayaran angsuran, syarat dan kebijakan kredit, prosedur pembiayaan, prosedur analisis kredit, prosedur pembayaran angsuran, prosedur deklarasi, Prosedur pelunasan kredit, dan prosedur penarikan barang jaminan, maka secara keseluruhan telah berjalan secara baik. Pembiayaan

kredit dengan agunan system fidusia (Kreasi) pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar jika dalam prespektif islam sewa modal (bunga pinjaman) bertentangan dengan ketentuan hutang piutang( Kredit) dalam islam yang menyatakan bahwa pengambilan manfaat (bunga) adalah riba. Berdasarkan data dari PT Pegadaian (Persero) Cabang Blitar, data daftar nasabah yang aktif dengan pengajuan Kredit agunan dengan system fidusia (Kreasi) di Pegadaian pada tahun 2012, 2013, dan 2014 dengan total jumlah 168 nasabah yang pernah menunggak dan mendapatkan denda karena tidak sesuai dengan jatuh tempo yang telah ditetapkansebesar 23 nasabah, jika diprosentase sebesar 13,7% dari total nasabah kredit agunan dengan sistem fidusia (Kreasi) dari keseluruhan nasabah, dan 86,3% lainnya sesuai jatuh tempo ( Lancar) dan selama tahun 2012 sampai 2015 berdasarkan wawancara dengan analis kredit beliau mengatakan samapai saat ini tidak ada dari nasabah kredit yang sampai mengalami kredit macet, sehingga menyebabkan penarikan barang jaminan, adapun masalah-masalah dalam pembayaran angsuran nasabah Kreasi masih dapat diberikan solusi dari pihak Pegadaian. Dari penjelasan ini bisa ditarik kesimpulan bahwa prosedur, sdm yang terkait pembiayaan kredit telah berjalan baik. Saran saya untuk meningkatkan jumlah nasabah Pembiayaan Kredit untuk usaha mikro sistem fidusia (Kreasi) Tim Pemasar harus lebih sering-sering lagi memberikan sosialisasi kemasyarakat agar masyarakat lebih mengenal Pembiayaan tersebut.