BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi dalam upaya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan taraf hidup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dengan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh, baik

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Negara maju dalam persaingan global. Berbagai perbaikan terus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang serba modern dan canggih ini, dimana perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pekerjaan yang sangat kompleks dan

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan hidup umat manusia yang mutlak dipenuhi dalam upaya untuk meningkatkan harkat, martabat, dan taraf hidup manusia. Dengan pendidikan manusia akan mengetahui beberapa hal tentang rahasia alam raya beserta manfaatnya untuk dapat melangsungkan dan melestarikan keturunan mereka serta mampu menjawab tantangan perubahan zaman. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi : ي رفع االله الذين امنوا منكم والذين اوتواالعلم درجت Artinya : Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa drajat 1 Lebih dari itu, pendidikan difungsikan sebagai usaha pengembangan nilainilai fitrah insaniah yang terdapat dalam diri manusia. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 di sebutkan: 1 Depag RI, al-qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Kumadasmoro Grafindo,1998),h. 911. 1

2 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. 2 Untuk merealisasikan arti pendidikan sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat 1 diatas ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah pendidikan harus mempunyai tujuan, selain itu pendidikan juga harus terencana, rencana inilah yang akan membawa pendidikan pada tujuan pendidikan. Dalam dunia pendidikan, perencanaan dalam mencapai tujuan pendidikan ini biasa disebut kurikulum Ada beberapa tujuan yang harus dimiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan. Tujuan-tujuan ini dapat disebutkan secara berurutan yakni tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional. 3 Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan pendidikan tertinggi di Indonesia. Tujuan ini sangat umum dan sangat ideal, sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 3 yaitu: Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab 4 2 Tim Penyusun, UU RI no 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Surabaya : Media Centre, 2005), h. 3 3 Hendyat Soetopo & Wasty Soemanto, Pembinaan Dan Pengambangan Kurikulun, (Jakarta: Bumi Aksara,1993), h. 27 4Tim Penyusun, UU RI op.cit, h. 8

3 Tujuan institusional. Sistem persekolahan di Indonesia adalah berjenjang yang melembaga pada suatu tingkatan. Untuk itu maka pada tiap lembaga juga digariskan adanya suatu tujuan pendidikan yang biasa disebut tujuan institusional. Tujuan ini handaknya mencerminkan dan menggambarkan tujuan nasional yang akan dicapai melalui lembaga pendidikan itu. Agar tidak terjadi penyimpangan, maka tiap tujuan institusional harus didahului dengan pengertian pendidikan, dasar pendidikan dan tujuan pendidikan nasional, hal ini disamping menghindari penyimpangan juga untuk menghindari salah penafsiran yang memungkinkan tidak tercapainya tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti program pengajaran di suatu lembaga pendidikan. Tujuan ini adalah hierarki dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional 5 Tujuan instruksional, tujuan ini adalah merupakan penjabaran terakhir dari tujuan-tujuan yang terdahulu dan lebih atas. Tujuan ini diharapkan dapat tercapai pada saat terjadinya proses pembelajaran secara langsung yang terjadi pada setiap hari. Dalam pelaksanaanya tujuan harus dirumuskan pada saat terjadinya, yakni setiap hari. Selain itu pelaksanaan tujuan ini harus dirumuskan pada saaaat penyusunan satuan pelajaran. 6 Semua tujuan diatas akan tercapai jika alat, sarana dan isi, atau tegasnya kurikulum yang dijadikan dasar relevan. Artinya sesuai dengan tujuan pendidikan 5 ibid., 32 6 ibid., 32

4 tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa kurikulum dapat membawa kita ke arah tercapainya tujuan pendidikan. Karena kurikulum merupakan isi dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, maka kurikulum berisi nilai-nilai atau cita-cita yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia. Karena pada hakikatnya proses pendidikan yang dijalankan adalah usaha untuk merealisasikan nilai-nilai dan ide tersebut. Berdasarkan pembahasan diatas, maka yang dimaksud kurikulum adalah rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta setaf pengajarnya. 7 Sejumlah ahli teori kurikulum juga berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi kegiatan-kegiatan yang di rencanakan. Melainkan juga peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah. Jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Namun menurut soedijarto. Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh para siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. 8 Ada bermacam-macam bentuk kurikulum dalam dunia pendidikan, diantara kurikulum itu adalah kurikulum terintegrasi (integratet curriculum). Kurikulum terintegrasi adalah suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batasbatas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan berbagai bahan pelajaran 7 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), h.5 8 Hendyat Soetopo dan Wasti Soemanto, Pengembangan dan Pembinaan Kurikulum, op.cit., h. 13

5 dalam bentuk unit atau keseluruhan. Kurikulum yang menggunakan pendekatan keterintegrasian ini merupakan suatu kurikulum dengan sistem totalitas yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan berinterakasi baik dari komponen dengan komponen maupun antar komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang di tentukan sebelumnya. pendekatan sistem ini menitik beratkan pada keseluruhan lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara bagian bagian dengan keseluruhan. Konsep keterintegrasian pada hakikatnya menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelengkapan, kompleksitas yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi antara komponenkomponennya (alisyahbana, 1974:17). Pengintegrasian kurikulum ini dimaksudkan dengan tujuan guna menciptakan pemahaman siswa yang menyeluruh. Hal ini dikarenakan Ada kecenderungan selama ini guru mengemas pengalaman belajar siswa terkotakkotak dengan tegas antara satu bidang study dengan bidang studi yang lainnya, pembelajaran yang memisahkan penyajian mata-mata pelajaran secara tegas hanya akan membuat kesulitan belajar bagi siswa, karena pemisahan seperti itu hanya akan memberikan pengalaman belajar yang bersifat artificial Pada dasarnya tujuan pendidikan yang pokok (hakiki, esensial, prinsipil) itu tetap karena berhubungan dengan sistem nilai atau pandangan hidup suatu bangsa. Akan tetapi, hal itu tidak berarti kurikulum pun harus statis, tidak pernah mengalami perubahan. Kurikulum harus terus dikembangkan sesuai keadaan zaman dan kebutuhan masyarakat. Masyarakat yang dinamis akan selalu

6 mengalami perkembangan, selalu menuntut adanya perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. 9 Maka sudah menjadi keharusan bagi dunia pendidikan untuk selalu mengembangkan kurikulum. SMP Al Hikmah merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan lembaga pendidikan Al Hikmah. Yayasan ini berdiri pada akhir dekade 80-an beralamat di Jalan Gayungsari IV/25 kecamatan Jambangan Surabaya Jawa Timur. Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah sendiri di dalamnya meliputi Play Group (PG), TK, SD, SMP, dan SMA. Sistem Pendidikan di Al Hikmah menerapkan full day school (pendidikan sepanjang hari). Berbeda dengan sekolah pada umumnya, SMP Al Hikmah menerapkan konsep integrated actifity dan integrated curriculum, artinya seluruh program dan aktivitas anak yang ada di sekolah mulai belajar, bermain, makan dan beribadah dikemas dalam satu sistem pendidikan. Pendidikan dasar di Indonesia, mewajibkan setiap anak usia sekolah untuk menempuh pedidikan dasar 9 tahun. Dengan asumsi 6 tahun di bangku Sekolah Dasar (SD) dan 3 tahun di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tertantang untuk ikut mensukseskan pendidikan dasar 9 tahun, pengelola Lembaga Al Hikmah berkomitmen untuk membangun lembaga pendidkan yang terintegrasi dan berkelanjutan, Komitmen Lembaga Al Hikmah ini semakin kuat 9 Burhan Nurgiantoro, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta: BPFE, 1988), h.

7 dengan adanya tuntutan dari para wali murid SD Al Hikmah yang menginginkan anak mereka untuk dididik dilembaga yang sama (Lembaga Al Hikmah). Kompleksitas permasalahan sosial juga ikut melatar belakangi berdirinya SMP Al Hikmah. Merajalelanya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, tawuran antar pelajar, minum-minuman keras, merebaknya pornografi dan lain sebagainya merupakan contoh permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Sebagai filter dari itu semua, pendidikan agama merupakan sebuah keniscayaan. Bertolak dari pemikiran itu, Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah berkomitmen mendirikan SMP Al Hikmah, yang diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang mampu menghadapi problematika sosial tersebut. Oleh karena itu, didirikanlah SMP Al Hikmah pada tahun 2000 dengan visi menjadi sekolah Islam yang mampu melakukan perubahan bagi lingkungannya ke arah kehidupan yang Islami berdasarkan al-qur an dan sunnah Rasul. Pada prinsipnya, Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah memiliki delapan kualitas pelayanan, yaitu Performance (amanah dan professional), features (selalu berdasarkan al-qur an dan sunnah Rasul), Reability (akhlak mulia dan prestasi akademis optimal), durability (perbaikan terus menerus dalam peningkatan sumber daya manusia), service ability (pendidikan dengan menjadikan sekolah Al Hikmah sebagai sekolah yang baik dan Islami), Response (cepat, tepat dan santun), esthetic (bersih, rapi, sehat dan indah), reputasi (menjadi sekolah yang layak dicontoh). Latar belakang inilah yang mendasari peneliti untuk mengadakan penelitian di SMP Al hikmah ini.

8 Selain itu tuntutan terhadap pendidikan di zaman global mengharuskan sekolah untuk mampu menghasilkan output siswa yang bisa bersaing dengan manusia lain di era global serta mempunyai karakter keagamaan, khususnya karakter yang islami. Perkembangan dunia global yang cepat juga memaksa sekolah atau dunia pendidikan untuk mau tidak mau harus mengikuti selalu mengikuti setiap perkembangan. Dalam hal ini diperlukan inovasi-inovasi smart yang nantinya bisa mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus meninggalkan akar sejarahnya. Untuk itu penulis ingin ikut berpartisipasi dalam mengembangkan dunia pendidikan dengan meneliti inovasi SMP Al Hikmah dalam mengembangkan kurikulum. Dengan mengangkat judul penelitian Implementasi Konsep Pengembangan Kurikulum Terintegrasi (Integrated Curriculum ) di SMP Al Hikmah Surabaya B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas penulis ingin memfokuskan masalah pada : 1. Bagaimanakah implementasi pengembangan kurikulum terintegrasi (integrated curriculum) di SMP Al-Hikmah Surabaya? 2. Apakah kendala-kendala yang dihadapi oleh SMP Al Hikmah Surabaya dalam menerapkan kurikulum terintegrasi? C. Tujuan Penelitian ini mempunyai tujuan umum sebagai berikut :

9 1. Untuk mengetahui bagaimanakah implementasi pengembangan kurikulum terintegrasi (Integrated curriculum) di SMP Al-Hikmah Surabaya 2. Untuk mengetahui apakah kendala-kendala yang dihadapi oleh SMP Al Hikmah Surabaya dalam menerapkan kurikulum terintegrasi D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian dalam sekripsi ini adalah : 1. Bagi Penulis a. Untuk mengetahui inovasi pengembangan kurikulum pengembangan kurikulum terintegrasi (integrated curriculum) yang dilakukakan SMP Al-Hikmah Surabaya b. Sebagai pembelajaran bagi penulis serta tambahan pengetahuan sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis atas research ilmiah dalam dunia pendidikan Islam 2. Bagi Pembaca Dapat digunakan sebagai informasi dan tambahan pengetahuan tentang inovasi pengembangan kurikulum guna peningkatan kualitas pendidikan Agama Islam yang ada di Indonesia 3. Sebagai sumbangan kepada IAIN Sunan Ampel Surabaya khususnya kepada perpustakaan sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah dan sebagai kontribusi khazanah inovasi pendidikan Agama Islam

10 E. Definisi Oprasional Definisi oprasional adalah penjelasan secara oprasional tentang apa yang dimaksud oleh beberapa istilah dalam variabel penelitian, agar tidak terjadi kerancuan makna atau salah persepsi Untuk memudahkan pembaca mengerti maksud yang terkandung di dalam judul sekripsi ini, maka penulis akan memberikan penjelasan tentang beberapa bagian kata atau kalimat yang ada di dalamnya, adapun uraiannya sebagai berikut 1. Implementasi : Penerapan, pelaksanaan, pengerjaan hingga menjadi terwujud 10 2. Kurikulum : Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu 11 3. Integrasi : Penggabungan/ pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam skripsi ini meliputi: Bab pertama, memuat pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. 10 Dahlan.y al Barry, kamus induk ilmiah, Surabaya: Target Pres, 2003, h. 306 11 Tim Penyusun, UU RI no 20 op. cit., h. 6

11 Bab kedua, memuat landasan teori yang meliputi: pertama, konsep pengembangan kurikulum terintegrasi. Kedua,pengajaran unit. Ketiga, psikologi belajar gestalt. Bab ketiga, memuat metode penelitian yang meliputi: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan keabsahan temuan, Tahap-tahap penelitian Bab keempat menjelaskan tentang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al- Hikmah Surabaya, penerapan konsep pengembangan kurikulum terintegrasi di SMP Al-Hikmah Surabaya, dan analisis konsep kurikulum terintegrasi atas penerapan konsep pengembangan kurikulum terintegrasi di SMP Al-Hikmah Surabaya Bab kelima, memuat kesimpulan dan saran.