BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif menurut Tika (2005 : 6) adalah metode yang lebih

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot, yang merupakan

DEMOGRAFI KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Baleendah. : Kecamatan Kutawaringin dan Kecamatan Soreang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metode penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu

LAMPIRAN : SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KOTA BANDUNG

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan rumusan masalah, bagain ketiga berisikan tentang apa dan siapa saja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Di dalam kehidupan seharihari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Potensi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Berbagai Negara (Sumber: Dr. Halim Alamsyah, 2011:3)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini terletak di Kecamatan Rancaekek Kabupaten

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitan ini dilakukan di wilayah Sub Daerah Aliran Ci Keruh.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian yang dijadikan tempat penelitian ini berada di

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot yang merupakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Arikunto (2006: 26) mengemukakan metode penelitian adalah cara yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada sebuah penelitian terkandung suatu tujuan dan harapan yang ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berhasil tidaknya suatu penelitian. Arikunto (2006: 26) mengemukakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey. Menurut Tika

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA KOTA BANDUNG NOMOR : 938 TAHUN 2009 TENTANG

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Bandung Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini tentunya mengacu pada judul yang diangkat, yaitu

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Darma km 11 Desa Jagara Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan, Pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

BAB III METODE PENELITIAN. astronomis terletak pada lintang LS LS dan pada bujur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian berupa gambaran atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey dan analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

BAB III METODE PENELITIAN

Penanggulangan Gangguan Penglihatan Nasional

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan karena dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. memperoleh data penelitian. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Transkripsi:

BAB 1 METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Lokasi penelitian berada beberapa wilayah di Kota Bandung yang memiliki sawah. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut. Kota Bandung berada diantara koordinat 06 49 30-06 58 30 LS dan 107 33 00 BT - 107 36 00. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : Kabupaten Bandung Barat. - Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung. - Sebelah Timur : Kabupaten Bandung. - Sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat. 2. Populasi Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 122) populasi adalah keseluruhan gejala(fisik,sosial,ekonomi,budaya,politik), individu (manusia baik perorangan maupun kelompok), kasus (masalah peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu. Adapun menurut Arikunto (2010, hlm 173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah populasi wilayah dan populasi manusia. Populasi penelitian ini terdiri atas : 1) Populasi wilayah yaitu wilayah penggunaan lahan pertanian sawah di Kota Bandung. Persebaran lahan pertanian di Kota Bandung yang tersebar di 19 Kecamatan. Lebih jelasnya lihat tabel 3.2. pertanian terluas di Kota Bandung berada di Kecamatan Gedebage dengan luas 476 Ha, atau sekitar 49,69 % dari luas wilayah Kecamatan Gedebage. Kecamatan Gedebage

sendiri masuk merupakan pemekaran Kota Bandung kedalam wilayah Bandung Timur. Kemudian lahan sawah tersempit berada di Kecamatan Batununggal dengan luas 1 Ha atau sekitar 0,20 % dari luas Kecamatan Batununggal yang berada di bagian tengah Kota Bandung. Data pada tabel 3.2 menunjukan luas lahan pertanian per kecamatan di Kota Bandung yang tersebar di 19 kecamatan. Lahan pertanian kemudian di klasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu kategori luas, sedang dan sempit dengan perhitungan berikut ini: Dimana : n = nilai selisih n = Max = nilai maksimal pada variabel Min = nilai minimal pada variabel 3 = 3 Kategori Max Min 3 Pengklasifikasian luas, sedang dan sempitnya lahan pertanian di setiap kecamatan yang ditunjukan pada tabel 3.2 tersebut berdasarkan perhitungan yang di sesuaikan dengan luas lahan masing-masing kecamatan, dengan hasil pada tabel 3.1. Tabel 1.1Klasifikasi Luas Lahan Pertanian No. Luas (Ha) Klasifikasi 1 0 158 Ha Sempit 2 159 316 Ha Sedang 3 >317 Ha Luas Sumber : Hasil perhitungan penulis, 2015

Tabel 1.2Luas Lahan Pertanian per Kecamatan di Kota Bandung No Kecamatan Luas Wilayah Luas Lahan % Kategori (km2) (Ha) 1 Gedebage 958 476 49,69 Luas 2 Ujungberung 640 110 17,19 Sempit 3 Cinambo 368 70 19,02 Sempit 4 Cibiru 632 60 9,49 Sempit 5 Buahbatu 793 55 6,94 Sempit 6 Rancasari 733 40 5,46 Sempit 7 Bandung Kidul 606 35 5,78 Sempit 8 Arcamanik 587 30 5,11 Sempit 9 Panyileukan 510 27 5,29 Sempit 10 Kiaracondong 612 14 2,29 Sempit 11 Mandalajati 667 11 1,65 Sempit 12 Babakan Ciparay 745 10 1,34 Sempit 13 Bandubg Kulon 646 8 1,24 Sempit 14 Antapani 379 7 1,85 Sempit 15 Bojongloa kidul 626 7 1,12 Sempit 16 Regol 43 3 6,98 Sempit 17 Cidadap 611 2 0,33 Sempit 18 Cibeunying Kaler 45 1 2,22 Sempit 19 Batununggal 503 1 0,20 Sempit Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan perhitungan penulis, 2015. 2) Populasi Manusia Populasi manusia pada penelitian ini adalah seluruh petani sawah yang ada di Kota Bandung yang tersebar di 19 kecamatan yang ada di Kota Bandung. Perhatikan Tabel 3.3 berikut :

Tabel 1.3Jumlah Petani Per Kecamatan di Kota Bandung No. Kecamatan Jumlah Petani (jiwa) 1 Gedebage 1534 2 Cinambo 320 3 Ujungberung 6774 4 Cibiru 2111 5 Rancasari 2128 6 Regol 41 7 Buahbatu 6956 8 Bandung Kidul 130 9 Panyileukan 382 10 Arcamanik 1418 11 Kiaracondong 47 12 Cibeunying Kaler 22 13 Antapani 40 14 Mandalajati 2034 15 Babakan Ciparay 1092 16 Bandung Kulon 52 17 Bojongloa kidul 279 18 Cidadap 50 Sumber :Dari berbagai sumber dan perhitungan penulis, 2015. 3. Sampel Menurut Sumaatmadja (1988, hlm 112) sampel adalah merupakan bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penentuan sampel tidak terpaut pada besarnya jumlah sampel tertentu. Yang penting adalah sampel tersebut haruslah bersifat respresentatif, atau dapat mewakili populasi yang ada. Dalam penelitian ini terdapat dua macam sampel, yaitu sampel manusia dan sampel wilayah. Sampel manusia adalah berupa sebagian petani. 1) Sampel Wilayah

Bandung memiliki 30 Kecamatan yang tersebar di seluruh Kota Bandung. Namun dari semua kecamatan, hanya 19 kecamatan yang masih memiliki lahan pertanian sawah dengan luas lahan yang berbeda-beda.sampel wilayah pada penelitian ini adalah Kecamatan Gedebage untuk mewakili klasifikasi lahan kategori luas dan Kecamatan Buahbatu, Kecamatan Bandung Kulon dan Kecamatan Cidadap untuk mewakili klasifikasi lahan kategori sempit. Sampeldari kategori sempit diambil berdasarkan letak lahan yang dianggap mewakili Kota Bandung. Perhatikan Tabel 3.4 berikut ini : Tabel 1.4Sampel Wilayah Penelitian No Kecamatan Luas Wilayah Luas Lahan Lokasi (KM2) Sawah (Ha) 1 Gedebage 958 476 Timur 2 Buah Batu 793 55 Selatan 3 Bandung Kulon 646 8 Barat 4 Cibiru 632 60 Utara Sumber : Hasil perhitungan penulis, 2015. 2) Sampel Manusia Penentuan Penetuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Dixon dan B. Leach (Rego, 2012:30) dengan rumus: n = Z x V C Dimana : n = Jumlah sample ² Z = tingkat kepercayaan (Confindence level) nilai confindence level 95% adalah 1.96 V = Variabilitas dalam persen dihitung dengan rumus : V = p(100 p) Keterangan :

p = Persentasi karakteristik sampel yang dianggap benar, rumus untuk menghitung jumlah p: p = jumlah petani Jumlah Penduduk x 100% kecamatan Gedebage : p = 1543 26937 x 100% p = 5,72% V = p(100 p) V = 5,72(100 5,72) V = 23,23 p = 2226 88596 x 100% p = 2,51% V = p(100 p) V = 2,51(100 2,51) V = 15,65 Kecamatan Cibiru : p = 50 58672 x 100% p = 0,08% V = p(100 p) V = 0,08(100 0,08) V = 2,91 Kecamatan Bandung Kulon : p = 52 136738 x 100% p = 0,03% V = p(100 p) V = 0,03(100 0,03) V = 1,9 kecamatan Buah Batu

C = Batas kepercayaan (Confindence level) dalam persen Maka perhitungan jumlah sample adalah : n = Z x V C Kecamatan Buah Batu : n = ² 1,96 x 15,65 10 n = 3,06751007 ² Kecamatan Gede Bage : n = 1,96 x 23,23 10 n = 4,55465374 ² n = 20,74 Kecamatan Cibiru : n = 1,96 x 2,91 10 n = 0,57192686 ² Kecamatan Bandung Kulon : n = 1,96 x 1,94 10 n = 0,38214707 ² ² ² ² ² n = 9,40 n = 0,32 n = 0,14 Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa jumlah sampel penduduk dalam penelitian ini sebanyak 9 sampel di Kecamatan Buah Batu, 21 sampel di Kecamatan Gede Bage, 1 sampel di Kecamatan Cibiru 2 dan 1 sampel di Kecamatan Bandung Kulon (dibulatkan). Sehingga total sampel manusia berjumlah 32 petani. Perhatikan Tabel 3.5 berikut.

Tabel 1.5 Jumlah Sampel Manusia No. Kecamatan Sampel 1 Gedebage 21 2 Buahbatu 9 3 Bandung Kulon 1 4 Cibiru 2 Jumlah 33 Sumber : Hasil perhitungan, 2015 B. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut penelitian merupakan satu cara yang dipergunakan dalam pengumpulan dan analisis data, serta menginterpretasikan data yang diperoleh menjadi suatu kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (1990, hlm 131) : Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalanya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan. Sesuai dengan pendapat di atas, maka dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dengan tujuan penelitian dan karakteristik masalah yang diteliti.oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didukung oleh studi kepustakaan, wawacara, pengamatan (observasi). Penggunaan metode penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode survey pada penelitian ini dimaksudkan guna pegamatan langsung di lapangan untuk lebih memahami kondisi setempat serta pengumpulan berbagai data yang berhubungan dengan kondisi suatu lahan. Data

diperoleh melalui beberapa tekhnik, seperti wawacara, pengamatan (observasi), dan studi kepustakaan/studi literatur.

Pelaksanaan metode survey pada penelitian ini menggunakan beberapa instrument baik untuk meneliti aspek sosial maupun fisik. Untuk penelitian aspek sosial menggunakan instrument berupa angket maupun format wawancara, sedangkan untuk penelitian fisik instrument yang digunakan berupa format observasi. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan (spasial). Pendekatan spasial mnganalisis gejala atau fenomena geografis berdasarkan penyebaranyya dalam ruang. Analisis spasial merupakan pendekatan yang khas dalam geografi, sebab merupakan studi tentang keanekaragaman ruang muka bumi dengan membahas masing-masing aspek keruanganya. Aspek-aspek ruang muka bumi meliputi faktor lokasi, kondisi alam dan kondisi sosial budaya masyarakat. Dalam mengkaji aspek tersebut, peneliti memperthatikan faktor letak, distribusi (persebaran), interelasi serta interaksi. Karena itu, analisis keruangan dapat dijadikan dasar untuk perencanaan penggunaann lahan tertentu. Pendekatan pada penelitian ini membahas mengenai faktor fisik dan sosial yang menyebabkan ketersediaan lahan sawah yang saat ini masih ada dan tersebar di Kota Bandung. C. Definisi Operasional 1. Eksistensi Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002, hlm 357), eksistensi adalah keberadaan,kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin (2007, hlm 58) mengemukakan bahwa: eksistensi seharusnya dipahami bukan sebagai substansi, mekanismemekanisme, pola-pola statis,melainkan sebagai gerak, atau menjadi sebagai sesuatu yang mengada. Konteks eksistensi haruslah berdasarkan pada kenyataan bahwa menyadari ada pada saat ini dalam ruang dan waktu dan melakukan sesuatu kemudian. Berdasarkan definisi yang dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah proses atau gerak untuk menjadi ada. Dalam bidang pertanian khususnya padi sawah, eksistensi dapat diartikan sebagai aktifitas pertanian yang berada di suatu tempat dan perkembanganya relative tetap. Adapun yang

dimaksud penulis dengan eksistensi disini adalah eksistensi pertanian sawah padi di Kota Bandung. 2. Lahan Pertanian Sawah Penggunaan lahan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan non pertanian. Penggunaan lahan pertnaian dibagi menjadi beberapa penggunaan lahan, seperti : sawah irigasi, sawah tadah hujan, perkebunan, tegalan, hutan produksi dan sebagainya. Sedangkan lahan non pertanian seperti : pemukiman, perindustrian, jalan, dan lain-lain. Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Hal ini dikemukakan oleh mosher dalam Banoewidjojo (1983, hlm 20), dalam pengertian di atas dapat diartikan bahwa pertanian merupakan usaha mengembangbiakan atau menambah hasil produksi dari reproduksi hewan dan tumbuhan. Salah satu penggunaan lahan yang sudah disebutkan di atas adalah sawah.sawah adalah bentuk pertanian lahan basah karena menggunakan banyak air dalam kegiatan pertaniannya dan sawah juga bertujuan untuk ditanami padi, tetapi pada kenyataanya sawah juga dimanfaatkan untuk tanaman palawija lainnya secara bergiliran. Adapun yang dimaksud penulis dari lahan pertanian sawah padi yang ada di Kota Bandung. 3. Lahan Pertanian di Kota Lahan pertanian kota merupakan lahan usaha tani yang membudidayakan tanaman sawah padi yang berada di perkotaan. Padahal secara umum kota dapat dicirikan dengan adanya fasilitas yang lengkap seperti, jalan raya, sekolah, rumah sakit, bank dan bangunan-bangunan yang besar. Seperti yang dikemukan oleh Maryani dan Waluya (2008, hlm 25) bahwa kota dapat dipandang sebagai suatu wilayah di permukaan bumi yang sebagian besar arealnya terdiri atas benda-benda hasil rekayasa manusia serta tempat pemusatan penduduk yang tinggi dengan mata pencaharian diluar sektor pertanian. Adapun yang dimaksud penulis dari lahan pertanian sawah yang berada di area Kota Bandung.

D. Variabel Penelitian Arikunto (2002, hlm 104), menyatakan bahwa: Variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam satu penelitian memiliki variabel yang akan menjadi objek suatu penelitian. Untuk variabel pada penelitian ini tertera pada tabel 3.6 berikut : Tabel 1.6Variabel Penelitian Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) 1. Faktor Fisik a. Aksesibilitas b. Morfologi c. Hidrologi d. Jenis Tanah 2. Faktor Sosial dan Ekonomi Eksistensi Lahan Pertanian a. Kebijakan Pemerintah b. Status Kepemilikan Tanah c. Tenaga Kerja d. Pendapatan Petani e. Pengeluaran Petani Sumber : diolah dari berbagai sumber oleh penulis, 2015 E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual dalam penelitian, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Observasi Lapangan Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara meneliti secara langsung dan mengamati objek di lapangan. Perolehan data primer dari lapangan akan sangat membantu dalam kelengkapan data untuk selanjutnya diolah dan dianalisis oleh penulis untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Observasi lapangan secara langsung akan dilakukan untuk mengetahui secara

langsung kondisi di lapangan terutama yang terkait dengan variabel eksistensi lahan pertanian perkotaan yaitu variabel fisik dan sosial yang diindikasikan menjadi faktor bertahannya lahan pertanian. 2. Penyebaran Angket Menurut Riduwan (2011, hlm 25) angket/kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang bersedia memberikan respon (informan) sesuai dengan permintaan pengguna (peneliti). Kuisioner ini berisikan pertanyaan untuk mengukur variabel respon (persepsi, sikap dan prilaku) dalam bentuk pertannyaan yang telah disusun secara terstruktur. Penggunaan angket dianggap lebih efektif untuk menghimpun data lapangan yang luas dengan waktu yang cukup singkat jika harus dibandingkan dengan teknik pengambilan data yang lainnya. 3. Studi Literatur Studi literatur dimaksudkan untuk mencari teori-teori tentang eksistensi lahan pertanian dari berbagai sumber baik dari buku, internet, artikel, karya tulis dan lain-lain. 4. Studi Dokumentasi Menurut Fathoni (2006, hlm.112) studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden. Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan pengkajian terhadap dokumen yang tersedia. Studi dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data dalam rangka rangka untuk analisis masalah terkait, berupa catatan, buku, media cetak dengan cara medokumentasikan atau memotret fenomena yang ada. F. Tahapan Penelitian Tahapan dalam penilitian ini adalah sebagai berikut : 1. Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dengan cara mempersiapkan data yang diperlukan untuk penelitian seperti mempersiapkan instrumen penelitian dan pedoman observasi. 2. Survey Lapangan dan Pengolahan Data Survey lapangan dilakukan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dari instansi terkait dengan keadaan sesungguhnya. 3. Studi Dokumentasi Studi dokumetasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan menghadirkan data-data yang telah terhimpun khususnya data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung dan data lainnya yang mendukung untuk penelitian ini. G. Alat Pengumpul Data Adapun alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peta RBI Lembar Bandung, Ujung Berung, Cimahi dan Lembang tahun 2001. Peta ini digunakan untuk menganalisis kawasan pertanian di Kota Bandung terkait dengan eksistensi lahan pertanian kota. 2. Alat tulis untuk mencatat hasil penelitian lapangan. 3. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara dan lembar observasi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan wawancara dengan objek penelitian terkait dengan eksistensi lahan pertanian. 4. GPS digunakan untuk menentukan lokasi sebaran lahan pertanian responden. 5. Kamera digunakan untuk mendokumentasikan berbagai objek hasil penelitian di lapangan. H. Instrumen Penelitian Instumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat dan dapat menjawab permasalahan penelitian. Dalam penelitian terdapat variabel terikat yaitu eksistensi lahan pertanian dan variabel bebas yaitu faktor fisik dan faktor sosial dan ekonomi masyarakat petani. Kisi-kisi instrumen terdapat pada tabel 3.7.

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data yang digunakan digunakan penulis pada penelitian ini berdasarkan dari Pabundi (2005, hlm 91) yaitu : a. Editing data, data yang terkumpul di baca kembali kemudian diperbaiki jika ada hal-hal yang masih kurang. Data yang akan diolah lebih lanjut adalah data yang cukup baik dan relevan terhadap tujuan penelitian. b. Coding, pengklasifikasian atau pengelompokan jawaban menurut macamnya yang bertujuan untuk mempermudah dalam analisis sehingga dapat diketahui apakah data tersebut sudah memenuhi terhadap pertanyaan peneliti. c. Entry, setelah dilakukan coding maka dilakukan entry data dimana setelah diklasifikasikan data dimasukan ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada Ms Excel. d. Tabulasi, hasil dari coding dan entry, data-data yang sudah terkumpul didalam tabel kemudian dapat menghasilkan angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah masalah dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel. 2. Analisis Data Analisis dilakukan setelah selesai mengumpulkan data secara lengkap dari lapangan. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Analisis Deskriptif Analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan gejala yang nampak di daerah penelitiannya serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai dari mengolah, menginterpretasi data, dan informasi lain berdasarkan data yang sudah dianalisis secara berskala dari literatur dan hasil observasi di lapangan. Mendeskripsikan eksistensi lahan pertanian sawah di Kota Bandung melalui data primer yang didapat dari responden dan data pendukung seperti dari data dokumentasi yang ada.

Tabel 1.7Kisi-kisi Instrumen Penelitian No Variabel Sub Variabel 1 Faktor Sosial Karakteistik dan Ekonomi Petani Indikator Bentuk Instrumen - Identitas petani Format Angket No Item Sasaran Point pertanyaan 1A 1E Petani Nama, umur, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, Status Kepemilikan Lahan - Status lahan - Luas lahan - Kepemilikan lahan Tenaga kerja - Sistem tenaga kerja - Jumlah tenaga kerja 2A 2C 3A 3C - status kepemilikan lahan - asal-usul lahan pertanian - luas lahan - sistem sewa, jika menyewa - Pengerjaan sawah - Jumlah tenaga kerja - Sistem ketenaga kerjaan - Upah tenaga kerja Modal - Modal usaha tani - Sumber dana Pengeluaran - Harga bibit - Harga pupuk - Sumber air - Pestisida - Upah tenaga kerja 4A 4H - Biaya bibit dalam sekali tanam - Biaya pupuk dalam sekali tanam - Biaya pengairan sawah dalam sekali tanam - Biaya pestisida dalam sekali tanam - Biaya upah untuk karyawan dalam sekali tanam Pendapatan - RESPONDEN panen - hasil panen - kualitas padi - waktu panen 5A 5D - Jumlah panen dalam 1 tahun - -hasil produksi panen - Jumlah hasil panen dalam 1 kali panen (ton) - Kualitas padi - Harga gabah per ton

- Harga gabah - Harga beras per ton 2 Faktor Fisik Identitas Lokasi Morfologi Hidrologi Tanah - Koordinat - Ketinggian - Kemiringan Lereng - Jenis batuan - Tingkat erosi - Kualitas air - Sumber pengairan - Tingkat kecukupan - Jenis tanah Sumber : berbagai sumber dan diolah oleh penulis, 2015.

b. Skala Likert Skala Likert menurut Riduwan (2009, hlm 87) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert untuk menganalisis pendapat dan persepsi petani mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi bertahannya lahan pertanian sawah dan keadaan di masa yang akan datang di Kota Bandung. Pengukuran berdasarkan indikator yang telah diturunkan dari Variabel menggunakan skala 1-5 dengan keterangan yang dihubungkan sesuai jawaban, adapun skala likert pada tabel berikut : Tabel 1.8Alternatif Jawaban Menggunakan Skala Likert Nilai/Kategori Jawaban Indikator Sangat Baik Cukup Kurang Tidak Baik Baik Baik Baik Pernyataan 5 4 3 2 1 Sumber : Riduwan, 2009 Keterangan dari tabel di atas memiliki masing-masing nilai yang mana dari nilai tersebut akan diakumulasikan dan dilakukan perhitungan. Adapun keterangan nilai dari sekala Likert yang digunakan yaitu : 1) Sangat Baik : (SB) Nilai 5 2) Baik : (B) Nilai 4 3) Cukup Baik : (CB) Nilai 3 4) Kurang Baik : (KB) Nilai 2 5) Sangat Tidak Baik : (STB) Nilai 1 Angket yang telah disebar dan diisi oleh petani selanjutnya jawaban ditabulasi dan didapat kecenderungan atas jawaban petani tersebut. Angket yang berisikan tabel dengan item faktor eksistensi pertanian yang kemudian diukur dengan menggunakan skala Likert akan diolah dalam perhitungan yaitu : Skor Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5))

Keterangan : F1 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 1 ( Sangat Tidak Baik) F2 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 2 ( Kurang Baik) F3 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 3 ( Cukup Baik ) F4 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 4 ( Baik ) F5 = RESPONDEN jawaban responden yang menjawab 5 ( Sangat Baik ) Hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka selanjutnya adalah interpretasi skor yang mencakup hasil dari setiap analisis data yang telah dilakukan dalam analisis dari setiap jawaban responden yang dijadikan sampel penelitian. berikut adalah tabel 3.9 persentase hasil akumulasi skala Likert yang akan digunakan : Tabel 1.9Kriteria Interpretasi Skor Angka 0%-20% Sangat lemah Angka 21%-40% Lemah Angka 41%-60% Cukup Angka 61%-80% Kuat Angka 81%-100% Sangat Kuat Sumber : Riduwan, 2011 c. Analisis Statistik Analsis statistik adalah analisis yang digunakan untuk mengaetahui kecenderugan-kecenderungan jawaban responden yang digunakan berdasarkan metode persentase menurut Santoso (2001, hlm 299) dengan rumus sebagai berikut: P = f n 100 % Keterangan: P = Persentase f = data yang didapat n = Jumlah seluruh data

100 % = Bilangan konstan Angka yang dimasukan ke dalam rumus di atas merupakan data yang diperoleh dari hasil jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria penjabaran mengenai nilai persentase yang akan dihasilkan dari penghitungan yaitu menggunakan persentase hasil penelitian yang dikemukakan oleh Effendi dan Manning (dalam Mahardika,2014, hlm 49) yang dapat dilihat pada tabel 3.10. Tabel 1.10Persentase Hasil Penelitian Persentase Kriteria 100 % Seluruhnya 75% - 99% Sebagian besar 51% - 74% Lebih dari setengahnya 50% Setengahnya 25% - 49% Kurang dari setengahnya 1% - 24% Sebagian kecil 0% Tidak ada / tidak seorangpun Sumber : Effendi dan Manning (dalam Mahardika,2014, hlm 49)

J. Alur Penelitian Masalah di Lapangan Observasi Lapangan Tahap Awal Rumusan Masalah Tujuan yang Dicapai Pengumpulan Data Memberi Manfaat kepada Penulis, Pemerintah, dan wisatawan Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif 2. Persentase 3. Skala Likert Data Primer - Wawancara - Observasi Data Sekunder Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bappeda Kota Bandung KESIMPULAN