DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

Tugas : Perilaku Organisasi Nama : Erwin Febrian Nim : Pertanyaan:

Created by: ASMAUL KHUSNA

PANCASILA SILA KE-4 SEBAGAI LANDASAN DALAM BERMUSYAWARAH

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

MANAJEMEN KONFLIK SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH

MAKALAH MANAJEMEN KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

Makalah Manajemen Konflik

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KODE ETIK MEDIATOR Drs. H. HAMDAN, SH., MH. Pendahuluan. Terwujudnya keadilan yang cepat, sedarhana dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

MODUL HUMAN RELATIONS (3 SKS) Oleh: Wihartantyo Ari Wibowo, ST, MM

PENGEMBANGAN MASYARAKAT

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

Bimbingan dan Konseling Sosial

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

1. Merencanakan hasil pencapaian tim. 2. Mengembangkan tim yang kompak. 3. Berpartisipasi dalam fasilitasi kerja tim

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Kebijakan Pengungkap Fakta

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

Identitas Responden. 1. Jabatan di perusahaan ini sebagai. 5. Posisi di perusahaan :.. Manajer tingkat bawah ( manager lini)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA DINAS PERTAMBANGAN PEMDA KABUPATEN BOGOR

Alternative Dispute Resolution dalam Sengketa Bisnis

HPI PILIHAN HUKUM PERTEMUAN IX. By Malahayati, SH., LLM

PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONFLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh Untung Widodo, SE, MM

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

Perilaku Keorganisasian IT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBAHASAN. 1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melepaskan diri dari berinteraksi atau berhubungan satu sama lain

KEPEMIMPINAN dan KERJA SAMA TIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 10 KEKUASAAN DAN POLITIK

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

BAB 5. Gagasan tentang Pendidikan Resolusi Konflik

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

KOMPENSASI / IMBALAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

KEDISIPLINAN, KONFLIK, KEPUASAN KERJA, STRESS & FRUSTASI DALAM PERKERJAAN. Pertemuan 9. 10/9/2016 Nova Yanti Maleha,S.E.MM 1

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

Konflik dan Negosiasi

SEKSI 100 A. PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. adalah rendahnya tingkat kinerja pegawai struktural di Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung Barat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu instansi dilihat dari kinerja manusianya. dalam menjalankan tugasnya, Dan disinilah pentingnya seorang manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mendorong meningkatnya permintaan dan kosumsi komoditas-komoditas

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

GAYA KERJA PEMBIMBING KEMAHASISWAAN

KEKUASAAN DAN PENGARUH IKA RUHANA

KEBIJAKAN PENGUNGKAP FAKTA

Pendetakan tradisional

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

MANAJEMEN KONFLIK. Disusun: Ida Yustina, Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan peningkatan kontribusi yang baik kedalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai persepsi positif terhadap pengembangan karirnya dalam perusahaan. Persepsi itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

REPUBLIK PRESIDEN. Menimbang: bahwa untuk Ombudsman. Mengingat: Nomor. Nomor. Republik Indonesia. Indonesia. Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan layanan pendidikan yang diberikan, untuk

MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

Transkripsi:

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Pengelolaan akibat Konflik Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1

Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu Menjelaskan pengelolaan terhadap akibat konflik Mahasiswa memiliki motivasi, dapat meringkas komunikasi lisan dan berargumen logis 2

Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif, namun konflik dapat pula menjadi sumber destruktif dan perpecahan. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya. 3

PANDANGAN MENGENAI PENGELOLAAN KONFLIK 4

Pandangan mengenai Pengelolaan konflik 1. Pandangan tradisional ; konflik hanyalah merupakan gejala abnormal sehingga perlu dilenyapkan. 2. Pandangan baru ; Usaha penanganannya harus berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. 5

Pandangan baru mengenai konflik pimpinan atau manajer: tidak hanya wajib menekan dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/memanaj konflik sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan aspekaspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin. 6

TEKNIK MENGELOLA KONFLIK 7

Konflik dapat dikelola dengan: 1.Disiplin 2.Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan 3.Komunikasi 4.Mendengarkan secara aktif: 8

1. Disiplin Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer sampai pegawai rendahan harus mengetahui dan memahami peraturanperaturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya. 9

2. Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan Konflik dapat dikelola dengan mendukung seseorang untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Dosen junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi dosen senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. 10

3. Komunikasi Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup. 11

4. Mendengarkan secara aktif Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan. 12

TEKNIK MENGELOLA AKIBAT KONFLIK 13

TEKNIK MENGELOLA AKIBAT KONFLIK A. Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa: 1.Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama. 2.Persuasi: Usaha mengubah posisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku. 14

3. Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit. 4. Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak. 15

5. Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain. 6. Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa. 16

B. Intervensi (campur tangan) pihak ketiga 1.Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai hakim yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif. 17

2. Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator. 18

3. Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa 19

Tugas 1.Dari kasus MESUJI yang pernah saudara ungkap. 2.Siapa yang sebaiknya mengelola akibat konflik??? 20

Sampai Jumpa 21