BAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN POST OP SELULITIS PEDIS

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

memfasilitasi sampel dari bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan jarum suntik yang sama-sama membantu. 4.

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Gambaran Pelaksanaan Discharge

BAB I KONSEP DASAR A.

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

sex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UPDATE WEBSITE DAN MADING TRIWULAN I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UNTUK WEBSITE DAN MADING TRIWULAN III TAHUN 2017

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

LAPORAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT UPDATE WEBSITE DAN MADING SEMESTER I TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan. Sistem Imunitas

BAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

Infeksi melalui traktus genital pasca persalinan suhu 38 C terjadi antara hari 2-10 post partum

A. DEFINISI Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusakatau hilang. Ketika luka tim

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB II TINJAUAN TEORI. penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 1999).

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat, pada awalnya merawat adalah instinct atau naluri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia antara lain sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

Bagian XIII Infeksi Nosokomial


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sumber infeksi, seperti: gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga

BAB I PENDAHULUAN. secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Meningitis adalah kumpulan gejala demam, sakit kepala dan meningismus akibat

BAB I PENDAHULUAN. iritan, dan mengatur perbaikan jaringan, sehingga menghasilkan eksudat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANAMNESIS. dengan anamnesis yang benar.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian akan mengalami asma dan rhinitis alergi (Djuanda, 2007). inflamasi dan edukasi yang kambuh-kambuhan (Djuanda,2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

PENGKAJIAN PNC. kelami

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan peradangan. Menurut Potter dan Perry (2010) bahwa infeksi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

LAPORAN PENDAHULUAN SELULITIS

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

Transkripsi:

1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit, meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini biasanya terjadi pada ekstrimitas bawah (Tucker, 1998 : 633). Selulitis adalah inflamasi supuratif yang juga melibatkan sebagian jaringan subkutan (mansjoer, 2000; 82). Selulitis adalah infeksi bakteri yang menyebar kedalam bidang jaringan (Brunner dan Suddarth, 2000 : 496). Jadi selulitis adalah infeksi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri stapilokokus aureus, streptokokus grup Adan streptokokus piogenes. B. Etiologi Penyebab dari selulitis menurut Isselbacher (1999;634) adalah bakteri streptokokus grup. A, streptokokus piogenes dan stapilokokus aureus. C. Patofisiologi Patofisiologi menurut Isselbacher (1999; 634) yaitu : Bakteri patogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan, penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, kejemuan atau orang tua pikun dan pada orang kencing manis yang pengobatannya tidak adekuat. 1

2 Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan system vena dan limfatik pada kedua ektrimitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristik hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia. Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, sterptokokus lain atau staphilokokus aureus, kecuali jika luka yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk absses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan adanya organisme campuran. Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat mengalami super infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis, dan infeksi derajat rendah. 2

3 D. Pathway Bakteri Patogen Streptokokus piogenes, streptokokus grup A, Stapilokokus aureus Menyerang kulit dan jaringan subkutan Meluas kejaringan yang lebih dalam Menyebar secara sistemik Terjadi peradangan akut eritema local pada kulit lesi oedem,kemerahan nyeri tekan Kerusakan integritas kulit E. Manifestasi Klinis Ganguan rasa Nyaman Nyeri (Isselbacher,1999:634) Menurut Mansjoer (2000:82) manifestasi klinis selulitis adalah Kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik pada kedua ekstrimitas, kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan, eritema local, nyeri yang cepat menyebar dan infitratif ke jaringan dibawahnya, Bengkak, merah dan hangat nyeri tekan, Supurasi dan lekositosis. F. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium 1. Pemeriksaan darah, menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih, eosinofil dan peningkatan laju sedimentasi eritrosit (Tucker, 1998:633). 3

4 2. Pewarnaan gram dan kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan, menunjukkan adanya organisme campuran (Issebacher 1999:634). 3. Rontgen Sinus-sinus para nasal (selulitis perioribital). G. Penatalaksanaan Medis Rawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk abses. Pemberian antibiotik intravena seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat atau tidak digunakan, infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada pasien diluar rumah sakit, analgesik, antipretik. Posisi dan imobilisasi ekstrimitas, Bergantian kompres lembab hangat ( Long, 1996 : 670). H. Diagnosa Medis 1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan (Tucker, 1998). 2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor sirkulasi dan edema (Tucker, 1998). 3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi menyebabkan penatalaksanaan perawatan dirumah(tucker, 1998) I. Fokus Intervensi 1. Gangguaan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan. Tujuan : nyeri berkurang atau hilang. Kriteria hasil : pasien menampakkan ketenangan, ekspresi muka rileks ketidaknyamanan dalam batas yang dapat ditoleransi. 4

5 Intervensi a. Kaji intensitas nyeri menggunakan skala / peringkat nyeri b. Pertahankan ekstrimitas yang dipengaruhi dalam posisi yang ditemukan c. Jelaskan kebutuhan akan imobilisasi 49 72 jam d. Berikan anal gesik jika diperlukan, kaji keefektifan e. Ubah posisi sesering mungkin, pertahankan garis tubuh untuk menccegah penekanan dan kelelahan. f. Bantuan dan ajarkan penanganan terhadap nyeri, penggunaan imajinasi, relaksasi dan lainnya. g. Tingkatkan aktivitas distraksi. (Tucher, 1998) 2. Kerusakan ingritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor. Tujuan : menunjukkan regenerasi jaringan. Kriteria hasil : Lesi mulai pulih dan area bebas dari infeksi lanjut, kulit bersih, kering dan area sekitar bebas dari edema, suhu normal. Intervensi : a. Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman warna cairan b. Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peningkatan ekstremitas dan mobilitasasi. c. Pertahankan teknik aseptic d. Gunakan kompres dan balutan e. Pantau suhu laporan, laoran dokter jika ada peningkatan. (tucker, 1998). 5

6 3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi Mengenai : penatalaksanaan perawatan di rumah Tujuan : pasien mengerti tentang perawatan dirumah Criteria hasil : melaksanakan perawatan luka dengan benar menggunakan tindakan kewaspadaan aseptic yang tepat. Mengekspresikan pemahaman perkembangan yang diharapkan tanpa infeksi dan jadwal obat. Intervensi : a. Demonstasikan perawatan luka dan balutan, ubah prosedur, tekankan pentingnya teknik aseptic. b. Diskusikan tentang mempertahankan peninggian dan imobilisasi ekstrimitas yang ditentukan c. Dorong melakukan aktivitas untuk mentoleransi penggunaan alat penyokong. d. Jelaskan tanda-tanda dan gejala untuk dilaporkan ke dokter e. Diskusikan jadwal pengobatan f. Tekankan pentingnya diet nutrisi. (Tucker, 1998). 6