STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGGALANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGALANGAN INTELIJEN KEAMANAN NO. REVISI 00

PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN INTELIJEN

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PEMBENTUKAN DAN PEMBINAAN JARINGAN INTELIJEN

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGAWASAN SENJATA API DAN BAHAN PELEDAK

PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) UNIT 1 (SOSIAL POLITIK) SAT INTELKAM POLRES MATARAM

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE (SOP) PENYELIDIKAN

STANDARD OPERATION PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT TANDA MELAPOR ( STM )

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) TENTANG PENYELIDIKAN DI LINGKUNGAN SIPROPAM POLRES BIMA

KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS BAG BINOPSNAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS BAG BINOPSNAL

SOP SAT INTELKAM POLRES BIMA. 1. Undang undang No. 02 Tahun 2002 tentang kepolisian Negara Republik Indonesia.

PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN ( SKCK ) ONLINE

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN I. PENDAHULUAN. 1. Umum

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIKINDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI PELAKSANAAN TUGAS PENJAGAAN SUBDIT GASUM DITSABHARA POLDA NTB BULAN FEBRUARI 2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INISIATIF. Tentang SISTEM PENGUNGKAPAN KASUS SAT RESKRIM DENGAN TEAM ELITE SAT SABHARA POLRES LOMBOK TIMUR

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, dikirim kepada Ka laporan Coffee Morning Dit Polair Polda NTB pada bulan Januari 2017.

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) SATUAN SABHARA POLRES MATARAM DALAM PENANGANAN UNJUK RASA

DATA PILUN SAT. INTELKAM POLRES LOBAR

STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT IJIN KERAMAIAN DAN SURAT TANDA TERIMA PEMBERITAHUAN

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR Nomor : R /01/I/ 2016

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP / / XII / 2012

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

FOTO KEGIATAN OPERASI BERSINAR 2017 BERSAMA DENGAN PERSONEL BNN PROVINSI NTB

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

S O P STANDAR OPERASI PROSEDUR ANEV GKTM BULANAN BIRO OPERASI POLDA NTB

BAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

SAMBUTAN PADA ACARA SYUKURAN PERINGATAN HARI BHAYANGKARA KE-69 TAHUN 2015 DIRANGKAIKAN DENGAN BUKA PUASA BERSAMA TANGGAL 1 JULI

DATA PIRANTI LUNAK SATUAN INTELKAM POLRES MATARAM TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

LAPORAN PELAKSANAAN SOSIALISASI DIPA, RKA-KL DAN POK TA DIT INTELKAM POLDA NTB

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN TUGAS PENGAMANAN KEGIATAN UNJUK RASA DARI KELOMPOK BADAN PENYELAMAT PEMERINTAH ACEH (BPPA ) DI KANTOR DPRA KOTA BANDA ACEH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

DOKUMENTASI KEGIATAN PELATIHAN SAR FUNGSI DIREKTORAT SABHARA POLDA NTB

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PENGUKURAN KINERJA SAT INTELKAM POLRES SUMBAWA BULAN DESEMBER 2016

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAKSANAAN TUGAS KRING RESERSE KRIMINAL POLRES LOMBOK TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1

PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Jakarta, 18 Januari 2007

STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN ( SKCK )

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETIKAN KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESOR LOMBOK TIMUR NOMOR: KEP / 06 / I / 2015

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN

PERATURAN KEPOLISIA TENTANG PROSEDUR PIDANA. pidana. Peraturan...

KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK TENGAH NOMOR : KEP /09 /II/ 2015 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGURUSAN TAHANAN PADA RUMAH TAHANAN DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-RESTRO TNG KOTA-

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGENDALIAN CATATAN MUTU

KESEPAKATAN KINERJA SPESIFIK

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 4. Peraturan Pemer

STANDARD OPERATINGPROCEDURE (SOP) TENTANG PENERANGAN UMUM BID HUMAS POLDA NTB

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Konflik sosial cenderung dinilai banyak orang sebagai sesuatu yang buruk.

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

Bimbingan dan Konseling Sosial

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT Jalan Telaga Baru - Taliwang 84355

PEMBENTUKAN TIM PENGAWAS INTELIJEN NEGARA SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SIDANG DISIPLIN ANGGOTA POLRI DIT BINMAS POLDA NTB HARI KAMIS 15 DESEMBER 2016

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT TAHANAN DAN BARANG BUKTI

BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT POLDA D.I.YOGYAKARTA

LAPORAN HASIL VERIFIKASI DAN EVALUASI PEJABAT POLDA NTB YANG WAJIB MELAPORKAN LHKPN KE KPK-RI

Transkripsi:

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT INTELKAM STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGGALANGAN I. PENDAHULUAN 1. Umum : a. Dalam rangka prelaksanaan tugas pokok Polri, perlu dilakukan upaya penciptaan kondisi dan situasi yang menguntungkan agar tercapainya tujuan dari tugas poko tersebut. Dengan adanya hal tersebut maka diperlukan kemampuan Penggalangan Intelijen dalam upaya penciptaan kondisi dimaksud. b. Penggalangan Intelijen pada prinsipnya dilakukan dalam bentuk operasi Intelijen bersifat tertutup yang dilaksanakan dengan berencana dan terarah untuk mencapai tujuan sesuai atas dasar perintah / kebijaksanaan yang digariskan oleh pimpinan karena faktor biaya dan resiko yang cukup besar serta adanya keterbatasan keterbatasan. c. Tuntutan tugas Intelijen sesuai kebutuhan kegiatan operasi Penggalangan mempunyai aspek taktis dan strategis dimana akal pikiran lawan atau bakal lawan merupakan sasaran utama baik individual maupun kelompok yang secara psikologis dapat dipengaruhi agar tidak menghambat, mengganggu atau mengacau serta mengancam kepentingan pihak penggalang. Untuk melaksanakan hal tersebut maka pelaksanaan penggalangan Intelijen harus berdasarkan atas sistem teknik dan taktik Intelijen yang berlaku. 2. Dasar. : a. Undang Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. Surat Keputusan Kapolri No. Pol : Skep/ 993/ XII / 2005 tentang pedoman Penggalangan Intelijen Keamanan.

3. Maksud dan Tujuan. 2 a. Maksud. Pembuatan Standart Operasional Prosedure (SOP) untuk memberikan gambaran tentang Penggalangan Intelijenyang tepat dan terarah dalam mencapai sasaran. b. Tujuan. Sebagai pedoman dan langkah langkah bagi setiap personel Intelijen Polri dalam rangka Penggalangan Intelijen. 4. Ruang Lingkup. Ruang lingkup Standart Operasional Prosedure (SOP) Penggalangan Intelijen meliputi proses sistem / metoda penggalangan sampai dengan laporan pelaksanaan penggalangan. 5. Tata Urut. I. PENDAHULUAN. II. SISTEM / METODA PENGGALANGAN III. SASARAN PENGGALANGAN IV. MANAJEMEN PENGGALANGAN V. PENUTUP II. SISTEM / METODE PENGGALANGAN 1. SIFAT PENGGALANGAN a. KONSTRUKTIF / PERSUASIF 1) Sasaran langsung dirangsang dengan fakta dan data yang telah disusun secara terarah agar sasaran berfikir sendiri (letthem think).

3 2) Sasaran dihadapkan kepada berbagai macam problem atau persoalan yang telah disusun, sehingga sasaran dapat membuat keputusan sendiri sesuai dengan keinginan penggalang (Let them Decide). b. DESTRUKTIF Mendorong dan mengarahkan agar sasaran saling menghancurkan (Lethem Fight), dimana masing-masing pihak diprofokasi untuk saling mengadu kekuatan dan saling menghancurkan satu dengan yang lainnya. 2. TEHNIK PENGGALANGAN a. Perang urat syaraf (Push) atau operasi penggalangan Psikologi b. Penyebaran desas-desus atau isu ke dalam lingkungan kelompok / organisasi / jaringan kejahatan untuk menimbulkan keragu-raguan loyalitas kelompok c. Penyebaran gossip untuk menciptakan pengingkaran anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan terhadap integritas pimpinannya d. Kontak terselubung dengan anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan untuk menambah pengaruh / simpati e. Teror mental terhadap oknum anggota kelompok / organisasi / jaringan yang menentang upaya penegakan hukum dan stabilitas kamtibmas f.melakukan penetrasi / penyusupan terhadap lingkungan sasaran g. Memanfaatkan kelemahan-kelemahan anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan untuk menambah pengaruh (Soft Approach, Hard Approach, Black Mail) h. Memanfaatkan kelemahan-kelemahan ekonomi anggota kelompok / organisasi / jaringan kejahatan. 3. TAKTIK PENGGALANGAN

4 a. Gerakan menarik simpati sasaran. b. Gerakan menekan sasaran. c. Gerakan penyesatan. d. Gerakan memecah belah. e. Gerakan mendorong / merangsang berfikir. f. Gerakan bersifat persuasive. 4. MEDIA PENGGALANGAN a. PERSONIL 1) Face to face (secara terselubung). 2) Melalui oknum yang berpengaruh terhadap pokok / organisasi / jaringan kejahatan. 3) Melalui keluarga atau kawan terdekat sasaran. b. SARANA / ALAT 1) Telephone / Faximile. 2) E-Mail / Internet. 3) Pamflet / plakat / surat kaleng dsb 4) Media cetak dan elektronik c. THEMA PENGGALANGAN Adalah satu topik masalah yang merupakan garis pengarah terhadap psikologi sasaran d. Syarat Thema : 1) Harus sesuai dengan situasi dan kondisi 2) Harus menunjukkan kebenaran.

5 3) Tidak menimbulkan hal yang kontradiktif dengan thema yang sudah ada. Pesan / ide daripada penggalangan harus diperhitungkan untuk dapat diterima sasaran, sehingga secara sadar sasaran mau berbuat sesuai kehendak penggalang. Pesan harus selaras dengan tehnik, taktik, media serta thema yang dipilih. III. SASARAN PENGGALANGAN 1. MASYARAKAT SELEKTIF 1) Kelompok kejahatan. 2) Organisasi kejahatan. 3) Sindikat kejahatan. 4) Kelompok masyarakat ekstrim. 2. MASYARAKAT UMUM a. Sikap. b. Emosi. c. Tingkah laku / Perilaku. d. Kebiasaan. e. Opini. f. Persepsi / Visi. IV. MANAJEMEN PENGGALANGAN 1. POLA OPERASIONAL PENGGALANGAN a. SERVICE TYPE OPERATION Penggalangan dilaksanakan sejalan dengan kegiatan penyelidikan dan pengamanan terhadap sasaran sasaran tertentu yang potensial dapat mendukung, menciptakan situasi dan kondisi yang menguntungkan pelaksanaan tugas Polri

6 b. MISSION TYPE OPERATION Penggalangan dilaksanakan terhadap sasaran tertentu sesuai dengan perintah pimpinan dengan kegiatan operasi Intelijen 2. TAHAP TAHAP OPERASI PENGGALANGAN a. PERENCANAAN 1) Perumusan Target Operasi (TO) Penggalangan dari Pimpinan 2) Analisa sasaran meliputi : (a) Apakah sasaran penggalangan adalah tokoh yang berpengaruh dilingkungannya (b) Apakah sasaran penggalangan terdiri dari sekelompok oarng-orang yang berpengaruh (c) Apakah sasaran penggalangan merupakan organisasi, sindikat kejahatan, aktifis politik praktis dsb. 3) Pendalaman sasaran Untuk melengkapi kejelasan sasaran penggalangan terlebih dahulu harus dilaksanakan penyelidikan terhadap sasaran untuk mendapatkan data-data sasaran yang berisi : (a) Situasi dan kondisi actual di lingkungan dan aktifitas terakhir daripada sasaran. (b) Biodata dan antecedente orang-orang yang akan dijadikan sasaran penggalangan, termasuk aspek kebiasaan, sikap, emosi, perilaku, motifasi, visi, intelektualitas, hobi, kemampuan dan kelemahannya (c) Struktur organisasi, fungsi dan peran orang-orang yang terlibat, normanorma yang berlaku, system komunikasi, pengendalian organisasi dsb. (d) Daerah pengaruh, daerah Operasi daripada sasaran penggalangan 4) Pembuatan rencana Operasi penggalangan.

7 b. ORGANISASAI PELAKSANA PENGGALANGAN POLDA 1) Sponsor : KAPOLDA 2) Agent Handler : DIR INTELKAM POLDA 3) Principle Agent : KASAT DIT INTELKAM 4) Agent Action : PAMA DIT INTELKAM c. PELAKSANAAN OPERASI PENGGALANGAN 1) Penyusupan (a) Penyusupan dilakukan secara klandestin tertutup, sangat rahasia ke daerah sasaran dan selanjutnya diikuti dengan pembentukan jaringan dengan system Sel. (b) Kegiatan penggalangan disamarkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kecurigaan pihak sasaran, dan apabila penggalang badar / terbuka, kegiatan penggalangan dilanjutkan oleh jaringan dengan kodal dari penggalang melalui komunikasi klandestin. (c) Penyusupan dilakukan melalui sarana-sarana yang terdapat di daerah / lingkungan sasaran. 2) Pencerai Beraian (a) Setelah tersusun jaringan pada semua lini sasaran, dilakkan pencerai beraian keutuhan, kesatuan, kekompakan serta kesetiaan pihak sasaran (b) Pencerai beraian dimaksudkan untuk menghancurkan keutuhan sasaran, sehingga terpecah belah sehingga timbul konflik di dalam tubuh sasaran, yang berakibat lemahnya, menurunnya kewibawaan pimpinan sasaran (c) Dalam keadaan terpecah belah dilakukan penghasutan yang menimbulkan permusuhan di dalam tubuh sasaran, serta adanya harapan akan munculnya keadaan yang lebih baik dan akan memberikan kelanjutan kelanjutan kehidupan bagi kelompok.

8 3) Pengingkaran Dengan memanfaatkan rapuhnya kesetiaan anggota kelompok / organisasi / jaringan terhadap pemimpinnya, loyalitas dan kepatuhan serta kesetiaanya dirubah ke arah pihak penggalang. 4) Pengarahan Dengan lebih terbukanya kesempatan untuk mengarahkan loyalitas dan kestiaan kepada penggalang, dilakukan penanaman kepercayaan sasaran terdalam, yang dengan teliti dan cermat diupayakan agar secara berlanjut dan meyakinkan, pergerakan kesetiaan / loyalitas sasaran tergalang secara wajar tanpa paksaan. 5) Penggeseran (a) Apabila kerapuhan anggota sasaran dinilai sudah menggambarkan moment psikologis yang tepat, maka saatnya dilakukan usaha agar para anggota sasaran menghianati pemimpinnya (b) Dalam tahap penggeseran ini diupayakan menggeser sikap pimpinannya dan diarahkan kepada kepatuhan terhadap penggalang (c) Penggeseran dilakukan dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mempertimbangkan hasil pencerai beraian dan pengingkaran besarnya dukungan dan perlawanan. (2) Mencari alasan / thema yang tepat sesuai dengan aspirasi kelompok / organisasi / sindikat kejahatan untuk dijadikan alasan seperti ; a. Adanya ketidak adilan dalam pembagian hasil kejahatan b. Mengingkari kesetiaan kawan sendiri dsb. (3) Merencanakan waktu yang tepat sesuai perkembangan psikologi kelompok untuk melakukan penggeseran.

9 (4) Dilakukan check dan rechek terhadap semua persiapan, dan apabila momentumnya tepat dilakukan penggeseran. 6) Penggabungan a. Apabila penggeseran telah berhasil maka dilaksanakan penggabungan dan pemanfaatan untuk kepentingan penggalang. b. Apabila kegiatan penggalangan dinyatakan telah berhasil mencapai sasaran, selanjutnya dilakukan pengawasan yang cermat dan tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya berbagai macam hambatan yang timbul yang akan mengganggu pencapaian tujuan. A. PENGENDALIAN OPERASI PENGGALANGAN 1. Pengendalian operasi penggalangan dilaksanakan oleh agent handler yang secara rutin melaporkan setiap kegiatan dan hasil penggalangan kepada sponsor. 2. Kegiatan pengendalian terhadap agent action, yang setiap saat melaporkan kegiatan dan hasil yang dicapai kepada agent handler. 3. Kegiatan pengendalian penggalangan terhadap jaringan Intelkam dilakukan. oleh agent action sesuai dengan petunjuk agent handler serta melaporkan hasil penggalangan pada setiap tahapannya. B. LAPORAN PELAKSANAAN PENGGALANGAN 1. Laporan pelaksanaan penggalangan pada dasarnya berisi tentang pokok pokok rencana penggalangan penggalangan. 2. Pelaksanaan penggalangan, hasil yang dicapai serta analisa dan evaluasinya 3. Materi analisa terdiri dari analisa pelaksanaan penggalangan dan analisa terhadap hasil yang dicapai 4.Materi evaluasi terdiri dari :

10 a. Efek atau dampak yang timbul setelah dilaksanakannya operasi penggalangan. b. Sejauh mana operasi penggalangan dapat mempengaruhi keadaan sasaran penggalangan. c. Daya dan hasil guna pelaksanaan operasi penggalangan. V. PENUTUP Demikian Standart Operasional Prosedure (SOP) Penggalangan jaringan Intelijen meliputi proses perekrutan sampai dengan pemutusan hubungan jaringan, dibuat sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas. Mataram, Desember 2016 KASUBDIT IV M YUNUS JUNAIDI, S.Sos AKBP NRP 72090608