MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010 hingga April 2011 di peternakan sapi rakyat Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, dan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB. Materi Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pita ukur, timbangan pakan, ember, skop, kantong plastik, sapu lidi. Ternak Percobaaan Ternak yang digunakan adalah ternak sapi PO betina dewasa. Sebanyak 16 ekor ternak diletakkan di kandang individu. Sapi betina tersebut berumur 2-6 tahun dengan bobot badan awal 304,31±30,1 kg. Ternak dikelompokkan dalam 4 grup. Pakan yang Diberikan Bahan pakan yang digunakan terdiri dari jerami padi, tepung daun (daun singkong, daun lamtoro, dan daun turi), tepung ikan, dedak padi, molasses, dan campuran mineral. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari daerah Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban. Prosedur Pemeliharaan Enam belas ekor sapi dibagi menjadi 4 perlakuan dan setiap perlakuan mempunyai 4 ulangan. Sapi percobaan dipelihara di dalam kandang individu. Pakan diberikan 3 kali sehari (pukul 07.00, 13.00, dan 16.00 WIB). Air minum diberikan ad libitum. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan selama 40 hari dengan 15 hari masa adaptasi dan 25 hari masa pengumpulan data. Koleksi total feses dilakukan di akhir pemeliharaan. 10
Pembuatan Suplemen Kaya Nutrien dan Ransum komplit Suplemen Kaya Nutrien (SKN) dibuat dengan cara mencampurkan bahanbahan dengan jumlah yang sedikit terlebih dahulu, kemudian dicampurkan kedalam bahan dengan jumlah yang lebih besar. Komposisi SKN terdiri dari 10% tepung ikan, 60% dedak padi, 15% tepung daun singkong, 9% tepung daun lamtoro, 5% tepung daun turi dan 1% campuran mineral. Dalam pembuatan ransum komplit, dedak padi dicampur terlebih dahulu dengan tetes dan minyak secara manual dengan menggunakan tangan. Campuran tersebut ditambah dengan campuran tepung daun, mineral dan tepung ikan, lalu terakhir dicampur dengan potongan jerami padi. Hasil analisis proksimat dan komposisi ransum yang digunakan sebagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Pengambilan Sampel Feses Pengumpulan sampel feses dilakukan selama 3 hari pada masa akhir penelitian. Pengambilan dilakukan secara manual dengan mengambil feses setiap kali sapi ekskresi menggunakan sekop dan ember. Pengambilan sampel feses segar sebanyak 10% dari total feses segar, sedangkan pengambilan sampel untuk di analisa di laboratorium sebanyak 200 gram dari total bobot kering feses. Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Beberapa Sampel Bahan Pakan yang Digunakan Kandungan Nutrien (100% BK) Jerami Padi 1 Dedak Padi 1 SKN 2 komplit tanpa Ransum jerami padi 2 Bahan Kering 37,99 91,00 78,74 77,91 Abu 17,40 16,90 15,42 19,35 Protein Kasar 4,21 8,36 14,62 15,17 Lemak Kasar 1,44 3,97 5,96 4,45 Serat Kasar 32,50 28,90 22,10 22,83 Beta-N 44,45 41,87 41,90 38,19 Ca 0,42 0,14 1,92 3,64 P 0,28 0,90 0,25 0,30 Keterangan : Beta-N (Bahan ekstrak tanpa nitrogen = 100% - (kadar Abu+PK+SK+LK) SKN (Suplemen Kaya Nutrien) 1) Sutardi (1980) 2) Hasil analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Perah (2011) 11
Tabel 2. Komposisi Ransum Bahan pakan R1 R2 R3 R4 Jerami padi ad libitium ad libitium ad libitium 40% SKN - - 0,4 kg - Dedak padi - 2 kg 2 kg 30,5% Tepung ikan - - - 8,5% Tepung daun singkong - - - 5,7% Tepung daun lamtoro - - - 3% Tepung daun turi - - - 0,3% Tetes - - - 10% Minyak - - - 1% Mineral mix - - - 1% Pengukuran Bobot Badan dan Pertambahan Bobot Badan Bobot badan (BB) ternak diukur dengan mengkonversikan lingkar dada yang diukur dengan pita ukur ke BB dengan menggunakan rumus Schoorl berikut: Rumus Schoorl BB = (Lingkar Dada + 22) 2 100 Pertambahan BB (PBB) dihitung dengan mengurangi BB pada hari ke n dengan BB pada hari ke n-1, kemudian dibagi dengan jarak hari pengukuran untuk mendapatkan PBB/ekor/hari. Pengukuran Konsumsi Ransum (segar), Jerami Padi, Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar, dan Energi (TDN) Konsumsi (segar) dihitung dengan mengurangi jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan sisa pakan. Konsumsi BK, BO, dan PK dihitung dengan rumus sebagai berikut : Konsumsi BK (kg) Konsumsi BO (kg) Konsumsi PK (kg) = konsumsi ransum segar x %BK ransum = konsumsi BK x %BO ransum = konsumsi BK x %PK ransum Konsumsi TDN (kg) = konsumsi BK x %TDN ransum 12
Pengukuran Kecernaan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Protein Kasar Kecernaaan BK didapatkan dengan cara mengurangi konsumsi BK dengan BK feses lalu dibagi dengan konsumsi BK yang kemudian dikali seratus persen. Koefisien cerna BK, BO, dan PK dihitung dengan menggunakan rumus : (Konsumsi BK - BK feses) KCBK % = x 100% Konsumsi BK (Konsumsi BO - BO feses) KCBO % = x 100% Konsumsi BO (Konsumsi PK - PK feses) KCPK % = x 100% Konsumsi PK Pengukuran Energi Energi tercerna (digestible energy = DE) dan TDN dihitung berdasarkan rumus pendugaan menurut Sutardi (1980) sebagai berikut : TDN (kg) = (PKt + SKt + 2,25 LKt + Beta-N) 1 kg TDN = 4,4 Mcal DE Pengukuran Efisiensi Penggunaan Ransum (EPR) Nilai EPR diperoleh dari pertambahan bobot badan per hari dibagi rataan konsumsi BK ransum per hari dikali 100%. Pengukuran Income Over Feed Cost (IOFC) IOFC (income over feed cost) yaitu pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi biaya pakan. Cara perhitungannya adalah biaya pakan per hari dikurangi harga PBB harian. Perlakuan Penelitian terdiri atas : Rancangan Percobaan Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini sebanyak 4 perlakuan yang R1 = Jerami padi ad libitum R2 = R1 + suplemen dedak padi 2 kg/ekor/hari R3 = R2 + SKN 0,4 kg/ekor/hari R4 = Ransum komplit berbasis jerami padi 13
R1 merupakan perlakuan kontrol dalam penelitian ini. Jerami padi digunakan karena merupakan bahan pakan utama sapi potong di musim kering di daerah Kabupaten Rembang. R2 merupakan ransum jerami padi yang disuplementasi dengan dedak padi yang diberikan secara terbatas yaitu 2 kg/ekor/hari dan merupakan ransum yang biasa digunakan peternak. R3 diberikan karena pemberian suplemen dedak padi saja tidak cukup untuk memperbaiki kualitas jerami padi, sehingga perlu ditambahkan SKN yang terdiri atas bahan-bahan yang mudah ditemukan dan memiliki kualitas lebih baik seperti daun turi, lamtoro, singkong, tepung ikan, dedak padi, dan mineral mix untuk melengkapinya; pemberian SKN dilakukan pada taraf 0,4 kg/ekor/hari. R4 digunakan sebagai perlakuan kontrol positif yaitu berupa ransum komplit yang diformulasikan sehingga memenuhi kebutuhan ternak. Model Model matematik yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK), dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya, 2000) : Y ij = µ + τ i + ß j + ε ij Keterangan : Y ij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum τ i β j ij = Efek perlakuan ke-i = Efek kelompok ke-j = Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah : pertambahan bobot badan, konsumsi (ransum segar, jerami padi, BK, BO, protein kasar, dan energi), kecernaan (BK, BO, protein, dan energi), efisiensi penggunaan ransum (EPR), dan income over feed cost (IOFC). 14