PENGARUH WAKTU TANAM BAWANG PREI (Allium porum L.) PADA SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

dokumen-dokumen yang mirip
GROWTH AND YIELD RESPONSE SWEET CORN (Zea mays L. saccharata) IN INTERCROPPING SYSTEM WITH MUNG BEAN (Vigna radiata L.)

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN :

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

STUDY OF BROCCOLI (Brassica oleracea L.) AND LEEK (Allium porrum L.) INTERCROPPING SYSTEM IN VARIOUS PLANT SPACING

PRODUKSI TUMPANGSARI KACANG MERAH (VIGNA ANGULARIS) DAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI ATAP (ROOFTOP CULTURE) PENDAHULUAN

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Usaha budidaya telah dilakukan untuk mendapatkan hasil produksi

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 8, Desember 2016: ISSN: Bhakti Waluyo *), Ninuk Herlina dan Roedy Soelistyono

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

SKRIPSI HASIL KACANG TANAH

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

KAJIAN MODEL TANAM DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH JAGUNG

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DENGAN BEBERAPA PENGATURAN WAKTU TANAM KACANG TANAH PADA SISTEM TUMPANGSARI

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

THE EFFECT OF SPACING AND PLANTING TIME SOYBEAN OF GROWTH AND YIELD SOYBEAN (Glycine max) ON SUGAR CANE (Saccharum officinarum L.

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

Pertumbuhan dan Hasil Dua Klon Ubijalar dalam Tumpang Sari dengan Jagung. Growth and Yield of Two Sweetpotato Clones in Intercropping with Maize

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH WAKTU DAN METODE PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS (Brassica oleraceae L.) DALAM SISTEM TUMPANGSARI DENGAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

GROWTH AND YIELD OF BLACK SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) SEED OF MALLIKA PLANTED BY INTERCROPPING WITH SWEET CORN (Zea mays Saccharata group)

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

PENINGKATAN EFISIENSI KONVERSI ENERGI MATAHARI PADA PERTANAMAN KEDELE MELALUI PENANAMAN JAGUNG DENGAN JARAK TANAM BERBEDA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

Diterima 09 Maret 2017/Disetujui 10 Juli 2017 ABSTRACT. Keywords : intercropping cabbage and chilli, land equivalent ratio and planting time ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogeae L ) BERDASARKAN VARIASI POLA TANAM TUMPANGSARI

PEMANFAATAN TEPI BEDENGAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DENGAN BERBAGAI TANAMAN SELA DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

RESPONS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea Mays L.) TERHADAP BEBERAPA PENGATURAN TANAM JAGUNG PADA SISTEM TANAM TUMPANGSARI

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

Volume 10 Nomor 2 September 2013

I. PENDAHULUAN. Sorgum (Sorghum bicolor [L.] Moench) adalah tanaman serealia yang potensial

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Intercropping System Between Soybean (Glycine max (L) Merrill) Genotypes with Sweet Corn (Zea mays Var.Saccharatasturt) Planted In Multi Rows

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah diperkirakan masuk ke Indonesia antara tahun Namun

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

BAHAN METODE PENELITIAN

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

Transkripsi:

PENGARUH WAKTU TANAM BAWANG PREI (Allium porum L.) PADA SISTEM TUMPANGSARI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) THE EFFECT OF LEEKS (Allium porum L.) PLANTING TIME IN INTERCROPPING SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SWEETCORN (Zea mays saccharata) Carina Hesti Ratri *), Roedy Soelistyono dan Nurul Aini Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia *) E-mail: fernanda.nuty@yahoo.com ABSTRAK Tumpangsari adalah sistem tanam dimana terdapat dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam secara bersamaan dalam waktu relatif sama atau berbeda. Sistem tumpangsari mengakibatkan terjadinya kompetisi antara tanaman utama dan tanaman sela. Upaya untuk mengurangi kompetisi maka dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanam yang tepat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui waktu tanam bawang prei yang tepat diantara perlakuan yang dicoba terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 9 perlakuan : P1 = Tanam bawang prei bersamaan dengan tanam jagung manis, P2 = Bawang prei 7 hari sebelum jagung manis, P3 = Bawang prei 14 hari sebelum jagung manis, P4 = Bawang prei 21 hari sebelum jagung manis, P5 = Bawang prei 7 hari setelah jagung manis, P6 = Bawang prei 14 hari setelah jagung manis, P7 = Bawang prei 21 hari setelah jagung manis, P8 = Monokultur jagung manis bersamaan dengan P1, P9 = Monokultur bawang prei bersamaan dengan P1. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada hasil klobot tanaman jagung manis dan bobot segar pada tanaman bawang prei. Kata kunci : Jagung manis, Bawang prei, Tumpangsari, Waktu tanam ABSTRACT The intercropping is the planting system where there are two or more different types of crops are grown simultaneously in the same or different relative timing. Intercropping system resulted in competition between the main plant and between plants. Efforts to reduce the competition it can be done by setting the appropriate planting time. The purpose of this study is to determine the time of planting leeks right among treatments tested on the growth and yield of sweetcorn. The research method used randomized block design (RAK) consists of 9 treatments: P1= Plant leeks along with the planting of sweetcorn, P2= Plant leeks 7days before the sweetcorn, P3= plant leeks 14 days before the sweetcorn, P4= plant leeks 21 days before the sweetcorn, P5= plants leeks 7days after the sweetcorn, P6= plants leeks 14 days after the sweetcorn, P7=plant leeks 21 days after the sweetcorn, P8= Monoculture sweetcorn with P1, P9= Monoculture leeks with P1. The results showednosignificant effecton the resultsof planthusksof sweet cornandfresh weight oftheplantleek Keywords: Sweetcorn, Leeks, Intercropping, Time Planting PENDAHULUAN Jagung manis (Zea mayssaccharata) dan Bawang prei(allium porum L.) ialah komoditas pertanian yang prospektif untuk dikembangkandi Indonesia.Menurut Bangun (1995), kedua hasil tanaman ini memiliki

407 Ratri, dkk, Pengaruh Waktu Tanam... permintaan pasar yang tinggi. Seiiring dengan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi dan laju pertumbuhan masyarakat maka permintaan akan kedua komoditas tersebut terus meningkat, namun produktivitas dan kepemilikan lahan oleh petani semakin menurun. Mengingat kepemilikan lahan oleh petani semakin terbatas, maka diperlukan usaha atau teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas lahan, mengurangi resiko kegagalan panen dan meningkatkan hasil produksi serta pendapatan per satuan luas dan waktu yaitu dengan sistem tumpangsari.sistem tanam tumpangsari adalah salah satu usaha sistem tanam dimana terdapat dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam secara bersamaan dalam waktu relatif sama atau berbeda dengan penanaman berselang seling dan jarak tanam teratur pada sebidang tanah yang sama. Tumpangsari mengakibatkan terjadinya kompetisi antara tanaman pokok dan tanaman sela. Kompetisi dapat berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.menurut Firman (1992), pengaturan sistem tumpangsari dapat meminimalkan kompetisi diantara tanaman atau dapat saling mendukung untuk pertumbuhan dan produksi dan meningkatkan produktivitas per satuan luas lahan, untuk mengurangi kompetisi dari pola tumpangsari jagung manis dan bawang prei, maka dapat dilakukan dengan mengatur waktu tanam yang tepat. dalam menyusun sistem tumpangsari perlu memperhatikan kepekaan tanaman terhadap persaingan selama daur hidupnya. Tanaman pada periode tertentu jelas sangat sensitif dan cekaman pada periode tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan hasil. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian di Desa Tundan, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri pada bulan Februari sampai Mei 2014. Terletak pada ketinggian ± 450 meter dpl, dengan suhu berkisar 22-26 C, Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris, jangkasorong, timbangan analitik, oven dan kamera dan papan label. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih jagung manis varietas Bonanza, bibit bawang prei varietas Blalo, insektisida raydock 28 EC konsentrasi 2ml/liter air, fungisida Sigenta konsentrasi 2ml/liter air, pupuk jagung manis yaitu urea dosis 230 g/petak, sp36 dosis 110 g/petak, kcl 70 g/petak. Pupuk bawang prei urea dosis 70 g/petak, sp36 dosis 30 g/petak, kcl dosis 30 g/petak dan pupuk kandang kambing 33.2 g. Menghitung nilai NKL (Simatupang, 1997) : NKL: + x 100% Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 9 perlakuan : Tanam bawang prei bersamaan dengan tanam jagung manis (P1), Bawang prei 7 hari sebelum jagung manis (P2), Bawang prei 14 hari sebelum jagung manis (P3), Bawang prei 21 hari sebelum jagung manis (P4), Bawang prei 7 hari setelah jagung manis (P5), Bawang prei 14 hari setelah jagung manis (P6), Bawang prei 21 hari setelah jagung manis (P7), Monokultur jagung manis bersamaan dengan P1 (P8), Monokultur bawang prei bersamaan dengan P1 (P9). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F dengan taraf 5%) untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan yang diberikan, jika terdapat hasil yang berbeda nyata, dilanjutkan dengan BNT dengan taraf 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman Jagung Manis Berdasarkan hasil analisis data secara statistik diketahui bahwa perlakuan waktu penanaman bawang prei dalam sistem tumpangsari antara tanaman jagung manis dan bawang prei memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap komponen pertumbuhan tanaman (Jumlah daun, luas daun dan bobot kering). Berdasarkan data jumlah daun, luas daun dan bobot kering pada umur 50 hst tanaman jagung manis (Tabel 1) memberikan hasil yang tidak berbeda nyata, dikarenakan pada perlakuan

408 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 5, Juli 2015, hlm. 406 412 Tabel 1 Jumlah, Luas dan Bobot Kering Tanaman Jagung Manis pada Umur 50 hst Perlakuan Jumlah Luas Bobot Kering (Helai/tanaman) (cm 2 /tanaman) (g/tanaman) P1 10,33 2370,51 36,71 P2 10,00 2139,00 34,14 P3 11,00 2456,56 31,96 P4 10,66 2132,92 34,16 P5 9,33 2139,69 34,03 P6 9,33 1765,47 26,68 P7 10,00 2276,30 32,69 P8 9,66 2166,58 34,02 BNT 5% tn tn tn Keterangan : tn : tidak berbeda nyata, hst : hari setelah tanam, P1 : tanam bawang prei bersamaan tanam jagung manis, P2 : tanam bawang prei 7 hari sebelum tanam jagung manis, P3 : tanam bawang prei 14 hari sebelum tanam jagung manis, P4 : tanam bawang prei 21 hari sebelum tanam jagung manis, P5 : tanam bawang prei 7 hari setelah tanam jagung manis, P6 : tanam bawang prei 14 hari setelah tanam jagung manis, P7 : tanam bawang prei 21 hari setelah jagung manis, P8 : monokultur jagung manis bersamaan dengan tanam tersebut tanaman jagung manis mendapatkan ruang tumbuh lebih banyak. Di dalam daun klorofil berperan sangat penting sebagai penyerap cahaya untuk melangsungkan proses fotosintesis, semakin banyak jumlah klorofil di dalam daun maka proses fotosintesis akan berjalan dengan baik sehingga tanaman dapat menghasilkan fotosintat dalam jumlah yang banyak (Herlina, 2011). Pembentukan fotosintat yang tinggi mendorong kecepatan pembentukkan organ-organ tanaman seperti daun. Jumlah daun yang optimum memungkinkan distribusi (pembagian) cahaya antar daun lebih merata. Distribusi cahaya yang lebih merata antar daun mengurangi kejadian saling menaungi antar daun sehingga masing-masing daun dapat bekerja sebagai mana mestinya, Bobot kering total tanaman bergantung pada ukuran luas daun yang berkembang, Luas daun berpengaruh pada proses fotosintesis untuk menghasilkan asimilat yang digunakan sebagai sumber energi pertumbuhan dalam membentuk organorgan vegetatif tanaman yang berakibat pada peningkatan biomassa tanaman. Luas daun merupakan parameter pertumbuhan tanaman yang berpengaruh dengan parameter pertumbuhan yang lain, termasuk bobot kering tanaman. Ruang kosong itu yang dimanfaatkan untuk tanaman sehingga penggunaan lahan lebih efisien. tumpangsari memang menurunkan hasil untuk masing-masing komoditas yang ditumpangsarikan karena adanya pengaruh kompetisi. Tetapi, berdasarkan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL), berkurangnya hasil tiap-tiap komoditas masih berada di dalam kondisi yang menguntungkan (Islami, 2011). Berdasarkan data hasil tongkol jagung manis memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (Tabel 2), hal ini dikarenakan pada pola tanam tumpangsari waktu tanam berhubungan dengan kemampuan kompetisi suatu tanaman. Waktu tanam 2 jenis tanaman yang ditumpangsarikan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini terkait dengan upaya meminimkan kompetisi tanaman untuk memanfaatkan sumber daya yang terdapat pada lahan yang sama. Waktu tanam mempunyai peranan yang penting dalam sistem tumpangsari, terutama pada tanaman yang peka terhadap naungan, untuk mengurangi pengaruh tersebut waktu tanam jagung manis dan bawang prei harus diatur agar pada periode kritis dari suatu pertumbuhan terhadap persaingan dapat ditekan. Waktu tanam 7 hari, 14 hari, 21 hari setelah tanam jagung manis adalah waktu yang paling cocok untuk penanaman bibit bawang prei, karena jagung manis membutuhkan 4 sampai 5 hari untuk muncul kepermukaan sehingga dengan

Tabel 2 Hasil Tongkol Jagung Manis pada Perlakuan Waktu Tanam 409 Ratri, dkk, Pengaruh Waktu Tanam... Hasil (ton/ha) Perlakuan Bobot Segar Bobot Segar dengan klobot tanpa klobot P1 24,18 17,44 P2 23,67 17,24 P3 24,18 17,34 P4 24,08 17,34 P5 23,97 17,04 P6 21,67 16,91 P7 23,97 17,04 P8 23,97 17,34 BNT 5% tn tn Keterangan : tn : tidak berbeda nyata, hst : hari setelah tanam, P1 : tanam bawang prei bersamaan tanam jagung manis, P2 : tanam bawang prei 7 hari sebelum tanam jagung manis, P3 : tanam bawang prei 14 hari sebelum tanam jagung manis, P4 : tanam bawang prei 21 hari sebelum tanam jagung manis, P5 : tanam bawang prei 7 hari setelah tanam jagung manis, P6 : tanam bawang prei 14 hari setelah tanam jagung manis, P7 : tanam bawang prei 21 hari setelah jagung manis, P8 : monokultur jagung manis bersamaan dengan tanam jarak 7, 14, 21 hari akan mempermudah menanam bibit bawang prei tanpa merusak tanaman jagung manis. Khalil (2000) menyatakan bahwa dalam pola tanam tumpangsari perlu memperhatikan kepekaan tanaman terhadap persaingan selama hidupnya, banyak tanaman pada periode tertentu sangat sensitif dan peka terhadap kompetisi sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Supaya persaingan antara jenis tanaman yang ditumpangsarikan dapat ditekan sekecil mungkin, maka perlu diatur agar sumberdaya yang diperlukan untuk masing-masing tanaman tidak terjadi pada saat yang bersamaan. Dijelaskan oleh Madkar (2002), bahwa salah satu faktor pertumbuhan tanaman yang menentukan hasil tanaman ialah produksi biomassa tanaman disamping faktor genetik dan tingkat alokasi fotosintat ke bagian yang dipanen (sifat fisiologis). Fotosintat yang diakumulasikan dalam bobot kering total tanaman selama fase vegetatif akan ditranslokasikan untuk pembentukan perkembangan tongkol pada tanaman jagung manis. Tanaman Bawang Prei Berdasarkan data jumlah daun dan luas daun tanaman bawang prei pada umur 50 hst memberikan pengaruh yang berbeda nyata (Tabel 3). Penanaman bawang prei 14 hari sebelum tanam jagung manis (P4) memberikan jumlah daun dan luas daun lebih tinggi dari perlakuan yang lain, hal ini dikarenakan dalam tanaman tumpangsari yang mengalami naungan akan memberikan respon memperbesar luas daun. Selain itu disebabkan oleh peningkatan aktivitas auksin yang lebih giat pada kondisi ternaungi sehingga pembelahan sel meristem lebih aktif yang berakibat semakin panjangnya batang tanaman tersebut. Menurut Sinaga (2008) Semakin besar luas daun yang terbentuk maka akan selalu di ikuti oleh peningkatan jumlah cabang produktif tanaman, kekurangan intensitas cahaya menyebabkan jumlah energi yang tersedia untuk penggabungan karbondioksida dan air sangat rendah, akibatnya pembentukan karbohidrat yang digunakan untuk pembentukan senyawa lain juga rendah. Kandungan klorofil juga dapat berkurang dan daun menjadi hijau kekuningan. Akibatnya, laju penyerapan cahaya rendah dan fotosintesis jadi rendah.intensitas cahaya juga meningkatkan suhu daun, mengakibatkan laju transpirasi naik sehingga tidak seimbang dengan laju absorpsi air, stomata jadi menutup dan fotosintesis berkurang. Hal ini akan mempengaruhi enzim tertentu, menonaktifkan enzim yang merubah gula ke pati, lalu gula menumpuk akibatnya aksi

410 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 5, Juli 2015, hlm. 406 412 masa, fotosintesis jadi lambat. Kelebihan intensitas cahaya, membuat orang menggunakan naungan, tanaman peteduh, tumpangsari. Soeprapto (2004) menyatakan bahwa Luas daun adalah organ tanaman yang sangat berkontribusi pada kehidupan tanaman karena pada daun tersebut berlangsung proses fotosintesis, adanya perbedaan luas daun pada tanaman akan berdampak pada kemampuan tanaman tersebut dalam membentuk fotosintat yang akan didistribusikan keseluruh bagian tanaman. Berdasarkan data hasil bobot segar dan bobot konsumsi memberikan hasil yang tidak berbeda nyata (Tabel 4), menurut Widiastuti (2012), Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh perlakuan waktu tanam. Perbedaan waktu tanam ini dapat dimanfaatkan kedua tanaman untuk saling melengkapi, dikarenakan pada pola tanam tumpangsari saat tanam berhubungan dengan kemampuan kompetisi suatu tanaman. Pertumbuhan tanaman bawang prei yang ditanam lebih awal daripada tanaman jagung manis lebih mendominasi ruang tumbuh dibandingkan dengan tanaman bawang prei yang ditanam setelah penanaman tanaman jagung manis, sehingga lebih mampu berkompetisi dalam mendapatkan faktor pertumbuhan. Herlina (2011), menyatakan bahwa dalam pola tanam tumpangsari perlu memperhatikan kepekaan tanaman terhadap persaingan selama hidupnya.banyak tanaman pada periode tertentu sangat sensitif dan peka terhadap kompetisi sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman. Hasil perhitungan nilai nisbah kesetaraan lahan (NKL) menunjukkan bahwa semua perlakuan pada pola tanam tumpangsari memiliki nilai NKL lebih dari 1. Hal ini menunjukkan bahwa sistem tanam tersebut di nilai mampu meningkatkan produktivitas lahan sehingga lebih efisiendaripada sistem tanam monokultur. Sesuai dengan pernyataan Sulisyaningsih (2005) bahwa dalam pola tanam tumpangsari lebih terjamin perolehan keuntungan dibandingkan dengan penanaman tunggal. Sistem tanam tumpangsari dapat menekan biaya produksi karena lahan yang di usahakan dapat lebih efisien, Tabel 3 Jumlah dan Luas Tanaman Bawang Prei pada Umur 50 hst Perlakuan Jumlah Luas (Helai/tanaman) (cm 2 /tanaman) P1 3,00 a 42,76 ab P2 6,33 b 123,50 c P3 12,00 c 147,80 cd P4 16,66 d 152,90 d P5 6,00 b 37,13 a P6 5,33 b 53,38 b P7 7,00 b 43,87 ab P9 3,33 a 44,59 ab BNT 5% 1,80 16,13 Keterangan : Angka-angka yang di dampingi oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn : tidak berbeda nyata, hst : hari setelah tanam, P1 : tanam bawang prei bersamaan tanam jagung manis, P2 : tanam bawang prei 7 hari sebelum tanam jagung manis, P3 : tanam bawang prei 14 hari sebelum tanam jagung manis, P4 : tanam bawang prei 21 hari sebelum tanam jagung manis, P5 : tanam bawang prei 7 hari setelah tanam jagung manis, P6 : tanam bawang prei 14 hari setelah tanam jagung manis, P7 : tanam bawang prei 21 hari setelah jagung manis, P8 : monokultur jagung manis bersamaan dengan tanam

Tabel 4 Hasil Bobot Segar dan Bobot Konsumsi Tanaman Bawang Prei Perlakuan Bobot segar 411 Ratri, dkk, Pengaruh Waktu Tanam... Hasil (ton/ha) Bobot Konsumsi P1 2,44 1,83 P2 1,22 0,81 P3 3,16 2,61 P4 3,77 3,27 P5 1,53 0,92 P6 1,20 0,84 P7 1,42 0,95 P9 2,14 1,48 BNT 5% tn tn Keterangan : tn : tidak berbeda nyata, hst : hari setelah tanam, P1 : tanam bawang prei bersamaan tanam jagung manis, P2 : tanam bawang prei 7 hari sebelum tanam jagung manis, P3 : tanam bawang prei 14 hari sebelum tanam jagung manis, P4 : tanam bawang prei 21 hari sebelum tanam jagung manis, P5 : tanam bawang prei 7 hari setelah tanam jagung manis, P6 : tanam bawang prei 14 hari setelah tanam jagung manis, P7 : tanam bawang prei 21 hari setelah jagung manis, P8 : monokultur jagung manis bersamaan dengan tanam disamping itu kelebihan pupuk yang diberikan pada suatu tanaman dapat dimanfaatkan oleh tanaman lain serta dapat menekan serangan hama dan penyakit tanaman sehingga dapat meningkatkan hasil. KESIMPULAN Perlakuan waktu tanam tidak memberikan pengaruh terhadap hasil produksi tanaman jagung manis dan bawang prei. Pada komponen pertumbuhan jumlah daun dan luas daun memberikan pengaruh pada tanaman bawang prei. Perlakuan penanaman bawang prei 21 hari sebelum tanam jagung manis (P4) memberikan jumlah daun dan luas daun lebih tinggi daripada perlakuan yang lain. Pola tanam tumpangsari pada tanaman jagung manis dan bawang prei memberikan nilai NKL lebih dari 1, artinya pada semua perlakuan memberikan efek yang menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA Bangun, E.1995. Pengaruh populasi tanaman kedelai terhadap komponen hasil jagung pada tumpangsari kedelai-jagung, Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. 4 (3) : 21-26. Firman, E. 2012. Respon Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap beberapa Pengaturan Tanam Jagung pada Sistem Tanam Tumpangsari, Jurnal Agronomi 11 (1) : 41-46. Herlina, N. 2011. Kajian Variasi Jarak dan Waktu Tanam Jagung Manis Dalam Sistem Tumpangsari Jagung Manis (Zea mays saccarata) dan Kacang Tanah(Arachis hypogeal L.), Jurnal Pasca Sarjana Universitas Andalas, Padang. Islami, T. 2011. Manipulasi Tajuk Tanaman Jagung Terhadap Hasil Tanaman Jagung dan Ubi Jalar dalam Pola Tumpang Gilir. Agrivita 21 (1) : 20-24. Khalil, M. 2000. Penentuan waktu tanam kacang tanah dan dosis pupuk posfat terhadap pertumbuhan, hasil kacang tanah dan jagung dalam sistem tumpangsari, Jurnal Agrista, 4 (2) : 259-265. Madkar, 2002. Pengaruh naungan pada berbagai perkembangan dan populasi tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine max L.). Jurnal Agrivita 23 (1) : 23-14. Simatupang,S.1997. Pengaruh pemupukan boraks terhadap pertumbuhan dan

412 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 3, Nomor 5, Juli 2015, hlm. 406 412 mutu kubis bunga, Jurnal Hortikultura 6 (5) : 456 469. Sinaga, R. 2008. Keterkaitan nisbah tajuk akar dan efisiensi penggunaan air pada rumput gajah Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan, Jurnal Biologi 3(1):29-35. Soeprapto, 2004. Intercopping system untuk stabilisasi produksi pertanian, Penataran PPS Bidang Agronomi dalam pola bertanam, Lembaga Penelitian Bogor p. 117. Sulistyaningsih, E. 2005. Pertumbuhaan dan Hasil Caisin Pada Berbagai Warna Sungkup Plastik. Jurnal Ilmu Pertanian. 12(1):65 76. Widiastuti, 2012. Pengaruh Intensitas CahayaTerhadap Iklim Mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot, diakses tanggal 20 Mei 2012.