BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN KLIRING ANTAR BANK ATAS WARKAT YANG BERBENTUK CEK PADA BANK INDONESIA DI SURAKARTA

PENGARUH TINGKAT INFLASI TERHADAP PERKEMBANGAN PD. BKK KARTASURA. (Tinjauan Yuridis Mengenai Perjanjian Kredit PD.BKK Kartasura)

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

Oleh : IWAN BAYU AJI NIM : C

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. aktif dari seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan. pengerahan dana, kemampuan modal dan potensi yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Indonesia merupakan salah satu sektor yang menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

BAB I P E N D A H U L U A N. perusahaan atau badan usaha memerlukan sumber daya atau faktor faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

PENGGUNAAN CEK SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DAN PERMASALAHANNYA DI PT BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG ATAU KREDIT. (Studi Kasus Koperasi KPRI Guru Sekolah Dasar di Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin. untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong manusia untuk berbondong-bondong memenuhi kebutuhan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana. baru. Dengan liberalisasi perbankan tersebut, sektor perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dan dunia usaha maupun jasa lainnya. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian.

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Peranan hukum secara ideal tidak hanya dalam fungsi pengendalian sosial ( social

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan diinginkannya. Disamping sifat sifat di atas

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, sektor perbankan mengalami perubahan dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai money changer (tukar menukar uang), sekarang juga meminjamkan uang bagi orang yang membutuhkannya serta dalam pertumbuhannya bank memperluas bidang usahanya dengan menyelenggarakan perkreditan dan penjaminan. Dalam hal ini perbankan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pertumbuhan perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai arti adanya suatu langkah ke arah kemajuan perdagangan dan berarti pula kesibukan dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Dalam sifat dan kewajibannya bank-bank senantiasa mengikuti norma-norma dalam lapangan ekonomi. Semakin kurang artinya sebuah bank sebagai tempat penukaran uang. Tetapi sebaliknya semakin kuat saja potensinya sebagai sebuah lembaga kredit dan lembaga penjaminan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sektor perbankan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional baik melalui fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat maupun sebagai lembaga penyalur dana. Salah satu usaha bank tersebut adalah menerbitkan garansi bank yaitu merupakan suatu perjanjian tertulis yang isinya bank menyetujui untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan baik perorangan, badan / lembaga guna memenuhi kewajiban terjamin dalam suatu jangka waktu tertentu dan

2 dengan syarat syarat tertentu berupa pembayaran sejumlah uang tertentu apabila terjamin di kemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan 1. Sedangkan dalam Pasal 1 butir 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (SKBI) No. 11 / 110 / Kep / Dir / UPPB tanggal 28 maret 1979 tentang pemberian Jaminan oleh Bank dan Pemberian jaminan oleh lembaga keuangan bukan Bank, menyebutkan : Bank Garansi adalah warkat yang diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila jaminan pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi). Jadi eksistensi lembaga keuangan seperti perbankan dalam sistem perekonomian adalah untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat salah satunya dalam bentuk Garansi Bank. Namun dalam pelaksanaannya penerbitan Bank Garansi, masih sering timbul permasalahan diantara berbagai pihak misalnya, sulitnya untuk mengklaim jika debitur cidera janji atau ketidak bonafidan dari Bank penjamin, walaupun sebenarnya sudah ada ketentuan yang mengatur Bank Garansi tersebut. Pemberian Bank Garansi merupakan salah satu fungsi dari Bank Umum disamping fungsi memberikan berbagai jasa bank. Sebagai suatu 1 Drs. Muhammad Djumhana, S.H.,Hukum Perbankan Di Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 200. Hal. 356.

3 kebijaksanaan, maka Bank Garansi diberikan kepada nasabah bank dengan tujuan memberikan bantuan yang sifatnya menunjang nasabah bersangkutan yang akan melakukan suatu tugas pekerjaan yang sifatnya terbatas dan terpilih. Sehubungan dengan hal itu maka peranan perbankan diharapkan dapat lebih ditingkatkan untuk memperbesar dan memperluas pemberian Garansi bank kepada pihak-pihak yang membutuhkan, guna menumbuhkan dan meningkatkan usaha di dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sesuai dengan fungsi dari bank itu sendiri, bank merupakan alat bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian dan keuangan negara. Stabilitas perekonomian dan keuangan negara dapat tercapai apabila bank di beri fungsi oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya dalam menata ekonomi dan keuangan negara. Sifat Garansi Bank adalah suatu perjanjian tambahan atau accsoir yaitu adanya tergantung pada perjanjian pokok. Dengan demikian Garansi Bank akan berakhir kalau perjanjian pokoknya berakhir. Garansi Bank yang di berikan oleh bank itu merupakan salah satu tugasnya disamping memberikan jasa-jasa lainya. Oleh bank, Garansi Bank diberikan kepada nasabah dengan tujuan memberikan bantuan yang sifatnya menunjang nasabahnya yang akan melakukan suatu usaha atau melakukan suatu pekerjaan

4 Dalam hal pemberian Garansi Bank Terdapat tiga pihak yaitu : a. Pihak pertama, yaitu pihak yang memberikan garansi kepada pihak kedua, dalam hal ini adalah bank yang untuk selanjutnya disebut sebagai pihak penjamin atau pihak penanggung. b. Pihak kedua yaitu pihak yang harus melakukan sesuatu untuk pihak ketiga. Pihak kedua ini adalah pihak yang dijamin oleh bank yang untuk selanjutnya disebut sebagai pihak terjamin c. Pihak ketiga yaitu pihak yang memberi perintah kepada pihak kedua yang untuk selanjutnya disebut sebagai pihak penerima. 2 Melihat tingkat kedudukan masing-masing pihak, tersebut serta bagaimana hubungan hukum masing-masing pihak yang transksinya didukung oleh Garansi Bank. Garansi Bank bagi bank yang mengeluarkannya merupakan suatu pengakuan tertulis yang isinya menyetujui untuk mengikatkan diri kepada pihak penerima jaminan guna memenuhi kewajiban pihak terjamin dalam suatu jangka waktu tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu, berupa pembayaraan sejumlah uang tertentu apabila, dikemudian hari ternyata tidak memenuhi kewajibanya kepada pihak penerima jaminan. Si penerima jaminan percaya kepada bank yang merupakan modal utama bank. Apabila si terjamin melanggar kedudukan si terjamin melanggar janji, maka si penerima jaminan percaya bahwa bank akan mengganti kedudukan si terjamin untuk memenuhi kewajibannya, 2 Imama Syakir, 1983. Dasar-dasar Moneter dan Perbankan. Bandung.: Alumni. Hal 67

5 dengan demikian si penerima jaminan terhindar dari resiko yang timbul sebagai akibat dari kelalian si terjamin atau wanprestasi. Berdasarkan uraian yang telah penulis uraikan diatas maka penulis tertarik untuk membahasnya melalui skripsi dengan judul : PERAN BANK DALAM PERJANJIAN GARANSI BANK PADA PENGADAAN BARANG DAN ATAU JASA (Study Kasus Di Bank Jateng Cabang Wonogiri) B. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka dalam hal ini untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang menjadi fokus penelitian dalam penulisan hukum ini dan untuk menghindari terjadinya pengaburan dan perluasan masalah sebagai akibat luasnya ruang lingkup tentang objek yang akan dikaji, serta supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu penulis melakukan pembatasan mengenai daerah yang menjadi sasaran penelitian yaitu di Bank Jateng Cabang Wonogiri, maka penulis mengambil obyek penelitian penulisan skripsi dengan judul : PERAN BANK DALAM PERJANJIAN GARANSI BANK PADA PENGADAAN BARANG DAN ATAU JASA (Study Kasus Di Bank Jateng Cabang Wonogiri)

6 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam Penulisan Hukum sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Prosedur Penerbitan Bank Garansi di Bank Jateng Cabang Wonogiri? 2. Upaya Hukum Apa Yang Dilakukan Oleh Bank Jateng Cabang Wonogiri Apabila Terjadi Permasalahan? D. Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran dan data yang lengkap mengenai prosedur penerbitan Bank Garansi di Bank Jateng Cabang Wonogiri 2. Untuk memperoleh gambaran dan data yang lengkap mengenai Upaya Hukum apa yang dilakukan oleh Bank Jateng Cabang Wonogiri Apabila Terjadi Permasalahan. E. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan terhadap ilmu hukum pada umumnya dan hukum perbankan pada khususnya.

7 2. Manfaat praktis Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan bagi penulis maupun masyarakat mengenai prosedur perjanjian garansi bank pada pengadaan barang dan atau jasa di Bank Jateng cabang Wonogiri F. Metodologi Penelitian Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Metode Penelitian Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis merupakan bentuk penelitian hukum. Yaitu suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan penalaran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisa dan juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum untuk kemudian mengadakan suatu pemecahan atas permasalahanpermasalahan yang timbul didalam suatu gejala yang bersangkutan. 3 Disini penulis akan melakukan penelitian dengan mendasarkan pada pendekatan yuridis sosiologis. Dimana hukum tidak hanya di konsepkan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga-lembaga dan proses berlakunya kaidah hukum itu dalam masyarakat. 4 3 Soeryano Soekanto, pengantar penelitian hukum, Jakarta. UI Press, 1985, Hal 43 4 Soetandyo Wignjosoebroto, Silabus Metode Penelitian Hukum, Progam Pasca Sarjana, Surabaya: Universitas Airlangga, Hal 1-3

8 2. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif. Suatu penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang suatu keadaan atau gejala-gejala lainnya, atau membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan permasalahan yang ada sekarang ini dengan mengumpulkan, menyusun, mengklisifikasikan, serta menginterprestasikan data-data yang akhirnya menyimpulkannya. 5 3. Sumber dan Jenis Data Penelitian ini menggunakan jenis data yang berasal dari dua sumber yang berbeda, yaitu: a. Data Primer Yaitu data-data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-pihak yang terlibat dengan objek yang diteliti. Dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan dan staf Bank Jateng Cabang Wonogiri. b. Data Sekunder Yaitu data yang diambil dari buku-buku, literatur, peraturan perundangundangan dan sumber-sumber lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian. 5 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Dasar Metode dan Teknik, Bandung: Tarsito, 1985, Hal 147

9 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara / interview Yaitu metode pengumpulan data melalui proses tanya jawab dengan cara menanyakan langsung kepada pihak-pihak yang secara langsung berhubungan dengan obyek yang diteliti. 6 Dalam hal ini khususnya pihak Bank Jateng Cabang Wonogiri sebagai penerbit Bank Garansi b. Questioner Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan kepada responden secara terstruktur. c. Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitian. d. Studi kepustakaan / library research Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, peraturan perundang-undangan serta dokumen-dokumen lainnya yang mendukung penulisan ini. 6 Sugiarto, Dergibson, Siagian, Teknik Sampling, Jakarta: Gramedia pustaka Utama, 2001, Hal 44

10 5. Metode Analisa Data Untuk menguraikan dan menjelaskan pengertian tentang masalah hukum yang data-datanya telah dikumpulkan dapat dilakukan analisis 7. Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengumpulkan data kedalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti disarankan oleh data 8. Sebagaimana yang telah dijelaskan maka untuk melakukan analisis data, penulis menggunakan metode analisis Kualitatif yang ditujukan terhadap data-data yang sifatnya berdasarkan kualitas, mutu dan sifat yang nyata berlaku, yang utama menjadi perhatian adalah untuk dapat memahami sifat-sifat fakta atau kejadian yang benar-benar terjadi. G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan penulisan penelitian, maka secara garis besar dapat di gunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian 7 Ibid, Hal 98 8 Melong Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosada Karya, Bandung, 1991, Hal 103

11 F. Metode Penelitian G. Sistematika Penulisan Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Asas-asas Hukum Perjanjian 3. Syarat Syahnya Perjanjian 4. Hapusnya perjanjian 5. Wan Prestasi B. Tinjauan Umum Tentang Bank Garansi 1. Pengertian Bank Garansi 2. Jenis-jenis penggunaan Bank Garansi 3. Maksud dan Tujuan Bank Garansi 4. Ketentuan Hukum Yang mengatur Bank Garansi 5. Persyaratan Bank Garansi 6. Aspek Hukum Bank Garansi BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penerbitan Bank Garansi di Bank Jateng Cabang Wonogiri B. Upaya Hukum Yang Dilakukan Oleh Bank Jateng Cabang Wonogiri Apabila Terjadi Permasalahan

12 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN