Abstrak HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN DI DESA KRANJI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Moh. Saifudin, Ayuna Dewi Anjelina E-mail: mohsaifudin@yahoo.com Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Bahaya anemia pada kehamilan dapat mempengaruhi terhadap kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi. Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Jumlah populasi sebanyak 42 responden, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 38 responden. Hasil penelitian menunjukkan di Desa Kranji Kecamatan Paciran ibu hamil berparitas tinggi sebanyak 9 responden (23,7%). Sedangkan ibu hamil yang mengalami anemia ringan sebanyak 15 resonden (39,5%) dan yang mengalami anemia sedang sebanyak 1 responden (2,6%). Ibu hamil berparitas tinggi semuanya mengalami anemia, dengan rincian 8 responden mengalami anemia ringan (88,9%) dan 1 responden mengalami anemia sedang (11,1%). Melalui uji Rank Spearman Correlation menunjukkan bahwa p value = 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H 1 diterima artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara paritas dengan kejadian anemia pada Kehamilan. Melihat hasil penelitian ini maka perlu meningkatkan antenatal care dan KIE tentang bahaya anemia dalam kehamilan, memberikan tablet besi selama Kehamilan dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kata kunci : Paritas, Anemia Kehamilan 1. Pendahuluan Mengingat masih tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional dan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia (Manuaba IBG, 1998:29). Berdasarkan ketetapan WHO, wanita hamil dinyatakan anemia apabila kondisi ibu dengan kadar hemoglobin kurang dari 11 g% (Manuaba IBG, 2007:38). Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodilusi atau pengenceran dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30%, dan hemoglobin 19%. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan makin menjadi anemis. Sekitar 80% kasus anemia pada masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Bobak Irene M, 2004:737). Dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tahun 2003, yaitu 307/100.000 kelahiran hidup (http://www. indoskripsi.com launched). Menurut WHO, 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Menurut catatan dan perhitungan Dep.Kes R.I., di Indonesia sekitar 67% ibu hamil mengalami anemia dalam berbagai jenjang. Sedangkan menurut SKRT tahun 2003 angka ibu hamil dengan anemia yaitu 50%, pada tingkat Propinsi Jawa Timur tahun 2004 menunjukkan angka ibu hamil dengan anemia 55% Moh. Saifudin STIKES Muhammadiyah Lamongan. SURYA 102
(http://www.blog dokter.com:2008). Menurut Medical Record Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan tahun 2007 terdapat 1511 ibu hamil dengan anemia. Survey awal pada ibu hamil di BPS Ny. Riris Hantini Desa Kranji Kecamatan Paciran Tahun 2008, terdapat 10 orang ibu hamil 6 orang atau 60% mengalami anemia dengan rincian sebagai berikut : 3 orang berparitas kurang dari 4 kali melahirkan atau 30%; 3 orang berparitas lebih dari sama dengan 4x melahiran atau 30%. Berkaitan uraian data di atas maka masalah penelitian adalah masih banyak kejadian anemia pada ibu hamil. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada kehamilan adalah karena kurang gizi atau malnutrisi, kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu, penyakit-penyakit kronis misalnya TBC, paru, cacing usus malaria (Rustam Mochtar, 1998:145). Jarak kehamilan dan persalinan, wanita yang sering mengalami kehamilan dan melahirkan serta ibu hamil dengan pendidikan maupun dengan tingkat sosial ekonomi rendah (Manuaba IBG, 1998:29). Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan ialah 900 mg diantaranya 500 mg peningkatan jumlah darah atau eritrosit ibu, pembentukan plasenta 300 mg, dan pertumbuhan darah janin 100 mg (Manuaba IBG, 2007:38). Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba IBG, 1998:29). Adapun dampak anemia kehamilan terhadap bayi dapat mengakibatkan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, abortus, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah atau BBLR, bayi lahir dengan anemia, mudah infeksi dan pertumbuhan setelah lahir dapat mengalami hambatan. Sedangkan dampak anemia kehamilan bagi ibu dapat terjadi persalinan lama, distosia memerlukan tindakan operatif dan perdarahan postpartum (Manuaba IBG, 2001:90). Kehamilan lebih dari 4 kali dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak. Kehamilan dan persalinan yang berulang kali dapat menyebabkan kondisi tubuh ibu mudah lemah (Unicef, 2002:6). Upaya mencegah berbagai dampak anemia terhadap ibu dan janin maka perlu meningkatkan antenatal care dan meningkatkan pengetahuan ibu hamil melalui komunikasi, informasi, edukasi atau KIE tentang bahaya anemia dalam kehamilan yang berkaitan dengan pengetahuan nutrisi, sebagaimana dipuskesmas dianjurkan untuk memberikan tablet besi sebanyak 90 biji selama kehamilan, kebersihan diri dan lingkugan. Mengingat banyak faktor yang menyebabkan dari kehamilan anemia, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada kehamilan di Desa Tunggul dan Desa Kranji Kecamatan Paciran. 2. Metodelogi Penelitian Desain dalam penelitian ini menggunakan metode analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang tinggal di Desa Kranji yang berjumlah 42 ibu hamil. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Pada penelitian ini besar sampel yang diambil sebanyak 38 ibu hamil dari 42 ibu hamil yang ada, sebab terdapat 4 ibu hamil yang masuk dalam kriteria eksklusi sehingga tidak diambil dalam penelitian. variabel Independen penelitian ini adalah paritas, desangkan variabel dependennya adalah anemia pada kehamilan. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner. Analisis penelitian menggunakan Korelasi Spearman untuk menguji hubungan antar variabel. 3. Hasil Penelitian a. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Pada Ibu Hamil Di Desa Kranji Kecamatan Paciran Tahun 2008 SURYA 103
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Pada Ibu Hamil Di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Tahun 2008 No Paritas Jumlah (%) 1. Paritas rendah 29 76,3% 2. Paritas tinggi 9 23,7% Jumlah 38 100% Variabel Independen : Paritas Pada tabel 1. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan paritas rendah berjumlah 29 responden (76,3%), dan sebagian kecil responden dengan paritas tinggi berjumlah 9 responden (23,7%). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran Tahun 2008 No Anemia Jumlah % 1. Tidak anemia 22 57,9 % 2. Anemia ringan 15 39,5% 3 Anemia sedang 1 2,6% 4. Anemia berat 0 0% Jumlah 38 100% Variabel dependen : Anemia Pada Kehamilan Pada tabel 2. di atas menunjukkan bahwa hampir sebagian responden mengalami anemia ringan sejumlah 15 responden (39,5%) dan sebagian kecil responden mengalami anemia sedang (2,6%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Tahun 2008 No Umur Prosentase Jumlah Kehamilan (%) 1. 1-3 bulan 4 10,5% 2. 4-6 bulan 13 34,2% 3. 7-9 bulan 21 55,3% Jumlah 38 100% Berdasarkan tabel 3. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan umur kehamilan 7-9 bulan (55,3%), sedangkan minoritas responden dengan umur kehamilan 1-3 bulan (105%). Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di Desa Kranji Kecamatan Paciran Tahun 2008 N o 1 2 Kejadian Anemia Dalam Kehamilan Kriteria Tidak Anemia Anemia Anemia Total Anemia Ringan Sedang Berat Paritas 22 7 0 0 29 rendah 75,9% 24,1% 0% 0% 100% Paritas 0 8 1 0 9 tinggi 0% 88,9% 11,1% 0% 100% Total 22 15 1 0 38 57,9% 39,5% 2,6% 0% 100% Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan paritas tinggi mengalami anemia ringan (88,9%) 4. Pembahasan a. Paritas Paritas berasal dari kata para artinya wanita yang pernah melahirkan satu dan seorang responden mengalami anemia sedang (11,1%). keturunan atau lebih yang mampu hidup, tanpa memandang apakah anak tersebut hidup pada saat lahir (Difa D, 2004:471). SURYA 104
Paritas adalah jumlah kehamilan yang bayinya berhasil hidup atau 20 minggu atau lebih. Perlu dicatat bahwa graviditas dan paritas mengacu pada jumlah kehamilan, bukan janin atau bayi yang dilahirkan (Hacker N.F, 2001:27). Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa paritas rendah atau yang mempunyai anak < 4 sejumlah 29 responden (76,3%), dan responden berparitas tinggi atau yang mempunyai anak > 4 sejumlah 9 responden (23,7%). Berdasarkan teori di atas dengan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kranji Kecamatan Paciran, bahwa rata-rata ibu hamil di Desa Kranji Kecamatan Paciran berparitas rendah atau < 4 kali kelahiran. Pada penelitian ini sebagian besar responden berpendidikan SMA/sederajat (52%), responden masih mudah menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga responden masih bisa menerima informasi dan penyuluhan-penyuluhan yang telah diberikan dan itu akan mempermudah perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi yang baru diperkenalkan, misalnya penyuluhan tentang program keluarga berencana (KB). Hal ini sesuai dengan teori menurut Wahid Iqbal Mubarak, 2007:30 bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan lain-lain yang baru diperkenalkan. b. Anemia Pada Kehamilan Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 g% (Manuaba IBG, 2007:38). Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa dari jumlah responden 38 masih terdapat 15 responden (39,5%) terjadinya anemia ringan dan 1 responden terjadi anemia sedang (2,6%). Pada ibu hamil terjadi penambahan cairan tubuh (volume plasma) yang tidak sebanding dengan penambahan masa sel darah merah, sehingga terjadi pengenceran (hemodilusi) sebagai mekanisme penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan, pertumbuhan janin dan perubahan-perubahan jaringan lainnya, akibatnya kadar hemoglobin menurun. Penurunan ini mulai timbul sejak usia kehamilan 8 minggu sampai minggu ke- 32 kehamilan (Yayasan Pendidikan Haster, 1999:73). Teori diatas sesuai hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kranji Kecamatan Paciran tahun 2008, dimana ibu hamil masih banyak yang mengalami anemia pada kehamilan yaitu sebanyak 42% ibu hamil. Pada penelitian ini, mayoritas responden tidak bekerja sehingga dapat dilihat bahwa tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai dampak terhadap kesehatan khususnya anemia. Seseorang yang bekerja dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baru baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian besar responden tidak bekerja sehingga kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam informasi khususnya tentang kesehatan. Sedangkan teori menurut Manuaba IBG, 1998:29. bahwa faktor lain yang penyebabkan terjadinya anemia pada kehamilan yaitu Pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang rendah. Dimana Kondisi sosial ekonomi masyarakat kita dengan daya beli masyarakat yang rendah sehingga memperburuk kondisi kesehatan khususnya kekurangan zat besi (http://www.akhmadi s home.com). Pada trimester pertama sering terjadi penurunan nafsu makan akibat nausea dan atau vomitus. Gejala ini muncul sekitar setengah jumlah kehamilan dan merupakan akibat perubahan pada saluran cerna dan peningkatan kadar HcG dalam darah. Pada SURYA 105
trimester ke II, nausea dan vomitus lebih jarang dan nafsu makan meningkat (Bobak, Irene M, 2004:120). Dari teori tersebut maka pada ibu hamil trimester pertama dapat terjadi anemia akibat nafsu makan menurun serta terjadi nausea dan atau vomitus sehingga dapat terjadi malnutrisi atau kurang gizi. Pada penelitian ini sebagian besar responden berpendidikan SMA/sederajat (52%). Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya dalam hal kesehatan dan gizi. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatan. Hal ini sesuai pendapat Manuaba IBG, 1998:29 bahwa faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia pada kehamilan adalah Pendidikan yang rendah merupakan salah satu menjadi penyebab kejadian anemia. Sedangkan menurut Wahid iqbal mubarak, 2007:30 bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan lain-lain yang baru diperkenalkan. Pada penelitian ini, hanya 3% responden yang menempuh pendidikan perguruan tinggi, sehingga masih banyak responden yang mungkin tidak dapat menerima informasi baru sehingga kurang akan pengetahuan yang dimilikinya dan itu akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi yang baru diperkenalkan. c. Hubungan Antara paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Kehamilan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari 9 responden (23,7%) berparitas tinggi atau > 4 kali kelahiran semuanya mengalami anemia yakni 8 responden (88,9%) mengalami anemia ringan dan 1 responden (11,1%) mengalami anemia sedang. Berdasarkan pada tabel 4. ternyata terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada kehamilan. Menurut Puji Rochyati (2003), Grandemulti merupakan ibu yang pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih, karena ibu sering melahirkan maka kemungkinan akan banyak ditemui keadaan kesehatan ibu terganggu, salah satunya ialah anemia yang dapat menyebabkan persalinan lama, perdarahan pasca persalinan. Sedangkan menurut pendapat Manuaba IBG (1998:29) bahwa makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan kelahiran akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi anemis. Jika persediaan zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya (Manuaba IBG, 1998:30). 5. Simpulan dan Saran a. Simpulan 1) Sebagian besar ibu hamil di Desa Kranji kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan berparitas rendah. 2) Hampir sebagian ibu hamil mengalami anemia ringan di Desa Kranji kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. 3) Ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada kehamilan di Desa Kranji Kecamatan Paciran. Melalui uji Rank Spearman Correlation menunjukkan bahwa p value = 0,000 dimana p < 0,05 sehingga H 1 diterima artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan antara paritas SURYA 106
b. Saran dengan kejadian anemia pada Kehamilan. Hasil Penelitian ini menyarankan : Untuk mengatasi anemia kehamilan dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan perlu meningkatkan program perencanaan sesuai yang ditetapkan. Untuk memudahkan informasi pada ibu hamil perlu menyediakan brosur-brosur tentang anemia, serta bahaya anemia kehamilan. Disamping itu perlu meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi selama kehamilan, cara minum yang teratur dan pentingnya gizi seimbang pada kehamilan serta ikut berperan serta dalam program keluarga berencana (KB). Dengan adanya perkembangan pengetahuan tentang hubungan paritas dengan kejadian anemia sehingga hasil penelitian dapat dijadikan pendukung teori yang sudah ada. Perlunya penelitian lebih lanjut dengan mengunakan jumlah responden yang lebih besar dan representatif dengan metode yang lebih akurat serta meneliti dari faktor lain diluar paritas. Daftar Pustaka A Aziz Alimul Hidayat.(2007).Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.Jakarta : Salemba Medika Abdul Bari Saifudin.(2002).Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neoternal.Jakarta : JNPKKR-POGI Akhmadi.(2008).Masalah Kekurangan Zat Besi (http://www.akhmadi s home.com/2008/06/masalah kekurangan zat besi/) Arisman.(2007).Gizi Dalam Daur Kehidupan.Jakarta : EGC Bobak, Irene M.(2004).Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC Cholid Narbuko dan Abu Achmadi.(2001).Metodologi Penelitian.Jakarta : Bumi Aksara Cunningham, F Gary.(2005).Obstetri Williams.Jakarta : EGC Curtis MD.(2003).Kehamilan : Apa yang Anda Hadapi Minggu Perminggu.Jakarta : Arcan Depkes R.I.(2004).Petunjuk Teknik Standart Minimal di Bidang Kesehatan di Kabipaten.Jakarta : Departeman Kesehatan RI Difa, D.(2004).Kamus Istilah Kedokteran.Jakarta : Gita Media Press E Nina Herlina.(2008).Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta : EGC Ganda Soebrata.(2007).Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian rakyat. Hacker, Neville F.(2001).Esensial Obstetri dan Ginekologi.Jakarta : Hipokrates HembingWijayakusuma.(2008).DefisiensiBes i(http://www.net/2008/03/defisiensi besi/) Ide Bagus (2007) Sejarah Perkembangan Upaya Penurunan AKI Dan AKB Di Dunia Dan Indonesia (http://www.indoskripsi.com launched : 2007) SURYA 107
I Gde Nyoman Supariasa.(2008).Anemia (http://www.net/2008/06/anemia/) Manuaba, Ida Bagus Gde.(1998).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.(2001).Kapita selekta penatalaksanaan Rutin Obstetri Gioneklogi dan KB. Jakarta : EGC..(2007).Pengantar Kuliah Obtetri.Jakarta. : EGC Nursalam.(2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument penelitian Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika. Puji Rochyati.(2003).Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil.Surabaya University Pilar Rustam Mochtar.(1998).Sinopsis Obstetri. Jakarta :EGC Rukmini LK Wiludjeng.(2007).Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit(http://www/portalkalbe/2007/1 0/Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit) Sarwono Prawirohardjo.(2002).Ilmu Kebidanan.Jakarta : YBPSP Soekidjo Notoatmodjo.(2002).Metologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT Rineka Cipta Sugiyono.(2006).Statistika Untuk Penelitian.Bandung : Alfabeta Suharsimi Arikunto.(2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta Unicef.(2002).Pedoman Hidup Sehat. Wahid Iqbal Mubarak, dkk. (2007).Promosi Kesehatan : Sebagai Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.Yogyakarta : Graha Ilmu Yayasan Pendidikan Haster.(1999).Perawatan Kesehatan Ibu dan Janin Selama Kehamilan.Jakarta : Pionir Jaya SURYA 108