FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Pengukuran Compressive Strength Benda Padat

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

PAPER KEKUATAN BAHAN HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Oleh : Ni Made Ayoni Gede Panji Cahya Pratama

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

UJI TARIK BAHAN KULIT IMITASI

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

TEGANGAN DAN REGANGAN

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

Laporan Awal Praktikum Karakterisasi Material 1 PENGUJIAN TARIK. Rahmawan Setiaji Kelompok 9

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

EFEK HALL. Laboratorium Fisika Material, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan) b. Tugas : Jelaskan cara membuat diagram teganganregangan

Sifat Sifat Material

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT

Bab II STUDI PUSTAKA

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

Korosi Suatu Material 2014

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

Karakterisasi Baja Karbon Rendah Setelah Perlakuan Bending

4/6/2011. Stress, DEFORMASI BAHAN. Stress. Tegangan Normal. Tegangan: Gaya per satuan luas TEGANGAN NORMAL TEGANGAN GESER. Stress.

PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

MATERIAL TEKNIK 3 IWAN PONGO,ST,MT

PENGARUH PROSES EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING (ECAP) TERHADAP FORMABILITY ALUMINIUM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR. Modulus Elastisitas. Disusun Oleh :

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

Pada beberapa alloi/paduan, perambatan retak adalah sepanjang batas butir, patah ini disebut intergranular. (gb. 6b).

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

Kategori Sifat Material

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran:

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

BAB III METODE PENELITIAN

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

ANALISIS MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BAHAN DENGAN UJI TARIK (The Analysis of Modulus of Elasticity and Poisson Number using the Pull Test)

KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang

ANALISIS KEKUATAN KAWAT LISTRIK DITINJAU DARI SIFAT-SIFAT MEKANIK

Mengukur Modulus Elastisitas Batang Logam dengan Pelengkungan. Dwi Handayani Yulfi FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut

STUDI PENGARUH KONDISI PENGUJIAN TARIK PADA FILM PLASTIK BOPP (BIAXIAL ORIENTED POLYPROPYLENE) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

ANALISA BESI BETON SERI KS DAN SERI KSJI DENGAN PROSES PENGUJIAN TARIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

MODIFIKASI DESAIN MODEL DIE CUSHION PADA MESIN PRESS CERLEI MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 DI PT.XXX

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

BAB II TEORI DASAR II.I.HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Hooke pada tahun Dalam hukum hooke dijelaskan bahwa apabila suatu baja

Deformasi Elastis. Figure 6.14 Comparison of the elastic behavior of steel and aluminum. For a. deforms elastically three times as much as does steel

Tension, Compression and Shear

III. KEGIATAN BELAJAR 3. Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

REANALYSIS SIFAT MEKANIS MATERIAL KOMPONEN ALAT ANGKAT KENDARAAN NIAGA KAPASITAS 2 TON

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

Session 2 tegangan & regangan pada beban aksial. Mekanika Teknik III

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

Kuliah ke-2. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Jenis-Jenis Material Baja Yang Ada di Pasaran. Jenis material baja yang ada di pasaran saat ini terdiri dari Hot Rolled Steel

BAB III METODE PENELITIAN

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB III METODE PENELITIAN

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

M VII KUAT TARIK TIDAK LANGSUNG (Indirect Brazillian Tensile Strength Test)

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Young

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

Studi Experimental Pengaruh Fraksi Massa dan Orientasi Serat Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Berbahan Serat Nanas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. Gage length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Pengukuran Tensile Strength, dan Modulus Elastisitas Benda Padat Novi Tri Nugraheni (081211333009), Maya Ardiati (081211331137), Diana Ega Rani (081211331138), Firdaus Eka Setiawan (081211331147), Ratna Yulia Sari (081211332002), Hanif Roikhatul Jannah (081211332006), Khoirotun Nisa (081211332007), Fachrun Nisa (081211332010),Ahmad Zusmi Humam (081211333006) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya ABSTRAK Dalam pemilihan suatu bahan akan diketahui sifat dari bahan itu dengan mengadakan pengujian terhadap bahan yang dipilih. Yang akan dilakukan dalam praktikum ini adalah uji tarik (tensile test) dan uji tekan (compression test). Dalam uji tarik, dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan autograph tipe AG-10 TE Shimadzu. Spesiment diberikan suatu gaya yang akan spesiment tersebut bisa patah. Uji tarik ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan suatu material. Bahan uji diletakkan di bagian tengah autograph kemudian ditarik sehingga dapat ditentukan perubahan panjang bahan yang ditarik. Dari hasil percobaan pada PVC dapat diketahui hubungan antara stess dan strain, serta nilai modulus elastisitasnya. Dari regresi tersebut modulus elastisitas dari PVC adalah. Kata Kunci: Uji Tarik, modulus elastisitas PENDAHULUAN Sifat-sifat mekanik zat padat seperti kekuatan tarik (tensile strength), kekuatan tekan (compressive strength), modulus elastis (modulus young, modulus geser dan modulus bulk), keuletan, ketangguhan, kekerasan dan kekuatan impak merupakan sifat-sifat fisis zat padat yang perlu mendapatkan perhatian bagi para peneliti yang melakukan penelitian tentang rekayasa bahan, karena sifat-sifat tersebut memberikan peranan penting bagi terciptanya syatu bahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Masing-masing benda padat seperti logam, keramik, polimer, semikonduktor, dan superkonduktor masingmasing memiliki sifat-sifat mekanik yang berbeda satu sama lain. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan aplikasi bagi bermacam-macam benda padat tersebut diatas. Sebagai contoh, logam memiliki tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan polimer. Oleh karenanya logam banyak digunakan untuk peralatan yang membutuhkan kekuatan yang besar (alat-alat industri, komponen peralatan transportasi dan lain-lain), sementara 1

polimer banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga. Mengingat pentingnya pengetahuan tentang sifat-sifat mekanik dalam rekayasa bahan maka akan dilakukan pengukuran beberapa sifat-sifat mekanik zat padat dengan menggunakan autograph tipe AG- 10 TE Shimadzu. Sifat-sifat mekanik yang akan diukur adalah stress (tegangan), strain (regangan), kekuatan tarik (tensile strength), kekuatan tekan ( compressive strength) dan modulus elastisitas. DASAR TEORI 1.1 Stress (Tegangan) Stress atau tegangan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya terhadap luas penampang daerah yang dikenai gaya tersebut (Van Vlack, 1991). Dalam satuan international stress memiliki lambang S dan satuan N/m 2. Gaya yang bekerja pada benda menyebabkan terjadinya perubahan ukuran benda. Pengaruh vector gaya terhadap sumbu x menghasilkan besaran tensile stress dengan lambang σx. Indeks x menyatakan arah vektor gaya. Pengaruh gaya terhadap sumbu y dan sumbu z menghasilkan momen yang disebut besaran shear stress. Untuk sumbu y, shear stress dilambangkan σxy, sedangkan untuk sumbu z dilambangkan σxz. Hubungan antara besaran-besaran tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: S 2 F xi xyj xzk A (1) Fx x (2) A dengan i,j,k adalah vektor satuan untuk masing-masing sumbu. 1.2 Strain (Regangan) Strain atau regangan didefinisikan sebagai perbandingan perubahan panjang benda terhadap panjang mula-mula akibat suatu gaya dengan arah sejajar perubahan panjang tersebut (Van Vlack,1991). Dalam satuan internasional, strain memiliki lambang dengan satuan mm/mm atau %. L L L (3) L L dengan L adalah perubahan panjang benda dan Lo adalah panjang benda mula-mula. Benda padat yang dikenai gaya akan mengalami perubahan ukuran. Jika gayanya berupa gaya tarik maka benda akan memanjang, sebaliknya jika gayanya adalah gaya tekan, maka benda akan memendek. Hal ini terjadi jika ukuran panjangnya jauh lebih besar dari lebarnya. Sementara jika ukuran panjang dan lebar suatu benda hampir sama maka akibat adanya gaya akan mengakibatkan terjadinya regangan geser. (Callister,1991). 1.3 Modulus Elastisitas Elastisitas didefenisikan sebagai kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan tejadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Peristiwa ini disebut juga deformasi elastis. Deformasi elastis terjadi bila logam atau bahan padat dibebani gaya. Bila tegangan tersebut disebabkan oleh gaya tarik maka benda akan bertambah panjang, setelah gaya ditiadakan benda akan kembali ke bentuk semula. Sebaliknya jika tegangan tersebut disebabkan oleh gaya tekan maka akan mengakibatkan benda akan menjadi lebih pendek dari keadaan semula

(Van Vlack, 1991). Bila hanya ada deformasi elastik, maka regangan sebanding dengan tegangan. Perbandingan antara tegangan (σ) dan regangan elastik ( ) disebut modulus elastisitas (modulus young) yang dapat dituliskan sebagai berikut : E (4) Persamaan (4) dikenal juga dengan Hukum Hooke. Hukum Hooke berlaku dibawah batas elastik, dimana untuk sebagian besar bahan selama beban atau tegangan tidak melampaui batas elastik, regangan akan sebanding dengan tegangan. Regangan elastik akan sebanding dengan tegangan bila pada bahan / logam hanya terjadi deformasi elastik. Regangan elastik merupakan hasil perpanjangan sel satuan dalam arah tegangan tarik, atau hasil kontraksi dari sel satuan dalam arah tekan. Makin besar gaya tarik menarik antara atom logam, makin tinggi pula modulus elastisitasnya. Modulus elastisitas bersifat anisotropik, yaitu berubah sesuai arah kristal dikenal sebagai anisotropik kristalografi. Pada pembebanan geser, bekerja dua gaya yang sejajar (gambar 1). Tegangan geser σs adalah gaya Fs dibagi dengan luas bidang geser As. Fs s (5) As Gaya geser menyebabkan adanya pergeseran sudut. Regangan geser didefinisikan sebagai tangen. Perbandingan tegangan geser σs dengan regangan geser disebut modulus geser G. s G (6) Modulus geser G disebut juga modulus kekakuan, berbeda dengan modulus elastisitas (modulus young) E. Untuk regangan kecil berlaku hubungan: E 2G(1 ) (7) adalah bilangan poisson yaitu perbandingan negatif antara regangan melintang y dengan regangan tarik z. Bilangan Poisson berada antara 0,25 sampai 0,5, maka nilai G mendekati 35 % dari E. Kekuatan tarik (tensile strenght) atau kekuatan tekan (compressive strenght) 3

menyatakan ukuran tegangan yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak bahan. Diagram antara stress (tegangan) dan strain (regangan) dapat digunakan untuk menentukan sifat mekanik dari suatu bahan. Diagram tersebut menggambarkan perubahan stress terhadap strain bila benda dikenai suatu gaya. 1.4 Deformasi Plastis Hukum Hooke menyatakan bahwa strain berbanding lurus dengan stress dan hukum ini dipenuhi oleh benda pada daerah elastis. Jika bahan ditarik oleh suatu gaya pada daerah elastis, maka benda tersebut akan mengalami perubahan ukuran, kemudian setelah gaya dihilangkan maka benda akan kembali pada keadaan semula. Pada tegangan yang lebih tinggi (melewati batas elastis), terjadi pergeseran tetap atom - atom dalam suatu bahan disamping regangan elastik. Regangan tetap ini tidak mampu kembali pada keadaan semula ketika tegangan ditiadakan. Regangan ini disebut regangan palastis (plastic strain). Pada daerah plastis, ukuran banda tidak dapat kembali seperti semula apabila gaya telah dihilangkan. Grafik stress terhadap strain pada daerah elastis adalah linier sedangkan pada daerah plastis menunjukkan harga maksimum ulitimate strength. Harga slope grafik linier dinyatakan sebagai modulus Young. Luas daerah total dari kurva menyatakan harga modulus of toughness, sedangkan luas daerah elastis menyatakan harga modulus of resilence. Modulus of toughness (ketangguhan) didefinisikan sebagai energy total yang diserap oleh benda tiap satu satuan volume hingga terjadi deformasi 4 struktur (patah atau robek). Modulus of resilence didefinisikan sebagai energy yang diserap oleh benda setiap satu satuan pada daerah elastis. Kedua besaran ini berpengaruh pada kerja benda yang pada umumnya pada daerah elastis. Keuletan (dusility) menyatakan besarnya regangan plastis sampai patah, dapat dinyatakan sebagai presentasi perpanjangan (precent elongation). (10) Kekuatan luluh (Yield strength), S y merupakan ketahanan suatu bahan terhadap deformasi plastis dinyatakan dengan besarnya gaya pada suatu luluh dibagi luas penampang. 1.5 Kekuatan Tekan (Compresive Strength) Kekuatan tekan (compressive strength) menyatakan ukuran besar gaya yang diperlukan untuk merusak bahan. Fs s (11) As dengan F s merupakan besar gaya yang diberikan, sedangkan A s merupakan luas permukaan bahan yang diuji. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Autograph tipe AG-10 TE Shimadzu.

2. Penggaris 3. Mikrometer skrup Bahan yang dibutuhkan adalah: 1. PVC METODE EKSPERIMEN Pengukuran Stress, Strain dan Kekuatan Tarik (Tensile Strength) 1. Memotong bahan sesuai dengan keperluan. 2. Memasang asesoris alat untuk uji tarik kemudian memilih beban (load cell) yang sesuai dengan kekuatan bahan uji A,B, dan C. 3. Meletakkan bahan uji pada tempatnya. 4. Menyalakan power supply, tombol 1 dan 2 dinyalakan dan di set up. 5. Mengatur jarak maksimum yang diperlukan. 6. Mengatur kecepatan pembebanan (pilih kecepatan rendah) 7. Memilih range beban (gaya) yang diukur 8. Menarik load cell perlahan-lahan, kemudian stop, dan mencatat besar gaya dan strainnya 9. Mengulangi langkah 8, dengan perubahan yang sangat kecil sampai tercapai keadaan plastik atau sampah patah. 10. Menulis hail pengamatan pada table. 8 155 0.00118 9 202 0.00139 10 240 0.00158 11 297 0.00184 12 340 0.00209 13 362 0.00240 14 362 0.00255 15 362 0.00279 16 362 0.00363 17 362 0.00368 PEMBAHASAN Untuk mengetahui sifat-sifat mekanik suatu bahan, maka perlu dilakukan beberapa pengujian diantaranya kekuatan tarik (tensile strength) dan kekuatan tekan (compression strength) dengan menggunakan autograph tipe AG-10 TE Shimadzu. Kekuatan Tarik (Tensile Strength) Kekuatan tarik (tensile strength) menyatakan ukuran besar gaya yang diperlukan untuk mematahkan bahan. Dalam praktikum ini bahan yang digunakan adalah PVC. DATA HASIL PENGAMATAN No F (Newton) (meter) 1 0 0 2 12 0.00011 3 27 0.00028 4 42 0.00046 5 62 0.00063 6 87 0.00080 7 115 0.00097 Grafik 1 Grafik untuk menentukan modulus elastisitas dari Hubungan Stress dengan Strain 5

Stress (σ) FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014 Berdasarkan Grafik 1 PVC yang telah diberi tegangan mampu mempertahankan bentuknya saat tegangan dihilangkan. Perbandingan antara stress dan strain disebut modulus Young atau moduslus elastisitas. Besar modulus Young dapat diketahui dari gradien yang didapatkan pada Grafik 1 Besar modulus Young yang diperoleh yaitu. Hal ini dapat diketahui bahwa semakin besar gaya tarik menarik antara atom bahan, maka akan semakin tinggi modulus elastisitasnya. Diagram antara stress (tegangan) dan strain (regangan) hasil praktikum ditunjukkan gambar di bawah ini: Diagram Stress (σ) terhadap 30000000 20000000 10000000 0 Strain (ε) 0 0.05 0.1 0.15 Strain (ε) Grafik 2. Grafik Hubungan Stress dengan Strain Sedangkan dari Garfik diatas yang awalnya dalam kondisi naik kemudian grafik akan menjadi lurus. Saat grafik dalam keadaan lurus ini menunjukkan daerah plasits atau yield point yaitu stress akan dalam kondisi tetap meskipun strainnya bertambah. Daerah plastis ini terjadi saat PVC diberi gaya sebesar 362 Newton. Deformasi plastis merupakan besarnya regangan plastis sampai patah. Deformasi struktur atau titik ketika PVC patah pada eksperimen ini terjadi saat diberi gaya sebesar 362 Newton dengan perubahan panjang sebesar 0,00248 m. Sedangkan deformasi plastis ditunjukkan pada table di bawah ini: Tabel 1. Hasil Analisis Deformasi Plastis No 1 0,00248 0,0564 2 0,00255 0,0579 3 0,00279 0,0634 4 0,00363 0,0825 5 0,00568 0,1291 KESIMPULAN Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Modulus elastisitas PVC hasil praktikum sebesar. DAFTAR PUSTAKA 1. Lawrence H. Van Vlack, 1995, Ilmu dan Teknologi Bahan, edisi kelima (penerjemah Sriati Djaprie), Erlangga, Jakarta. 2. Sears, Francis W.,Mark W.Zemansky, 1962, Fisika untuk Universitas 1 (Mekanika, Panas, Bunyi), Alih bahasa : Ir.Soedarjana, Drs. Amir Achmad, Tirta Mandiri, Jakarta. 3. Tim KBK Fisika Material, 2014. Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimental I, Laboratorium Fisika Material FST UA, Surabaya 6

Panjang = ( cm Tebal (t) = Lebar (l) = No F (kn) 1 0,000 0,00 2 0,012 0,11 3 0,027 0,28 4 0,042 0,46 5 0,062 0,63 6 0,087 0,80 7 0,115 0,97 8 0,155 1,18 9 0,202 1,39 10 0,240 1,58 11 0,297 1,84 12 0,340 2,09 13 0,362 2,48 14 0,362 2,55 15 0,362 2,79 16 0,362 3,63 17 0,362 5,68 LAMPIRAN I DATA HASIL PENGAMATAN

LAMPIRAN II ANALISIS PERHITUNGAN TENSILE STRENGTH A. Dimensi Plat Panjang (L 0 ) =( Tebal (t) = Lebar (l) = < < < < < 8

B. Stress No C. Strain F (N) ( ) 1 0 0,000 2 12 888888,889 3 27 2000000,000 4 42 3111111,111 5 62 4592592,593 6 87 6444444,444 7 115 8518518,519 8 155 11481481,480 9 202 14962962,960 10 240 17777777,780 11 297 22000000,000 12 340 25185185,190 13 362 26814814,810 No 1 0,00000 0,0000 2 0,00011 0,0025 3 0,00028 0,0064 4 0,00046 0,0105 5 0,00063 0,0143 6 0,00080 0,0182 7 0,00097 0,0220 8 0,00118 0,0268 9 0,00139 0,0316 10 0,00158 0,0359 11 0,00184 0,0418 12 0,00209 0,0475 9

Stress (σ) FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014 D. Deformasi Plastis No 1 0,00248 0,0564 2 0,00255 0,0579 3 0,00279 0,0634 4 0,00363 0,0825 5 0,00568 0,1291 Diagram Stress ( terhadap Strain 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 Diagram Stress (σ) terhadap Strain (ε) 0 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 Strain (ε) 10

Stress FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014 Menentukan Modulus Elastisitas dari Grafik Stress dan Strain 30000000 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000 0-5000000 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 Strain y = 6E+08x - 3E+06 R² = 0.9821 Series1 Linear (Series1) Gradien atau modulus elastisitas Young adalah 11

12 FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014