Hasan Rijaluttaqwa Penggunaan Metode Amtsal Qurani Sebagai seorang pendidik agama Islam di sekolah, maka kita harus mengetahui metode-metode Qur ani y

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi metode Amṡāl Qur ānī pada

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. (Depok: Intuisi Press,1998) Cet 2, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

DAFTAR PUSTAKA....(2010). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. (Tim Departemen Agama, Penerj.) Bandung:Sygma Publishing.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013, hlm. 20.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. pada aspek metodologi pembelajaran. Guru masih bersifat normatif, teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986).

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

DAFTAR PUSTAKA. Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

íóñúýóúö Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÂóãóäõæÇ ãöäúßõãú æóçáøóðöíäó ÃõæÊõæÇ ÇáúÚöáúãó ÏóÑóÌóÇÊò. 2

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

DAFTAR PUSTAKA. Al-Maraghi, Ahmad Musthafa Terjemah Tafsir Al-Maraghi Juz V, Semarang:

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

Kata Kunci: student facilitator and explaining, hasil belajar PKn

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2012 M / 1433 H

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MATERI FIQIH BAB SALAT DI SDN 2 NGROTO KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Desember Diakses pada tanggal 17

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

KATA PENGANTAR. dan Hidayah-Nya yang telag memberikan kesempatan bagi penulis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE RESITASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN FIQH TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. seyogyanya lebih memperhatikan komponen-komponen pengajaran seperti. sarana dan prasarana pengajaran serta evaluasi pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Biologi Online aspek-kognitif-afektif-dan-psikomotor.

DAFTAR PUSTAKA. A. M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. mengajar mencerminkan dua arah, bukan semata-mata memberikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang dan juga mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

Transkripsi:

PENGGUNAAN METODE AMŚĀL QUR ANI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH Oleh: Hasan Rijaluttaqwa Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh isu kegagalan pendidikan sekarang, terutama pendidikan agama Islam di sekolah (Hamdani, 2003: 1), karena pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan yang kurang menyenangkan, seperti proses pembelajaran pendidikan agama Islam masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan tentang agama Islam. Hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa, dan proses pembelajaran dilakukan guru masih dominan dengan metode-metode konvensional. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; (1) Apa konsep metode amśāl, (2) bagaimana langkah-langkah mengaplikasikan metode amśāl, (3) apa keunggulan metode amśāl dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, dan (4) apa kelemahan metode amśāl dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui; (1) Konsep metode amśāl, (2) langkahlangkah mengaplikasikan metode amśāl (3) keunggulan metode amśāl dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, dan (4) kelemahan metode amśāl dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Sedangkan, Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur, subjek penelitiannya yaitu lima buku sumber tentang metode amśāl. Adapun data-data tambahannya (sekunder) yang diperoleh merupakan hasil kajian penulis dari membaca literatur-literatur yang ada. Kata Kunci : Metode Amtsal Qurani, Pembelajaran PAI, PAI di Sekolah A. PENDAHULUAN Kepentingan utama, format otonomi sekolah adalah lahirnya kemandirian sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sendiri dan mengakomodasikan berbagai potensi sumber daya untuk kepentingan pencapaian tujuan pendidikan Nasional. Dengan begitu pula Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah, harus bisa menjawab tantangan tersebut, meski dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasahalan yang kurang menyenangkan. Seperti halnya proses pembelajaran PAI di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan dengan metodemetode konvensional seperti halnya, dijelaskan dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, disana dijelaskan mengenai kekurangan dalam metode konvensional seperti; ceramah, diskusi, dan demonstrasi (Syah, 2000: 202). Sedangkan untuk proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilainilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang digunakan guru ketika mengajar PAI, berpeluang besar gagalnya dalam proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar materi PAI (Hamdani, 2003: 1). Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012 125

Hasan Rijaluttaqwa Penggunaan Metode Amtsal Qurani Sebagai seorang pendidik agama Islam di sekolah, maka kita harus mengetahui metode-metode Qur ani yang tujuh, diantaranya adalah metode Amśāl. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan penerapan metode pembelajaran Amśāl, dikarenakan ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan lebih baik jika lingkungannya diciptakan alamiah. Belajar akan lebih menyenangkan jika anak-anak akan terangsang oleh sesuatu yang dapat digambarkan dengan mudah sehingga dapat memacu kognitif, afektif dan psikomotorik anak untuk cenderung melakukan yang terbaik. Menurut Syahidin (2005: 108), di dalam al-qur'an ditemukan 165 tempat yang memakai kata Amśāl (permisalan/perumpamaan) sebagai adat tasybih (alat untuk mengumpamakan) dan masih banyak adat tasybih lain yang menunjukkan perumpamaan. Sementara dalam ulumul Qur'an ada dua istilah yang berkaitan dengan Amśāl, yaitu Amśāl al-qur'an (Perumpamaan Qur'ani), dan Amśāl fi al- Qur'an (Perumpamaan dalam al-qur'an). Berdasarkan sebab-sebab yang sudah ditulis di atas, Pembahasan penelitian ini akan mencoba mengungkap secara deskriptif dengan pendekatan studi literatur tentang Metode Amśāl Qur'ãni dan tentu saja metode Amśāl ini sebagai metode alternatif dalam kegiatan belajar mengajar. oleh karena itu metode Amśāl ini sangat penting, sehingga penulis mengambil judul penelitian sebagai berikut; PENGGUNAAN METODE AMŚĀL QUR ANI DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH. B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Nazir (1999:52) mendefinisikan bahwa: Metode deskriptif merupakan perencanaan fakta dengan interpretasi yang tepat. Sementara secara harfiah metode deskriptif merupakan metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi dasar belaka. Sedangkan studi literatur Menurut Sofian Effendi (1989: 70) adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang disediakan. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Definisi Operasional Dalam merumuskan definisi, penulis membagi kedalam dua kata yaitu metode dan Amśāl. Metode tersendiri penulis mencari dari berbagai rujukan buku-buku yang 126 Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012

Penggunaan Metode Amtsal Qurani Hasan Rijaluttaqwa ada yang berkaitan dengan pembahasan pengertian dari metode. Di antara lain bukubuku yang penulis nukil adalah, sebagai berikut: a. Aplikasi Metode Pendidikan Qur ani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah. Penulis: Syahidin. Tahun 2005. Penerbit: Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. b. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Penulis: H.M.Arifin, tahun 2000, Cet.5. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta c. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Depdiknas, tahun 2002. Penerbit: Balai Pustaka. Jakarta. d. Metodologi Studi Islam. Penulis: Abuddin Nata, tahun 1999. Cet III, Raja Grafindo Persada. Jakarta. e. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Penulis: Hasan Langgulung, tahun 1962. Cet. 1. Penerbit: PT. Al-Ma arif. Bandung. Buku-buku yang tertera di atas merupakan rujukan penulis sebagai out put memberikan masukan kepada penulis untuk in put penulis merumuskan pengertian metode. Adapun buku-buku yang tidak disebutkan penulis atau 5 buku objek kajian penulis sendiri ternyata hanya ada satu buah yang membicarakan tentang metode yaitu buku yang di tulis oleh Dr. Syahidin saja. Sedangkan pengertian Amśāl, penulis dapatkan dari beberapa buku yang nantinya akan menjadi bahan kajian penulis, untuk melakukan penelitian mengenai metode Amśāl tersendiri. Buku-buku yang penulis maksudkan antara lain ialah: a. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. Penulis: Abdurrahman an-nahlawi, tahun 1995 (Terj. Shihabuddin). Gema insani. Jakarta. b. Studi Ilmu-ilmu al-qur an. Penulis: Manna Khalil. Tahun: 1992. (terj. Mudzakir A.S.). Penerbit: Litera Antar Nusa, Bogor. c. Aplikasi Metode Pendidikan Qur ani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah. Penulis: Syahidin. Tahun 2005. Penerbit: Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. d. Pengantar Ilmu Tafsir. Penulis: Rachmat Syafe I. Tahun 2006. Penerbit: PT. Pustaka Setia. Bandung. e. Ulumul Quran, Penulis: Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-shidieqy. Tahun: 2009. Penerbit: PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang. Buku-buku di atas yang sudah penulis paparkan di atas, merupakan buku-buku referensi penulis. Yang mempunyai kegunaan, khususnya untuk merumuskan pengertian metode dan Amśāl. Dan umumnya untuk mengkaji lebih dalam mengenai metode-metode pembelajaran. Sekaligus menjadi bagian yang akan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir dari penulis. Buku-buku di atas, penulis dapatkan dari toko buku dan perpustakaan. Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012 127

Hasan Rijaluttaqwa Penggunaan Metode Amtsal Qurani 2. Langkah-langkah mengaplikasikan metode Amśāl Dalam pembahasan langkah-langkah mengaplikasikan metode Amśāl ini. penulis mengkaji dari berbagai buku, namun ternyata pada pembahasan langkahlangkah pengaplikasian metode Amśāl sendiri, itu hanya ada pada satu buku yaitu buku yang di tulis oleh Dr. Syahidin, dengan judul: Aplikasi Metode Pendidikan Qur ani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah. Sehingga penulis merasa tertarik, untuk kedepannya sebagai pengembang metode Amśāl. Yang barangkali sekarang ini penulis hanya mengkaji melalui studi pustaka. Sedangkan mengenai langkah-langkah yang ada dalam buku tersebut, seperti dibawah ini: Misalkan guru PAI di SMP akan menyampaikan materi pelajaran dengan pokok bahasan tentang Infaq fi sabilillah. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) dari pokok bahasan ini adalah siswa diharapkan dapat memahami makna infaq yang benar sehingga siswa mampu membedakan antara infaq di jalan Allah dengan infaq yang bukan dijalan Allah dan mampu merangsang semangat para siswa untuk berinfaq dengan cara yang benar dan menghindarkan diri dari praktek-praktek berinfaq yang salah. Untuk itu, guru perlu menempuh langkah-langkah berikut: a. Guru mengungkapkan pokok bahasan yang hendak disajikan. b. Guru memberikan pre-test lisan secara spontan untuk mengukur sejauhmana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akn diajarkannya, dan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang masih perlu mendapatkan titik perhatian yang lebih besar lagi. c. Guru mengangkat ayat-ayat tamsil yang relevan dengan pokok bahasan d. Guru menerangkan konsep infaq di jalan Allah dengan media gambaran suatu biji yang ditanam secara baik dan benar serta hasil yang akan diperolehnya, lalu mereangkan pula gambaran suatu biji yang ditanam dengan cara yang tidak baik dan salah dan hasil yang akan diperolehnya. Dengan perumpamaan ini, secara teoritis akan mudah ditangkap oleh siswa sehingga mereka dengan mudah mampu membedakan antara infaq fi sabilillah dengan infaq yang bukan fi sabilillah. Dari pemahaman itu, akan muncul semangat para siswa untuk berinfaq karena mereka telah melihat gambaran keuntungan yang akan diterima akibat cara menanam suatu biji dengan cara yang tidak baik dan salah. e. Pada waktu kegiatan belajar berlangsung, baik sekali jika guru mengembangkan pokok pembahasan seperti tersebut di atas dengan cara memberikan perumpamaan (tamsil) yang sesuai dengan dunia siswa. Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, guru secara kreatif dapat mengambil perumpamaan-perumpamaan dari al-qur'an seperti menganalogikan masalah berinfak dijalan Allah SWT. dengan orang yang menanam sebuah tanaman, bagaimana agar tanaman itu dapat menghasilkan hasil panen yang baik? Untuk 128 Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012

Penggunaan Metode Amtsal Qurani Hasan Rijaluttaqwa memperkaya analogi di atas boleh saja guru secara kreatif mengambil bentuk-bentuk lain sekalipun bukan diambil dari al-qur'an. Dalam pelaksanaannya guru dapat mengawalinya dengan pertanyan, apa yang harus dimiliki dan dilakukan agar kita memiliki tanaman yang subur dan banyak hasilnya? Kemudian siswa dirangsang untuk mengajukan jawabannya, dan jawaban mereka akan seperti: Perlu ilmu pertanian Perlu bibit yang unggul Perlu tanah yng subur Perlu sinar matahari Perlu pengairan yang cukup Perlu pupuk yang baik Perlu menjaga dari hama/penyakit Dan seterusnya. Setelah menginventarisasi jawaban siswa yang relevan, lalu guru memberikan tamsil atas masing-masing alternatif jawaban di atas sambil menjelaskan makna yang terkandung didalamnya, misalnya perlunya ilmu pertanian dalam kontek bercocok tanam identik dengan perlunya pengetahuan agama dalam kontek membina keimanan dan ketaqwaan seterusnya. Kemudian sebelum kegiatan belajar mengajar berakhir, guru perlu pengulangn kembali pokok-pokok penting dari materi pelajaran yang harus dikuasai oleh murid dari pokok bahasan tersebut. Kemudian guru memberikan post-test untuk mengukur sejauhmana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telh dipelajarinya, dan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang masih perlu mendapatkan titik perhatian pada pertemuan berikutnya.(syahidin, 2005: 124-126) 3. Keunggulan Metode Amśāl dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Dalam pembahasan keunggulan metode Amśāl, penulis mengkaji dari berbagai buku, serta sumber-sumber sekuder lainnya seperti internet, jurnal dan lain-lain. Akan tetapi penulis hanya menemukan 2 (dua) pemikiran saja dari lima buah buku yang penulis baca. Yaitu dalam buku Imam Abdurrahman an-nahlawi dengan judul buku terjemahan yang berjudul Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat dan Manna Khalil dengan judul buku terjemahan yang berjudul Studi Ilmu-ilmu al-qur an Sedangkan buku-buku yang lain seperti, buku; Pengantar Ilmu Tafsir. Penulis: Rachmat Syafe i. Tahun 2006. Penerbit: PT. Pustaka Setia. Bandung. dan Ulumul Quran, Penulis: Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-shidieqy. Tahun: 2009. Penerbit: PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang. Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012 129

Hasan Rijaluttaqwa Penggunaan Metode Amtsal Qurani Buku di atas ini mengungkapkan tentang keunggulan metode Amśāl, akan tetapi pemikirannya sejalan dengan manna khalil, sedangkan buku Aplikasi Metode Pendidikan Qur ani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah. yang di tulis oleh: Syahidin. Ternyata penulis tidak menemukan tentang keunggulan metode, yang ada hanya mengenai tujuan dari metode Amśāl 4. Kelemahan Metode Amśāl dalam Pembelajaran PAI di Sekolah Pada sisi kelemahan metode Amśāl ini, penulis tidak menemukan rujukan mengenai hal ini. Dikarenakan keterbatasan literatur yang penulis dapatkan. Akan tetapi pada dasarnya setiap metode, pasti mempunyai kelemahan. Maka dari itu, penulis mencoba menguraikan kelemahan metode Amśāl dengan beberapa permasalahan yang selalu timbul dalam dunia pendidikan. Itupun berdasarkan hasil kajian penulis dari beberapa sumber buku yang ada. Adapun Buku-buku tersebut adalah: a. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Penulis: Muhibbin Syah. Tahun: 2000 PT. Remaja Rosda Karya. Bandung b. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Penulis: Syaiful Bahri Djamarah. Tahun: 2000. Penerbit PT. Rhineka Cipta. Jakarta. D. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut : a. Konsep Metode Amśāl adalah suatu cara atau jalan untuk menampilkan arti yang tidak tampak (abstrak) dengan penampilan bentuk inderawi, diramu atau diracik dengan rasa indah dan mempesona, baik dengan mengandung tasybih maupun dengan perkataan bebas. b. Dari kelima buku yang penulis telusuri mengenai langkah-langkah mengaplikasikan metode Amśāl ini, hanya satu buku yang membahas tentang langkah-langkah mengaplikasikan metode Amśāl ini. Yaitu buku yang di tulis oleh Syahidin. Langkah-langkah mengaplikasikan metode amśāl, antara lain ialah: 1) Guru mengungkapkan pokok bahasan yang hendak disajikan. 2) Guru memberikan pre-test lisan secara spontan untuk mengukur sejauhmana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkannya, dan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang masih perlu mendapatkan titik perhatian yang lebih besar lagi. 3) Guru mengangkat ayat-ayat tamsil yang relevan dengan pokok bahasan 130 Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012 94

Penggunaan Metode Amtsal Qurani Hasan Rijaluttaqwa 4) Guru menerangkan konsep infaq di jalan Allah dengan media gambaran suatu biji yang ditanam secara baik dan benar serta hasil yang akan diperolehnya, lalu mereangkan pula gambaran suatu biji yang ditanam dengan cara yang tidak baik dean salah dan hasil yang akan diperolehnya. Dengan perumpamaan ini, secara teoritis akan mudah ditangkap oleh siswa sehingga mereka dengan mudah mampu membedakan antara infaq fi sabilillah dengan infaq yang bukan fi sabilillah. Dari pemahaman itu, akan muncul semangat para siswa untuk berinfaq karena mereka telah melihat gambaran keuntungan yang akan diterima akibat cara menanam suatu biji dengan cara yang tidak baik dan salah. 5) Pada waktu kegiatan belajar berlangsung, baik sekali jika guru mengembangkan pokok pembahasan seperti tersebut di atas dengan cara memberikan perumpamaan (tamsil) yang sesuai dengan dunia siswa. Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, guru secara kreatif dapat mengambil perumpamaan-perumpamaan dari al-qur'an seperti menganalogikan masalah berinfak dijalan Allah SWT. dengan orang yang menanam sebuah tanaman, bagaimana agar tanaman itu dapat menghasilkan hasil panen yang baik? Untuk memperkaya analogi di atas boleh saja guru secara kreatif mengambil bentuk-bentuk lain sekalipun bukan diambil dari al-qur'an. c. Keunggulan Metode Amśāl dalam Pembelajaran PAI di Sekolah ini penulis hanya menemukan dua pemikiran saja yang menjadi sumber dari pembahasan mengenai keunggulan metode amśāl ini yaitu pemikiran an-nahlawi dan Manna Khalil, yang penulis rangkum sebagai berikut: 1) Mempermudah siswa memahami konsep abstrak 2) Perumpamaan dapat merangsang kesan terhadap makna yang tersirat dalam perumpamaan tersebut. 3) Merupakan pendidikan agar bila menggunakan perumpamaan harus logis, mudah dipahami., jangan sampai dengan menggunakan perumpamaan kemudian pengertiannya menjadi kabur atau hilang sama sekali. Perumpamaan harus memperjelas konsep, bukan sebaliknya. 4) Amśāl Qur ani memberikan motivasi kepada pendengarnya untuk berbuat amal baik dan menjauhi kejahatan. Jelas hal ini amat penting dalam pendidikan Islam. 5) Untuk melahirkan apa yang masih terdapat di dalam fikiran, dilahirkan dalam bentuk yang dapat diserap oleh panca indera, atau dapat dirasa, yang dapat diungkapkan dengan menggunakan cara Amśāl, kemudian menjadi hilang. 6) Memberikan ungkapan yang sebenarnya, dari daerah ghaib diletakan di alam nyata Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012 131

Hasan Rijaluttaqwa Penggunaan Metode Amtsal Qurani 7) Memberikan gambaran yang megah dan agung dengan menggunakan ibarat yang sederhana, 8) Menanamkan rasa gairah dan rasa gembira kepada si pelaku. 9) Untuk memberikan pujian dan rasa bangga kepada si pelaku. 10) Untuk memperingatkan seseorang. d. Pada bagian sisi kelemahan metode Amśāl ini, penulis tidak menemukan rujukan mengenai hal ini. 2. Rekomendasi Rekomendasi hasil penelitian ini disusun dengan mengacu pada kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya. Penulis mengajukan rekomendasi yang dipandang dapat menjadi bahan masukan bagi beberapa pihak yang berkepentingan dalam proses penerapan metode amśāl Qur ani Rekomendasi ini ditujukan kepada : a. Lembaga Pendidikan (sekolah umum atau agama) Lembaga pendidikan dalam hal ini adalah sekolah SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi., agar dapat menggunakan dan mengembangkan metode amśāl mengingat metode amśāl Qur ani ini memiliki peran dalam mengembangkan pola pikir anak, sekaligus membangun karakter lewat pembeljaran yang diiringi oleh metode amśāl Qur ani. b. Guru 1) Guru diharapkan dapat terus mengembangkan daya kreatifnya sehingga bisa menggunakan metode pembelajaran amśāl Qur ani ini 2) Guru diharapkan dapat terus mengembangkan proses pembelajaran yang lebih matang, dengan mempertimbangkan segala resiko dan jalan keluar yang lebih baik c. Penulis Buku Bagi penulis yang merasa tertantang untuk melanjutkan penelusuran mengenai tentang metode Amśāl ini. penulis berharap para penulis lainnya bisa memasukan poin kelemahan ini sebagai tinjauan yang patut diperhatikan. Karena tidak ada metode yang sempurna di dunia ini, semuanya punya sisi kelemahan. Dan penulis mencoba menguraikan kelemahan metode amśāl dengan beberapa permasalahan yang selalu timbul dalam dunia pendidikan. Kelemahan itu antara lain ialah: 132 Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012

Penggunaan Metode Amtsal Qurani Hasan Rijaluttaqwa 1) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, terutama pengadaan alat-alat modern untuk menambah daya tarik siswa memahami dengan pengajaran Amśāl. sekaligus mengasah kreatifitas guru dalam mengajar. 2) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas perumpamaan yang akan dipertunjukkan. 3) Tidak semua ayat dapat dijadikan alat perumpamaan dalam proses pembelajaran Amśāl. 4) Sukar dimengerti bila ayat perumpamaan dijabarkan/ didemontrasikan oleh guru yang kurang berpengalaman. 5) Tidak semua pelajaran agama Islam bisa memakai metode Amśāl. d. Peneliti selanjutnya Penelitian ini masih dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masih banyak aspek lain yang belum terungkap. Peneliti berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga memberikan sumbangan ilmu kepada mahasiswa maupun pengajar. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dengan mengungkap permasalahan yang sama, pada latar, akan tetapi dengan adanya subjek dan variabel yang lebih dikembangkan. Melakukan penelitian yang sama tetapi dengan membuat atau mengujicobakan metode amśāl yang efektif untuk pengembangan anak. Dan memberikan sumbangan ilmu terhadap pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik. E. DAFTAR PUSTAKA An-Nahlawi, A. (1995). Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat. Terj. Shihabuddin. Jakarta: Gema insani Arifin, H.M. (2000). Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Cet.5. Jakarta: Bumi Aksara Ash-Shidieqy, T.M.H. (2009). Ulumul Qur an. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Hamdani, A.S. Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Pembelajaran PAI. Surabaya: NIZAMIA Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam. Surabaya: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012 133

Hasan Rijaluttaqwa Penggunaan Metode Amtsal Qurani Khalil, M.A. (1999). Studi Ilmu-ilmu al-qur an. (terzemah Mudzakir A.S.) Bogor: Litera Antar Nusa Langgulung, H. (1962). Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Cet. 1. Bandung: PT. Al-Ma arif Nazir, M. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Ramayulis. (2005). Metodologi PAI. Jakarta: Kalam Mulia Syafe'i, R. (2006). Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung: Pustaka Setia. Syahidin. (2005). Aplikasi Metode Pendidikan Qur ani dalam Pembelajaran Agama di Sekolah. Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya Syah, M. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya 134 Jurnal Tarbawi Vol. 1 No. 2 Juni 2012