BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sangat cepat. Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan yang terjadi. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan sebelumnya di dalam komputer (Laudon, 2004). Teknologi informasi merupakan hal yang sangat penting pada masa sekarang. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan. Teknologi Informasi dapat memenuhi segala kebutuhan informasi dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat. Teknologi informasi tidak hanya digunakan manusia untuk kepentingan individu, melainkan juga untuk kepentingan bisnis (Wicaksono, 2012). Perkembangan dan kemajuan yang pesat dari teknologi informasi terutama internet telah memberikan dampak perubahan, terutama interaksi antar perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan tentu saja mengalokasikan dana tidak sedikit untuk mengembangkan teknologi informasi. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap perusahaan tersebut. Menurut Frost et al., (2003) dalam Wicaksono (2012), kemajuan teknologi informasi mendukung pula perkembangan teknologi internet. Internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain. Beberapa komputer- 1
komputer dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan komputer. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun untuk menunjang aktivitas bisnisnya. Dengan demikian, penggunaan internet dalam bisnis berubah dari fungsi sebagai alat untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategi bisnis, seperti pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Salah satu industri yang mengaplikasikan teknologi informasi adalah industri penerbangan (Annisa, 2011). Industri penerbangan merupakan industri yang sangat besar dan merupakan salah satu industri global yang sangat menguntungkan. Perkembangan industri jasa penerbangan di Indonesia, khususnya untuk penerbangan komersial berjadwal semakin marak sejak dikeluarkannya deregulasi yang mengatur transportasi udara pada tahun 1999, berupa serangkaian paket deregulasi, salah satunya adalah Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 81 Tahun 2004 tentang Pendirian Perusahaan Penerbangan di Indonesia (Kemenhub, 2013). Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki pasar potensial dalam hal transportasi udara. Dalam situs web Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, untuk angkutan udara domestik jumlah pesawat yang datang mencapai 79.490 unit, sementara jumlah pesawat yang berangkat mencapai 78.471 unit. Kemudian jumlah penumpang yang datang berjumlah 5.475.247 orang, sementara jumlah penumpang yang berangkat mencapai 5.561.481 orang, dan penumpang yang transit berjumlah 157.281 orang, dan data ini valid hingga 28 Oktober 2013 2
(Dephub, 2013). Salah satu maskapai penerbangan komersial terbesar di Indonesia yang memiliki andil besar dalam perkembangan transportasi udara di Indonesia adalah Lion Air. PT Lion Mentari Airlines, beroperasi sebagai Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pangsa pasar domestik. Berkantor pusat di Jakarta, Indonesia, Lion Air terbang ke kota-kota di Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Arab Saudi. Basis utama dari maskapai penerbangan ini adalah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Maskapai ini mengoperasikan penerbangan penumpang berjadwal dengan jaringan yang luas dari Jakarta ke 56 tujuan per Juli 2010 (Rima, 2011). Lion Air ini didirikan pada Oktober 1999 dan mulai beroperasi pada tanggal 30 Juni 2000, dimana maskapai ini menerbangkan penumpang berjadwal antara Jakarta dan Pontianak dengan menggunakan sebuah Boeing 737-200 yang disewa Lion Air (Kumpulan Sejarah Perusahaan, 2013). Lion Air dimiliki oleh Rusdi Kirana dan keluarganya. Maskapai penerbangan tersebut juga berencana akan bergabung dengan IATA dan karena itu Lion Air berharap untuk menjadi operator kedua IATA dari Indonesia setelah Garuda Indonesia. Lion Air adalah pelopor maskapai low cost carrier (LCC). Sebagaimana operator LCC lainnya, keikutsertaan Lion Air dalam bisnis penerbangan adalah untuk memfokuskan pada segmen ekonomi menengah ke bawah (Kumpulan Sejarah Perusahaan, 2013). Segmen yang disasar oleh Lion Air adalah orangorang yang baru pertama kalinya dapat merasakan armada pesawat terbang dan 3
para pebisnis wiraswasta yang hendak menghemat pengeluaran. Selain itu, sasaran segmen ini adalah produk yang menggunakan pesawat udara sebatas fungsinya sebagai alat transportasi, bukan untuk fungsi lainnya. Penggunaan internet yang meningkat memungkinkan organisasi untuk bertindak lebih cepat, dan akan membuat persaingan semakin kompetitif. Kemajuan internet ini juga dapat merubah cara konsumen dalam melakukan pembelian barang maupun jasa. Sulaiman et al., (2008) dalam Anissa (2011), mengungkapkan bahwa banyak perusahaan sudah menggunakan internet untuk memotong biaya pemasaran, yang nantinya diharapkan akan menurunkan harga produk mereka sehingga bisa tetap bersaing di pasar yang kompetitif. Agar berbagai transaksi pembelian dan pemesanan tiket yang ada dapat berlangsung dengan cepat, efisien dan akurat maka diperlukan suatu sistem pendukung yang dapat menangani hal tersebut. Dalam praktek keseharian, transaksi seperti pembayaran akan dilakukan dengan menggunakan uang sedangkan pertukaran informasi akan dilakukan dengan menggunakan kertas, sehingga diperlukan suatu mekanisme transaksi yang dapat menghemat sumber daya dan meningkatkan keakuratan serta keamanan transaksi itu sendiri (Annisa, 2011). Dengan adanya tuntutan akan kecepatan transaksi dan kemudahan mendapatkan informasi, hal ini dimanfaatkan oleh industri penerbangan untuk mengembangkan fasilitas electronic ticket yang terkenal disebut e-ticket untuk efisiensi dan efektivitas mereka. Dengan diberlakukannya sistem e-ticket, diharapkan maskapai penerbangan dapat menekan biaya pemasaran dan pelayanan mereka yang 4
berdampak pada dapat ditekannya harga tiket yang ditawarkan untuk konsumen. International Air Transport Association (2007) mengganti semua tiket kertas dengan tiket elektronik pada tahun 2007. Dalam Annual General Meeting yang diadakan pada tahun 2004, IATA menargetkan 40% implementasi e-ticket pada akhir tahun 2005, 70% pada akhir tahun 2006, dan 100% pada Mei 2008, dan target itu berhasil tercapai pada bulan November 2005, Oktober 2006, dan Mei 2008. Dalam kesempatan ini, penulis ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi akseptasi fasilitas e-ticketing yang disediakan oleh maskapai penerbangan. Penelitian ini akan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama kali diperkenalkan oleh Davis (1989) dan dikembangkan oleh Pikkarainen et al. (2004) dalam jurnal Pikkarainen et al. (2004) yang berjudul Consumer Acceptance of Online Banking: An Extention of the Technology Acceptance Model yang menggunakan variabel persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kesenangan, informasi, keamanan dan privasi, serta kualitas koneksi internet. Penelitian ini juga menggunakan faktor kepercayaan (trust) yang terdapat di dalam penelitian yang dilakukan oleh Pavlou (2003) yang berjudul Consumer Acceptance of Electronic Commerce: Integrating Trust and Risk with the Technology Acceptance Model untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi akseptasi sistem informasi. Peneliti sendiri memilih mengkhususkan untuk meneliti tentang tingkat akseptabilitas e-ticketing yang disediakan oleh maskapai penerbangan Lion Air. 5
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu sebagai berikut: a. Sejauh mana persepsi kegunaan berpengaruh terhadap akseptasi b. Sejauh mana persepsi kemudahan berpengaruh terhadap akseptasi c. Sejauh mana persepsi kesenangan berpengaruh terhadap akseptasi d. Sejauh mana informasi berpengaruh terhadap akseptasi penggunaan e- ticketing? e. Sejauh mana keamanan dan privasi berpengaruh terhadap akseptasi f. Sejauh mana kualitas jaringan internet berpengaruh terhadap akseptasi g. Sejauh mana kepercayaan berpengaruh terhadap akseptasi penggunaan e- ticketing? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai adanya pengaruh persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kesenangan, informasi, keamanan dan privasi, kualitas koneksi internet, serta kepercayaan terhadap akseptasi penggunaan e-ticketing. 6
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: a. Bagi pengguna, sebagai bahan pertimbangan apakah penggunaan e- ticketing sudah efektif dalam memberikan kemudahan ketika menggunakan jasa penerbangan. b. Bagi peneliti, sebagai media untuk mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan pada masa kuliah. c. Bagi akademisi, sebagai sumber referensi untuk bahan ajar dan sebagai landasan teori yang dapat mendukung pembuatan hipotesis. d. Bagi maskapai penerbangan, sebagai bahan evaluasi apakah sistem informasi yang digunakan untuk e-ticketing sudah dapat diterima oleh konsumen 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi akseptasi konsumen terhadap fasilitas e-ticketing maskapai penerbangan Lion Air. Lingkup penelitian ini dibatasi kepada para penumpang yang pernah menggunakan e-ticketing pada maskapai tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. 7
Bab II Landasan Teori Bab ini membahas mengenai landasan teori untuk mendukung penelitian, meneliti adopsi teknologi informasi yang digunakan dan mengembangkan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta pengukuran variabel dan model analisis data. Bab IV Analisis Data dan Hasil Penelitian Bab ini berisi tentang pengujian hipotesis dan hasil penelitian. Bab V Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran untuk pengembangan pada penelitian berikutnya. 8