PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: OTONOMI DAERAH Fakultas EKONOMI Program Studi D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H. AKUNTANSI http://www.mercubuana.ac.id
PENGERTIAN DAN LATAR BELAKANG; TUJUAN DAN PRINSIP; PERKEMBANGAN OTODA; MODEL DESENTRALISASI; PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN; OTODA DAN DEMOKRASI; IMPLEMENTASI OTODA. D. Mchdum Fuady
Otonomi daerah : pemberian wewenang pemerintahan kepada pemerintah daerah untuk secara mandiri dan berdaya untuk membuat keputusan mengenai kepentingan daerahnya. Otonomi Daerah adalah suatu instrumen politik dan instrumen administrasi/manajemen yang digunakan untuk mengoptimalkan sumberdaya lokal sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemajuan masyarakat di daerah
Latar belakang perlunya OTODA: 1.Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di Jakarta (Jakarta centris). 2.Pembagian kekayaan dirasakan tidak adil tdk merata. 3.Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara satu daerah dengan daerah lain sangat terasa.
Tujuan otda: 1.penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun masyarakat yang demokratis; 2.penyelenggaraan OTODA untuk mencapai pemerintahan yang efisien; 3.penyelenggaraan OTODA diperlukan agar perhatian fokus kpdadaerah; 4.otonomi perlu diadakan agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah masing-masing. Alasan OTDA: 1.terciptanya efisiensi efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. 2.Pendidikan politik pada tingkat lokal 3.persiapan karier politik: 4.Stabilitas politik: pergolakan 5.Kesetaraan Politik (Political Equality): Masyarakat di tingkat lokal, 6.Akuntabilitas Publik:
Pembagian urusan: Pusat 1.Politik Luar Negeri 2.Pertahanan 3.Keamanan 4.Yustisi 5.Moneter dan fiskal nasional dan 6.Agama.
Pembagian urusan: Propinsi: 1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; 3. Penyelenggaraan, ketertib umum & ketentraman masyarakat; 4. Penyediaan sarana dan prasarana umum; 5. Penanganan bidang kesehatan; 6. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sdm potensial; 7. Penanggulangan masalah sosial lintas kapupaten/kota; 8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota; 9. Fasilitas pengem. koperasi, usaha kecil/menengah; 10. Pengendalian lingkungan hidup; 11. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota; 12. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. Pelayanan adm penanaman modal (lintas kabupaten/kota); 15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yg belum dpt dilaksanakan oleh kab/kota; 16. Urusan wajib lain yg diamanatkan o/peraturan perundangan:
Pembagian urusan: Kabupaten/Kota 1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; 3. Penyelenggaraan, tibum dan ketentraman masyarakat; 4. Penyediaan sarana dan prasarana umum; 5. Penanganan bidang pendidikan; 6. Penanggulangan masalah sosial; 7. Pelayanan bidang ketenagakerjaan; 8. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah ; 9. Pengendalian lingkungan hidup; 10. Pelayanan pertahanan; 11. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 12. Pelayanan administrasi umum pemerintahan; 13. Pelayanan administrasi penanaman modal; 14. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan 15. Urusan wajib lain yg diamanatkan o/peraturan perundangan..
Prasyarat OTDA: 1.Memiliki territorial kekuasaan yg jelas 2.Memiliki Pendapatan daerah sendiri 3.Memiliki Badan Perwakilan 4.Memiliki Kepala Daerah yang di pilih sendiri melalui Pemilu
Implementasi OTDA untuk Kewilayahan 1. Otoda tidak otomatis menghilangkan tugas, peran & t. jawab pemerintah pusat; 2. Pola pembinaan wilayah dilaksanakan dgn mendelegasi kan tugas-tugas pemerintah pusat kpd pemda; 3. Tugas & fungsi bina wilayah meliputi prinsip pemerintahan umum (penyelenggaraan pemerintahan pusat di daerah; 4. Pejabat pembina wilayah dilaksanakan oleh kepala daerah
Implementasi OTDA untuk SDM 1. memberikan wewenang pembinaan SDM kpd daerah. 2. daerah harus mempersiapkan SDM untuk memenuhi kebutuhan dengan prinsip keterbukaan, dan akuntabilitas 3. Memperbaiki cara kerja birokrasi 4. Mengurangi penyimpangan pelayanan birokrasi. 5. Struktur organisasi yang sehat
Implementasi OTDA untuk memberantas kemiskinan 1. Otonomi memberikan kewenangan kpd daerah u/mengelola sumberdaya dg tujuan peningkata kesejaht penduduk; 2. Pengentasan kemiskinan, prinsip: pengembangan SDM dgn memberdayakan peranan wanita, 3. Membangun paradigma baru ttg peranan pemda: dari pelaksana menjadi fasilitator ; 4. Pembangunan dlm rangka penanggulangan kemiskinan hrs mengedepankan peran masyarakat dan sektor swasta.
Implementasi OTDA hubungan eksekutif dan legislatif 1. Prinsip kerja dlm hubungan antara DPRD & Kep. Daerah: pembuatan kebijakan transparan, pelaksanaan kerja melalui mekanisme akunta bilitas, bekerja berdasarkan susduk yg mencakup kebijakan, prosedur & tata kerja, menjalankan prinsip kompromi,& menjunjung tinggi etika. 2. Memberikan kewenangan antara kepala daerah dan DPRD 3. Membangun jalinan komunikasi dua arah 4. Pemda mempunyai SDM yang berkualitas: seleksi transparan, SDM berkualifikasi & kompetensi, penempatan yg tepat, membangun kreativitas SDM
Terima Kasih D. MACHDUM FUADY, S.H., M.H.