BAB 2 LANDASAN TEORI. dan mengapa sesuatu itu terjadi. Sementara itu, Bowers dan Courtright

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga. Public Relations

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan bisnis dewasa ini membuat persaingan bisnis menjadi

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan produk atau jasa yang perusahaan miliki dengan tujuan untuk

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan. mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Website sangat membantu pekerjaan Public Relations menjadi lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Januari 2009, pkl wib. Pengaruh Kualitas media..., Lanny, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. jaringan digital, jangkauan global, interaktivitas, may to many communications,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dibantu oleh Public Relations dalam memilih media

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan situs berbagai perusahaan atau hompage saat ini tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan persepsi kepada masyarakat atau publik. Pemahaman dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Setidaknya kondisi ini bisa dilihat dari konvergensi media yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi berdampak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy Ledbetter Lee

PARADIGMA BARU HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (2007: 287) internet merupakan revolusi komunikasi yang sangat luas dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. publik mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memiliki status setingkat provinsi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. namun juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. internet. Internet (singkatan dari interconnected networking)

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan, untuk mendukung berbagai aktifitas sosialisasi di kehidupan para remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Produksi Media Public Cetak. Modul ke: 02FIKOM. Hubungan Komunikasi Pemasaran dan Humas ) Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom. Fakultas. Program Studi HUMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Penelitian Terdahulu. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewi Fajar

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi. penting bagi keberhasilan perusahaan.

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang ini sudah memasuki era sosial media, yang telah

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

Digital Marcomm. Karakteristik Media & Pemasaran Digital. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat dalam satu dekade terakhir ini. Terutama teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang lain. Dalam berkomunikasi manusia tidak hanya. menggunakan bahasa verbal, akan tetapi juga non-verbal seperti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi, sehingga peran dan fungsinya semakin maksimal. perusahaan salah satunya melalui kegiatan media relations.

BAB II KERANGKA TEORI & FOCUS OF INTEREST. komunikasi untuk menciptakan kemauan baik. bahwa Public Relations mempunyai tiga arti:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komunikasi dilakukan manusia setiap harinya untuk berinteraksi antar sesama untuk

Working in Online Journalism News report Penulisan Online Standard Law and Ethics Bussines Online Journalism Journalism online di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

Kata kunci: public relations, manajemen, staff public relations, Mirota Kampus.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan peran public relations untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ternyata dihabiskan di media digital antara lain untuk mengelola website personal

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis telekomunikasi dan multimedia. Didalamnya terdapat portal,

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Teori Komunikasi Massa Teori menurut Turner seperti yang dikutip oleh Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa merupakan cerita tentang bagaimana dan mengapa sesuatu itu terjadi. Sementara itu, Bowers dan Courtright mendefinisikan teori sebagai seperangkat pernyataan yang menyatakan hubungan antarvariabel. Sedangkan menurut Bailey teori merupakan penjelasan dan pemprediksian fenomena sosial yang berhubungan dengan subyek ketertarikan kepada beberapa fenomena (Nurudin, 2007: 161-162). Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Massa yang dimaksud dalam Komunikasi Massa adalah penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Misalnya khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Sedangkan media massa dalam komunikasi berupa media elektronik (televisi, radio, film dan internet) dan media cetak (surat kabar, majalah, tabloid). (Nurudin, 2007: 3-5). Teori komunikasi massa merupakan penjelasan tentang proses penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa, radio, televisi, surat kabar, majalah, film, dan internet (Suprapto, 2009: 17). Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri komunikasi massa; 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa melembaga 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa bersifat heterogen 9

10 3. Pesannya bersifat umum 4. Komunikasinya berlangsung satu arah 5. Komunikasi massa menimbulkan keserampakan 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (Nurudin, 2007: 19-31). 2.1.2 Uses and Gratifications Theory Teori Kegunaan dan Kepuasan pertama kali dikenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dan masih banyak digunakan oleh para ahli sampai saat ini. Teori Kegunaan dan Kepuasan milik Blumer dan Katz mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media berusaha untuk mnencari sumber media yang paling baik untuk memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori Kegunaan dan Kepuasan mengasumsikan bahwa penggunanya mempunyai pilihan alternatif untukmemuaskan kebutuhannya. Teori Kegunaan dan Kepuasan merupakan kebalikan dari teori peluru. Dalam teori peluru media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience berada di pihak yang pasif. Sementara itu, dalam teori Kegunaan dan Kepuasan ditekankan bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Teori Kegunaan dan Kepuasan lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Banyak asumsi Teori Kegunaan dan Gratifikasi secara jelas dinyatakan oleh para pencetus pendektaan ini (Katz, Blumler, dan Gurevitch).

11 Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar Teori Kegunaan dan Gratifikasi: a. Khalayak Aktif dan Penggunaan medianya berorientasi pada tujuan b. Inisiatif dalam menguhubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak. c. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan. d. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehinngga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti. e. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak (West & Turner, 2008: 141). 2.1.3 Komunikasi Hubungan Masyarakat (Humas) Sebagian besar pesan yang disampaikan media massa terlewatkan dari perhatian khalayaknya. Scott Cutlip dan rekan mengemukakan bahwa perhatian massa merupakan objek persaingan sengit (Morissan, 2010: 40). Kondisi ini menjadikan masyarakat sangat selektif bahkan menolak untuk memberikan perhatian terhadap serbuan pesan yang datang kepada khalayak. Beberapa pesan mungkin bisa menarik perhatian perhatian khalayak, namun lebih sedikit lagi pesan yang mampu memberikan efek atau dampak. Praktisi humas adalah salah satu pihak yang turut serta bersaing dengan memperebutkan perhatian khalayak. Tugas pertama praktisi humas adalah mendapatkan perhatian dari khalayak sasaran; kedua, menarik minat (ketertarikan) khlayak terhadap isi pesan; ketiga, membangun suatu keinginan

12 dan niat khalayak untuk bertindak sesuai dengan pesan; dan keempat mengarahkan tindakan khalayak agar tetap sesuai dengan pesan yang disampaikan. Menurut Shanon-Weaver (2007) komunikasi terdiri dari: 1) sumber informasi (information source); 2) pesan atau signal (message/signal); 3) saluran (channel); 4) penerima atau tujuan (receiver, destination). Menurut Wilbur Schramm (2010) melakukan komunikasi dengan khalayak tidaklah sesederhana sebagaimana yang dikemukakan model komunikasi Shannon dan Weaver. Schramm mengatakan berkomunikasi dengan khalayak sasaran (target publics) yang diinginkan kenyataannya bahkan jauh lebih rumit. Menurut Scrhamm, manusialah yang membuat komunikasi menjadi rumit. Sebagaimana yang dikemukakan Scrhamm: Jika seseorang mempelajari komunikasi, maka ia mempelajari mengenai bagaimana orang berhubungan dengan orang lain, kelompok orang, organisasi dan masyarakat yang saling mempengaruhi sama sama lainnya, namun juga dipengaruhi, memberi tahu dan diberi tahu, mengajarkan dan diajarkan, menghibur dan dihibur melalui tanda-tanda tertentu (Morissan, 2010: 42). Model komunikasi Scrhamm membutuhkan proses komunikasi dua arah (two-way-process) dimana pengirim dan penerima pesan berkomunikasi dalam konteks kerangka acuan (frame of reference), hubungan dan situasi sosial mereka masing-masing. Dengan demikian, komunikasi adalah proses timbal balik pertukaran tanda untuk memberitahukan, memerintahkan atau membujuk berdasarkan makna dan kondisi bersama melalui hubungan komunikator dan konteks sosial (Morissan, 2010: 42).

13 2.1.4 Konsep Dasar Public Relations (PR) PR merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan/organisasi dengan publiknya. Kebanyakan perusahaan/organisasi kini mengakui peranan PR cukup menonjol dalam pengambilan keputusan manajemen. Public Relations memiliki banyak definisi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in the Word Marketing mengatakan bahwa PR adalah suatu system komunikasi untuk menciptakan kemauan baik. L. Bernays dalam bukunya Public Relations menyebutkan bahwa PR mempunyai tiga arti: (1) penerangan kepada publik; (2) persuasi ditujukan kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik; (3) upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga. Prof. Byron Christian menyebutkan bahwa PR merupakan suatu usaha yang secara sadar memotivasi agar orang-orang terpengaruh, terutama melalui komunikasi, agar timbul pikiran yang sehat terhadap suatu organisasi, memberi rasa hormat, mndukung dan bertahan dengan berbagai cobaan dan masalah (Soemirat&Ardianto, 2005: 34). Public Relations menurut Firsan Nova adalah bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi seseorang atau sebuah perusahaan atau organisasi dimata publik. PR bekerja untuk melakukan fungsi komunikasi, hubungan masyarakat, manajemen krisis, hubungan pelanggan, hubungan karyawan, hubungan pemerintahan, hubungan industri, hubungan investor, hubungan dengan media, mediasi, publisitas, dan menulis pidato (Nova, 2011: 39).

14 Definisi resmi dari IPRA tentang PR adalah sebagai berikut: PR merupakan fungsi manajemen dari sikap yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembagalembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpatidan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga aka nada kaitannya, dengan cara menilai opini public mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersamayang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas (Rumanti, 2005:11). Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang definisi Public Relations (PR). PR merupakan fungsi manajemen yang mewakili perusahaan untuk memberi penerangan, mempersuasi, menyatakan sikap dengan publik agar citra dan reputasi perusahaan dapat dikelola dengan baik di mata publik. PR melakukan beberapa fungsi diantaranya fungsi komunikasi, hubungan masyarakat, manajemen krisis, hubungan pelanggan, hubungan karyawan, hubungan pemerintahan, hubungan industri, hubungan investor, hubungan dengan media, mediasi, publisitas, dan menulis pidato. 2.1.4.1 Tujuan dan Fungsi PR Berdasarkan penjelasan tentang beberapa definisi PR, maka dapat dilihat beberapa tujuan dan fungsi PR tersebut. Secara keseluruhan tujuan PR menurut Mulyana adalah menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publikterhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Sedangkan menurut Maria PR bertujuan menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi pada satu pihak dan dengan pihak lain dengan komunikasi yang harmonis dan timbale balik (Nurjaman & Umam, 2012: 114). Dalam hal ini

15 tujuan dari PR atau Humas Pemprov DKI sesuai dengan tujuan yang diungkapkan oleh Maria. Karena Pemprov DKI merupakan organisasi non profit dan berusaha untuk menjaga kepercayaan masyarakat yang dilayaninya. Adapun fungsi dari Public Relations dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Kegitan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya. b. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak. c. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai dengan harapan publik. d. Usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya. (Nurjaman&Umam, 2012: 115) 2.1.4.2 E-PR Menurut Bob Julius Onggo dalam bukunya yang berjudul Cyber Public Relations, E-PR adalah inisiatif PR yang menggunakan media internet sebagai sarana publisitasnya. Di Indonesia inisiatif PR ini lebih dikenal dengan istilah Cyber Public Relations. Jika diuraikan, E-PR dapat diartikan sebagai berikut: a. E adalah elektronik.

16 E di dalam E-PR sama halnya dengan e sebelum kata mail atau commerce yang mengacu pada media elektronik internet. Mengingat popularitas dan multifungsi media internet, media ini dimanfaatkan pula oleh para pelaku PR untuk membangun merek (brand) dan memelihara kepercayaan (trust). b. P adalah public. Public di sini mengacu bukan hanya pada public, namun psar konsumen. Public juga tidak mengacu hanya pada satu jenis pasa konsumen, namun pada berbagai pasar atau public audiens. Media internet bisa memudahkan kita untuk menjangkau mereka dengan lebih cepat atau sebaliknya, memudahkan mereka untuk menjangkau kita, mulai dari komunitas mikro atau niche market hingga hipermarket. c. R adalah relations. Relations merupakan hubungan yang harus dipupuk antara pasar dan bisnis. Itulah kunci kepercayaan pasar agar suatu bisnis berhasil. Menariknya, melalui media internet hubungan yang sifatnya one-to-one dapat dibangun dalam waktu yang cepat karena sifat internet yang interaktif. Hal ini berbeda dengan public konvensional. Pelaku PR harus menjangkau mereka dengan sifat one-to-many. Itulah sebabnya internet merupakan media pembangun hubungan yang paling ampuh dan cepat serta luas hingga saat ini (Onggo, 2004: 1-2).

17 2.1.5 Citra Menurut kamus lengkap Psikologi, image atau citra adalah satu reaksi sikap atau reaksi pertimbangan terhadap satu usaha (urusan, perusahaan), lembaga, atau bangsa (Chaplin, 2006: 239). Definisi menurut Danasaputra dalam Dasar-Dasar Public Relations, citra adalah kesan yang diperoleh oleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengetiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan (Soemirat&Ardianto, 2005: 114). Menurut Bill Canton dalam Dasar-Dasar Public Relations, Image: the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a conciously created impression of an object, person or organization (Ardianto&Soemirat, 2010: 111). Definisi citra menurut Bill canton dapat diartikan sebagai kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi. Jadi citra dengan sengaja perlu untuk diciptakan agar bernilai positif. Citra merupakan salah satu asset yang penting dari suatu perusahaan atau organisasi. Sedangkan menurut Silih Agung Wisesa dan Jim Macnamara, pencitraan adalah suatu kekuatan dimana perusahaan memiliki sesuatu yang mampu membahasakan nilai- nilai perusahaan atau organisasi tersebut kepada publik. Dimensi pencitraan suatu perusahaan atau organisasi akan

18 membantu kerja PR dalam memastikan seberapa jauh harus berperan dalam pekerjaannya. Silih Agung Wisesa dan Jim Macnamara juga membagi aktivitas pencitraan menjadi 2 (Wisesa&Macnamara, 2005: 105), yaitu; 1. Internal Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas pencitraan yang disebabkan oleh bagian internal perusahaan atau organisasi. 2. Eksternal Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas eksternal perusahaan atau organisasi dan memiliki kedekatan pengaruh terhadap model pencitraan. 2.1.5.1 Jenis- jenis Citra Menurut Frank Jeffkins dalam Firsan Nova, ada 6 jenis citra, yaitu: a. Mirror Image (citra bayangan): Citra yang dianut oleh anggota organisasi terhadap publik eksternal dalam melihat organisasinya b. Current Image (citra yang berlaku): Citra yang dianut oleh public eksternal mengenai suatu organisasi. Citra ini ditentukan oleh banyak atau sedikitnya informasi yang mereka peroleh c. Wish Image (citra yang diinginkan): Citra yang diinginkan atau diharapkan oleh pihak organisasi. Citra ini biasanya diterapkan untuk sesuatu yang baru, sebelum publik eksternal memperoleh informasi secara lengkap d. Corporate Image (citra perusahaan): Citra dari organisasi secara keseluruhan yang dapat terbentuk dari banyak hal seperti sejarah, kinerja perusahaan, stabilitas keuangan, kualitas produk, dan lainlain

19 e. Multiple Image (citra majemuk): Publik (individu, kantor cabang atau organisasi lain) yang membentuk suatu citra yang belum tentu seragam dengan citra organisasi f. Good and Bad Image (citra yang baik dan buruk): Kedua citra ini bersumber dari current image atau citra yang berlaku yang bersifat positif dan negatif (Nova, 2011: 299-300). 2.1.5.2 Proses Pembentukan Citra Menurut Danasaputra dalam buku Dasar-Dasar Public Relations, citra adalah suatu kesan yang dapat diperoleh oleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta atau kenyataan yang ada. Citra dapat terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi- informasi yang diterima oleh individu. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan (Sumber: Soemirat, Ardianto 2010; 115). Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto mengutip John S. Nimpoeno tentang proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sudah sesuai dengan pengertian sistem komunikasi sebagai berikut:

20 Model Pembentukan Citra Pengalaman mengenai stimulus Gambar 2.1 Model Pembentukan Citra (Sumber: Soemirat, Ardianto 2010: 115) Model pembentukan citra diatas menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar dapat mempengaruhi respon perilaku suatu individu. Model pembentukan citra diatas mempunyai empat komponen penting dalam citra, yaitu: 1. Persepsi Persepsi merupakan hasil dari pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Sehingga individu akhirnya akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. 2. Kognisi Kognisi adalah suatu keyakinan diri suatu individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan muncul apabila individu telah mendapatkan dan

21 mengerti rangsang tersebut. Individu harus diberikan informasi informasi yang cukup sehingga dapat mengembangkan kognisinya tersebut. 3. Motif Motif adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu tersebut untuk melakukan suatu aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. 4. Sikap Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai. Sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara- cara tertentu (2010: 116). Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merupakan suatu pandangan atau penghargaan yang didapat oleh perusahaan atau suatu organisasi karena adanya nilai positif dan keunggulan- keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dengan adanya citra positif dari publik maka perusahaan atau organisasi dapat terus menciptakan inovasiinovasi baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 2.1.6 Media Sosial Media sosial merupakan media untuk interaksi sosial, sebagai suatu rangkaian terus menerus tanpa henti di balik komunikasi sosial. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010: 56-57) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Dalam partisipasi politik antara aktivis muda, media baru termasuk media sosial memberikan anggaran yang

22 murah untuk: (1) menginformasi, menyosialisasikan atau berkampanye; (2) berkoordinasi antara partisipan; (3) merekrut dan memobilisasi partisipan; dan (4) membangun komunitas online dan keanggotaan partisipan politik secara virtual. (Irwansyah, 2012: 103) Saat ini media massa dapat berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah memiliki media sosial sendiri. Untuk memiliki media sosial, seseorang tidak membutuhkan modal besar seperti jika untuk memiliki media tradisional. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal besar dan tenaga kerja yang banyak, seorang pengguna media sosial hanya memerlukan jariangan internet untuk mengakses media sosial. Dalam media sosial, kita dapat melakukan berbagai aktivitas dua arah seperti berkenalan, kolaborasi, dan berbagai bentuk pertukaran baik secara tulisan, visual maupun audiovisual (Marindo, Puntoadi, & Sutedja, 2011: 2) Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut : a. Media sosial memiliki sifat viral Media sosial bersifat viral, viral dalm hal ini mempunyai arti sifat seperti virus yaitu menyebar dengan cepat. b. Media sosial dapat menjadi media untuk membentuk komunitas online. c. Media Sosial memberikan kesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan masyarakat (Marindo, Puntoadi, & Sutedja, 2011: 21-25).

23 2.1.6.1Fungsi Media Sosial Media sosial merupakan salah satu dari sistem komunikasi. Maka dari itu, ada beberapa fungsi media sosial jika dikaitkan dengan system komunikasi, antara lain: a. Administrasi Media sosial dapat digunakan untuk mengorganisasikan profil karyawan perusahaan dalam jariangan sosial yang relevan dan relatif dimana posisi pasar anda sekarang. Dengan membentu sebuah media sosial, masyarakat dapat dengan mudah menemukan perusahaan dan segala jenis bentuk administratifnya. b. Mendengarkan dan Belajar Melalui media sosial, perusahaan dapat mendengarkan dan belajar dari apa yang ada di media tersebut. Informasi dari media sosial membuat perusahaan tahu mnegenai apa yang pasar inginkan dan bagaimana memuaskan mereka. Informasi yang relevan dapat membantu perusahaan untuk mebcapai visi dan misi mereka. c. Berpikir dan Perencanaan Dengan melihat tahap 1 dan 2 apa yang akan organisasi lakukan untuk memuaskan pasar, maka organisasi bisa berpikir dan menetapkan perencanaan berkomunikasi ke pasar. Bagaimana teknologi sosial dapat meningkatkan efisiensi operasional hubungan pasar.

24 d. Pengukuran Setelah melihat langkah 1-3, Perusahaan dapat memiliki pengetahuan dan data yang relevan dengan pasar. Dari data tersebut, perusahaan dapat mengukur dan dapat menetapkan langkah-langkah efektif untuk mengkur apakah metode yang digunakan adalah metode yang terbaik (Wijaya, 2013) 2.1.6.2 Peran Media Sosial Media sosial seperti YouTube, blog, facebook, twitter memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media konvensional seperti media cetak, iklan, TV, brosur dan selebaran. Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara lain : a. Kesederhanaan Sederhana dalam hal ini berarti simple atau mudah digunakan. Jika dibandingkan dengan media lainnya, oaring tanpa latar belakang IT pun dapa menggunakan media sosial, yang dibutuhkan hanya computer dan koneksi internet. a. Membangun Hubungan Media konvensional seperti TV dan radio hanya bisa menjalin komunikasi satu arah, namun media sosial dapat melakukan komunikasi 2 arah. Perusahaan dapat langsung memperoleh feedback atau umpan balik secara langsung sehingga hubungan terlihat lebih interaktif.

25 b. Jangkauan Global Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna. Pengiriman pesan melalui media sosial tidak dibatasi dengan waktu dan lokasi geografis. c. Terukur Dengan sistemtracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama (Wijaya, 2013) 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Konsep Humas Pemerintah Public Relations atau yang biasa disebut Humas di dalam sebuah instansi pemerintah adalah sebagai suatu divisi yang nonprofit. Public Relations atau Humas dalam instansi pemerintah bukan hanya sekedar membangun dan mempertahankan citra instansi tersebut namun juga harus mencerminkan citra negara, bangsa dan pemerintahan dimata masyarakat setempat dan dunia internasional. (Morissan, 2010: 90). Kesimpulannya, Public Relations dalam instansi pemerintah sebagai komunikator yang memback-up organisasinya untuk mencapai tujuan instansi tersebut, membangun dan memelihara hubungan baik dengan masyarakat dan menciptakan citra dan opini positif masyarakat. Instansi-instansi pemerintahan selalu dilengkapi oleh adanya divisi Humas untuk mengelola

26 informasi dan opini publik. Informasi mengenai kebijaksanaan dan peraturan pemerintah disebarluaskan kepada publik dan opini publik pun diteliti dan dibahas secara efektif utnuk keperluan pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya (Sunarto, 2003: 23). 2.2.2 Corporate Image/Citra Perusahaan Corporate Image atau Citra Perusahaan di mata publik dapat terlihat dan didapat dari pandangan, pendapat dan pola pikir publik. Satu hal yang penting sehubungan dengan terbentuknya sebuah citra perusahaan adalah adanya persepsi yang berkembang di benak publik terhadap realitas (2011: 297). Menurut Santoso dalam buku Structural Equation Modelling, citra perusahaan dapat diperoleh publik melalui: 1. Perhatian yang diberikan pegawai atau pihak perusahaan itu sendiri kepada pelanggan 2. Kejujuran pihak perusahaan kepada pelanggan. 3. Kinerja pegawai 4. Kredibilitas perusahaan (2011: 16). Katz mengatakan bahwa citra perusahaan dapat datang dari berbagai pihak, yaitu dari pelanggan, perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan disektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Veronica Napoles, citra perusahaan adalah cara dimana kehadiran dan keeksisan perusahaan itu dirasakan oleh publik, yaitu konsumen, kompetitor, pemasok, dan pemerintah. Citra dalam pandangan publik dapat dikembangkan melalui kontak dengan perusahaan

27 dan dengan menginterpretasikan informasi tentang perusahaan. Citra dapat berubah seiring dengan bertambahnya informasi, dan perubahan tren pada bisnis perusahaan (Santoso, 2011: 18). Berdasarkan paparan di atas, maka keempat poin citra perusahaan yang diperoleh publik menurut Santoso dalam buku Structural Equation Modelling akan dijadikan oleh peneliti sebagai indikator dari variabel citra instansi pemerintah dimana masing-masing indikator akan dideskripsikan pada bab selanjutnya dalam operasionalisasi konsep. 2.2.3 YouTube Menurut Kaplan and Haenlein (2010:65) ada enam tipe dari media sosial: (1) collaboration project (Wikipedia), (2) micro blogs (Twitter), (3) content community (YouTube), (4) Social Networking sites (Facebook), (5) virtual game world (World of Warcraft), dan social virtual world (Second Life). Berdasarkan hal tersebut, maka YouTube dapat dikategorikan sebagai media sosial. YouTube hingga kini menjadi situs Video Content Sharing terbesar di dunia yang telah menguasai 60 persen dari jumlah total penikmat video online. Saat ini pengguna YouTube rata-rata telah mengunggah 72 jam video ke situs YouTube setiap menitnya, ini meningkat drastis bila dibandingkan satu tahun lalu yang hanya 48 jam per menitnya. YouTube telah memiliki 4 miliar video (per Januari 2012) yang disaksikan dari situs tersebut setiap harinya, pada saat bersamaan sudah ada rata-rata 60 jam video yang diunggah setiap menitnya. YouTube yang dibeli oleh google di tahun 2006 ini juga menjadi search engine nomor dua di dunia (comscore data). Berarti

28 perkembangan YouTube cukup signifikan hingga kini telah memiliki 800 juta pengguna yang mengakses dari berbagai belahan dunia (Marindo, Puntoadi, & Sutedja, 2011: 42). YouTube adalah situs jejaring sosial dimana lebih memusatkan pada kegiatan berbagi video. Dengan kata lain, YouTube berfungsi dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Umumnya video-video di YouTube adalah klip musik (video klip ), film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Berdasarkan jurnal berjudul Tantangan Jurnalisme di Era Globalisasi Informasi aplikasi YouTube memungkinkan siapa saja mengupload file audio video, sementrara podcasting yang memberi fasilitas upload audio telah memungkin user untuk berperan sebagai penyebar informasi layaknya jurnalis profesional. (Hasfi, 2010: 34-35) Hal menarik dari YouTube saat ini adalah fungsinya yang secara langsung dapat mempopulerkan seseorang bahkan melahirkan beberapa bintang contohnya sebut saja Justin Biebber. Tidak hanya dapat mengangkat nama secara personal, dengan YouTube perusahaan-perusahaan pun kini mulai melirik dang membuat beberapa video tentang perusahaan mereka sebagai nilai promosi dan keeksistensian. PR memang dituntut memiliki wawasan apapun yang sedang terjadi pada saat ini. Dengan Nge-Yotube (istilah untuk yang sedang membuka situs YouTube) PR mampu melihat berbagai macam video baik itu untuk wawasan dirinya dan untuk mengetahui profile perusahaan lain baik itu pesaing atau perusahaan yang lebih maju. Berikut analisis kelebihan YouTube sesuai dengan pernyataan Mc Quaill :

29 a. Interactivity, kemampuan sifat interaktif yang hampir sama dengan kemampuan interaktif komunikasi antarpersonal. Dengan YouTube seorang PR dapat berinteraksi menggunakan media audio visual yaitu berupa video. b. Social presence (sociability), yaitu berperanan besar membangun sense of personal contact dengan partisipan komunikasi lain. Melalui YouTube seseorang dapat memiliki pendapat sendiri yang terbangun dari melihat cuplikan video yang ada. c. Media richness, yaitu menjadi jembatan bila terjadi perbedaan kerangka referensi, mengurangi ambiguitas, memberikan isyarat-isyarat, serta lebih peka dan lebih personal. Melalui YouTube seseorang dapat membela suatu pemahamannya dengan membuat sebuah penggambaran dan penjelasan yang detail melalui video dan share. d. Autonomy, yaitu memberikan kebebasan tinggi bagi pengguna untuk mengendalikan isi dan penggunaannya. Melalui media tersebut, peserta komunikasi dapat bersikap independen terhadap sumber komunikasi. Misalnya dalam YouTube pengguna dapat mengupload video apapun dan share videonya dengan tujuan masing-masing. e. Playfulness, yaitu sebagai hiburan dan kenikmatan. Di YouTube banyak orang-orang yang kreatif yang mengupload video yang sangat lucu dan menghibur seperti halnya stand up comedy. f. Privacy, yaitu fasilitas yang bisa membuat peserta komunikasi menggunakan media dan isi sesuai dengan kebutuhan. Seperti yang dijelaskan tadi pengguna YouTube memiliki hak bebas meng upload video untuk keperluannya sendiri.

30 g. Personalization, Kelebihan terakhir itu menekankan bahwa isi pesan dalam komunikasi dan penggunaannya bersifat personal dan unik. Keunikan YouTube yang tidak dimiliki oleh jejaring sosial lainnya dalah dari isi pesan melalui video dan komentar (Apriliani, 2013) Dari beberapa analisis tadi, sudah terlihat bahwa dengan nge YouTube seorang PR dapat melakukan salah satu fungsinya berupa menjaga citra perusahaannya dengan membuat video tentang perusahaannya dengan baik. YouTube pun dapat digunakan sebagai media langsung yang mempermudah PR dalam kegiatan press conference. Berdasarkan teori uses and gratifications dan konsep mengenai media sosial dan YouTube, maka ada enam poin untuk dijadikan indikator dari varibel media sosial YouTube antara lain: kesederhanaan (simple); jangkauan global; terukur; social presence (sociability); khalayak yang aktif; dan media richness; dimana masing-masing indikator akan dideskripsikan pada bab selanjutnya dalam operasionalisasi konsep. Sedangkan indkator dari variabel citra instansi pemerintah digunakan 4 poin dari citra perusahaan yang diperoleh publik menurut Santoso, yaitu: (1) Perhatian dari pemerintah kepada masyarakat; (2) Kejujuran dari pemerintah kepada masyarakat; (3) Kinerja pegawai; (4) Kredibilitas pemerintah. 2.3 State of the Art Berdasarkan skripsi yang berjudul Pengaruh Media Online Terhadap Citra Instansi Pemerintah di Mata Mahasiswa Binus University media online mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap citra instansi pemerintah.

31 Dalam hal ini media online yang dimaksud adalah website resmi Kementerian Pemuda dan Olahraga. (Yudardhea, 2011) Sedangkan menurut jurnal internasional yang berjudul Online Video and Participatory Culture munculnya YouTube sebagai budaya partisipatif telah menjelaskan peran YouTube sebaggi ajang kritik sosial. YouTube merupakan situs media yang sangat kuat untuk menampilkan bakat produsen dan konsumen sebuah budaya. (Rosati, 2010) Menurut jurnal internasional yang berjudul "Media Use, Social Capital, And Civic Participation In South Korea media internet dapat mempengaruhi partisipasi positif dari masyarakat di Korea Selatan terhadap pemerintahan. Melalui mdia internet, masyarakat mendapatkan interpersonal trust and informal socializing sehingga mereka merasa terhibur dengan pemerintah. (Kim, 2007) Setelah meninjau paparan di atas, terlihat bahwa penelitian akan media sosial, internet dan instansi pemerintah telah banyak dilakukan. Yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah penelitian ini meneliti tentang media sosial YouTube yang baru digunakan pertama kali oleh Pemprov DKI Jakarta. Dapat ditarik kesimpulan bahwa media sosial YouTube yang dapat disebut juga sebagai media internet mempunyai peran yang sangat signifikan untuk menyebarluaskan sebuah informasi. Salah satunya adalah yang dimanfaatkan oleh Diskominfomas Pemprov DKI Jakarta yaitu melakukan transparansi kinerja dengan mengunggah video semua kegiatan pegawai Pemprov DKI Jakarta melalui situs YouTube.

32 2.4 Kerangka Pikir VARIABEL X MEDIA SOSIAL YOUTUBE VARIABEL Y CITRA INSTANSI PEMERINTAH Uses and Gratifications Theory KHALAYAK YANG AKTIF Konsep tentang Media Sosial SEDERHANA (SIMPLE) JANGKAUAN GLOBAL SOCIAL PRESENCE (SOCIABILITY) Berpengaruh Atau Tidak Berpengaruh PERHATIAN DARI PEMERINTAH KEPADA MASYARAKAT KEJUJURAN DARI PEMERINTAH KEPADA MASYARAKAT KINERJA PEGAWAI Konsep tentang YouTube TERUKUR MEDIA RICHNESS KREDIBILITAS PEMERINTAH Gambar 2.2 Kerangka Pikir Sumber: penulis