PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

dokumen-dokumen yang mirip
Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

*) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

PENGARUH MENGHARDIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HALUSINASI DENGAR PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJD DR. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANG

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI PADA KLIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI NTB

BAB III METODE PENELITIAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INFORMED CONSENT PADA PASIEN YANG AKAN DI PASANG INFUS. Erwin Yektiningsih, Perdhana Petronila Puspita

ABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODOLOGI. semu atau quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang

Siti Arifah & Ida Nuriala Trise Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Keperawatan Magelang Rumah Sakit Jiwa Ghrasia Jogyakarta

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN

KETERKAITAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

KECEMASAN PASIEN PRA BEDAH TERENCANA DI IRNA BEDAH RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI MUSIK KLASIK DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran Gigi dan Ilmu

HUBUNGAN KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN TINGKAT STRES PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI RSD dr. SUBANDI JEMBER

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

PENGARUH TERAPI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RSJD DR.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Usia Dan Lama Menopause Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Menopause

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG DI RAWAT DI RSUD dr.pirngadi MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).

PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET EFEKTIF DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN PONOROGO

MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM MENIGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN KEJANG DEMAM PADA IBU BALITA DI POSYANDU BALITA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KECEMASAN SAAT MENSTRUASI DENGAN DISMENORE PADA SISWI DI SMP N 1 PREMBUN

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO Anggoro Mukti *), Dita Aulia, Yuli Ratna, Zeni Zusiva **) *) Dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang **)Mahasiswa Program Studi D3Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang ABSTRAK Tindakan operasi merupakan tindakan invasive yang hasilnya dapat menyebabkan respon kecemasan pada pasien. Salah satu hal yang bisa digunakan untuk menurunkan kecemasan adalah pemberian informasi informed consent, ketika proses persetujuan dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh antara pemberian informasi informed consent terhadap perubahan kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan operasi di SMC RS Telogorejo. Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen (eksperimen semu) dengan rancangan one group pre and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah 30 responden yang dipilih dengan tehnik acak (purposive sampling). Hasil penelitian, Dengan responden 30 orang didapatkan penurunan kecemasan dari 24 responden (80%) menjadi7 reponden (23,3%) setelah pemberian intervensi. Dalam penelitian ini ada pengaruh yang signifikan antara pemberian informasi informed consent terhadap perubahan kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan operasi di RSUD Tugurejo Semarang. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar perawat tetap memperhatikan kebutuhan informasi terhadap pasien yang mengalami kecemasan, terutama pasien yang akan dilakukan tindakan operasi. Kata kunci : Kecemasan, Pre Operasi, Informed Consent ABSTRACT Surgery action is an action of invasive, The results can cause anxiety response to the patients. One of the things that can be used to reduce the anxiety of patients is provicion of informed consent information when approval process done. To know if there are effect of providing for informed consent information to changes in anxiety of patients who will undergo surgery in SMC RS Telogorejo. Type of this research was the quasy experiment with one group pre and post test design. The population in this study were 30 respondents with purposive sampling technique. With 30 Respondents, the research obtained 24 (80%) patients experienced anxiety and after treatment it is decrease into 7 (23.3%) patients. In this research there is significant influence by provisioning of informed consent information to changes in patients anxiety who will undergo surgery in hospitals Tugurejo Semarang. Recommendations of this research is that nurses should consider the information needs of patients who experience anxiety, particularly patients who will do surgery. Key words: Anxiety, Pre Surgery, Informed Consent

PENDAHULUAN Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani, saat menghadapi operasi pasien akan mengalami berbagai stresor (penyebab stres). Stresor yang sering ditemukan pada operasi yang akan menjalani tindakan operasi adalah kecemasan, yaitu kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Kecemasan (ansietas) dialami oleh setiap manusia secara subyektif dan dapat di komunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2007). Dalam konsep tindakan operasi faktor yang menimbulkan kecemasan dalam diri pasien adalah adanya ancaman terhadap integritas fisik. Sehingga disinilah peran sekaligus fungsi dari perawat untuk mencegah serta mengurangi tingkat kecemasan pasien dimana perawat harus memenuhi kewajibannya untuk menjalankan fungsinya sebagai advokat bagi pasien berserta keluarganya. Salah satu hal yang bisa digunakan untuk menurunkan kecemasan adalah pemberian informasi informed consent, ketika proses persetujuan dilakukan. Pelaksanaan informed consent terhadap pasien merupakan wewenang dokter untuk mendapatkan persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan, sedangkan peran perawat adalah mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi hak pasien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diganostik maupun pengobatan (Potter & Perry, 2005). Informed consent mencakup peraturan yang mengatur perilaku tenaga kesehatan dan dokter dalam berinteraksi dengan klien, disamping itu merupakan landasan etis untuk menghargai nilai otonomi. Oleh karena itu gagasan dasar informed consent adalah keputusan untuk perawatan atau pengobatan yang didasarkan atas kerjasama antara tenaga kesehatan dengan pasien. Dalam pemberian informed consent penjelasan lebih penting dari pada penandatanganan. Hal ini disebabkan karena seseorang tidak akan menyetujui suatu tindakan yang tidak diketahui terlebih dahulu dan secara yuridis persetujuan tanpa informasi adalah tidak sah (Hendrik, 2009). Mengingat dalam suatu informed consent unsur informasi adalah hal yang penting dan merupakan yang paling utama, maka setiap penyampaian informasi harus diukur pada sejauh mana pemahaman pasien terhadap informasi tersebut. Pemberian informasi tersebut harus diberikan oleh tenaga kesehatan yang terlibat dalam perawatan yang akan dilakukan terhadap pasien, hal ini bukan sematamata suatu kewajiban bagi tenaga kesehatan yang terlibat tetapi juga karena merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi. Hasil yang diharapkan pasien dapat memberikan hak otonominya yang lebih besar dan tenaga kesehatan profesional dapat memperluas dan meningkatkan pengetahuan terhadap pasien untuk menghilangkan kekhawatirannya karena pemberian informasi yang salah (Stevenson, 2006). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 02 Desember 2015, didapatkan data kunjungan pasien yang menjalani operasi pada kasus keperawatan dewasa mencapai 1846 pasien (untuk semua jenis tindakan operasi) pada tahun 2014, sedangkan untuk tahun 2015 dari bulan Januari-Juni tercatat 915 pasien yang menjalani tindakan operasi. Dari fenomena yang ada ditemukan masih banyak pasien ketika akan menjalani tindakan operasi banyak bertanya kepada perawat, tentang tindakan apa yang akan dijalani, serta bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan, meskipun sebelumnya sudah dilakukan penjelasan tentang prosedur operasi terebut oleh dokter yang akan melakukannya. Beberapa uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang adanya pengaruh dari pemberian informasi tentang informed consent pada fase pre operatif terhadap perubahan kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan operasi. Tujuan dari Penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi informed consent terhadap perubahan kecemasan pasien yang akan

menjalani operasi, Mengukur tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi sebelum diberikan pemberian informasi informed consent, Mengukur tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani operasi sesudah diberikan informasi tentang informed consent, Menganalisis pengaruh pemberian informasi informed consent terhadap perubahan kecemasan pasien yang akan menjalani operasi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini yang dilakukan adalah penelitian Quasi eksperimen (eksperimen semu) dengan rancangan one group pre and post design, yaitu eksperimen yang dalam mengontrol situasi penelitian menggunakan rancangan tertentu dan atau penunjukan subyek secara nir-acak untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan one group pre and post test design yaitu dengan cara melakukan observasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Penerapan dalam penelitian ini yaitu dilakukan observasi terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan intervensi pemberian informasi informed consent ketika pasien tersebut akan menjalani operasi (Murti, 1997). Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang akan menjalani tindakan operasi yang terencana di ruang rawat inap, SMC RS Telogorejo pada bulan April-Juli 2016. Selama penelitian tersebut didapatkan jumlah sampel penelitian sebanyak 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi oleh peneliti. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini yaitu pencuplikan sampel secara purposive (purposive sampling) yaitu suatu cara pemilihan subyek berdasarkan pertimbanganpertimbangan terbaik oleh peneliti, sedemikian rupa sehingga sampel dapat memberikan informasi dengan akurat dan efisien, yang di arahkan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian/menjawab pertanyaan (Murti, 1997). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat tulis, komputer, kalkulator. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Bentuk pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk pertanyaan tertutup, yang akan di isi oleh peneliti sesuai dengan apa yang didapatkan dari responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari skala kecemasan Hamilton rating scale for anxiety (HRSA) yang asli, sehingga tidak memerlukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat untuk mendeskripsikan distribusi dari masing-masing variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel yang dideskripsikan melalui analisis univariat adalah variabel dependen yaitu kecemasan; dan variabel independen yaitu pemberian informasi informed consent. Data yang diperoleh kemudian dihitung jumlah dan prosentase masing-masing kelompok dan disajikan dengan menggunakan tabel serta diinterprestasikan. Analisis Bivariat menggunakan uji beda dua sampel berpasangan (dependent t test) dengan program analisis data dalam komputer. Dengan Cara sebagai berikut : Membuat hipotesis. Membuat tabel penolong untuk menghitung rangking. Melakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolomogorov smirnov jika data tersebut berdistribusi normal, namun jika data berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji non parametric wilcoxon (wilcoxon signed test). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Usia responden Berdasarkan hasil penelitian responden berumur 17 45 tahun, dimana yang mengalami kecemasan sebelum diberikan intervensi, berusia 17 dan 44 tahun dengan rata-rata kecemasan 8,23. Karena semua responden termasuk berusia dewasa, maka hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh pendapat Hawari, (2001) bahwa tingkat kecemasan dapat terjadi pada semua tingkat usia, tetapi lebih sering terjadi pada usia dewasa. Dalam penelitian ini responden yang berusia 44 tahun setelah diberikan intervensi lebih turun kecemasannya dibandingkan yang berusia 17 tahun, ini juga sesuai dengan

Notoadmojo, (2003) bahwa pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin banyak pengalamannya sehingga pengetahuannya semakin bertambah karena pengetahuannya banyak maka seseorang akan lebih siap dalam menghadapi sesuatu. 2. Jenis kelamin responden Dari 30 responden, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 reponden (50%) dan perempuan 15 responden (50%). Didapatkan data sebelum pemberian intervensi responden laki-laki mengalami kecemasan 13 (86,7%), untuk responden perempuan yang mengalami kecemasan sebanyak 11 (73,3%). Setelah dilakukan pemberian intervensi didapatkan data pada responden laki-laki yang masih mengalami kecemasan sebanyak 3 (20%), sedangkan pada responden perempuan yang masih mengalami kecemasan sebanyak 4 (26,7%) responden. Berdasarkan prosentase jenis kelamin dapat dilihat terjadinya penurunan jumlah skor (delta) kecemasan pada laki-laki sebesar 66,7% dan pada perempuan sebesar 46,6%. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prawirohusodo (1998, dalam Asda, 2005) jenis kelamin mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang dalam menghadapi stresor tertentu hal ini bisa disebabkan adanya faktor hormonal (pada wanita), sedangkan karakterisitk maskulin pada laki-laki cenderung untuk dominan, aktif dan bebas seperti percaya diri, terus terang asertif dan penuh keyakinan. Menurut Brunner & Suddarth, (2002) Secara hormonal ketika seseorang menghadapi stresor maka akan mempengaruhi sistem limbic untuk pembentukan reticular, dimana reticular tersebut akan mempengaruhi neuron norepinefrin, efinerpin, neuron CRH (cortiotropin releasing hormone) dan neuron simpatis yang langsung dibawah kontrol hipotalamus, ketiga neuron inilah yang akan menghambat dan menstimulasi beberapa gejala misal perangsangan aktivasi perilaku keagresifan, respon imunitas tubuh, fungsi visceral, mobilisasi dan redistribusi serta responsivitas kardiovasukuler. 3. Pendidikan responden Berdasarkan distribusi frekuensi pendidikan terhadap kecemasan yang didapatkan peneliti, bahwa tingkat pendidikan responden: SD (8 responden), SLTP 14 (responden), SLTA (8 responden). Berdasarkan hasil penelitian pada sebelum pemberian intervensi dengan tingkat kecemasan, pada pendidikan SLTP sebanyak 11 (36,66%) dan SLTA 7 (23,33%) responden. Sedangkan pada sesudah pemberian intervensi kecemasan pada pendidikan SLTP sebanyak 3 (10%) dan SLTA sebanyak 3 (10%) responden. Berdasarkan tingkat pendidikan terjadi penurunan jumlah skor (delta) kecemasan, bahwa pada responden dengan tingkat pendidikan SLTP 26,60% dan pendidikan SLTA 13,33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan jumlah skor (delta) kecemasan yang paling tinggi adalah responden dengan tingkat pendidikan SLTP. Menurut Stuart & Sundeen, (1998) bahwa semakin rendah tingkat pendidikan seseorang akan mudah mengalami kecemasan, ini dikarenakan akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir, semakin tinggi pendidikan akan semakin mudah berpikir rasional dan menangkap informasi baru termasuk dalam memecahkan masalah baru. 4. Pengaruh pemberian informasi informed consent terhadap perubahan kecemasan pasien pre operasi. Setelah diberikan intervensi terhadap responden tentang informasi informed consent didapatkan data bahwa terjadi perubahan dari 24 responden yang mengalami kecemasan sebelum diberikan intervensi turun menjadi 7 reponden yang masih mengalami kecemasan dari semua total 30 reponden. Nilai rata-rata (mean) skor kecemasan responden sebelum intervensi 8,23 setelah diberikan intervensi

menjadi 5,90 atau terjadi penurunan sebesar 2,33 point. Terjadinya penurunan nilai rata-rata kecemasan responden antara sebelum dan sesudah pemberian intervensi disebabkan karena pemberian informasi informed consent oleh tenaga kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Chiscolm (1993, dalam Suanyar, 2008) bahwa pasien tidak mengalami penurunan kecemasan, bila tidak mendapatkan intervensi tentang penyakit dan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan kecemasan pasien pre operasi tersebut akan mengalami penurunan setelah diberikan informasi dan penjelasan yang adekuat oleh tenaga kesehatan. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 1. Pelayanan keperawatan Menjadi acuan bagi pihak keperawatan untuk lebih memperhatikan kebutuhan akan informasi yang berhak diterima pasien dan keluarganya, terutama tentang apa yang menyangkut status kesehatan, prosedur suatu tindakan dan keputusan yang akan di ambil oleh pasien atau orang yang berhak mewakilinya. Dalam hal keputusan tindakan operasi merupakan keputusan yang murni adalah hak pasien dalam mengambil keputusan tersebut (Dahlan, 2003). 2. Kelompok keilmuwan keperawatan Dalam bidang keilmuan keperawatan perlu dilakukan adanya peningkatan kesadaran dari profesi perawat sendiri, tentang apa yang menjadi hak pasien dan apa yang menjadi kewajiban perawat dalam melakukan tindakan keperawatan, yang tentunya sesuai dengan batas kemampuan dan kewenangan dari perawat tersebut. Hal ini diharapkan tidak adanya overlaping dan penumpukan beban tugas keperawatan, sehingga apabila terjadi implikasi lanjutan maka diharapkan dapat dipertanggung jawabkan. KESIMPULAN Ada pengaruh antara pemberian informasi terhadap perubahan kecemasan di buktikan dengan hasil uji Wilcoxon Test menunjukan hasil nilai p 0,000 atau < 0,005 (α 5 %) maka dapat di artikan bahwa Ho (Hipotesis nol) ditolak, artinya adanya pengaruh yang signifikan pemberian informasi informed consent terhadap perubahan kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan operasi. DAFTAR PUSTAKA Asda, P. (2005). Pengaruh pemberian informasi tentang prosedur operasi terhadap tingkat kecemasan pasien pre operatif Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, PSIK FK UGM. Yogyakarta Brunner & Suddarth, (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah, edisi. 8 Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Dahlan, S. (2003). Hukum kesehatan. Edisi, 3. Semarang : Balai Penerbit Universitas Diponegoro. Hawari, 2001. Manajeman stress,cemas dan depresi. Jakarta : Balai penerbit FKUI. Hendrik. (2009). Informed consent. Jurnal Hukum Kesehatan,vol.2 (3), 143-150. Biro hukum & organisasi sekretaris jenderal Depkes RI. Murti, B. (1997). Prinsip dan metodelogi riset epidemiologi, Jogjakarta : UGM Press. Notoadmojo, S (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Potter, & Perry. (2006). Buku ajar fundamental of nursing. vol.1 edisi. 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. (2005). Buku ajar fundamental of nursing. vol.2 edisi. 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Stuart, W.G. (2007). Buku saku keperawatan jiwa. edisi.5. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Steevenson, G. (2006). Informed consent. Journal of perioperative practice, vol.16 (8), 384-8. Bournemouth University. England. http:// www.ebsco.com/informed consent./ diperoleh tanggal 12 Oktober 2010. Suanyar, (2008). Pengaruh pemberian informasi prosedur operasi terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi Di IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.