BAB V KONSEP PERANCANGAN. sebagai pengembangan bakat dan minat anak adalah attaractif behavior.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Wisma Atlet. Adapun usaha-usaha yang dilakukan adalah dengan mengadakan

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Konsep Penataan Massa

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Sekolah Seni

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Untuk memudahkan dan mengarahkan spesifikasi perancangan bangunan

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

Structure As Aesthetics of sport

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kendang dengan kategori metafora kombinasi. Dalam pengertian konsep

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Taman Pintar sebagai pengembangan bakat dan minat anak adalah attaractif behavior. Konsep ini diambil dari karakteristik atau perilaku anak, karakteristik objek, dan tapak. Prinsip-prinsip yang akan diterapkan ke dalam seluruh rancanangan berdasarkan konsep attractive behavior. Brikut pemetaan konsep yang diturunkan dari tema perilaku anak dan karakteristik objek. Gambar 5.1 Konsep Dasar Sumber: hasil analisis 2011 218

5.2 Konsep Tapak Taman Pintar sebagai tempat pengembangan bakat dan minat anak merupakan bangunan masa banyak yang tersusun atas berbagai ruang yang mewadahi kegiatan bermain dan belajar anak. Oleh karenanya Taman Pintar ini menggunakan konsep tatanan massa combine, yakni perpaduan ruang-ruang massif dan terbuka. Bentukan linier dan terpusat juga digunakan dalam penataan massa dipilih karena untuk mempermudah sirkulasi dan hubungan antar ruang, sehingga anak-anak dapat berinteraksi dengan baik. Pengolahan aktivitas anak selain diarahkan dalam segi pengembangan bakat dan minat juga dalam aktivitas permainan yang sesungguhnya terarah untuk mengasah bakat dan minat mereka. Konsep area terbuka juga disuguhkan untuk pemenuhan interaksi anak terhadap lingkungan sekitar, karena anak adalah makhluk sosial yang seharusnya dapat berinteraksi langsung dengan lingkungannya. Taman Pintar sebagai pengembangan bakat dan minat anak merupakan bangunan masa banyak yang tersusun atas berbagai ruang yang mewadahi fungsi utama sebgai sarana bermain dan belajar serta menambah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu Taman Pintar ini menggunakan konsep tata masa combine. Yakni bentuk bangunan terbuka dan tertutup. Bentuk ini dipilih karena memudahkan sirkulasi dan hubungan antar ruang dapat terjalin dengan baik. Selain itu mudah bagi untuk anak-anak ketika memasuki unit-unit bangunan sesuai dengan fungsi masing-masing. 219

Batas tapak yang digunakan menggunakan kombinasi tembok dengan ukuran setengah dan pagar yang terbuat dari besi, sehingga rasa aman yng tercapai dan memngembankan rasa sosial anak terhadap lingkungan sekitar. Bentukan desain yang digunakan imajinatif, terdapat symbol atau tanda? untuk pengenalan kepada anak. Edukatif, terdapat alphabet dan angka. Colourfull mengunakan warna-warna yang cerah dapat membangkitkan semangat anak dan gradiasi warna hijau, sehingga selain dapat menarik perhatian anak dan rasa ingin tahu juga dapat membantu proses belajar anak. Pemanfaatan kontur yang ada sebagai batas tapak, untuk menghindari kemubadziran. Tidak membuat level atau tingkatan kontur yang terlalu curam, sehingga tidak membahayakan anak ketika sedang bermain dan belajar di dalam Taman Pintar ini. Membuat main entrance di sebelah timur yang dekat dengan jalan raya, dengan pembedaan jalur antara kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Penggunaan taman sebagai pemisah jalur dengan bentukan edukatif menyerupai huruf e sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi anak. Selasar disediakan untuk pejalan kaki, sehingga akses masuk untuk pejalan kaki tidak terganggu oleh pengendara motor. Membuat jalur lambat di depan tapak sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi kemacetan dengan memperhitungkan jarak antara jalan raya dengan jalur lambat itu sendiri. Diletakkan di depan tapak dengan bentukan yang aman dan nyaman, tidak monoton dan colourfull menggunakan warna cerah sehingga dapat menarik perhatian pengunjung khusunya anak-anak 220

serta dapat mengembangkan pola pikir anak dengan bentukan-bentukan yang variatif dan inovatif. Gambar 5.2 Konsep Tapak Sumber: hasil analisis 2011 221

Untuk pengolahan lansekp membiarkan vegetasi yang sudah ada dengan menambahai vegetasi baru untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik lagi. Vegetasi yang ditambahkan adalah jenis tanaman hias seperti sansivierra, atrhium, dan pocerika. Ketiga jenis tanaman tersebut selain dapat mengurangi intensitas polusi juga memiliki bentuk daun yang menarik dan berwarna-warni, sehingga dapat menarik perhatian dan rasa ingin tahu anak yang besar akan hal-hal yang baru. Penataan vegetasi sebagai pengarah, pembiasan dan penyerapan angin. Penggunaan massa banyak sebagai pencegah hembusan angin yang kencang dengan penataan dan pengolahan yang detail sehingga massa bangunan yang satu dengan yang lain terkesan menyatu dan teratur. Perletakan zona tenang berupa ruang belajar. Pemberian ruang perantara untuk meredam kebisingan. Menggunakan sistem akustik untuk meredam kebisingan pada interior bangunan. Menggunakan material yang dapat meredam kebisingan. Dengan menggunakan material yang tidak membahayakan anak. Membatasi arah sinar matahari dari arah barat dengan pemberian bukaan serta kisi-kisi, selain itu dapat juga dengan pengolahan bentuk dan struktur dengan bentukan yang edukatif, variatif dan inovatif. Menyerap sinar matahari secara langsung dengan pemberian taman dan kolam. Selain itu dengan menempelkan rumput pada bentukan fasad. Perletakan zona yang membutuhkan sinar matahari langsung seperti ruang 222

belajar dan peraga. Serta zona yang tidak membutuhkan sinar matahari langsung seperti studio musik dan auditorium. Bangunan menghadap ke arah barat dan timur. Membuat pusat perhatian dengan fasad bangunan, dibuat dengan bentukan yang menarik bentuk tampilan dinamis, inovatif, dan colourfull Menyuguhkan tatanan lansekap yang dianamis dan colourfull yang dapat terlihat langsung dari main entrance sehingga pengunjung terutama anak-anak dapat tertarik. Membingkai pandangan di dalam bangunan dengan bentuk bukaan dan kisi-kisi dinamis, colourfull dengan menggunakan material kaca yang tidak membahyakan anak Menghadirkan taman di sekeliling tapak untuk view estetika dari dalam. 5.3 Konsep Ruang Taman Pintar sebagai pusat pengembangan bakat dan minat anak memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut,mewadahi fungsi yaitu Taman Pintar sebagai sarana bermain dan belajar. Fungsi selanjutnya, yaitu fungsi Taman Pintar sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan melalui bidang IPTEK dan seni. Untuk mewujudkan fungsi ini maka akan muncul ruang-ruang lain selain area bermain anak seperti: perpustakaan, theater room, exihibition, food court, workshop dan sebagainya. Apabila fungsi untuk menunjang pengembangan bakat dan minat anak melalui Taman Pintar tersebut maka dapat dikelompokkan menjadi, fungsi bermain dan belajar, fungsi menambah ilmu pengetahuan meliputi perpustakaan, dan 223

room theater. Selain fungsi di atas, juga terdapat fungsi pengelolaan dan servis. Lebih lanjut penekanan konsep ruang tercipta tidak hanya dari sekedar bentuk visual saja, namun bgaimana seorang dapat merasa nyaman ketika bermain dan belajar. Konsep attractive dimunculkan ke dalam seluruh rancangan interior bangunan. Aspek variatif, tidak monoton diterapkan ke dalam rancangan plafon, bukaan-bukaan, pola lantai, pola dinding. Sehingga anak merasa betah dan tidak bosan ketika berada di dalam ruang baik saat sedang belajar atau sedang bermain yang arahannya untuk penegmbangan bakat dan minat anak. Tidak jauh beda dengan aspek inovatif dan colourfull tercipta ke dalam bentukan-bentukan yang ada di dalam interior. Inovatif berarti memunculkan sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diterapkan kedalam desain kursi, meja atau permainan yang ada di Taman Pintar. Pemberian warna yang colourfull sangat menarik perhatian anak. Dimana anak akan merasa berada pada duniananya. Namun pemilihan saran juga perlu diperhatikan, memberikan warna-warna yang cerah untuk membangkitkan semangat anak, warna-warna yang kalem member rasa tenang pada anak. Tidak memilih warna yang dapat menyakiti anak. Selain itu bentukan yang edukatif dan imajinatif juga dihadirkan dalam ruang, selain sebagai estetika juga dapat membantu proses belajar anak dan membuat anak larut dalam fantasinya. 224

Gambar 5.3 Konsep Ruang Sumber: hasil analisis 2011 225

5.4 Konsep Bentuk dan Tampilan Memunculkan bentukan-bentukan yang asimetris. Menghadirkan pola-pola baru sehingga dapat menarik antusiasme anak untuk mengetahui apa yang belum dimengerti. Tidak menggunakan elemen-elemen rancang yang tinggi. Tidak membuat anak merasa terkurung dan asing. Memunculkan rancangan yang bersifat imajinatif. Dapat diaplikasikan dengan pergerakan suatu elemen rancangan, seolah-olah memunculkan cerita sehingga anak dapat larut dalam fantasinya. Menyuguhkan elemen rancang yang menyenangkan, karena daya perhatian anak masih pendek, sehingga selalu cepat mengalihkan perhatian. Elemen rancang yang variatif dan tidak monoton sehingga tidak membuat anak terpaku ditempat dalam jangka waktu yang lama. Menggunakan elemen-elemen yang edukatif pada seluruh aspek rancangan. Menggunakan bentukan-bentukan seperti angka dan alfabet dengan desain yang arsitektural dan unik, sehingga selain anak dapat bermain dengan huruf-huruf tersebut secara tidak langsung juga menghafal hurufhuruf tersebut. 226

Gambar 5.4 Konsep Bentuk Sumber: hasil analisis 2011 227

5.5 Konsep Struktur Pemilihan konsep struktur pada Taman Pintar ini didasarkan pada nilainilai penghindaran kemudharatan yaitu memberikan struktur yang aman bagi anak serta tidak menggunakan struktur yang berlebihan. Material yang aman bagi anak adalah material yang tidak membahayakan keselamatan anak, melapisinya dengan bahan tertentu. Tidak memberikan sudut-sudut lancip juga salah satu penghindaran kemudharatan bagi anak. Secara garis besar, elemen struktur Taman Pintar akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Struktur pondasi menggunakan pondasi batu kali dengan kedalaman kurang lebih 1 1.50 meter pemilihan pondasi ini karena tinggi bangunan yang hanya 1-2 lantai dengan beban bangunan berupa beban mati dan beban hidup yang masih dapat ditampung dengan pondasi batu kali. 2. Struktur dinding menggunakan batu bata untuk memberikan perlindungan maksimal bagi pengguna khususnya ank-anak. Dengan pemberian finishing yang disesuaikan tema ruang masing-masing. 3. Struktur atap menggunakan rangka baja ringan, karena bentukan atap yang memiliki modifikasi bentuk sehingga tidak memungkinkan menggunakan rangka kayu. Penutup atap menggunakan steel deck yang ditata sesuai bentukan atap masing-masing bangunan. Untuk mengurangi panas yang ditimbulkan bahan penutup atap, terdapat rongga udara pada atap, sehingga penghawaan dapat tetap masuk ke dalam bangunan. 228

Gambar 5.5 Konsep Struktur Sumber: hasil analisis 2011 229

5.6 Konsep Utilitas Konsep utilitas terdiri dari sistem penyediaan air bersih, sistem pembuangan air kotor, jaringan listrik, dan sistem penanggulangan kebakaran, yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) Penyediaan Air bersih didapat dari PDAM yang kemudian didistribusikan ke seluruh kawasan. Penyediaan air bersih menggunakan sistem tandon atas dan tandon bawah. Untuk penyediaan air kolam renang menggunakan sistem filterisasi, dimana setelah air yang digunakan di saring ulang ulang dan diisikan kembali ke dalam kolam renang. Hal ini sebagai perwujudan nilai penghilangan kemudharatan, dimana air yang dibuang tidak akan siasia karena diolah untuk dipakai kembali. 2. Sistem Pembuangan Air Kotor (SPAK) Sistem pembuangan air kotor menggunakan pengolahan air limbah dan sumur resapan. Di dalam septic tank atau sumur kotoran, bahwa kotoran mengendap, sedang aimya dibuang ke dalam riol air limbah yang ada. Kalau tidak ada riol ini, air kotor dari septic tank atau sumur kotoran dialirkan ke suatu sumur peresapan melalui pipa yang berlubang-lubang, berdiameter kira-kira 10 cm. Isi sumur peresapan terdiri atas tiga lapis, tiap lapis 0,5 m tebalnya. Lapis terbawah adalah 230

pasir, di atasnya adalah selapis kerikil halus dan lapis teratas adalah kerikil kasar, supaya tidak lekas menjadi rapat terisi butir-butir tanah. Dinding sumur peresapan dilapisi ijuk, juga pada nermukaan sumur peresapan dilapisi ijuk. Peresapan dibuat dengan jarak paling sedikit 2 meter dari septic tank. Air dari kamar mandi dan bak cuci boleh dialirkan masuk ke dalam sumur peresapan. 3. Sistem Jaringan Listrik Listrik yang digunakan berasal dari PLN, dimana terdapat gardu utama dan gardu pembantu untuk mendistribusikan listrik ke seluruh bangunan yang ada di kawasan. Perletakan gardu tersebut di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak, sehingga tidak membahayakan anak. Untuk di dalam bangunan terdapat area kotroling yang di dalamnya terdapat pengaturan jaringan listrik. Area ini diletakkan di dekat area hijau yang diberi batasan khusus untuk mengantisipasi jangkauan anak-anak. 4. Sistem Penanggulanagan Pemadam Kebakaran Sebagai bangunan Publik, bangunan Taman Pintar harus memenuhi persyaratan sebagai bangunan publik, salah satunya adalah bahaya kebakaran, adapun beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya: a) Berjarak bebas dengan bangunan sekitarnya b) Memiliki tangga kebakaran sesuai aturan c) Memiliki sistem pencegahan terhadap sistem elektrikal 231

d) Memiliki pencegahan terhadap sistem penangkal petir e) Memiliki alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkondisian udara f) Memiliki sistem pendeteksian dengan sistem alarm g) automatic smoke sistem dan heat ventilating. h) Memiliki alat kontrol terhadap lift i) Berkomunikasi dengan petugas pemadam kebakaran. Terdapat 4 macam sistem penanggulangan bahaya kebakaran yaitu : 1. Penguraian, yaitu memisahkan benda-benda yang dapat terbakar dari sumber api. 2. Pendinginan, yaitu menyemprotkan air pada benda yang terbakar. 3. Isolasi/lokalisasi, yaitu dengan menyemprotkan bahan kimia CO2. 4. Blasting effect sistem, yaitu dengan cara memberi tekanan yang tinggi, misal dengan bahan peledak. 232

Gambar 5.6 Konsep Utilitas Sumber: hasil analisis 2011 233