Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAD I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

Siwik Retno N 1, Sudrajat 1 dan Sudiastuti 1, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman * 1

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mengalami obesitas atau kegemukan akibat gaya hidup yang dijalani (Marilyn Johnson, 1998) Berdasarkan data yang dilaporkan oleh WHO, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Studi Efektivitas Antidiabetik Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica Charantia Linn) pada Mencit Diabet Aloksan

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Jamu sebagai obat bahan alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

REBUSAN RIMPANG ALANG-ALANG (IMPERATA CYLINDRICAL L) MEMBERIKAN EFEK DIURETIK PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) DI MENIT KE 90

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

I. PENDAHULUAN. umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi dapat berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN. puluh lima persen seseorang yang terkena diabetes akhirnya meninggal karena. terus bertambah (Price dan Wilson, 2006:1263).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hiperglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar gula (glukosa)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan makhluk hidup karbohidrat memegang peranan penting

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

ABSTRAK EFEK VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

1. PENDAHULUAN. Pegagan (Centella asiatica) adalah salah satu tumbuhan herbal yang dapat tumbuh

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) sebagai Obat Alternatif Diabetes Melitus

Transkripsi:

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c Endang Evacuasiany*, Hendra William G*, Slamet Santosa** * Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung ** Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung Abstrak Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi menahun yang berakibat fatal seperti penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki (gangrene) atau timbulnya impotensi, sehingga diperlukan pencegahan dan pengobatan yang optimal dengan tanaman obat. Pada saat ini salah satu pengobatan dapat dilakukan dengan obat bahan alam yaitu dengan biji jengkol (Pithecellobium jiringa). Metode penelitian yang digunakan adalah uji toleransi glukosa pada mencit yang dibuat hiperglikemia. Hewan coba yang digunakan adalah mencit jantan galur Balb/c berat ± 25 g. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan uji t - Student. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan rata-rata kadar glukosa darah setelah 1 jam pemberian glukosa yang mana infusa biji jengkol 10%, 25% dan 50%, berturutturut sebesar 56,35%, 51,68%, dan 28,46%, Setelah 2 jam pemberian glukosa berturut-turut sebesar 79,61%, 73,27%, dan 74,60%. Penurunan kadar glukosa darah pada pengujian infusa biji jengkol 10% dan 25% dibandingkan dengan kontrol ada perbedaan yang bermakna (p<0,05). Infusa biji jengkol (Pithecellobium jiringa) menurunkan kadar glukosa darah mencit yang telah dibuat hiperglikemia. Penurunan kadar glukosa darah mencit bergantung pada dosis yang diberikan. Kata kunci : hiperglikemia, kadar glukosa darah, biji jengkol Pendahuluan Diabetes melitus merupakan sekumpulan gejala berupa poliuria, polidipsi, poliphagia, berat badan menurun, lemas dan sebagainya yang timbul pada seseorang, ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Penyakit ini bersifat menahun yang akan diderita seumur hidup.(setiawan Dalimartha, 1996) Penyakit ini sering dihubungkan dengan kurangnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Insulin merupakan salah satu hormon yang berperan penting dalam proses metabolisme karbohidrat. Berkurangnya hormon ini akan mengakibatkan glukosa yang dikonsumsi tubuh tidak dapat 40

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c Endang Evacuasiany, Hendra William G, Slamet Santosa diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa didalam tubuh akan meningkat. (Granner D.K., 1999 ; Prapti Utami, 2003) Penderita diabetes di dunia pada tahun 2000 adalah 150 juta orang. Dengan jumlah penderita empat juta orang, Indonesia tercatat sebagai negara peringkat enam terbanyak penderita diabetesnya di bawah India (32,7 juta), Cina (22,6 juta), AS (15,3 juta), Pakistan (8,8 juta), dan Jepang (7,1 juta). Diperkirakan tahun 2025 akan meningkat menjadi 300 juta orang. Peningkatan di negara-negara berkembang sekitar 170 persen, sementara di negara maju 41 persen. Di negara maju mayoritas pen-derita diabetes berusia lebih dari 65 tahun, sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia 45-65 tahun atau usia produktif. (http://www.kompas. com) Bertambah banyaknya penderita diabetes melitus usia produktif memerlukan pengobatan, salah satunya dengan terapi tanaman obat yang berkhasiat sebagai antidiabetik. Indonesia kaya dengan berbagai macam tanaman obat yang amat berpotensi untuk dibudidayakan dan dikembangkan lebih lanjut. Salah satu tanaman yang diduga berkhasiat sebagai antidiabetik tersebut adalah jengkol (Pithecellobium jiringa, familia Leguminoceae). Jengkol merupakan tanaman yang sudah tidak asing bagi sebagian besar rakyat Indonesia, dan sering digunakan sebagai makanan tambahan yang digemari. Tumbuhan ini seringkali dijumpai tumbuh secara liar di hutan, kebun, pekarangan rumah sampai di sepanjang jalan. (Heyne K., 1987) Dari penelitian, diketahui bahwa biji jengkol memiliki kandungan protein, asam amino, lemak, mineral seperti K, P, Fe, beberapa vitamin seperti vitamin A, B, C, dan sebagainya. (Suriawiria, 2002 ; Lam M., 2002). Selain itu biji jengkol juga memiliki kandungan sitosterol dan stigmasterol yang dilaporkan memiliki aktifitas hipoglikemia. (www.hpashopcare.tripod. com). Biji jengkol juga dilaporkan dapat meningkatkan produksi insulin dari pankreas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai tanaman jengkol dengan tujuan untuk menilai kemanfaatannya sebagai pengobatan alternatif untuk diabetes mellitus dengan melihat potensi antidiabetik tanaman jengkol terhadap adanya penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang dibuat hiperglikemia. Metodologi 41

JKM. Vol. 4, No1, Juli 2004 Penelitian yang dilakukan merupakan suatu penelitian eksperimental laboratoris, dengan menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dilakukan pada hewan coba mencit jantan galur Balb/C dengan berat badan 20-22 gram. Hewan coba yang telah dipuasakan selama lebih kurang 16 jam, diberikan glukosa per oral setengah jam sesudah pemberian sediaan yang diuji. Pada awal percobaan sebelum pemberian sediaan uji, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah puasa mencit dengan menggunakan glukometer elite buatan Bayer sebagai kadar glukosa darah awal. Kemudian pengukuran diulangi pada waktuwaktu tertentu. Variabel perlakuan dalam penelitian ini adalah cairan infusa dari biji jengkol, Glibenklamid 5 mg dan air suling. Sebagai Variabel respon adalah kadar glukosa darah mencit yang diukur ½, 1 dan 2 jam setelah pemberian glukosa per oral. (Sirait M., 1993) Data diperoleh dianalisa secara statistik dengan membandingkan dua nilai pukulrata yang dilanjutkan dengan uji t- Student. Percobaan Biji jengkol yang digunakan pada percobaan ini diperoleh dari daerah Garut. Biji tersebut dikeringkan dengan cara disangrai kemudian digiling halus. Pada hari percobaan dibuat sediaan infusa 10% b/v, 25% b/v dan 50% b/v (recenter paratus). Sediaan infusa biji jengkol dibuat dengan cara penyarian 50 gram serbuk biji jengkol yang telah digiling halus dengan aquades, menggunakan panci infusa pada suhu 90 0 C selama 15 menit. Setelah diserkai dengan kain flannel sampai volume 500 ml. Kemudian diuapkan diatas waterbath sampai konsentrasi yang akan digunakan. Sebelum percobaan, mencit diaklimatisasi selama 7 hari. Mencit disimpan di dalam kandang, diberi makan pelet dan air minum suling. Sebelum penelitian, mencit dipuasakan selama lebih kurang 16 jam. Penelitian dilakukan dengan membagi mencit menjadi 5 kelompok secara acak yang masing-masing terdiri atas 3 ekor mencit. 30 menit sebelum semua mencit diberikan larutan glukosa 0,5 cc secara oral (hiperglikemia), masing-masing kelompok mendapat perlakuan yang berbeda, yaitu: - Kelompok I (kontrol negatif, diberi 0,5 cc air suling) 42

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c Endang Evacuasiany, Hendra William G, Slamet Santosa - Kelompok II (kontrol positif, diberi 0,5 cc larutan glibenklamid) - Kelompok III (diberi 0,5 cc infusa biji jengkol 10% b/v) - Kelompok IV (diberi 0,5 cc infusa biji jengkol 25% b/v) - Kelompok V (diberi 0,5 cc infusa biji jengkol 50% b/v a) Pengujian Efek Toleransi Glukosa Untuk menguji efek biji jengkol, maka diperlukan pengujian penurunan kadar glukosa darah dari tiap-tiap kelompok mencit. Untuk itu dilakukan pengukuran kadar glukosa darah pada saat sebelum pemberian larutan glukosa secara oral (T 0 ), ½ jam setelah pemberian larutan glukosa (T 1 ), 1 jam setelah pemberian larutan glukosa (T 2 ) dan 2 jam setelah pemberian larutan glukosa (T 3 ). Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan dengan menggunakan alat Glukometer Elite dengan stick reagen yang sesuai. Metode Analisis Data-data dari pengukuran kadar glukosa darah mencit dianalisis dengan membandingkan dua nilai pukulrata yang dilanjutkan dengan uji t-student Hasil Percobaan Tabel 1. Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Kontrol Negatif (air suling) Kadar Glukosa Darah(mg/dl) T 0 T 1 T 2 T 3 Mencit 1 60,00 240,00 223,00 76,00 Mencit 2 53,00 298,00 288,00 88,00 Mencit 3 47,00 244,00 195,00 71,00 Rata-rata 53,33 260,67 235,33 78,33 Keterangan : T 0 : Kadar glukosa darah sebelum pemberian air suling T 1 : Kadar glukosa darah ½ jam setelah diberikan larutan glukosa T 2 : Kadar glukosa darah 1 jam setelah diberikan larutan glukosa T 3 : Kadar glukosa darah 2 jam setelah diberikan larutan glukosa Tabel 2. Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Pembanding 43

JKM. Vol. 4, No1, Juli 2004 Kadar Glukosa Darah(mg/dl) T 0 T 1 T 2 T 3 Mencit 1 60,00 293,00 97,00 56,00 Mencit 2 66,00 268,00 66,00 42,00 Mencit 3 82,00 215,00 67,00 54,00 Rata-rata 69,33 258,67 76,67 50,67 Keterangan : T 0 : Kadar glukosa darah sebelum pemberian glibenklamid Tabel 3. Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Infusa 10% b/v Kadar Glukosa Darah(mg/dL) T 0 T 1 T 2 T 3 Mencit 1 65,00 267,00 122,00 56,00 Mencit 2 43,00 245,00 106,00 48,00 Mencit 3 67,00 262,00 110,00 53,00 Rata-rata 58,33 258,00 112,67 52,33 Keterangan : T 0 : Kadar glukosa darah sebelum pemberian infusa biji jengkol 10% b/v Tabel 4. Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Infusa 25% b/v Kadar Glukosa Darah(mg/dl) T 0 T 1 T 2 T 3 Mencit 1 46,00 217,00 153,00 70,00 Mencit 2 39,00 241,00 108,00 46,00 Mencit 3 71,00 253,00 75,00 73,00 Rata-rata 52,00 237,00 112,00 63,00 Keterangan : T 0 : Kadar glukosa darah sebelum pemberian infusa biji jengkol 25%b/v T 1 : Kadar glukosa darah ½ jam setelah diberikan larutan glukosa 44

T 2 : Kadar glukosa darah 1 jam setelah diberikan larutan glukosa T 3 : Kadar glukosa darah 2 jam setelah diberikan larutan glukosa Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c Endang Evacuasiany, Hendra William G, Slamet Santosa Tabel 5. Kadar Glukosa Darah Mencit Kelompok Infusa 50% b/v Kadar Glukosa Darah(mg/dl) T 0 T 1 T 2 T 3 Mencit 1 44,00 392,00 299,00 76,00 Mencit 2 40,00 344,00 216,00 121,00 Mencit 3 33,00 393,00 297,00 85,00 Rata-rata 39,00 376,33 270,67 94,00 Keterangan : T 0 : Kadar glukosa darah sebelum pemberian infusa biji jengkol 50%b/v T 1 : Kadar glukosa darah ½ jam setelah diberikan larutan glukosa T 2 : Kadar glukosa darah 1 jam setelah diberikan larutan glukosa T 3 : Kadar glukosa darah 2 jam setelah diberikan larutan glukosa Kadar Glukosa Darah (mg/dl) 400 350 300 250 200 150 100 50 0 T0 T1 T2 T3 Kontrol - Kontrol + Dosis I Dosis II Dosis III Grafik 1. Rata-rata Kadar Glukosa Darah Mencit Tabel 6. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Dari T 1 ke T 2 (T 1 -T 2 ) 45

JKM. Vol. 4, No1, Juli 2004 Penurunan Kadar Glukosa Darah(%) Kontrol - Kontrol + Dosis I Dosis II Dosis III Mencit 1 7,08 66,89 54,31 29,49 23,73 Mencit 2 3,36 75,37 56,73 55,19 37,21 Mencit 3 20,08 68,83 58,01 70,36 24,43 Rata-rata 10,17 70,36 56,35 51,68 28,46 250 Kadar Gula Darah T1-T2 200 150 100 50 0 Kontrol - Kontrol + Dosis I Dosis II Dosis III Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Rata-rata Diagram 4.1. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Dari T 1 ke T 2 (T 1 -T 2 ) Tabel 4.7. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Dari T 1 ke T 3 (T 1 -T 3 ) Penurunan Kadar Glukosa Darah(%) Kontrol - Kontrol + Dosis I Dosis II Dosis III Mencit 1 68,33 80,89 79,03 67,74 80,61 Mencit 2 36,91 84,33 80,04 80,91 64,83 Mencit 3 70,90 74,88 79,77 71,15 78,37 Rata-rata 58,71 80,03 79,61 73,27 74,60 46

Pengaruh Biji Jengkol (Pithecellobium jiringa) terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Balb/c Endang Evacuasiany, Hendra William G, Slamet Santosa 250 Kadar Gula Darah T1-T2 200 150 100 50 0 Kontrol - Kontrol + Dosis I Dosis II Dosis III Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Rata-rata Diagram 4.2. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Dari T 1 ke T 3 (T 1 -T 3 ) Pembahasan Kadar glukosa darah pada hampir semua mencit kembali normal pada 2 jam setelah pemberian glukosa secara oral. Hal ini menunjukkan bahwa mencit yang digunakan dalam percobaan memiliki fungsi pankreas yang normal. Pada percobaan didapatkan persentase rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencit setelah 1 jam pemberian glukosa masing-masing kelompok perlakuan adalah : Kontrol negatif: 10,17%; Kontrol pembanding: 70,36%; Infusa biji jengkol 10: 56,35%; Infusa biji jengkol 25%: 51,68%; Infusa biji jengkol 50%: 28,46% Persentase rata-rata penurunan kadar glukosa darah mencit setelah 2 jam pemberian glukosa masing-masing kelompok perlakuan adalah Kontrol aquades: 58,71%; Kontrol pembanding: 80,03%; Infusa biji jengkol 10% b/v: 79,61%; Infusa biji jengkol 25% b/v: 73,27%; Infusa biji jengkol 50% b/v: 74,60%. Persentase rata-rata penurunan kadar glukosa darah glibenklamid dan Infusa biji jengkol 10% lebih baik dari pada kelompok lain. Dari hasil penelitian diperoleh persentase penurunan kadar glukosa darah mencit sesudah satu jam pemberian glukosa pada kelompok infusa biji jengkol 10% b/v dan kelompok infusa biji jengkol 25% b/v yang bermakna secara sta-tistik (p<0,05). Kelompok infusa biji jengkol 50% b/v didapatkan persentase penurunan kadar glukosa darah yang tidak ber-makna secara statistik. (p<0,05) 47

JKM. Vol. 4, No1,Juli 2004 Kesimpulan Infusa biji jengkol menurunkan kadar glukosa darah mencit yang telah dibuat hiperglikemia. Penurunan kadar glukosa darah mencit bergantung pada dosis yang diberikan. Daftar Pustaka Anonim, 2000. Berobat Diabetes Seumur Hidup. http://www.media Indonesia.com Anonymous, 2000. Plantisol. http://www. hpashopcare.tripod.com Anonim, 2000. Satu Dari 100 Penduduk Indonesia Menderita Diabetes. http://www.kompas.com Anonim, 2002. Kontrol Diabetes dengan ABBA. http://www.kompas.com Anonim, 2003. Mengelola Diabetes Melitus. http://www.detikhealth.com. Granner D.K., 1999. Hormon Pankreas dan Traktus Gastrointestinal: Biokimia Harper. Edisi 24. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. Heyne K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya. Kelly, Edmund G., 2002. Health supplements containing phytooestrogens, analogues or metabolites thereof. http://www. pharmcast. com Lam M., 2002. Beta Sitosterol. http://www. drlam.com Midian Sirait dkk., 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitofarmaka dan Pengujian Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto Medika. Prapti Utami dan Tim Lentera., 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Mellitus. Jakarta: Agro Media Pustaka. Setiawan Dalimartha, 1996. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya. Suriawiria, 2002. 10 Tanaman Berkhasiat Sebagai Obat. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. 48

49