BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengecek alat EKG. Penulis membandingakan dengan alat simulator pada

dokumen-dokumen yang mirip
masyarakat umum, memegang kunci keberhasilan di dalam menekan angka Di rumah sakit dalam praktiknya tidak terlepas dari alat untuk mengecek

Pengembangan Perangkat EKG 12 Lead dan Aplikasi Client-Server untuk Distribusi Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat

ECG ElectroCardioGraphy. Peralatan Diagnostik Dasar, MRM 12

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari

Ditulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ARITMIA MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK. Andri Iswanto

PENGENALAN CITRA REKAMAN ECG ATRIAL FIBRILATION DAN NORMAL MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI WAVELET DAN K-MEAN CLUSTERING

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

I. PENDAHULUAN. sudah bisa kita rasakan sekarang ini. Peralatan medis. membantu di dalam diagnosis, monitoring atau terapi medis.

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

I. PENDAHULUAN. pembuluh darah secara teratur dan berulang. Letak jantung berada di sebelah kiri

PENGGUNAAN LOGIKA FUZZY PADA KLASIFIKASI POLA ABNORMALITAS JANTUNG

I. PENDAHULUAN. Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital, karena jantung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini akan dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN ELEKTROKARDIOGRAF

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ARITMIA MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG

Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 IMPLEMENTASI & EVALUASI

Normal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

EVALUASI KERJA ELECTROCARDIOGRAPH (ECG) RSUD ZAINOEL ABIDIN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTIK

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan sebuah organ tubuh yang terdiri dari sekumpulan otot.

SISTEM AKUISISI ECG MENGGUNAKAN USB UNTUK DETEKSI ARITMIA

PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP

Penggunaan Program Matlab Pada Analisa Interval PR Dan Interval RR Sinyal Jantung

APLIKASI PENGUKUR DETAK JANTUNG MENGGUNAKAN SENSOR PULSA. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret - Mei 2015 dan tempat

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

Pcndahuluan. Bab I Latar Belakang Masalah

COUNTER ASYNCHRONOUS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENULISAN

SIMULATOR ECG BERBASIS PC SEBAGAI ALAT BANTU AJAR PENGOLAHAN SINYAL BIOMEDIS

Jobsheet Praktikum REGISTER

Pendeteksian Sinyal EKG dengan Menggunakan Dekomposisi Paket Wavelet dan Support Vector Machine sebagai Klasifier

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Electrocardiograph ECG 300G Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

Jurusan Teknik Elektro, 3 Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jantung Elektrofisiologi jantung Aktivitas listrik jantung merupakan perubahan permeabilitas membran sel,

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL

Sistem Instrumentasi Akuisisi Data EKG 12 Lead Berbasis Komputer

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

MONITORING ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN TOPOLOGI MESH ELECTROCARDIOGRAPH MONITORING USING MESH TOPOLOGY

COUNTER ASYNCHRONOUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. 1. Dosen Pembimbing 2. Pembimbing Lapangan 3. Bagian Lab TelkoMedika 4. TelkoMedika

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Penguat Biopotensial Elektrokardiografi (EKG) Berbasis IC AD620

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Electrocardiograph ECG 300G Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

DAFTAR ISTILAH. EKG Elektrokardiogram, lebih sering digunakan untuk menunjukkan perangkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

LAMPIRAN. Tabel.1. Tabel Daftar Komponen. Nama komponen Jenis komponen Jumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Crane Hoist (Tampak Atas)

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

RANCANG BANGUN RANGKAIAN SIMULATOR DETAK JANTUNG PADA ELECCTROCARDIOGRAPH

RANCANG BANGUN PORTABEL TENSIMETER DAN ELEKTROKARDIOGRAF BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO

BAB III PERANCANGAN ALAT

2.1 ELEKTROKARDIOGRAF (EKG)

FLIP-FLOP (BISTABIL)

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

KONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)

DESIGN AND REALIZATION OF SINGLE-CHANNEL PC BASED ELECTROCARDIOGRAPH USING SERIAL PORT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

Desain dan Implementasi Elektrokardiogram (EKG) Portable Menggunakan Arduino

dampak autotransfusi preoperatif, intraoperatif sederhana, dan intraoperatif pencucian terhadap aktivitas listrik jantung.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK DIGITAL BERBASIS ARDUINO MENGGUNAKAN SENSOR ROTARY ENCODER KARYA ILMIAH

Klasifikasi dan Pengenalan Pola pada Sinyal EKG Berdasarkan Sifat Keacakan (Entropy) dengan 6 Channel

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian penulis saat dilaboratorium pada 21 desember 2016 bertempat di RS PKU Muhammadiyah bahwasannya, alat simulator pasien pada umumnya yang sudah standart nasional sudah sering dipakai dirumah sakit untuk mengecek alat EKG. Penulis membandingakan dengan alat simulator pada umunya dengan alat pembangkit sinyal EKG yang sudah dibuat. Berdasarkan penelitian hasilnya tidak jauh beda yaitu sama-sama menampilkan gelombang sinyal PQRST, akan tetapi dalam hal pengoperasiannya agak sulit karena terlalu banyak tombol-tombol, menu, dan kabel elektroda yang harus dipahami pada saat pengecekan dan pengoperasian alat simulator pasien. Dari hasil praktek di Rumah Sakit Islam (RSI) klaten pada 24 maret 2015 bahwasannya, alat simulator pasien menggunakan 12 led keluaran. Pada saat pengoperasiaanya sangat rumit, sehingga harus teliti dalam mengunakan alat tersebut. Simulator pasien yang ada di Rumah Sakit Islam (RSI) klaten menggunakan alat yang sudah standart dan terkalibrasi sehingga laik pakai.. Pada alat pembangkit sinyal EKG perbandingannya adalah belum standart dan terkalibrasi, sehingga belum bisa dikatakan laik pakai. maka alat pembangkit sinyal EKG ini butuh dikembangkan lagi dan percobaan berkali-kali untuk bisa digunakan dirumah sakit pada umumnya. 1

6 2.2 Landasan Teori 2.2.1 EKG (Elektrokardiogram) Elektrokardiogram (EKG) merupakan suatu sinyal yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas listrik jantung. EKG diambil dengan memasang elektroda pada titik tertentu tubuh pasien. Sinyal EKG mempunyai bentuk spesifik sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan kondisi kesehatan jantung oleh ahli jantung. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf, (Abedin Conner, Belajar EKG Tanpa Guru, 1991). Dari hasil data EKG hanya bisa dilihat pada komputer yang terhubung dengan perangkat EKG tersebut, data sinyal EKG belum dapat diakses secara luas sehingga antara perangkat EKG dan perangkat monitoring harus berada dalam satu ruangan, (Dr. Sjukri Karim - Dr. Peter Kabo, EKG dan Penanggulangan Beberapa Penyakit Jantung Untuk Dokter Umum, 2001). Setiap sadapan sinyal EKG merupakan hasil sadapan listrik dari 2 buah elektroda atau lebih yang dipasang pada permukaan tubuh. Setiap sinyal EKG memiliki orientasi vektor jantung yang berbeda-beda. (sugondo dkk, 2014). Dengan EKG 12 lead ini, seluruh kondisi kelistrikan pada otot jantung dapat terlihat, sehingga akan mempermudah dalam melakukan diagnosis kelainan jantung. Dalam ilmu sadapan EKG secara umum dibagi menjadi 3 kategori, diantaranaya:

7 a. Sadapan Frontal Pada sadapan frontal, digunakan metoda segitiga Einthoven yang menghasilkan 3 sinyal EKG yang kemudian disebut Lead I, Lead II, dan Lead III. 1. Sadapan Lead I, elektroda positif dihubungkan dengan tangan kiri dan elektroda negatif dihubungkan dengan tangan kanan. 2. Sadapan Lead II, elektroda positif dihubungkan dengan kaki kiri dan elektroda negatif dihubungkan dengan tangan kanan. 3. Sadapan Lead III, eletroda positif dihubungkan dengan kaki kiri dan elektroda negatif dihubungkan dengan tangan kiri. Sebagai grounding ditambahkan satu buah elektroda yang dipasang pada kaki kanan. Lebih jelas mengenai sadapan frontal ini dapat dilihat pada Gambar berikut ini. Gambar 2. 1 Metode Segitiga Einthoven (Aston, 1991)

8 Persamaan matematis untuk sadapan frontal adalah sebagai berikut. Lead I = LA RA (1) Lead II = LL RA (2) Lead III = LL LA (3) Keterangan : LA = Left Arm RA = Right Arm LL = Left Leg b. Sadapan Ekstrimitas Unipolar (Augmented Limb Lead) Sadapan ini membandingkan tegangan pada satu titik tubuh terhadap tegangan rata-rata 2 (dua) titik tubuh lainnya. Kemudian kita sebut sadapan avr, avl dan avf. Masing-masing sadapan tersebut dapat dilihat pada berikut ini. Gambar 2. 2 Augmented Limb Lead (Penney, 2003)

9 Resistor yang dipasang memiliki nilai yang sama, sehingga diperoleh tegangan rata-rata dari dua titik tubuh. Persamaan matematis untuk sadapan Augmented Limb Lead adalah sebagai berikut. Lead avr = RA ½ (LA + LL) (4) Lead avl = LA ½ (RA + LL) (5) Lead avf = LL ½ (RA + LA) (6) c. Sadapan Prekordial (Precordial Lead) Untuk mendapatkan 6 sadapan tambahan diperoleh dengan menempelkan elektroda pada bagian dada tertentu yang dibandingan dengan tegangan referensi Wilson Central Terminal (WCT). Sadapan prekordial menghasilkan Lead V1, V2, V3, V4, V5 dan V6. Gambar 3 memperlihatkan peletakan elektroda untuk sadapan prekordial dan Gambar 4 merupakan rancangan dari WCT. Gambar 2. 3 Peletakan Elektroda Sadapan Prekordial

10 Electrode penempatan dan nama elektroda12 lead pada sadapan EKG 12- lead ada beberapa bagian, diantaranya: 1. RA di lengan kanan, Menghindari otot tebal. 2. LA di lokasi yang sama di mana RA ditempatkan, tapi di lengan kirirl di kaki kanan, otot betis lateral. 3. LL di lokasi yang sama dimana RL ditempatkan, tapi di kaki kiri 4. V1 di ruang intercostal IV(antara tulang rusuk 4 dan 5) hanya di sebelah kanan sternum (tulang dada) 5. V2 di ruang intercostal IV (antara tulang rusuk 4 dan 5) hanya disebelah kiri sternum. 6. V3 antara mengarah V2 dan V4. 7. V4 di ruang intercostal V (antara tulang rusuk 5 dan 6) pada pertengahan klavikularis. 8. V5 horisontal bahkan dengan V4, digaris anterior aksila kiri. 9. V6 horisontal bahkan dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris. 2.2.2 Alat Pembangkit Sinyal EKG Pada materi kali ini, penulis membuat alat pembangkit sinyal EKG, fungsinya tetap sama dengan simulator EKG pada umumnya, namun alat yang akan bahas lebih disederhanakan lagi. Alat pembangkit sinyal EKG disini mempunyai beberapa fungsi komponen yang saling terkoneksi. Alat pembangkit sinyal EKG merupakan alat tiruan yang bisa mengeluarkan sinyal listrik jantung manusia. Alat ini juga bisa disebut sebagai

11 simulator pasien EKG. Alat pembangkit sinyal EKG tersebut juga dapat berguna sebagai alat pembantu dalam pengecekan EKG, memastikan apakah alat EKG error atau tidak. Proses kerja alat pembangkit sinyal EKG lebih didominasi oleh kedua IC, yang pertama IC tipe BEF 14521BP, yang kedua IC tipe HCF 4017 B. Ketika alat pembangkit sinyal EKG tersebut dalam keadaan ON, maka otomatis akan dimulai dari IC1 tipe HEF 14521 berfungsi sebagai osilator atau pembangkit sinyal, guna mentriger IC2. IC yang kedua ini berfungsi sebagai register geser (memindah dari pin 1 ke pin yang lain). Lalu pada output dari HEF 14521 (pin10) dengan sinyal 16 Hz memicu IC2 HCF 4017 B. IC2 adalah counter dengan 10 output. Ketika output 0 dari IC2 maka aktif (pin3) R-C kombinasi R8, C5 menciptakan gelombang-p dan Q. Kemudian Ketika counter melompat ke output 3 (pin7) gelombang-r diciptakan oleh R4, C4. lalu bagian negatif berkurang oleh dua dioda dan mensimulasikan gelombang-s. Maka terjadilah gelombang S. Ketika output 5 aktif (pin1) maka gelombang-t mengikuti. Terjadinya gelombang T disini diciptakan oleh R7 dan C5. Kemudian output yang tidak terhubung dengan sinyal maka diperlukan menciptakan jeda. Semua sinyal diletakkan bersama-sama melalui R3 dan R6 dengan tingkat amplitudo (jarak-naiknya suatu getaran/osilasi) masing-masing. Ketika salah satu urutan selesai, maka register geser berhenti. Lalu output 9 (pin11) terhubung dengan EN-masukan (pin13) hanya ketika ulang pulsa mencapai counter (pin15), maka counter dimulai lagi. Perulangan tersebut dibuat oleh IC1. Selain memicu sinyal 16 Hz, IC juga menyediakan sinyal 1 Hz dan 0,5

12 Hz pada pin14 dan pin13 yang berkorelasi pada tingkat detak jantung 60 dan 120 (saklar 2). Berdasarkan hasil penelitian pada waktu dilapangan bahwasannya sudah ada alat simulator pasien EKG yang menggunakan sistem output memakai 12 lead, kali ini penulis mencoba untuk memakai output 3 lead, namun hasil pengukurannya dapat menghasilkan sinyal listrik jantung antara nilai 60 dan 120 BPM. Menurut hasil penelitian di lapangan pada (12 februari 2015) bahwasannya, simulator pasien fungsinya sama dengan alat pembangkit sinyal EKG, yaitu alat yang dapat mengecek pasien moitor EKG sebelum digunakan, sehingga jika ada kerusakan ataupun terjadi error maka dengan mudah terdeteksi dengan menggunakan alat pembangkit sinyalekg. Hasil teori dari, Frank Weithöner mengatakan bahwa, Salah satu alat uji yang paling penting dalam lokakarya biomedis adalah ECG Tester atau Simulator Pasien. Simulator Pasien terhubung ke monitor EKG dan memberikan sinyal EKG yang khas. Hanya dengan tester seperti monitor EKG dapat diperbaiki, fungsi dan pengaturan alarm diperiksa dan koneksi longgar kabel pasien berada, serta menemukan cara yang sederhana yaitu menggunakan kabel elektroda 3 LED. Sehingga rangkaian tersebut dapat menghasilkan kristal kuarsa sinyal EKG stabil untuk 60 dan 120 BPM. Alat pembangkit sinyal dapat bekerja dengan maksimal dengan hasil tampilan gelombang PQRST yaitu menggunakan dua buah IC, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

13 a. IC HEF14521BP IC HEF 14521 BP merupakan sebuah peputaran dari 24 peralihan filp-flop yang mendominasi masuknya (MR) / pin 2, yang dapat memungkinkan tiga mode dari pengoperasian. IC tersebut merupakan pembalik tunggal (I2/O2) yang akan berfungsi sebagai kristal osilator atau sebagai kombinasi dengan sebuah RCosilator, atau sebagai masukan penyangga untuk sebuah osilator. Perjalanan dari titik rendah menuju ke titik tinggi sebuah kristal osilator akan diaktifkan oleh koneksi luar dengan bantuan resistor terhubung ke pin 3 (Vss ) dan 5 (VDD ). Setiap flip-flop berfungsi sebagai pembagi frekuensi dari sebelumnya yaitu 2 flip-flop. Oleh karena itu IC HEF 14521 BP akan menghitung naik ke angka perhitungan menuju dari tinggi ke rendah sesuai jeda waktu. Keluaran atau output yang terakhir tersedia 7 tahapan untuk tambahan kesesuaian. Gambar 2. 4 IC HEF 14521BP

14 b. IC HCF 4017 B IC 4017 merupakan IC pembagi atau pencacah dengan 1 jalan keluar terbaca sandinya (Decoced). Prinsip kerja dari IC 4017 adalah pencacah dimulaikan dengan transisi rendah ke tinggi pada jalan masuk lonceng (CK) sementara jalan masuk CKE sedang rendah, ataupun dimulai dengan transisitinggi ke rendah pada jalan masuk CKE sementara jalan masuk lonceng CK adalah tinggi. Gambar 2. 5 IC HCF 14017 B

15