PENINGKATAN KOMPETENSI GURU KIMIA MELALUI PELATIHAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI BANYUWANGI

dokumen-dokumen yang mirip
PELATIHAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BAGI GURU SMA MAPEL KIMIA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

HARLINA .

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komponen sistem pendidikan terdiri dari person (guru dan siswa), media

MODEL ROPES DALAM PROSES PEMBELAJARAN

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

Unnes Physics Education Journal

PENGEMBANGAN TEACHING MATERIAL MATERI IKATAN KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 1. Eugenius Ewito, Rr. Lis Permana Sari, M.Si

PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PRODUKTIF DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MELALUI IN HOUSE TRAINING

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

SEBAGAI LEARNING COMMUNITY

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

PELATIHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI KOTA KUPANG

IbM BAGI GURU MGMP MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN KUDUS

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

PEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

PEMAHAMAN GURU PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TENTANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMKN 1 SUMATERA BARAT

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru sebagai salah satu dari komponen pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemanfaatan fasilitas laboratorium sekolah merupakan hal yang menarik

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenny Fitria, 2014

PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PAKIS V SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wita Aprialita, 2013

UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA TOPIK GERAK LURUS BERATURAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMPN 3 TANJUNGSARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI ON THE JOB TRAINING DI SMP NEGERI 2 RANAH BATAHAN

POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG

MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU MELALUI LESSON STUDY

PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

Selamat Datang di Pelatihan Lesson Study (LS)

Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Halaman 269

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurvita Dewi Susilawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

IbM BAGI GURU MATEMATIKA SMPDI KABUPATEN KENDAL.

2015 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PRAKTIKUM INKUIRI TERBIMBING PADA PENENTUAN NILAI KALORI MAKANAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU IPA MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN BUNGAH GRESIK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SMA LB PADA MATERI POKOK SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

KEGIATAN LESSON STUDY BIOLOGI DI SMPN 1 JATINANGOR Oleh : Siti Sriyati 1) dan Tuti Hasanah 2)

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

, Vol. 1, No. 1, Juni 2015, hal ISSN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI SMP KELAS VIII

FORMULATING PROBLEM AND MAKING HYPOTHESIS SKILLS THROUGH DEVELOPMENT WORKSHEET BASED INQUIRY ON ELECTROLYTE AND NONELECTROLYTE SUBJECT MATTER

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN OSCAR

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study

KEMAMPUAN REFLEKTIF MAHASISWA PADA PERKULIAHAN BIMBINGAN PERAWATAN ANAK MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 43 B. TUJUAN 43 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 44 D. UNSUR YANG TERLIBAT 44 E. REFERENSI 44 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 44

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI BIMBINGAN TEKNIK KERJA KELOMPOK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

Transkripsi:

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU KIMIA MELALUI PELATIHAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI BANYUWANGI Oleh: Utiya Azizah 1, Suyono 2, Bertha Yonata 3 1,2,3 Jurusan Kimia FMIPA Unesa 1 utiyaazizah@unesa.ac.id Abstrak Telah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Kabupaten Banyuwangi. Tujuan kegiatan adalah mendeskripsikan pemahaman guru Kimia terhadap materi model-model pembelajaran inovatif, kemampuan guru Kimia dalam menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis model-model, dan respon guru selama mengikuti kegiatan pelatihan model-model pembelajaran inovatif. Langkah-langkah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan adalah kegiatan penyegaran materi model-model dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan Evaluasi dilakukan dengan tes pemahaman terhadap materi model-model dengan khalayak sasaran dan angket kepada peserta untuk mendapatkan data respon terhadap pelaksanaan pelatihan. Berdasarkan data hasil pelatihan, dapat disimpulkan bahwa: (1) pemahaman materi model-model guru MGMP kimia di Kabupaten Banyuwangi setelah kegiatan pembelajaran dalam rangka penyegaran materi model-model termasuk kategori baik dan sangat baik, (2) kemampuan guru MGMP kimia di Kabupaten Banyuwangi dalam menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis model-model adalah baik dan sangat baik, dan (3) secara umum respon guru MGMP kimia di Kabupaten Banyuwangi terhadap kegiatan pelatihan ini adalah baik dan sangat baik. Kata Kunci: pelatihan, model, peningkatan kompetensi Abstract A community service (PKM) has been in Banyuwangi. Its objective is to describe the understanding of chemistry teacher against the material of innovative learning models, ability of chemistry teacher in preparing learning activities based innovative learning models, and the response of the teachers during the training activities of innovative learning models. Steps the activities of community service are activities undertaken refresher innovative learning models material and making of lesson plan (RPP) that implement innovative learning models. Evaluation is done by testing the understanding of the material innovative learning models with target audiences and questionnaires to participants to get the data in response to the implementation of the training. Based on data from the results of the training, it can be concluded that: (1) retention of material models of innovative learning chemistry teacher MGMP in Banyuwangi after learning activities in order to refresh the material of innovative learning models categorized as good and very good, (2) the ability of chemistry teachers MGMP in Banyuwangi in formulating activities based learning models of innovative learning is good, and (3) the general response chemistry teacher MGMPs in Banyuwangi on the activities of the training is good and very good. Keywords: training, innovative learning models, increased competence PENDAHULUAN Guru sebagai tenaga professional memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, mulai dari pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah (Undang-undang Nomor 20 tahun 2003). Untuk menunjang profesinya, sebagaimana yang diamanatkan dalam Permeneg PAN dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, seorang guru juga dituntut memiliki kewajiban, dan bertanggungjawab untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Menurut Daniel (2007) terdapat 5 (lima) kompetensi professional, yaitu: 1) menguasai 91

Utiya, A., dkk., Peningkatan Kompetensi Guru... materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, 2) menguasai kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, 3) mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif dalam proses pembelajaran, 4) mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, dan 5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Dengan mencermati pendapat di atas, pengembangan materi pelajaran yang diampu secara kreatif dalam proses pembelajaran merupakan salah satu kompetensi profesional guru. Hal tersebut diperkuat dengan amanah kurikulum 2013 (Permendikbud nomor 103, 2014) bahwa pembelajaran yang dilaksanakan, harus berbasis aktivitas dengan karakteristik: 1) interaktif dan inspiratif, 2) menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, 3) kontekstual dan kolaboratif, 4) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik, dan 5) sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran di kelas pada prinsipnya menggunakan pendekatan, strategi, model, dan metode yang mengacu pada karakteristik yang telah diuraikan di atas. Sesuai dengan Permendikbud tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, kegiatan pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh melalui pendekatan saintifik dan diperkuat dengan penerapan model berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem based learning) (Permendikbud nomor 59, 2014). Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi model pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya dalam suatu proses pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik yang dituntut mampu melakukan itu semua untuk peningkatan kompetensi profesionalnya. Fakta yang terjadi pada guru-guru kimia yang tergabung dalam MGMP Kimia Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa masih banyak guru yang belum melakukan peningkatan kompetensinya, khususnya dalam meningkatkan kompetensi profesional dalam bidang mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif melalui penerapan model. Para guru juga mengalami kesulitan memilih kegiatan yang dapat menunjang proses pembelajaran berbasis model tersebut karena sibuk dengan aktivitas rutin dalam mengajar serta kegiatan administratif lain. METODE PELAKSANAAN Khalayak sasaran dalam kegiatan PKM ini adalah para guru kimia MGMP di kabupaten Banyuwangi. Dari berbagai metode kegiatan yang dapat dipilih dalam kegiatan PKM, dengan memperhatikan berbagai pertimbangan, maka tim PKM memilih metode kegiatan sebagai berikut. 1. Pembelajaran antara tim PKM dan guruguru dalam MGMP Kimia di Kabupaten Banyuwangi dalam rangka penyegaran materi model-model pembelajaran inovatif. 2. Pembelajaran antara tim PKM dan guruguru dalam MGMP Kimia di Kabupaten Banyuwangi dalam rangka penyegaran materi Memperbaiki Miskonsepsi dengan Strategi Conceptual Change. 3. Tim PKM membimbing guru-guru dalam MGMP Kimia di Kabupaten Banyuwangi melaksanakan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menerapkan model-model, dalam rangka mendapatkan data: a. Kemampuan guru MGMP Kimia di Kabupaten Banyuwangi dalam menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis model-model. b. Pemahaman guru MGMP Kimia di Kabupaten Banyuwangi terhadap materi model-model pembelajaran inovatif. 4. Tim PKM memberikan angket kepada peserta untuk mendapatkan data respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemahaman guru MGMP Kimia di Kabupaten Banyuwangi setelah pembelajaran dalam rangka penyegaran tentang materi model-model pembelajaran inovatif dan strategi conceptual change untuk memperbaiki miskonsepsi diperoleh melalui data tes Pemahaman Model-model Pembelajaran Inovatif disajikan pada Tabel 1 dan di dukung oleh data deskripsi tentang aktivitas Cek Konsepsi Diri tentang Asam dan Basa dengan Metode CRI. 92

Tabel 1 Pemahaman Peserta terhadap Materi Model-Model Pembelajaran Inovatif No Uraian Jawaban Kategori 1 Pemahaman tentang model-model Paham/Jelas dan strategi conceptual change untuk memperbaiki miskonsepsi 81,25% 2 Pemahaman tentang pentingnya penerapan model-model Paham/Jelas Sangat 87,50% 3. Pemahaman tentang karakteristik model-model Paham/Jelas 4. Pemahaman tentang pelaksanaan model-model yang dapat memperkuat pendekatan saintifik 5 M 5. Pemahaman tentang pentingnya peranan strategi conceptual change dalam penerapan model-model 75,00% Paham/Jelas 75,00% Paham/Jelas 87,50% Sangat Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa materi model-model dan strategi conceptual change serta karakteristik model-model telah dipahami oleh peserta pelatihan dengan jelas. Demikian pula, pelaksanaan model-model yang dapat memperkuat pendekatan saintifik 5 M juga telah dipahami oleh peserta pelatihan dengan jelas. Selain itu, peserta sangat memahami relevansi materi pelatihan dengan tugas mengajarnya yang mewujudkan pentingnya penerapan modelmodel dan peserta sangat yakin bahwa strategi conceptual change berperan penting dalam penerapan Keyakinan para peserta pelatihan tentang peranan strategi conceptual change dalam penerapan model-model juga di dukung oleh hasil aktivitas peserta tentang Cek Konsepsi Diri tentang Asam dan Basa dengan Metode CRI yang memberikan hasil bahwa: 1. Dari 18 (delapan belas) pernyataan konseptual tentang asam dan basa, masih terdapat beberapa pernyataan konseptual yang dijawab salah dengan tingkat keyakinan tinggi (miskonsepsi) oleh para peserta pelatihan. 2. Terdapat 4 (empat) pernyataan konseptual tentang asam dan basa yang direspon secara miskonsepsi oleh sebagian besar peserta pelatihan, yaitu larutan-larutan dengan ph berbeda memiliki warna yang berbeda, ph adalah sebuah ukuran dari keasaman, di dalam semua reaksi netralisasi asam dan basa saling bereaksi hingga habis, dan jika jumlah atom hidrogen di dalam formula sebuah asam bertambah maka keasamannya menjadi lebih kuat. Hasil kemampuan guru MGMP Kimia di Kabupaten Banyuwangi dalam menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis model diperoleh melalui data hasil penyusunan RPP secara berkelompok. Peserta pelatihan terbagi menjadi tiga kelompok yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Kemampuan Menyusun Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran Berbasis Model Pembelajaran Inovatif No Komponen RPP Nilai dan Kategori Kelompok 1 2 3 1 Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran 87,5 93,7 87,5 2 Pemilihan materi pembelajaran 100 87,5 100 3. Pengorganisasian materi pembelajaran 75,0 87,5 75,0 4. Pemilihan sumber belajar/medis pembelajaran 87,5 93,8 87,5 5. Skenario pembelajaran 93,8 93,8 93,8 6. Penilaian 68,8 75,0 81,3 7. Penggunaan bahasa tulis 75,0 75,0 75,0 93

Utiya, A., dkk., Peningkatan Kompetensi Guru... Tabel 2 menunjukkan bahwa kemampuan peserta pelatihan dalam menyusun kegiatankegiatan pembelajaran berbasis model telah memperoleh kategori baik (nilai 69 84) pada kelompok 1, serta sangat baik (nilai 85 100) pada kelompok 2 dan 3. Topik pada kelompok 1 adalah struktur atom, guru merancang kegiatan-kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Semua komponen telah mendapatkan nilai baik, kecuali komponen penilaian mendapatkan nilai paling rendah (skor 2) pada aspek kelengkapan instrumen. Kelompok 2 mendapatkan penilaian tertinggi diantara dua kelompok yang lain. Topik kelompok 2 adalah sifat koligatif larutan. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam topik sifat koligatif larutan dirancang guru menggunakan model inkuiri dengan strategi conceptual teaching. Model inkuiri yang diterapkan oleh kelompok 2 tersebut menggunakan metode praktikum sesuai dengan kompetensi dasar materi yang akan dicapai. Topik pada kelompok 3 adalah kimia unsur, guru menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dalam merancang kegiatan-kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan uraian di atas, didapatkan beberapa temuan sebagai berikut. 1. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam RPP berbasis model-model pembelajaran inovatif yang disusun guru adalah baik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa guru telah mampu menerapkan model-model dalam pengembangan RPP. 2. Perangkat pendukung RPP seperti Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan lembar asesmen yang disusun guru adalah baik. Hal ini berarti guru telah mampu mengembangkan perangkat pendukung RPP dengan menerapkan model-model pembelajaran inovatif Angket tentang respon peserta ini diisi peserta setelah kegiatan pelaksanaan pelatihan Rekapitulasi respon peserta terhadap pelaksanaan pelatihan model-model disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Respon Positif Peserta terhadap Pelatihan Model-Model Pembelajaran Inovatif No Uraian Respon Kategori 1 Materi pelatihan Menarik Sangat 100% 2 Kompetensi narasumber terhadap materi yang menjadi Memadai Sangat tanggung jawabnya 100% 3 Penyampaian materi pelatihan oleh narasumber efektif dan Ya Sangat menarik 94,74% 4 Model-model berbasis Ya penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning), dan pembelajaran berbasis pemecahan masalah (problem based learning) dapat diterapkan sesuai karakteristik mapel kimia 73,68% 5 Terdapat relevansi materi pelatihan dengan tugas mengajar Ya Sangat guru serta bersesuaian dengan kurikulum sekolah 6 Keefektifan penerapan model-model berbasis discovery/inquiry learning, project based learning, dan problem based learning terhadap keterampilan berpikir peserta didik 7 Model-model berbasis discovery/inquiry learning, project based learning, dan problem based learning membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep kimia dan melatihkan pemecahan masalah dalam pembelajaran di kelas. 8 Model-model berbasis discovery/inquiry learning, project based learning, dan problem based learning berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik 9 Strategi conceptual change dapat diterapkan pada semua model-model Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa hampir semua item respon 94 89,47% Efektif 89,47% Membantu 78,95% Berpengaruh 84,21% Sangat Ya Cukup 63,16% memperoleh respon baik dan sangat baik. Mayorita peserta merespon bahwa

penyampaian materi oleh tim PKM menarik dan efektif serta model-model pembelajaran inovatif bermanfaat pada tugas mengajar guru dan sesuai dengan kurikulum sekolah. Untuk item Strategi conceptual change dapat diterapkan pada semua model-model masih mendapatkan kategori cukup baik. Hal tersebut dikarenakan bahwa guru-guru belum terbiasa menerapkan strategi conceptual change dalam pembelajaran. Namun, para guru yakin bahwa peranan strategi conceptual change dalam penerapan model-model sangat penting dalam memperbaiki miskonsepsi siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan tujuan dan hasil pelatihan yang telah diuraikan dapat disimpulkan seperti berikut ini. 1. Pemahaman materi model-model guru MGMP kimia di Kabupaten Banyuwangi setelah kegiatan pembelajaran dalam rangka penyegaran materi model-model termasuk kategori baik dan sangat baik. 2. Kemampuan guru MGMP kimia di Kabupaten Banyuwangi dalam menyusun kegiatan-kegiatan pembelajaran berbasis model-model adalah baik. 3. Secara umum respon guru MGMP kimia di Kabupaten Banyuwangi terhadap kegiatan pelatihan ini adalah baik dan sangat baik. Kegiatan ini hendaknya dapat ditindak lanjuti, sebagai berikut. 1. Perlu melanjutkan rencana kegiatan PKM tahap berikutnya yaitu mengimplementasikan hasil penyusunan RPP yang menerapkan model-model. 2. Menyediakan contoh-contoh instrumen pengamatan dalam rangka implementasi hasil penyusunan RPP yang menerapkan DAFTAR PUSTAKA Daniel, S. 2007. Profesionalisme Melalui Sertifikasi sebagai Upaya Peningkatan Mutu, Kompetensi, Jumlah dan Kesejahteraan Guru/Dosen. Makalah disampaikan pada Dialog Interaktif 2007 Dirjen Dikdasmen Guru/Dosen se JawaTimur. LPPM Kampus C Unair. Permennegpan dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 103 Tahun 2013 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 95